KEBAKARAN HUTAN
I. PENDAHULUAN
belahan bumi ini. Oleh karena itu, kebakaran hutan sangat di soroti oleh dunia,
kebakaran hutan dan lahan dengan negara yang berbatasan langsung satu daratan
maupun yang tidak. Kebakaran hutan dan lahan menjadi permasalahan yang perlu
atau masih kesulitan dalam hal memadamkan kebaran hutan dan lahan. Dalam
usaha pemadaman kebakaran hutan dan lahan, masih diperlukan wektu berhari-hari
bahan berminggu-minggu. Hal ini tergantung luas wilayah dan topografi wilayah,
padahal negara tersebut telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih,
seperti pesawat pembom air, Satelit dan didukung pula dengan mobilitas yang
handal baik darat maupun udara masih saja tetap kesulitan Bahkan tidak sedikit
Ada Sebagian oknum tertentu kebakaran hutan dan lahan dilakukan dengan
sengaja. Hal ini dilakukan untuk membantu aktifitas illegal, contohnya untuk
hutan dan lahan tersebut, bisa mengurangi hambatan dalam beraktifitas. Bentuk
pembakaran liar dapat dengan mudah mencari atau mengetahui binatang yang
menjadi sasaran.
1
Beberapa cara telah diupayakan agar kebaran hutan dan lahan bisa diketahui
lebih dini. Hal ini dilakukan agar dalam proses pemadaman tidak memerlukan energi
Deteksi dini adalah upaya untuk mendapatkan keterangan secara dini adanya
yang matang. Informasi yang diperoleh melalui satelit pendeteksi asap, diharapkan
pemadan dapat lebih memadai dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan
Bahan bakar yang ada di dalam hutan sangat beragam dan tersebar dari lantai
hutan sampai ke pucuk pohon dan lapisan tajuk hutan. Bahan bakar yang berada
dalam hutan dapat berupa serasah, rumput, ranting, cabang, dedaunan dan pohon
pohon (Suratmo, et all. 2003). Menurut Brown dan Davis (1973) ada tiga komponen
Ada beberapa unsur yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan:
2
2. Panas, cuaca panas sangat berpengaruh dalam terjadinya kebakaran.
api.
Menurut Brown dan Davis (1973) ada tiga komponen yangdiperlukan agar terjadi
proses pembakaran, yaitu sumber api, ketersediaan bahan bakar, dan ketersediaan
Dampak buruk dari kebakarn hutan dan lahan adalah merusak pepohonan dan
bisa menghilangkan tanaman secara keseluruhan vegetasi yang ada. Yang paling
Kebakaran hutan dan lahan dapat melemahkan daya tahan tegakan terhadap
serangan hama dan penyakit. Batang pohon yang ada luka bakar meskipun tidak
mati, seringkali terjadi pembusukan, sehingga tidak sehat dan mudah terserang
penyakit.
Kebakaran hutan dan lahan dapat juga mengurangi padatan tegak dan merusak
rimbunan kehijauan yang bermanfaat bagi hewan satwa liar dan habitatnya.
Kebakaran hutan dan lahan dapat merusak sifat fisi tanah akibat hilangnya humus
dan bahan organic tanah, pada saat tanah menjadi terbuka akan kena langsung
dengan panas matahari, akhirnya udara terasa panas yang lebih tinggi. Tanah
3
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi berulang kali disuatu tempat yang sama,
akan mematikan mikroorganisme atau jasad renik yang sangat berguna bagi
kesuburan tanah.
