Anda di halaman 1dari 6

PEMBUKAAN LAHAN

A. Pembukaan lahan
Menurut Arif (2001), hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang
mengandung sumber daya hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam lingkungan alamnya
atau yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Tanah adalah suatu wilayah di permukaan bumi,
termasuk semua bagian biosfer yang dapat dianggap tetap atau siklik di atas dan di bawah
wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuh-tumbuhan
dan hewan serta segala akibat dari pertanian kegiatan, Orang-orang dulu dan sekarang semua
mempengaruhi penggunaan lahan manusia sekarang dan masa depan. Hutan dan lahan memiliki
peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semua kebutuhan manusia, baik material maupun
spiritual, dapat diperoleh dari tanah tergantung pada budidaya. Masyarakat merupakan bagian
yang aktif dalam pengelolaan lingkungan dan dapat menentukan pola dan pola budidaya di suatu
daerah. Tanah dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, yaitu sebagai
tempat tinggal, tempat bercocok tanam, tempat membudidayakan ikan, dan lain-lain. 
Menurut Arif (2001), sumber daya lahan adalah sumber daya alam yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup manusia karena diperlukan untuk semua aktivitas manusia seperti
(Sumber Daya Lahan) karena lingkungan fisik terdiri dari iklim, tanah, air dan tumbuh-
tumbuhan serta benda-benda di atasnya, sepanjang mempengaruhi penggunaan lahan. Oleh
karena itu sumberdaya lahan dapat disebut sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang
dinamis antara organisme di darat dengan lingkungannya. Inventaris Sumber Daya Bumi adalah
kumpulan data mati, yaitu. data yang terkumpul tidak berkorelasi dan tidak dilakukan penelitian
lebih lanjut terhadap materi tersebut. Tidak menutup kemungkinan subjek lapangan dapat terus
dieksploitasi, terutama informasi tentang tanah dan sifat-sifat tanah yang persisten. Data ini
sebenarnya adalah data inventaris properti, namun hingga saat ini data properti hanya digunakan
untuk gambaran lokasi secara umum. 
Menurut Wahyu (2003), pembukaan merupakan salah satu langkah awal untuk bercocok
tanam, pada suatu kawasan atau lahan hutan yang dulunya kaya akan pepohonan, gulma dan
keanekaragaman hayati, pembukaan dilakukan untuk keperluan seperti lahan pertanian,
pertanian, migrasi dan keperluan lainnya. . Namun, tanah dan atau hutan negara tersebut saat ini
menjadi fokus perhatian global, karena kerusakan sumber daya alamnya yang meluas. Dalam
proses pembukaan lahan baru banyak masyarakat yang menggunakan api untuk membuat lahan,
hal ini dilakukan karena murah, tidak memakan banyak waktu dan hasilnya memuaskan. Dan
faktor lain yang memotivasi masyarakat untuk menggunakan cara ini adalah kekesalan
masyarakat terhadap pihak penguasa tentang bagaimana pengelolaan hutan tidak membawa
manfaat ekonomi bagi masyarakat, sehingga masyarakat lebih memilih cara yang mudah dan
nyaman serta lebih murah. Keterbatasan pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang fungsi dan manfaat hutan juga menjadi faktor dibalik tindakan mereka tanpa
mempertimbangkan dampak dan hukum yang berlaku. 
Pembersihan dengan cara dibakar biasanya dilakukan oleh petani atau perusahaan besar.
Meskipun api terkendali, masih ada kebakaran sangat besar yang tidak terkendali, yang dapat
disebabkan oleh percikan api dari bumi yang terbakar yang ditiup angin dan mendarat di tanah
sekitarnya. Karena lebih sering terjadi kebakaran disebabkan oleh kelalaian atau kelalaian
manusia dalam menjalankan tugasnya. 
Menurut Bella (2020), World Wild Life Fund (WWF) Indonesia mengecam fenomena
kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di beberapa provinsi di Indonesia. Menurut WWF
Indonesia, keadaan darurat saat ini sesuai dengan bencana yang tengah dialami jantung dunia,
karena telah menimbulkan kerugian nyata bagi rakyat dan bangsa Indonesia, antara lain masalah
kesehatan, keresahan sosial, dan gejolak ekologi. Hilangnya habitat dimana keanekaragaman
hayati flora dan fauna serta gangguan ekonomi. Penyebab kebakaran hutan cukup kompleks,
karena penyebabnya tidak hanya cuaca dan kondisi alam, tetapi juga karena kurangnya
pengendalian karena ulah manusia, baik komersial maupun pribadi. Alasan utamanya adalah
pencarian keuntungan komersial dari praktik deforestasi. tanah dengan cara yang mudah dan
terjangkau. Salah satunya adalah pembakaran, yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di
sekitar hutan untuk membuka lahan pertania atau perkebunan.  

