MORFOLOGI TUMBUHAN
TPB 18116/ 1 SKS
BUAH DAN BIJI
Dosen pengampu:
Ita, S.Pd., M.Pd.
Asisten Dosen:
Muhammad Hazimi
Puteri Ameliani Alicia Wijaya
Oleh:
Hayyatun Najema
NIM 210101110061
Kelompok IV
C. TEORI DASAR
Menurut Campbell (2011), bunga buah (Fructus) adalah organ pada
tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah
(ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan
bentuk tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai
pemencar biji tumbuhan. Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga
selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang
umumnya segera setelah terjadi penyerbukan pembuahan bagian-bagian bunga
selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan
tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala
putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain.
Menurut Syaiful (2011), bagian-bagian bunga yang kadang-kadang
tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak
mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian
buah yang penting, misalnya:
a. Daun-daun pelindung pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak
gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung
b. Daun-daun kelopak pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat
kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
c. Tangkai kepala putik juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya
pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung semua macam jambu,
masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
d. Kepala putik buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis,
sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun buah dan jumlah ruangan
dalam buah manggis tadi.
Menurut Arif (2009), buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah,
atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya
telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi
merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan
buah sejati atau buah sungguh. Kecuali bakal buahnya sendiri sering kali
terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan
buah, bahkan sering merupakan bagian buah yang paling menarik perhatian.
Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya yang benar sering kali tidak dikenal
lagi. Apa yang dinamakan buahnya justru bagian bunga yang telah berubah
sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang penting. Buah yang
demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius). Pada buah
semu buah yang sesungguhnya sering kali tidak kelihatan (tertutup), karena itu
sering kali buah semu dinamakan buah tertutup (fructus clausus). Perkecualian
tetap ada, misalnya jambu mete, buah yang sebenarnya (yang menghasilkan
metenya) tetap kelihatan.
Menurut Bambang (2012), setelah terjadi penyerbukan yang diikuti
dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah dan bakal biji tumbuh
menjadi biji. Bagi tumbuhan biji (spermatophyta), biji ini merupakan alat
perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru
(lembaga). Dengan dihasilkannya biji, maka tumbuhan dapat mempertahankan
jenisnya dan dapat pula menyebar ke lain tempat. Buah yang terbentuk tanpa
melalui proses polinasi dan fertilisasi disebut buah partenokarpi, yang tidak
memiliki biji. Partenokarpi lebih bermanfaat bagi peningkatan kualitas dan
produksi buah, khususnya pada jenis tanaman komersil (hortikultura).
Partenokarpi buatan dapat diinduksi melalui aplikasi zat pengatur tumbuh
seperti giberelin.
Menurut Esmisari (2008), secara umum ada dua macam jenis buah, yaitu
buah sejati (buah sungguh) dan buah semu. Buah sejati adalah buah yang
terbentuk dari bakal buah.Pada buah sejati seluruh jaringannya berasal dari
bakal buah. Pada buah sejati dapat dibedakan menjadi buah sejati tunggal
kering, buah sejati basah dan buah sejati ganda. Buah sejati tunggal kering
contohnya buah padi, jagung dan buah bunga matahari. Buah sejati tunggal
basah contohnya buah mangga, alpukat, semangka dan papaya. Buah sejati
ganda adalah buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal
buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas,
namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Buah
sejati ganda dibedakan menjadi empat jenis buah kurung ganda, buah batu
ganda, buah bumbung ganda dan buah buni ganda. Buah semu adalah buah
yang terbentuk dari bakal buah dan bagian-bagian lain dari bunga. Contoh
buah semu adalah arbei, nangka dan jambu mede. Bagian yang kita makan
adalah daun-daun bunga (tenda bunga) yang tumbuh bersatu, menjadi tebal
berdaging, manis dan berbau harum. Dinding buah yang sesungguhnya
terdapat didalamnya.