Akibat dari perubahan biofisik terhadap sumber daya alam dan lingkungan karena
kebakaran hutan dan lahan adalah penurunan daya dukung dan produktifitas hutan
dan lahan. Dari hal tersebut akan menurunkan pendapatan masyarakat dan negara
dari sector kehutanan perindustrian pertanian perdagangan, jasa, dan lainnya yang
Bencana alam berupa kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia, sudah dapat
ditimbulkan dari asap kebakaran hutan bukan hanya dirasakan oleh warga negara
Indonesia saja, tetapi juga dirasakan oleh warga negara tetangga, seperti Malaysia
dan Singapura. Sebagai contoh nyata, pada kisaran tahun 1997/1998, Indonesia
mengalami kebakaran hutan paling parah yang pernah terjadi. Potret negara yang
diselimuti oleh kabut, hutan Indonesia yang sedang terbakar, serta orang utan yang
kabar dan televisi internasional. Pada saat itu, negara-negara tetangga, seperti
Malaysia, Singapura dan Australia sampai harus membantu memadamkan api yang
menjalar di hutan Indonesia. Peristiwa kebakaran hutan ini ditetapkan sebagai salah
satu bencana lingkungan terburuk sepanjang masa, karena dampaknya bagi hutan
4
serta jumlah emisi karbon yang dihasilkan sangat besar dan sangat mempengaruhi
masalah kebakaran lahan dan hutan sangat erat kaitannya dengan faktor sosial
ekonomi dan perilaku yang disengaja, baik oleh masyarakat maupun perusahaan.
Walaupun faktor alam dapat menjadi pendorong terjadinya kebakaran hutan dan
lahan, namun sebagian besar pemicu kebakaran hutan dan lahan diyakini
bersumber dari aktivitas manusia. Dalam rangka efisiensi biaya, masyarakat dan
para pelaku bisnis sering melakukan aktivitas pembersihan lahan (land clearing)
dengan cara sangat tidak ramah lingkungan, yakni berupa aktivitas pembakaran
yang akhirnya berujung pada kebakaran lahan dan hutan di sekitar areal
perkebunan.
Kegiatan budidaya dan faktor lainnya yang dapat menjadi sumber api
a. Pertanian
Sebagian besar kebakaran hutan dan lahan diakibatkan oleh aktivitas kebakaran
gizi dan ditinggalkan. Kemudian, area hutan lain ditebang untuk tujuan yang sama.
Hal ini akan terus berlanjut dan akan meningkat seiring dengan pertambahan
penduduk.
5
biasanya terjadi pada musim kemarau dan tidak terkendali atau kurang terkontrol
Dalam kegiatan reboisasi, terutama sistem tebang habis dan kegiatan reboisasi
c. Pembalakan/logging
para penebang di musim kemarau. Misalnya, percikan api yang jatuh pada saluran
pembuangan / knalpot gergaji pada bahan kering menciptakan bara, yang pada
d. Api Batubara
Lapisan batu bara yang terbakar pada kebakaran tahun 1993 masih membara di
bawah tanah. Selama musim hujan, situasi ini jarang menjadi masalah, karena batu
bara tersembunyi di bawah permukaan bumi. Namun, pada musim kemarau, kadar
air tanah berkurang, dan tanah mengering dan pecah-pecah. Demikian pula,
lubang/sumur api. Akibat celah-celah dan longsoran ini, api batu bara menyentuh
bahan bakar dari tumbuh-tumbuhan kering (awalnya terbunuh oleh panasnya api
batu bara) dan kemudian menyebar ke segala arah di lantai. Saat ini, Kalimantan
Timur masih memiliki banyak kebakaran lapisan batubara yang masih membara dan
6
dapat menyebabkan kebakaran hutan. Situasi serupa dapat terjadi di tempat lain di
e. Kejadian Alam
Sumber bencana alam yang jarang terjadi namun masih memungkinkan, yaitu
kebakaran hutan dan lahan akibat petir. Sebab, dampaknya biasanya kecil dan
tidak signifikan saat musim hujan. Namun, jika kanopi (pinus) yang mudah terbakar
menyerang dalam keadaan basah, kebakaran kanopi skala besar akan terjadi di
hutan pinus.
