Anda di halaman 1dari 8

Makalah Geografi

PENGGUNDULAN HUTAN

MATA PELAJARAN: ILMU GEOGRAFI


PEMBIMBING: IBU NUR

Dibuat Oleh:
Raushany Fazila Alsya
Shadrina Azamil Ismah

Kelas:
XB IPS

SMAIT GRANADA TANGERANG


TAHUN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 PENGGUNDULAN HUTAN

Penggundulan hutan merupakan sebagai pengerusakan hutan dengan


cara menebang pohon yang dimana menebang pohon tersebut secara liar
atau dikatakan secara berlebihan yang akan menyebabkan wilayah hutan
tersebut menjadi gundul atau tidak ada pohon yang tumbuh di area tersebut.
Pengawahutanan, penggundulan hutan, atau deforestasi adalah
kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon (stand of trees) sehingga
lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nir-hutan (non-forest use),
yakni pertanian, peternakan atau kawasan perkotaan. Istilah deforestasi
sering disalahartikan untuk menggambarkan kegiatan penebangan yang
semua pohonnya di suatu daerah ditebang habis. Namun, di daerah beriklim
ugahari yang cukup lengas (temperate mesic climate), penebangan semua
pohon sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan kehutanan yang
berkelanjutan (sustainable forestry) tepatnya disebut sebagai
'panen permudaan' (harvest regeneration). Di daerah tersebut, permudaan
alami oleh tegakan hutan biasanya tidak akan terjadi tanpa gangguan, baik
secara alami maupun akibat manusia.[4] Selain itu, akibat dari panen
permudaan seringkali mirip dengan gangguan alami, termasuk
hilangnya keanekaragaman hayati (biodiversity) setelah perusakan hutan
hujan (rainforest) yang terjadi secara alami.
Pengawahutanan dapat terjadi karena pelbagai alasan: pohon
atau arang yang diperoleh dari hutan dapat digunakan atau dijual
untuk bahan bakar atau sebagai kayu saja, sedangkan lahannya dapat dialih
gunakan sebagai padang rumput untuk ternak, perkebunan untuk barang
dagangan, atau untuk permukiman. Penebangan pohon tanpa penghutanan
kembali (reforestation) yang cukup dapat merusak lingkungan
tinggal (habitat), hilangnya keanekaragaman hayati dan kegersangan (aridity).
Penebangan juga berdampak buruk terhadap penyitaan hayati
(biosequestration) karbon dioksida dari udara. Daerah-daerah yang telah
ditebang habis biasanya mengalami pengikisan tanah yang parah dan sering
menjadi gurun.
Pengabaian atau ketidaktahuan nilai hakiki (intrinsic value), kurangnya
nilai yang terwariskan (ascribed value), kelengahan dalam pengelolaan hutan
dan hukum lingkungan yang kurang memadai merupakan beberapa alasan
yang memungkinkan terjadinya pengawahutanan secara besar-besaran.
Banyak negara di dunia mengalami pengawahutanan terus-menerus, baik
secara alami maupun akibat manusia. Pengawahutanan dapat
menyebabkan kepunahan, perubahan iklim, penggurunan (desertification),
dan ketersingkiran penduduk semula. Perubahan tersebut juga pernah terjadi
pada masa lalu dan dapat dibuktikan melalui penelitian rekaman sisa
purba (fossil record).
Akan tetapi, angka pengawahutanan bersih sudah tidak lagi meningkat
di antara negara-negara dengan PDB per kapita yang sedikitnya AS$4.600.

2.2 PENYEBAB PENGGUNDULAN HUTAN


Banyak pengawahutanan pada masa kini terjadi
karena penyelewengan kuasa pemerintahan (political corruption) di kalangan
lembaga pemerintah, ketidak adilan dalam pembagian kekayaan dan
kekuasaan, pertumbuhan penduduk dan ledakannya, maupun pengkotaan.
Kesejagatan seringkali dipandang sebagai akar penyebab lain yang
mengakibatkan pengawahutanan, meskipun ada pula dampak baik dari
kesejagatan (datangnya tenaga kerja, modal, barang dagangan dan gagasan
baru) yang telah menggalakkan pemulihan hutan setempat.
Pada tahun 2000, Perhimpunan Pangan dan Pertanian (FAO)
menemukan bahwa "peran keberubahan penduduk (population dynamics)
dalam keadaan setempat dapat berubah-ubah dari sangat berpengaruh
hingga tidak berpengaruh sama sekali," dan pengawahutanan dapat terjadi
karena "tekanan penduduk dan kemandekan keadaan ekonomi (stagnating
economic conditions), masyarakat maupun teknologi."
Terjadinya kemerosotan lingkungan alam hutan (forest ecosystem)
juga dapat berakar dari dorongan-dorongan ekonomi yang menonjolkan
keuntungan pengalihgunaan hutan daripada pelestarian hutan.[19] Banyak
kegunaan hutan yang penting tidak ada pasaran, maka dari itu, tidak ada nilai
ekonomi yang bermanfaat bagi para pemilik hutan atau masyarakat yang
bergantung pada hutan untuk kesejahteraan mereka. Dari sudut pandang
negara berkembang, hilangnya manfaat hutan (sebagai penyerap karbon
(carbon sink) atau cagar keanekaragaman hayati (biodiversity reserve)),
ketika sebagian besar sisa pohonnya dikirim ke negara-negara maju,
merupakan hal yang tidak adil karena tidak ada imbalan yang cukup untuk
jasa tersebut. Negara-negara berkembang merasa beberapa negara maju,
seperti Amerika Serikat, telah mendapatkan banyak manfaat dengan
menebang hutannya sendiri berabad-abad yang lalu, dan adalah hal yang
munafik apabila negara-negara maju tidak membiarkan negara-negara
berkembang dengan kesempatan yang sama: bahwa negara miskin tidak
harus menanggung biaya pelestarian karena negara kayalah yang telah
menciptakan masalahnya.
Para pakar tidak sepakat bahwa pembalakan (logging) besar-besaran
bagi perdagangan memainkan peran penting bagi pengawahutanan sejagat
(global deforestation). Beberapa pakar berpendapat bahwa orang miskin lebih
cenderung menebangi hutan karena mereka tidak punya jalan keluar yang
lain. Ada juga yang berpendapat bahwa masyarakat miskin tidak mampu
membayar bahan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menebang hutan.