Menurut Evika (2005), buah dapat pula dibedakan menjadi tiga yaitu,
buah tunggal, buah agregat, dan buah majemuk (buah berganda). Buah tunggal
yaitu bila buah dibentuk oleh satu bakal buah, misalnya buah mangga. Buah
agregat yaitu bila buah dibentuk oleh satu bakal buah dari satu bunga. Buah
majemuk yaitu bila buah dibentuk oleh banyak bakal buah dari banyak bunga,
misalnya buah nanas dan buah nangka. Biji merupakan struktur kompleks,
terdiri dari embrio atau lembaga, kulit biji dan persediaancadangan makanan.
Dalam beberapa biji pada tumbuhan, makanan disimpan di dalam lembaga biji
itu sendiri, pada tumbuhan lain, makanan disimpan dalam jaringan di
sekililingnya. Biji adalah organ yang sangat menentukan kelangsungan
generasi suatu jenis tumbuhan di alam. Bentuk dan ukuran biji, baik antar jenis
maupun di dalam jenisnya sendiri sangat beragam.
E. ANALISIS
1. Buah jambu biji (Psidium guajava L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan buah jambu biji termasuk buah
sejati tunggal, buah jambu biji memiliki tipe buah tunggal dan termasuk
buah berry (buni), yaitu buah yang daging buahnya dapat dimakan. Buah
jambu biji memiliki kulit buah yang tipis dan permukaannya halus sampai
kasar. Buah jambu biji memiliki variasi baik dalam bentuk buah, ukuran
buah, warna daging buah maupun rasanya, bergantung pada varietasnya.
Buah jambu biji memiliki warna daging buah yang bervariasi. Bila kulitnya
dikelupas akan terlihat bagian dalam batang yang berwarna hijau. Daging
dalamnya bertekstur lunak, dan berwarna lebih gelap dan berasa lebih manis
dibanding daging luarnya secara normal dipenuhi biji-biji yang keras
berwarna kuning.
Menurut Cahyono (2010), morfologi tanaman jambu biji (Psidium
guajava L.) memiliki batang muda berbentuk segi empat, sedangkan batang
tua berkayu keras dengan warna cokelat. Permukaan batang licin dengan
lapisan kulit yang tipis dan mudah terkelupas. Bila kulitnya dikelupas akan
terlihat bagian dalam batang yang berwarna hijau, Arah tumbuh batang
tegak lurus dengan percabangan. Bunga jambu biji (Psidium guajava L.)
memiliki tipe benang sari polyandrous yang artinya benang sari saling bebas
tidak berlekatan. Benang sari berwarna putih dengan kepala sari yang
berwarna krem. Putik berwarna putih kehijauan dengan bentuk kepala putik
yang bercuping. Benang sari memiliki panjang antara 0,5–1,2 cm,
sedangkan jumlah benang sari antara 180–600. Tipe perlekatan kepala sari
terhadap tangkai sari bersifat basifix yang artinya perlekatan terdapat di
bagian pangkal kepala sari. Kedudukan bakal buah pada jambu biji adalah
inferior (tenggelam) tipe plasentasi bakal buah axile. Ada keterkaitan antara
diameter bunga dengan jumlah benang sari, semakin besar diameter bunga
maka semakin banyak jumlah benang sarinya.
Menurut Panhwar (2005), buah jambu biji memiliki tipe buah
tunggal dan termasuk buah berry (buni), yaitu buah yang daging buahnya
dapat dimakan. Buah jambu biji memiliki kulit buah yang tipis dan
permukaannya halus sampai kasar. Bentuk buah pada varietas sukun merah,
kristal dan australia adalah bulat. Bentuk buah dapat digunakan sebagai
pembeda antar varietas. buah jambu biji memiliki variasi baik dalam bentuk
buah, ukuran buah, warna daging buah maupun rasanya, bergantung pada
varietasnya. Buah jambu biji memiliki warna daging buah yang bervariasi.
Kedudukan bakal buah pada jambu biji adalah inferior (tenggelam) dengan
tipe plasentasi bakal buah axile.
Menurut Kimball (1999), buah jambu biji memiliki variasi yang
besar baik dalam ukuran buah, bentuk buah, maupun warnanya. Buah
berdompolan, bentuknya globose, bulat telur, lonjong atau berbentuk buah
pir, dengan ukuran beragam 6 diameter sekitar 2,5-10 cm bergantung pada
sifat bawaan, umur pohon, kesuburan tanah, dan ketersediaan air. Kulit
buahnya halus atau tidak rata, berwarna hijau tua ketika masih muda dan
berubah menjadi hijau sampai hijau kekuning-kuningan setelah masak.