Menurut Murniati dan Kadarusman, 2003. konsep dasar kegiatan peringatan dini dan
deteksi memberikan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu sebagai dasar
kegiatan tindak lanjut pengendalian dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan
skala besar.
A. HOTSPOT
Yang disebut sistem deteksi dini hotspot (early system warning) dijelaskan di
bawah ini. Hotspot adalah istilah untuk piksel dengan nilai suhu di atas ambang
batas tertentu dari interpretasi citra satelit NOAA-AVHRR (National Oceanic and
, NOAA 12 dan 16 adalah satelit NOAA yang umum digunakan dan masih
berfungsi normal.
komputer. Ada dua jenis algoritma yang digunakan untuk mengekstrak hotspot: (1)
7
(2) Pengambilan data dengan algoritma sederhana (dikembangkan oleh
BURS) Di sore hari. Ambang batas suhu yang diterapkan pada saluran infra merah
adalah 315 K (42°C) untuk sampling siang hari dan 310 K (37°C) untuk
sampling siang/malam. Saat ini, ada tiga stasiun penerima yang beroperasi di
Indonesia. Kalimantan. Titik api tidak selalu mendeteksi kebakaran karena ambang
Oleh karena itu, hotspot lebih tepat didefinisikan sebagai hotspot. Luas piksel
4 x 1,1 km (1,21 km²), sehingga suatu hotspot tidak dapat diartikan memiliki
bahwa hotspot tidak terdeteksi (notdetected) di suatu area tertentu pada waktu
Hal ini mungkin disebabkan oleh kabut tebal atau tutupan awan saat satelit
NOAA melintasi area tersebut. Secara umum, hotspot hasil interpretasi satelit
NOAA memiliki tiga penyebab yang tidak akurat. Artinya, (1) posisi (sudut) satelit
NOAA saat melewati stasiun penerima (2) pengaruh benda di permukaan bumi
terhadap sensor satelit NOAA B. permukaan air, pasir kasar, dan permukaan bumi
dengan logam yang cukup (3) NOAA Koreksi geometrik dari gambar itu sendiri.
8
Arus dari sistim informasi data hotspot digambarkan sebagai
berikut :
Kebakaran
3. Mendukung kegiatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan sejak dini dan
bencana.
mobilitas
(POSKODALKARHUT)
Di Posko ini setiap hari data hotspot diolah & diproses menggunakan
9
Facsimile, Radio Komunikasi , dsb. Untuk ditindak lanjuti & melaporkan output tindak
Output atau keluaran dari data hotspot yang diolah dan digenerate oleh Dalkarhut
CommandPost
2. Titik koordinat
RTRWP Peta
jumlah titik hotspot, koordinat lokasi dan letak berdasarkan tata ruang. Dari
kerawanan baik yang rendah, sedang maupun tinggi serta waktu-waktu tertentu
yang diduga sangat rentan terhadap bahaya kebakaran hutan. Dari hasil analisa
tersebut dapat disimpulkan bahwa peristiwa kebakaran hutan dan lahan bukan
kita semua. Oleh sebab itu mari kita hentikan saling tunjuk hidung lempar
tanggungjawab. Kita duduk dengan kepala dingin dan mencari solusi terbaik untuk
10
E. PENGECEKAN LAPANGAN
di atas, dilakukan survei lapangan, dan pada saat yang sama, area yang
2. GPS
3. Roll Meter
4. Kompas Shunto
5. Busur Derajat
6. Mistar
7. Pensil
8. Penghapus
9. Kamera Digital
Cara-cara deteksi yang mungkin dapat dilakukan secara manual antara lain:
a. Pelaporan Sukarela
11
Di kawasan hutan penduduk yang rawan kebakaran, warga diharapkan dapat
dimasukkan dalam perencanaan sistem deteksi. Tentu saja hal ini dimungkinkan
diinformasikan tentang bahaya kebakaran dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
b. Patroli Darat
Patroli darat terlihat seperti kegiatan sederhana, tetapi jika dilakukan dengan