Gambar 1. Pembukaan lahan


Sumber : Elfia (2008)
B. Dampak pembukaan lahan
Menurut Endarsih (2008), lahan merupakan sumber daya alam yang apabila dikelola dengan
baik dan benar akan memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan nasional, terutama
perlindungan lingkungan. Namun pengelolaan lahan seringkali terabaikan sehingga
menimbulkan bencana dan gangguan seperti kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor yang
merusak lingkungan, menurunkan produksi dan menghambat kelestariannya. 
1. Pembukaan lahan dengan pembakaran akan menimbulkan dampak negative seperti:
a). Kerugian ekonomi, kerugian ekologis, dampak politis, gangguan kesehatan, musnahnya
flora dan fauna, berdampak social.
b). Lahan dan kebun dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik secara ekonomis, ekologis
maupun secara politis.
1) Pencemaran udara mengakibatkan penyakit Saluran Pernapasan Bagian Atas (ISPA)
2) Dari segi ekonomi, kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran yang sebenarnya
biasanya berupa kerusakan atau penyusutan hutan terutama pepohonan atau
perkebunan, hilangnya keindahan pariwisata, di satu sisi terganggunya lalu lintas (darat,
air dan udara) di distribusi. barang dan operasi perekonomian lainnya.
3) Aspek ekologis, kebakaran hutan, kebun dan lahan menyebabkan kerusakan dan
terganggunya ekosistem hutan dan fungsinya, berkurangnya keanekaragaman hayati dan
hilangnya keterwakilan ekosistem kawasan. 
4) Secara politis, frekuensi dan ukuran kebakaran (kecil, sedang, besar) memberikan
pengaruh politik, jika kebakaran sering terjadi di suatu wilayah atau negara, biasanya
dinilai bahwa wilayah atau negara tersebut tidak serius atau tidak mampu, negara
pembuat api. , ini bisa dijadikan bahan untuk menekan negara, selain itu, ada klaim
polusi asap lintas batas atau "ekspor asap" dari Indonesia.  
5) Flora dan Fauna, kebakaran hutan membunuh mikroorganisme di permukaan dan di
dekat permukaan, umumnya semak juga ikut terbakar, sehingga banyak spesies tanaman
hilang, beberapa spesies mungkin hilang selamanya. Kebakaran juga merusak sarang
tempat satwa liar mencari tempat berlindung dan memberi makan satwa, bahkan
kebakaran langsung juga dapat membunuh satwa liar yang tidak dapat menyelamatkan
diri.
6) Dari aspek social, sekolah diliburkan karena aktivitas luar rumah terhambat.
2. Adapun dampak pembukaan lahan dengan cara tidak menggunakan pembakaran yaitu :

Gambar 2. Pembakaran hutan


Sumber : Wina (2012)
Beberapa manfaat pembukaan lahan tanpa pembakaran adalah:
a). Tidak menimbulkan polusi asap
b). Menurunkan emisi gas rumah kaca (terutama CO2) yang berdampak negatif pada
perubahan iklim yang berpengaruh pada stabilitas ekosistem, aktifitas transportasi,
komunikasi dan kesehatan manusia
c). Memperbaiki bahan organik tanah, kadar air dan kesuburan tanah terutama di areal yang
sudah pernah ditanami sehingga menurunkan kebutuhan pupuk organik
d). Dalam jangka panjang pembukaan lahan tanpa pembakaran akan menjamin
kesinambungan secara ekonomi dan ekologi
e). Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekeringan yang akan berdampak langsung
kepada produksi tanaman, akibatnya hasil panen akan mengalami penurunan
f). Untuk pemulihan kualitas lingkungan yang berbasis pembangunan berkelanjutan.
C. Manfaat pembukaan lahan
Menurut Endarsih (2008), Manfaat pembukaan lahan tanpa bakar :
1. Tidak menimbulkan polusi kabut asap
2. Menurunkan emisi gas rumah kaca, terutama Co2
3. Memperbaiki bahan organic tanah, kadar air dan kesuburan tanah
4. Tida bergantung pada kondisi cuaca
5. Dalam jangka panjang, pembukaan lahan tanpa pembakaran akan menjamin kesinambungan
secara ekonomi dan ekologi
Pembukaan lahan tanpa bakar ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pencemaran dan
kerusakan fungsi-fungsi lingkungan yang berskala regional, nasional, maupun global baik
dalam segi sosial maupun ekonomi.