Daging buahnya berwarna putih, kuning, atau merah dengan sel-sel batu
sehingga bertekstur kasar, ketika masak. Daging dalamnya bertekstur lunak,
dan berwarna lebih gelap dan berasa lebih manis dibanding daging luarnya
secara normal dipenuhi biji-biji yang keras berwarna kuning.
2. Buah pinang (Areca catechu L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L.
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan buah ini termasuk buah sejati
tunggal, buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang
3,5-7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan
memiliki gambaran seperti jala. Buah pinang termasuk dalam jenis buah
drupe atau buah batu karena lapisan bagian dalamnya (endocarp) cukup
tebal dan keras seperti batu. Warnanya kuning cenderung oranye saat
masak. Pericarp-nya bersabut dengan ketebalan sekitar 5-6 mm. Buah ini
berbiji dengan bentuk lonjong membulat.
Menurut Mutmainah (2014), tanaman famili Arecaceae yang dapat
mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm.
Buahnya berkecambah setelah 1,5 bulan dan 4 bulan kemudian mempunyai
jambul daun-daun kecil yang belum terbuka. Pembentukan batang baru
terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8 tahun tergantung keadaan
tanah. Tanaman ini berbunga pada awal dan akhir musim hujan dan
memiliki masa hidup 25-30 tahun. Biji buah berwarna kecoklatan sampai
coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk dengan warna yang lebih muda.
Pada bidang irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan
tidak beraturan menembus endosperm yang berwarna agak keputihan.
Menurut Anjasmara (2011), buah pinang termasuk dalam jenis
buah drupe atau buah batu karena lapisan bagian dalamnya (endocarp)
cukup tebal dan keras seperti batu. Warnanya kuning cenderung oranye saat
masak. Pericarp-nya bersabut dengan ketebalan sekitar 5-6 mm. Buah ini
berbiji dengan bentuk lonjong membulat. Biji pinang atau buah dari pohon
pinang berwarna coklat kemerahan dan mengandung alkaloid serta
proantosianidin yang termasuk dalam golongan flavonoid. Biji pinang
mengandung efek anti bakteri dan anti virus. Batang pinang tua juga dapat
dimanfaatkan sebagai talang atau saluran air dengan cara dibuang
tengahnya.
Menurut Mulyani (2009), buah pinang berbentuk lonjong seperti
bulat telur dan buah berkecambah setelah 1,5-4 bulan dengan dinding buah
yang berserabut, buah muda berwarna hijau sedangkan yang masak
berwarna kuning. Pinang merupakan tanaman yang sefamili dengan kelapa.
Salah satu tumbuhan monokotil ini termasuk dalam palempaleman.
Tanaman pinang ini buahnya berwarna hijau ketika masih muda dan
berubah menjadi jingga atau merah kekuningan setelah masak. Buahnya
berbiji satu dan mempunyai kulit buah yang banyak mengandung serat.
Buah pinang ini juga sering disebut sebagai buah batu karena keras,
berbentuk bulat telur, panjang buah antara 3-7 cm dengan diameter buah
antara 4-5 cm serta biji 1,9 cm. Buah pinang terdiri atas tiga lapisan yaitu
lapisan luar yang tipis, lapisan tengah yang berupa serabut dan lapisan
dalam uang berupa biji.
3. Buah salak (Salacca zalacca)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Salacca
Spesies : Salacca zalacca
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan buah ini termasuk buah sejati
tunggal, buah tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur
terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya, terbungkus oleh
sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang
tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di
ujung masing-masing sisik. Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal
berdaging, kuning krem sampai keputihan berasa manis, masam, atau sepat.
Biji 1-3 butir, coklat hingga kehitaman, keras. Buahnya berbentuk bulat
telur, bersisik tersusun rapi, berwarna coklat, berdaging putih, terbagi dua
sampai tiga, berwarna coklat kehitaman. Bijinya keras, berbentuk bulat atau
lonjong
Menurut Tjitrosoepomo (2003), bentuknya menyerupai perdu,
kulitnya berwarna coklat bersisik dan memiliki duri serta beranak banyak
membentuk sebuah rumpun. Buah berwarna coklat dengan kulit bersisik
seperti kulit ular ini punya rasa yang cukup unik, manis dan agak asam.