benar, itu bisa menjadi jalan yang sangat bagus. Patroli lahan harus dilakukan
secara teratur di kawasan hutan yang bernilai sangat tinggi dan berisiko tinggi
adat istiadat masyarakat. Petugas ini mungkin juga aktif di bidang pencegahan,
terlambat. Di samping itu dalam jangka panjang patroli lebih mahal dari pada
12
dapat dideteksi dan dilaporkan oleh pejabat instansi pemerintah lainnya ketika
ruangan berguna untuk upaya konservasi hutan karena ini menunjukkan bahwa
Metode pendeteksian ini dimulai dengan memasang listrik pada saat musim
kebakaran. Anda dapat membangun menara pengintai api di lokasi ini jika
menara api berfungsi secara efektif, maka harus dilengkapi dengan peralatan
kecepatan angin, dan titik dasar. Ketinggian menara api harus ditentukan
seakurat mungkin. Pilih tempat yang tepat untuk Menara Api. Selain itu,
untuk kebakaran hutan. Dengan program pencegahan yang baik, Anda tidak harus
13
mengalami kebakaran terlebih dahulu, sehingga Anda dapat meminimalkan biaya
kebakaran melibatkan pengurangan risiko dan risiko kebakaran. Hal ini dapat
dicapai melalui pendidikan, praktik kehutanan yang tepat, perubahan bahan bakar,
nasehat dan edukasi agar masyarakat tertarik pada pelestarian hutan dan
kelestarian hutan. Hal-hal berikut ini dapat menjadi pertimbangan dalam upaya
a. Masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan kegiatan preventif, tidak
menyadarinya, atau diberikan informasi yang tidak benar. Mereka tidak peduli
dengan bahaya kebakaran di hutan. Jenis orang ini termasuk, misalnya, orang
yang membuat api unggun di dekat batang kayu atau batang kayu kering.
b. Kecerobohan sebagian orang yang tidak peduli dengan akibat dari perbuatannya.
Golongan ini meliputi perokok yang cenderung tidak sengaja membuang puntung
rokok dan korek api yang masih menyala, pekemah yang pertama kali membuat
api unggun tanpa memadamkannya, dan penebang kayu yang lalai terhadap
d. Kelompok orang yang pertama dan kedua (a & b) perlu dididik. Orang-orang yang
tidak mendapat informasi atau salah informasi dapat dididik mengenai bahaya
14
kebakaran; orang-orang yang tidak hati-hati dapat diberi penerangan melalui
publikasi audio visual ataupun kalau terpaksa dengan penegakan hukum. Kerja
pencegahan kebakaran;
h. Publikasi audio-visual;
Media massa (pers, TV dan radio) merupakan suatu media yang potensial untuk
lainlain perlu dipublikasikan melalui media massa setempat selama musim kering.
diberitakan secara memadai dan sejujurnya melalui media massa, sehingga dapat
mendidik dan memberikan informasi yang benar bagi masyarakat, guna mendorong
mereka untuk bekerja sama seperti yang dibutuhkan. Cara pendekatan dalam
misalnya dengan dialog temu muka dengan masyarakat, karya wisata, audio visual,
sekolah dan kelompok masyarakat, didukung oleh ceramah seperti slide dan
15
hiburan, juga merupakan sarana yang efektif. Kegiatan konseling harus terorganisasi
dengan baik. Kuliah dan poster sporadis di beberapa tempat saja tidak cukup.
Kegiatan harus diselenggarakan melalui program yang terdefinisi dengan baik yang
dan poster yang menampilkan maskot kebakaran hutan nasional (si Pongi). Program
perlindungan kebakaran adalah kegiatan sepanjang tahun dan kita tidak boleh
kebakaran hutan. Singkatnya, kita perlu membuat opini publik tentang pencegahan
kebakaran hutan.