2.2 AKIBAT PENGGUNDULAN HUTAN BAGI MANUSIA


Penggudulan hutan merupakan kegiatan yang dapat merugikan
makhluk hidup. Dan diantaranya adalah manusia. Manusia bisa dibilang
sangat bergantung kehidupannya pada hutan. Berikut dampak ketika hutan
menjadi gundul, diantaranya:
1) Keuntungan ekonomi jangka pendek, seperti adanya korupsi di
lembaga pemerintahan, kekayaan dan kekuasaan, pertumbuhan
penduduk dan urbanisasi.
2) Konstruksi perkotaan, tentu, Kayu digunakan sebagai bahan
bangunan, mebel, dan produk kertas.
3) Mengakomodasi perluasan daerah perkotaan. Mengakibatkan
hilangnya kawasan hutan dan deforestasi besar-besaran.
4) Hutan ditebang untuk membuka lahan guna menanam tanaman,
membangun pertanian, dan juga peternakan. Hal tersebut akan
membutuhkan lahan yang luas.
5) Adanya minyak dan pertambangan dibawah tanah hutan dan untuk
membuat jalan raya pula.
6) Kebakaran hutan, dapat terjadi secara alami, atau buatan yang
disengaja oleh manusia untuk membersihkan hutan.

2.3 DAMPAK PENGGUNDULAN HUTAN BAGI ALAM SEKITARNYA


Selain terhadap manusia, hutan yang gundul juga dapat memengaruhi
alam sekitarnya. Berikut beberapa akibat jika hutan gundul bagi alama
sekitar, yaitu:
a) Karena tidak adanya hutan, dapat mengakibatkan penurunan
sumber daya air, karena pohon menyerap air dari atas tanah, diserap
dengan akar, karena tidak ada pohon maka dapat terjadi penurunan
sumber daya air itu sendiri
b) Keanekaragaman hayati semakin berkurang. Hutan hujan tropis
memang hanyalah seluas 6% dari permukaan bumi, tetapi terdapat 80-
90 % dari seluruh spesies ada di sini. Karena terdapat penggundulan
hutan, maka sekitar 100 spesies yang unik ataupun belum diketahui
tersebut menurun setiap hari, bahkan bisa lenyap.
c) Salah satu fungsi penting hutan adalah untuk menyerap dan
menyimpan sejumlah besar air dengan cepat ketika terjadi hujan lebat.
Ketika hutan sudah menghilang, akan menyebabkan banjir dan
dilanjutkan kekeringan di daerah yang terkena. Dilanjutkan akan
menyebabkan gangguan bagi daerah pemukiman manusia dan
terancam jiwanya.
e) Deforestasi juga berpengaruh terhadap pemanasan global. Pohon
bertugas sebagai penghasil karbohidrat, lemak, dan protein yang
membentuk pohon dari karbondioksida itu sendiri, proses tersebut
disebut fotosintesis. Ketika terjadi deforestasi, akan mengakibatkan
lepasnya karbondioksida yang tersimpan di dalamnya. Hal ini
menyebabkan tingginya kadar karbondioksida yang lebih besar di
atmosfer, sehingga terjadi pemanasan global.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas tidaklah heran negara kita dapat
terlepas dari bencana banjir diberbagai wilayah Indonesia. Semakin
banyaknya penebangan hutan liar, maka akar-akar pepohonan yang memiliki
fungsi utama untuk menahan air-air hujan yang deras tentu saja akan
terhambat dan akan tentu saja sangat berpotensi menimbulkan banjir
diwilayah-wilayah yang lebih mementingkan perumahan industri dari
pepohonan alam.
Hutan merupakan salah satu sumber terpenting dalam kehidupan ini.
Maka dari itu, kita harus menjaga hutan dengan baik dan tidak merusaknya.

3.2 SARAN
Hutan yang kita miliki harus dilestarikan sehingga anak cucu kita bisa
menikmati hutan yang kita miliki. Kita tidak boleh memanfaatkan hutan secara
sembarangan, kalau hutan yang kita miliki habis maka akan terancam
bencana, agar hutan kita tetap lestari maka kita harus melestarikannya dan
tidak merusak seenaknya.
Sayangi hutan dan alam kita mulai dari sekarang, agar kita dapat hidup
sejahtera untuk kedepannya dan tidak sengsara.
DAFTAR PUSAKA

Anda mungkin juga menyukai