Batang dapat bercabang.Batang pokok yang beruas-ruas umumnya tegak
namun dapat menjalar di permukaan tanah.Batang tanaman Salak tertutup
oleh pelepah daun yang tersusun rapat. Daun majemuk menyirip, panjang 3-
7 meter. Pelepah dan tangkai daun berduri tajam, duri berwarna kelabu
kehitaman. Tekstur kulit salak sisik-sisik berwarna kuning/coklat/merah
mengkilap yang tersusun seperti genting
Menurut Amintarti (2003), buahnya berbentuk bulat telur, bersisik
tersusun rapi, berwarna coklat, berdaging putih, terbagi dua sampai tiga,
berwarna coklat kehitaman. Bijinya keras, berbentuk bulat atau lonjong
diameter ± 1,5 cm, berwarna coklat kehitaman. Akarnya berserabut dan
berwarna coklat muda. Rasa buah manis, agak asam, manis agak sepet, atau
manis bercampur asem dan sepet. Dalam satu salak mengandung 1-3 biji.
Bijinya berwarna coklat berbentuk persegi dan berkeping satu. Buah salak
merupakan tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur
terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya dengan panjang
buah dapat mencapai 2,5 – 10 cm dengan ketebalan daging buah sekitar 1,5
cm. Buah salak tersusun dalam tandan dimana dalam setiap tandan terdiri
dari 15 – 40 buah.
Menurut Dalimartha (2005), buah salak berbentuk bulat atau bulat
telur terbalik dengan bagian ujung runcing dan terangkai rapat dalam tandan
buah yang muncul dari ketiak pelepah daun. Kulit buah tersusun seperti
sisik-sisik berwarna coklat kehitaman. Daging buah tidak berserat berwarna
putih kekuningan, kuning kecoklatan, atau merah tergantung varietasnya.
Rasa buah manis, manis agak asam, manis agak sepet, atau manis
bercampur asem dan sepet. Dalam satu buah salak mengandung 1-3 biji.
Bijinya berwarna coklat berbentuk persegi dan berkeping satu. Lembaganya
tidak tahan dalam lingkungan yang kering sehingga biji salak yang akan
dikecambahkan harus lansung dibungkus plastik atau kertas lembap.
4. Buah nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelididae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus Lamk
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan buah nangka majemuk berbentuk
gelendong memanjang, sering kali tidak merata, panjangnya hingga 100 cm,
pada sisi luar membentuk duri pendek lunak. Buah nangka tergolong buah
majemuk semu, artinya buah tersebut tersusun oleh rangkaian bunga
majemuk dan dari luar terlihar seperti hanya satu buah. Biji berbentuk bulat
lonjong sampai jorong agak gepeng. Berturut-turut tertutup oleh kulit biji
yang tipis cokelat seperti kulit, endokarp yang liat keras keputihan, dan
eksokarp yang lunak. Keping bijinya tidak setangkup.
Menurut Hadisunarso (2011), nangka (Artocarpus integra Merr.)
merupakan tanaman buah yang berasal dari India dan menyebar luas ke
berbagai daerah tropis, terutamanya Indonesia. Tanaman ini memiliki nama
berbeda-beda dan bervariasi tergantung wilayah maupun daerahnya.
Tanaman nangka ini merupakan tanaman yang tergolong kedalam jenis
buah tahunan, dan masih berfamili dengan Malvales dan juga termasuk
kedalam ordo Urticales. Selain itu, tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh
dan berkembang di daerah tropis, serta ketinggian apapun. Tanaman nangka
memiliki buah berbentuk bulat memanjang berwarna hijau dan kekuningan
jika sudah mau matang. Buah ini tergolong kedalam buah yang majemuk,
yang memiliki daging di dalamnya yang banyak. Buah ini 165 memiliki
permukaan kasar dan berduri lunak, serta buah ini terdapat di batang dan
percabangan. Biji pada tanaman nangka ini memiliki bentuk bulat
memanjang dan ada juga bulat telur, memiliki warna keabu-abuan, dan juga
terdiri dari lapisan luar dan dalam. Selain itu, biji ini diselimuti daging tebal
berwarna kekuningan hingga kuning pekat. Biji ini memiliki lapisan luar
yang tipis, dan lapisan dalam yang tebal berwarna putih.