Hal ini dapat dicapai dengan menghadirkan masyarakat dengan sistem proteksi
kebakaran, deteksi dini, komunikasi dan penahanan yang tepat, dan dengan
membentuk tim pemadam kebakaran dengan struktur dan otoritas yang sesuai yang
berhasil menjaga kawasan hutan dari bahaya kebakaran dalam jangka waktu
2. Praktek Silvikultur
Di daerah dengan vegetasi campuran atau tanaman pangan dari berbagai usia,
api dapat menyebar dari permukaan api dari semak atau semak menuju kanopi.
Pohon mati yang bersandar pada pohon lain juga membantu menyebarkan api dari
api permukaan ke api tajuk. Oleh karena itu, perlu untuk mematuhi praktik
16
pohon dan tanaman yang mati, lemah atau sakit dan memutus rantai bahan bakar
kebakaran tidak menyerbu dan membuat bukaan lebar yang dapat meningkatkan
risiko kebakaran hutan. Membersihkan bahan yang mudah terbakar sangat penting
untuk mengurangi risiko kebakaran. Untuk memutuskan rantai bahan bakar, Anda
dikurangi dan pembagian limbah mungkin perlu dipertimbangkan. Selain itu, jika
pemadaman api di bawah kontrol dan kondisi yang diinginkan untuk mengurangi
depan.
selama ini. Pemilihan dan konservasi jenis pohon harus direncanakan dengan hati-
sering terjadi di kawasan reboisasi karena tidak ada perhatian yang diberikan pada
upaya pencegahan tersebut. Saat mengganti peralatan / jenis bahan bakar untuk
terhadap kebakaran, dan jika digunakan, pertimbangan yang cermat dari sistem
17
3. Jalur Hijau dan Jalur Kuning
Jalur hijau dibuat menggunakan tanaman yang tahan api dan tidak kehilangan
daunnya saat musim kemarau. Bertindak sebagai sekat bakar (firebreak) di dalam
dan di antara plot tanaman, dan baik di dalam maupun di antara plot tanaman dan
penggunaan lahan lainnya. Hal ini untuk mencegah kebakaran di satu properti
Adapun jalur kuning / Firebreak dibuat dengan membersihkan jalur tanaman dan
bahan bakar lainnya. Jalur kuning dapat berupa jalan angkutan atau jalan kendali.
yang bervariasi;
daerah aliran sungai yang penting. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait
pertanian konservasi, hutan rakyat, dan hutan rakyat untuk mendorong masyarakat
setempat menanam pohon multiguna di dalam dan di luar kawasan hutan. Ketiga
18
pembangunan hutan, meningkatkan kesejahteraan dan menjaga kelestarian sumber
daya hutan. Diharapkan juga kegiatan partisipasi masyarakat melalui program ini
akan memotivasi dan menjadi lebih tertarik dalam memerangi kebakaran hutan dan
lahan.
5. Penegakan Hukum
Penegakan disiplin dalam penggunaan api sangat diperlukan, terutama bagi mereka
tentang aturan-aturan ini. Masih ada sekelompok kecil masyarakat yang cenderung
melanggar atau tidak menyukai aturan penggunaan api di kawasan terlarang untuk
kepentingan mereka sendiri. Meskipun kelompok ini kecil, mereka sering dapat
mengganggu kegiatan proteksi kebakaran. Oleh karena itu, aparat penegak hukum
pencegahan bagi mereka yang tidak peduli. Pemberian sanksi hukum dapat
menjadi sarana untuk mencapai tujuan, tetapi juga dapat dilihat sebagai hukuman
proteksi kebakaran, tetapi harus dianggap sebagai alat pendidikan yang harus
1. Prinsip Pemadaman
kebakaran secara cepat/dini dan kemudian memadamkannya selagi api masih kecil.
