Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ester Indah Mustikaningrum

NIM : 19/439263/PN/15925

TUGAS PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Kebakaran Hutan”

Belajar dari kasus kebakaran hutan di Jambi, kebakaran hutan dapat terjadi
disebabkan oleh pengelolaan lahan gambut dan pembukaan lahan yang tidak sesuai aturan.
Kebakaran di Indonesia lebih banyak terjadi disebabkan oleh manusia, akan tetapi iklim di
Indonesia juga mendorong terjadinya kebakaran hutan. Diluaran masih ada banyak orang
yang membuka lahan dengan pembakaran hutan atau pengeringan lahan gambut dengan
alasan biaya yang jauh lebih murah. Dimana pada dasarnya lahan gambut tidak boleh
dikeringkan, karena gambut tersusun dari ranting-ranting dan dahan-dahan pohon yang
apabila kering maka akan sangat mudah terbakar jika terkena api.

Indonesia terteletak di garis khatulistiwa sehingga mendapatkan sinar matahari


sepanjang tahun, musim kemaraunya pun juga berlangsung cukup lama. Pada musim
kemarau ini sering ditemukan kasus kebakaran hutan pada lahan gambut. Hal ini disebabkan
karena lahan gambut sudah dikeringkan, sehingga cuaca yang sangat panas serta material
gambut yang merupakan sisa-sisa pohon, saling bergesekan dan menimbulkan percikan api
yang menjalar hingga menyebabkan kebakaran hutan. Pemadaman api pada saat kebakaran
hutan juga membutuhkan waktu yang tidak singkat, bahkan berminggu-minggu.

Upaya pengurangan risiko bencana kebakaran hutan pemerintah mengeluarkan


beberapa kebijakan larangan pembukaan lahan dengan cara pembakaran lahan yang mana
pelaku akan dikenai sanksi penjara dan denda yaitu pada UU No.32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Akan tetapi walaupun sudah dibuat
beberapa kebijakan kebakaran hutan akibata pembukaan lahan masih kerap terjadi. Hal ini
membuktikan bahwa pemerintah harus lebih tegas dalam menindak pelaku pembakaran baik
individu maupun perusahan. Izin pembukaan lahan juga harus lebih diketatkan, bahkan lebih
baik apabila pemerintah diwajibkan ikut mengawasi pada saat pembukaan lahan. Serta
memberi akses public terhadap data kehutanan, agar masyarakat juga lebih tergerak untuk
menjaga hutan.
Selain itu masyarakat juga harus lebih diedukasi, karena mereka menganggap
membuka lahan dengan pembakaran itu mudah, murah, dan dapat meningkatkan kesuburan
tanah. Padahal hal itu sangat salah, membuka lahan dengan pembakaran justru mengurangi
kesuburan dimana hara-hara yang ada pada lahan terutama lahan gambut semakin berkurang.
Pembakaran juga menghilangkan kemampuan tanah dalam menampung air sehingga
tanaman asli gambut akan kekurangan air bahkan mati jika kemarau datang. Gambut
merupakan penyimpan karbon tanah terbesar, apabila dilakukan pembakaran maka kita akan
kehilangan cadangan karbon dengan sangat besar. Pembakaran juga mengakibatkan
penurunan permukaan tanah gambut, dimana hal ini berpotensi menjadi tempat genangan air
pada musim hujan.

Upaya utama yang harus dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan di lahan gambut
adalah dengan menjaga kelestarian lahan gambut, hal ini karena lahan gambut yang basah
dapat mencegah meluasnya kebakaran pada saat api muncul. Pengelolaan lahan tanpa bakar
juga menjadi cara yang baik untuk pertanian di lahan gambut, dimana varietas tanaman yang
akan ditanam juga disesuaikan dengan kondisi lahan gambut yang masam serta genangannya.
Kemudian pada musim kemarau terjadi peraturan larangan api di hutan gambut juga harus
lebih dipertegas, dan lebih baik apabila dilakukan patrol udara secara harian untuk
mendeteksi asap. Hal ini bertujuan agar jika pada saat terjadi kebakaran api tidak meluas
terlalu lebar dan dapat segera dipadamkan.

Anda mungkin juga menyukai