Menurut Harjadi (2006), buah nangka tergolong buah majemuk
semu, artinya buah tersebut tersusun oleh rangkaian bunga majemuk
(nyamplung) dan dari luar terlihar seperti hanya satu buah. Di dalam buah
nangka (diantara nyamplung) terdapat dami-dami yang sebetulnya
merupakan bunga nangka yang tidak terserbuki. Berikut adalah kreteria
buah nangka yang baik, warna dari kulit buah nangka kehijauan dengan duri
yang tumpul dan agak renggang, bentuk buah tidak terlalu lonjong, daging
buah tebal, manis, renyah, tidak banyak mengandung air, memiliki aroma
yang khas (berasal dari senyawa etil butirat yang terdapat pada daging
buah), ukuran biji buah sedang, tidak terlalu besar maupun kecil. Biji
nangka berbentuk bulat lonjong, berukuran kecil dan berkeping dua. Terdiri
kulit luar yang berwarna kuning dan agak lunak, kulit liat berwarna putih,
dan kulit ari yang berwarna coklat yang membungkus daging buah.
Menurut Sunaryono (2005), buah berwarna kuning ketika masak,
oval, dan berbiji coklat muda, Buah majemuk berbentuk gelendong
memanjang, seringkali tidak merata, panjangnya hingga 70 cm, pada sisi
luar membentuk duri pendek lunak. Daging buah yang sesungguhnya adalah
perkembangan dari tenda bunga, berwarna kuning keemasan apabila masak,
berbau harum-manis yang keras, berdaging, kadang-kadang berisi cairan
(nektar) yang manis. Biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak
gepeng, panjang 2–4 cm, berturut-turut tertutup oleh kulit biji yang tipis
coklat seperti kulit, endokarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang
lunak. Keping bijinya tidak setangkup.
5. Buah pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan buah ini termasuk buah sejati
tunggal, warna buah ketika muda hijau gelap dan setelah masak hijau muda
hingga kuning. Daging buah berasal dari karpela yang menebal,berwarna
kuning hingga merah tergantung varietasnya. Bagian tengah berongga. Biji-
biji pada buah yang masih muda berwarna putih dan pada buah yang sudah
masak berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan
berlendir untuk mencegahnya dari kekeringan.
Menurut Mutmainah (2014), Carica papaya L. adalah semak
berbentuk pohon dengan batang yang lurus dan bulat. Bagian atas
bercabang atau tidak, sebelah dalam berupa spons dan berongga, sebelah
luar banyak tanda bekas daun. Buah buni bulat telur memanjang, biji
banyak, dibungkus selaput yang berisi cairan, didalamnya berduri. Tinggi
pohon 2,5-10 m, tangkai daun bulat berongga, panjang 2,5-10 m, daun bulat
atau bulat telur, bertulang daun menjari, tepi bercangap, berbagi menjari,
ujung runcing garis tengah 25-75 cm, sebelah atas berwarna hijau tua,
sebelah bawah hijau agak muda daun licin dan suram, pada tiap tiga
lingkaran batang terdapat 8 daun. Bunga hampir selalu berkelamin satu atau
berumah dua, tetapi kebanyakan dengan beberapa bunga berkelamin dua
pada karangan bunga yang jantan.
Menurut Sirna (2009), pepaya merupakan tanaman berbatang
tunggal dan tumbuh tegak. Batang tidak berkayu, silindris, berongga dan
berwarna putih kehijauan. Tinggi tanaman berkisar antara 5 sampai10
meter, dengan perakaran yang kuat. Tanaman pepaya tidak mmpunyai
percabangan. Daun tersusun spiral menutupi ujung pohon. Daunnya
termasuk tunggal, bulat, ujung meruncing, pangkal bertoreh, tepi bergerigi,
berdiameter 25 sampai 5 cm. Daun pepaya berwarna hijau, helaian daun
menyerupai telapak tangan manusia. Bunga pepaya berwarna putih dan
berbentuk seperti lilin, berdasarkan keberadaan bunga nya, pepaya termasuk
monodioecious yaitu berumah tunggal. Daunnya berjari banyak dan
memiliki kuncung di permukaan pangkalnya. Buahnya berkulit tebal dan
permukaannya rata, dagingnya kenyal, tebal, dan manis rasanya. Bobotnya
berkisar antara 600 g sampai dengan 2 kg.