Rata-rata kejadian kebakaran hutan dipadamkan oleh regu yang pertama datang
19
Sedangkan prinsip utama dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan adalah:
kondisi yang terjadi, sehingga didapatkan hasil pemadaman yang lebih baik.
2. Pelaksanaan Pemadaman
nyala api. Ada dua opsi untuk metode ini. Pertama serang api dengan Kepyokhan
(alat pemukul) atau buang bahan seperti tanah/lumpur/pasir ke dalam api. Keduanya
mulai memadamkan api dari belakang, maju ke kedua sisi api, dan akhirnya
Dalam kasus kedua, kondisi api terlalu panas untuk didekati, sehingga strategi
serangan harus dimulai dari belakang dan bergerak menyerang dari sisi api hingga
diperoleh area api. Tindakan ini dilakukan. Mengurangi api dan mencegahnya
menyebar ke samping. Jika api Bushland kecil, menyebar ke arah lereng bukit dan
20
terlalu panas untuk menyerang dari depan, mulailah memadamkan api dari
belakang, lalu bergerak melalui sisi api ke area yang terbakar. Biarkan api di depan
api sekali. Api mencapai bukit. Jika area api mencapai tepi punggungan, serangan
langsung dari depan dimungkinkan. Api harus bisa dikendalikan sebelum bisa jatuh
atau melambung di sisi bukit dan bukit lainnya. Untuk kebakaran tidak langsung,
penghalang dipasang tergantung pada keberadaan sekat bakar alami atau buatan
seperti medan dan jalan. Metode pembakaran tidak langsung adalah alternatif lain
ketika api menyebar sangat cepat, melewati minyak berat dan membuat serangan
a. Ilaran Api
Ilaran api sering dibuat dengan bantuan alat sekop, garu dan alatalat
pemotong (parang, gergaji tangan dan chain saw). Untuk material yang tak terbakar
material yang mudah terbakar dimasukkan ke dalam daerah yang pasti terbakar.
Semak belukar dibersihkan dengan alat pemotong. Setelah itu ditindaklanjuti dengan
alat garu atau cangkul sepanjang ilaran untuk membersihkan humus sehingga
nampak tanah mineral. Adalah penting bahwa semua tanaman yang tidak terbakar
antara garis api dan sisi api dibakar. Parit telah digali di perbukitan untuk mencegah
drainase tergantung pada kemiringan lereng yang curam dan ukuran serta material
b. Penggunaan Air
Air merupakan sarana pemadaman yg paling efektif. apabila air tersedia &
dimanfaatkan buat pemadaman menggunakan benar, maka itu adalah indera terbaik
& tercepat buat mengendalikan barah. Tetapi, air yg tersedia menggunakan cukup,
21
sporadis dimanfaatkan buat memadamkan barah hingga mati. Sehingga air
umumnya hanya sekedar buat pendinginan lokasi & buat Mengganggu penyebaran
barah.
Air bisa dipasok menurut truk tangki, pompa punggung & penampung air lainnya.
Jika kebakaran terjadi dalam rerumputan, semak belukar, serasah & topografi datar
maka truk tangki bisa berkiprah secara perlahan-huma sepanjang sisi barah. Pada
menggunakan sisi barah. Air wajib dipakai menggunakan efisien & secukupnya buat
c. Penggunaan Tanah/Lumpur
Tanah / lumpur atau pasir cukup efektif untuk mengendalikan kebakaran di pangkal
pohon mati, puing-puing berdiri, atau semak belukar. Tindakan ini sangat membantu
dalam mengendalikan dan mendinginkan api. Kocok dan buang bahan di sepanjang
sisi api di dasar api. Gerakannya harus cepat dan terus menerus. Bahan bakar
panas yang menutupi bumi tidak boleh dianggap aman, karena api dapat muncul
kembali dan menyala lagi kapan saja. Seperti api yang tertutup, padam ketika
Kebakaran permukaan (serasah dan semak-semak) juga dapat melawan ranting dan
"karung goni" yang basah. Proses ini dapat digunakan untuk mendinginkan
ditransmisikan langsung ke api, mendorong bara dan bunga api ke arah area yang
terbakar.