D. Pelestarian Hutan
Menurut Suwito (2006) hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa sebidang tanah yang
dalam lingkungan alamnya mengandung sumber daya hayati arboreal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kehidupan yang beraneka ragam dan lingkungan tempat tinggalnya
bersama-sama membentuk suatu ekosistem hutan. Ekosistem terdiri dari semua organisme hidup
(biotik) dan tidak hidup (abiotik) di area tertentu di mana interaksi terjadi. 
Hutan mempengaruhi alam melalui tiga faktor yang saling terkait, iklim, tanah dan
pasokan air. Adanya serasah pohon (pohon tidur) di dalam hutan, yang merupakan akibat dari
bagian pohon yang tumbang yang menutupi lantai hutan, mencegah tetesan air hujan bertekanan
tinggi jatuh langsung ke tanah. Tanpa alas tidur, air hujan memadatkan tanah, mengurangi
penyerapannya. Hal ini berkaitan dengan fungsi limbah yaitu sebagai penampung air sementara
yang secara bertahap melepaskannya ke dalam tanah dalam bentuk unsur hara terlarut bersama
dengan bahan organik sehingga memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan daya serapnya. .
Hutan memiliki peran penting dalam kehidupan bumi. Namun baru-baru ini, deforestasi terjadi
pada skala yang lebih besar dan pada tingkat yang lebih cepat juga. 
Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan:
1. Tidak menebang pohon sembarangan
Dilansir dari National Geographic, sekitar 46 persen pohon di dunia telah ditebang.
Artinya hampir setengah dari luas hutan di bumi telah rusak. Sehingga kita tidak boleh
menebang pohon secara sembarangan ataupun melakukan penebangan ilegal untuk menjaga
kelestarian hutan.
2. Menanam pohon
Menanam pohon dan tanaman lainnya merupakan sikap untuk menjaga kelestarian hutan.
Menanam pohon dapat menggantikan pohon yang ditebang. Penanaman hutan dapat
dilakukan secara besar-besaran dan dikenal dengan istilah penghijauan atau reboisasi hutan
yang ditebang. 
3. Merawat hutan
Merawat hutan juga merupakan sikap yang dapat menjaga kelestariannya. Merawat
tanaman hutan, membuang sampah di hutan, tidak merusak tanaman dan pohon, tidak
membakar hutan, mencegah kebakaran hutan dan melindungi satwa yang hidup di dalamnya
adalah contoh-contoh pengelolaan hutan.
4. Melakukan tebang pilih
Kebutuhan masyarakat akan kayu harus tetap terpenuhi, namun hutan juga harus dijaga.
Penebangan selektif adalah solusinya di sini. Dengan metode tebang pilih, hanya pohon yang
cukup tua dengan diameter dan tinggi yang cukup yang ditebang. Dengan tebang pilih, pohon
yang hampir mati, tumbang atau sudah mati juga ditebang. Sehingga pohon muda tetap bisa
berkembang. Mengutip Mongabay, tebang pilih menyisakan sekitar 90 persen pohon yang
masih bisa tumbuh. Dengan demikian hutan tetap lestari.  
5. Mendukung konservasi sumber daya alam
Menurut Bella (2020), menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tentang
Perlindungan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Tahun 1990, konservasi sumber
daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang dipergunakan secara
bijaksana untuk menjamin kelestarian sumber daya alam. Pengiriman mempertahankan dan
meningkatkan kualitas variasi dan nilainya. Perlindungan sumber daya alam terkait dengan
perlindungan hutan. Contoh perlindungan sumber daya alam adalah kawasan lindung seperti
cagar alam dan suaka alam, dan kawasan lindung seperti taman nasional, taman hutan raya,
dan taman wisata alam.

DAFTAR PUSTAKA
Arif Nurrohman S. 2001. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kedelai Di Kecamatan Pracimantoro,
Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Surakarta : Fakultas Geografi UMS.

Awang SA, Wiyono EB, Sadiyo S. 2007. Unit Manajemen Hutan Rakyat: Proses Konstruksi
Pengetahuan Lokal. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Banyumili Art Network.

Bella, A. (2020). Pembukaan lahan perkebunan menurut undang-undang nomor 32 tahun 2009


tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup perspektif fiqh siyasah (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Endarsih. (2008). Evaluasi Kemampuan Lahan Dan Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian
Untuk Penentuan Prioritas Penggunaan Lahan Di DAS Sudu ,Kulonprogo.[Skripsi SI].
Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

Rasmianto, Evi, 2011, Buku Pintar Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kerinci, Jambi.

Suwito, Kawasan Hutan dan Perencanaan Hutan, Warta Tenure, Mei 2006.

Wahyu Widayati. 2003. Kesesuaian Lahan Untuk Berbagai Tanaman Alternatif Di Kecamatan
Sawit Kabupaten Boyolali. Skripsi. Surakarta : Fakultas Geografi UMS.
BIODATA DIRI

Perkenalkan nama saya Novia Sari, saya berumur 20 tahun, saya berasal dari sampit kalimantan
tengah. Saya lulusan dari MAN kotim angkatan 2021, sekarang saya sedang menempuh pendidikan
S1 di Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin pada jurusan Tadris Biologi. Sekarang saya
memasuki semester 4 pada perkuliahan, pada semester 4 ini saya merasa sangat sibuk dikarenakan
banyak tugas-tugas, praktikum dan laporan praktikum yang deadlinenya berdekatan. Tetapi dengan
semangat dari keluarga dan teman-teman saya merasa bahwa saya akan bisa melewati semester ini
dan lulus tepat waktu dengan IPK yang memuaskan. Saya memiliki motto hidup yaitu “jika tidak
ada orang baik di dunia ini maka jadilah salah satunya :’)”

Anda mungkin juga menyukai