Menurut Soenardi (2013), buah pepaya berbentuk oval hingga
hampir bundar, dengan diameter 15-30 cm, dan banyak dikonsumsi sebagai
buah segar. Buah memiliki rongga di bagian tengah yang berisi banyak biji
kecil. Kulit buah tipis dan daging buah tebal. Biji berwarna hitam keabu-
abuan. Jumlah banyak dan ditutupi oleh lendir yang menjaga agar biji tetap
lembab. pepaya berbentuk silinder dengan diameter 30-40 cm, semi
berkayu, berongga dan bergabus dengan kulit yang lembut berwarna abu-
abu. Permukaan batang dipenuhi dengan bekas tangkai daun. Arah
pertumbuhan batang tegak lurus ke atas dan tidak bercabang, kecuali bagian
ujung pucuk mengalami pelukaan atau titik tumbuhnya terpotong.
6. Buah kacang panjang (Vigna unguiculata ssp. Sesquipedalis)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna unguiculata ssp. Sesquipedalis
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan buah ini termasuk buah sejati
tunggal, Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna coklat muda. Bijinya
lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Buah kacang panjang berbentuk
polong, bulat, dan ramping. Biji kacang panjang berbentuk bulat panjang
dan agak pipih, tetapi kadang-kadang sedikit melengkung. Biji yang telah
tua berwarna beragam, kuning, coklat, kuning kemerahan, putih, hitam,
merah, dan putih bercak merah.
Menurut Yuwono (2009), buah tanaman yang sering digunakan
sebagai olahan sayuran ini umumnya berwarna 15 sampai 25cm, berbentuk
seperti polong dan didalamnya terdapat biji lonjong pipih serta warnanya
coklat. Buah ini yang sering dikonsumsi banyak orang, bentuknya seperti
polong, ramping atau pipih, biasanya berukuran 15 sampai 25cm, berwarna
hijau muda sampai gelap. Dalam satu tangkai biasanya muncul 1 smapai 3
buah kacang panjang. Biji kacang panjang berbentuk bulat panjang dan
agak pipih, tetapi kadang-kadang sedikit melengkung. Biji yang telah tua
berwarna beragam, kuning, coklat, kuning kemerahan, putih, hitam, merah,
dan putih bercak merah, tergantung pada jenis dan varietasnya.
Menurut Amintarti (2003), buah kacang panjang berbentuk polong,
bulat dan ramping dengan ukuran panjang sekitar 10 -80 cm. Polong muda
berwarna hijau sampai keputih-putihan Polong yang telah tua berwarna
kekuning- kuningan setiap polong berisi 8-20 biji. Biji kacang panjang
berbentuk bulat panjang dan agak pipih, tetapi terkadang terdapat sedikit
melengkung, biji yang telah tua memiliki warna kuning, coklat, kuning
kemerah -merahan, putih, hitam, merah dan putih bercak merah tergantung
pada jenis dan varietasnya. Biji memiliki ukuran panjang 8-8 mm dan lebar
5-6 mm.
Menurut Tjitrosoepomo (2003), buah kacang panjang berbentuk
polong, bulat dan ramping dengan ukuran panjang sekitar 10-80 cm. Polong
muda berwarna hijau sampai keputih-putihan Polong yang telah tua
berwarna kekuning-kuningan setiap polong berisi 8-20 biji. Kacang panjang
adalah tanaman semusim tumbuh membelit. Batang tanaman berukuran
panjang, bertekstur liat, dan sedikit berbulu. Daun tanaman merupakan daun
majemuk yang tersusun atas tiga helai dan berwarna hijau muda sampai
hijau tua.
Buah
14. ketapang
(Terminalia
catappa)