22
e. Bakar Balas
Bakar balas merupakan sebuah trik yang berbahaya dan beresiko besar,
dilaksanakannya bakar balas antara lain : apabila api merembet dengan cepat yang
sulit diatasi dengan metode penyerangan secara langsung, atau adalah bahaya
untuk menyerang pada jarak dekat, atau karena kondisi alamnya yang tidak
sehingga tidak bisa menyerang secara langsung. Ilaran api harus sudah
dimantapkan pada daerah yang strategis sebelum api balas dinyalakan. Jalanjalan
yang sudah ada, jembatan atau sekat bakar lainnya dapat dimanfaatkan. Ilaran
sebisa mungkin dibuat lurus dan di dalam lokasi dengan mempertimbangkan angin,
kelerengan dan bahan bakar, pembakaran yang baik adalah bertemunya api balas
dengan api utama di dalam areal yang terbakar. Pembakaran kerikil dimulai dari titik
atas 20%.
f. Mop - Up
Semua api adalah berpotensi membawa bahaya jika tidak dimatikan dengan benar-
23
2. Semua bahan bakar yang diperkirakan dapat menggelinding
3. Bahan bakar khusus seperti pohon mati, log yang membusuk, tonggak
dan cabang pohon yang dekat permukaan tanah baik yang ada di dalam
4. Dalam hal pekerjaan mop-up pada kasus api kecil, semua api harus
dipadamkan.
ilaran.
6. Jika air tersedia, dapat digunakan untuk pekerjaan lanjutan yang lebih
baik. Air dapat juga digunakan untuk membuat lumpur untuk menutupi
sisa-sisa bara.
percikan api terakhir tidak terlihat. Untuk mendeteksi percikan api, Anda perlu
memperhatikan area yang terbakar dan area yang tidak terbakar di sekitarnya.
Untuk jenis BBM yang cepat terbakar, patroli/monitoring bisa memakan waktu
berhari-hari, sedangkan patroli minyak berat bisa memakan waktu berhari-hari atau
berminggu-minggu.
memadamkan sisa bahan bakar yang terbakar di area yang terbakar. Tujuan patroli
dan pengawasan adalah untuk menemukan dan memadamkan sisa bara api di area
kebakaran yang dapat menyala kembali dan menyebar di dalam api. Pentingnya
24
patroli dan pengawasan harus ditekankan baik berjam-jam, berhari-hari, atau
bahkan seminggu setelah kebakaran. Hal ini untuk mencegah terjadinya kebakaran
a. Peralatan
lain perkakas tangan, peralatan mekanis (gergaji, traktor, buldoser), dan pompa air
Alat yang biasa digunakan adalah alat tangan. Perkakas tangan adalah
perkakas berupa pemotong dan pengikis yang pada dasarnya digunakan untuk
berikut : kapak mata satu, gergaji tangan, chain saw, pompa punggung, kapak mata
b. Keselamatan
pemadam. Di bawah ini beberapa petunjuk yang dapat diikuti untuk menghindari
kecelakaan:
a. Regu pemadam harus mempunyai kondisi kesehatan mental dan fisik yang
baik.
25
d. Fasilitas untuk minum regu harus ada. Setiap anggota regu harus membawa air
e. Berhati-hati dan selalu siap untuk melindungi diri sendiri jika sewaktu-waktu
tetap dijaga sepanjang waktu agar keadaan tidak terjebak. Jangan tinggalkan
penyimpanan minyak (bensin, solar dll) dengan air, baik warna, tempat
solar = oranye
26
BAHAN BACAAN
Hutan. Jakarta.
www.dephut.go.id
web.dev.depkominfo.go.id/.../sistem-peringatan-dini-diharapkan-cegah-
kebakaran-hutan/ -
27