Anda di halaman 1dari 4

Kebakaran hutan di Indonesia

Kebakaran hutan merupakan suatu peristiwa kebakaran, baik alami maupun perbuatan
manusia yang ditandai dengan penjalaran api dengan bebas serta mengonsumsi bahan bakar hutan
dan lahan yang dilaluinya.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), selama periode
Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan Indonesia mencapai 267.935,59 hektare. Secara
kumulatif, sudah melampaui karhutla sepanjang 2022.
Dampak dari Kebakaran hutan tidak bisa disepelekan. Kabut yang ditimbulkan akan
mengganggu jalannya aktivitas dan yang paling parah tingkat penderita ISPA kemungkinan
meningkat. Penyebab kebakaran hutan bisa beragam, mulai dari faktor alam hingga faktor
manusia. Faktanya, aktivitas manusia seperti membuka lahan dengan cara membakarnya bisa
menjadi penyebab kebakaran hutan.
Lantas apa saja fakta-fakta penyebab kebakaran hutan di Indonesia?
1. Musim Kemarau
Potensi terjadinya kebakaran hutan makin meningkat saat memasuki musim kemarau. Hal itu
karena selama musim kemarau intensitas hujan berkurang bahkan mungkin sama sekali tidak
ada hujan. Tinggi rendahnya intensitas hujan berpengaruh pada jumlah kebakaran yang
diidentifikasi dengan adanya titik panas. Semakin meningkat jumlah yang ada maka makin
rendah intensitas curah hujan. Iklim dan cuaca memiliki pengaruh terhadap kebakaran hutan
karena memiliki korelasi yang saling berkaitan, diantara-nya yaitu:
 Cuaca mengatur kadar air dan kemudahan bahan bakar hutan untuk terbakar
 Cuaca memengaruhi proses penyalaan dan penjalaran kebakaran hutan
 Iklim menentukan jangka waktu dan kekerasan musim kebakaran
 Iklim menentukan jumlah total bahan bakar yang tersedia
2. Angin
Salah satu faktor penting dari faktor-faktor cuaca yang menjadi kebakaran hutan yaitu angin.
Angin menyebabkan kebakaran hutan melalui beberapa cara. Angin membantu pengeringan
bahan bakar yaitu pembawa air yang sudah diuapkan dari bahan bakar. Kemudian tiupan angin
juga memperbesar kemungkinan membesarnya nyala api dari sumber seperti korek api, kilat
dan obor. Sekali nyala api tersulut, seiring membesarnya tiupan angin maka kecepatan
pembakaran dan perkembangan api akan meningkat.
3. Pembukaan Lahan secara di Bakar
Kebakaran hutan juga disebabkan oleh tindakan masyarakat yang mengolah lahan pertanian
dan perkebunan dengan menggunakan metode tebas-bakar yang dikenal sebagai slash and
burn. Metode ini dipilih oleh masyarakat karena keterbatasan tenaga kerja, mobilitas lahan dan
1
modal. Akibatnya salah satu metode penyiapan lahan yang paling mudah dan murah adalah
pembakaran. Sayangnya, pembukaan lahan dengan cara pembakaran ini menimbulkan risiko
kebakaran hutan yang meluas. Oleh karena itu, metode penyiapan lahan tanpa bakar (zero
burning) harus dijadikan sebagai solusi yang dilaksanakan dan ditetapkan.
4. Kondisi Tutupan Lahan dan Jenis Tanah
Di beberapa daerah tertentu, seperti Sumatra dan Kalimantan, penyebab kebakaran hutan
sangat dipengaruhi oleh kondisi tutupan lagan dan jenis tanah, ketersediaan biomassa. Hal
tersebut yang menjadi komponen utama dari kebakaran. Musim kemarau yang ekstrem
meningkatkan kemungkinan kebakaran hutan. Jenis tanah juga berpengaruh pada kemungkinan
kebakaran hutan. Salah satu ekosistem yang memiliki tingkat kerawanan kebakaran yang tinggi
adalah lahan gambut yang memiliki banyak material atau bahan organik. Bahan organik yang
tertimbun secara alami dalam kondisi basah, tidak mampat dan hanya mengalami sedikit
perombakan.
Secara alami kondisi lahan gambut selalu basah yang membuat sulit terbakar. Namun jika ada
air di dalamnya, gambut akan sangat mudah kering. Gambut dikeringkan melalui pembuatan
kanal-kanal yang tidak memperhatikan aspek hidrologis gambut. Itulah yang menyebabkan
berabut rusak sehingga menjadi penyebab kebakaran hutan di musim kemarau.
5. Letusan Vulkanik Gunung Merapi
Kebakaran hutan juga disebabkan oleh letusan gunung berapi. Lava panas yang mengalir dari
letusan gunung berapi yang menyebabkan kebakaran. Lava juga dikenal sebagai leleran lava,
yang merupakan cairan pekat dan panas yang memiliki kemampuan untuk merusak segala
sesuatu yang dilaluinya. Di Indonesia, leleran lava biasanya bergerak lambat, sehingga manusia
dapat menghindarinya. Lava dapat membakar pohon dan semak belukar yang dilewatinya,
meskipun bergerak dengan lambat. Apalagi, hutan yang luas mengelilingi beberapa gunung
berapi yang masih aktif.
Alhasil meningkatkan kemungkinan kebakaran. Panas lava yang ekstrem dapat menyebabkan
vegetasi terbakar dan menyebar, menyebabkan kebakaran hutan. Lava letusan gunung memiliki
suhu tinggi, maka tidak sulit untuk membakar segala sesuatu yang dilewati, terlebih musim
kemarau panjang sedang tiba.
6. Api Unggun
Kebakaran hutan juga dapat disebabkan oleh tindakan manusia yang lalai, salah satunya api
unggun. Beberapa momen ketika api unggun menjadi penyebab kebakaran hutan termasuk
saat:
 Jika api unggun dibiarkan tanpa pengawasan, mereka dapat membakar banyak benda di
sekitarnya dan menjadi sangat besar, memicu kebakaran hutan.

2
 Api unggun menjadi tidak terkendali. Beberapa orang mungkin tidak menyadari jika
mereka membuat api terlalu besar, menyebabkan kebakaran hutan.
Beberapa Cara Yang Harus Dilakukan Untuk Mencegah Kebakaran Hutan:
1. Penyuluhan kebakaran hutan di setiap desa sekitar Kawasan hutan
2. Pengadaan alat-alat pemadam dan penunjang kegiatan pemadam kebakaran
3. Persiapan berupa pengecekan alat-alat pemadam kebakaran hutan
4. Pembentukan satuan petugas kebakaran, termasuk pembagian tanggung jawab tugas
jaga dan patroli di daerah rawan kebakaran
5. Perumusan strategi untuk pemadaman kebakaran hutan
6. Hindari pembakaran sampah di lahan atau hutan terutama saat angin kencang
7. Jika sudah selesai melakukan pembakaran, pastikan api benar-benar sudah padam
sebelum meninggalkan area pembakaran
Kita harus menyadari bahaya dari kebakaran hutan. Kita harus lebih berhati-hati dan berusaha
meminimalisir kemungkinan terjadinya kebakaran hutan.

3
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalposmedia.com/fakta-dibalik-banyaknya-kebakaran-hutan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai