Anda di halaman 1dari 7

DEFORESTASI (Penggundulan Hutan)

A. Pengertian Deforestasi

Deforestasi adalah proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan guna
mengambil hasil hutan berupa kayu atau mengubah fungsi lahan hutan menjadi fungsi
non-hutan

Hutan adalah ekosistem kompleks yang berpengaruh terhadap hampir seluruh


spesies yang hidup di bumi. Sehingga tutupan hutan yang berkurang atau bahkan hilang
bisa menyebabkan bencana skala lokal maupun global.

Sudut pandang ilmu kehutanan mengartikan deforestasi sebagai situasi hilangnya


tutupan hutan beserta atribut-atribut yang ada didalamnya, dimana berimplikasi pada
hulangnya struktur dan fungsi hutan.

Deforestasi erat kaitannya dengan penebangan liar atau pembalakan liar. Jika
dibiarkan, maka dapat mengancam kehidupan seluruh makhluk hidup, baik ancaman bagi
tumbuhan, hewan maupun manusia. Deforestasi umumnya disebabkan oleh kebakaran
hutan yang disengaja ataupun yang terjadi secara alami.

Deforestasi dapat diartikan secara kuantitatif yaitu pengurangan tutupan tajuk


pohon menjadi kurang dari ambang minimum sebesar 10% untuk jangka panjang dengan
tinggi pohon minimum 5 m pada areal seluas minimum 0,5 ha.

Secara sederhana deforestasi juga didefinisikan sebagai perubahan tutupan suatu


wilayah dari berhutan menjadi tidak berhutan, dari suatu wilayah yang sebelumnya
memilki bertajuk berupa hutan (vegetasi pohon dengan kerapatan tertentu) menjadi bukan
hutan (bukan vegetasi pohon atau bahkan tidak bervegetasi)
B. Deforestasi di Indonesia

Luas hutan di Indonesia menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutan


(KLHK) adalah sekitar 125,9 juta hektare pada tahun 2018. Luas tersebut sekitar 63,7%
dari luas daratan di Indonesia.

Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara ke-3 dengan luas hutan
hujan tropis terluas di dunia setelah Brazil dan Kongo. kekayaan hutan di Indonesia tidak
hanya kayu, melain bermanfaat untuk industri farmasi, kerajinan, pariwisata, dan
keragaman flora fauna yang menjadi obyek ilmu pengetahuan.

Penyebab deforestasi di Indonesia umumnya disebabkan oleh program


pembangunan lahan permukiman dan pertanian transmigrasi sehingga kegiatan
pembukaan hutan dilakukan. Alih fungsi lahan juga dilatarbelakangi oleh kegiatan
pertambangan dan perindustrian yang tak jarang menyebabkan konflik antara masayrakat
adat dengan pengusaha. Konflik tersebut biasanya melibatkan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kehutanan dan lingkungan.

Menurut data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun
2016-2016 terjadi deforestasi di Indonesia sekitar 496.370 hekter. Sedangkan pada
periode sebelumnya, yakni 2015-2016 sekitar 630.000 hektar.

Penurunan luas hutan tersebut disebabkan karena adanya perbaikan dari


pemerintah tentang tata kelola kebijakan secara berlapis. Selain itu, pencegahan
kebakaran hutan juga menjadi salah satu faktor untuk menekan laju deforestasi.

C. Penyebab Deforestasi

Deforestasi terjadi karena desakan konversi lahan. Konversi lahan hutan bertujuan
untuk penyediaan lahan pemukiman, infrastruktur, atau bahkan lahan industri. Selain itu,
deforestasi juga bisa disebabkan oleh kepentingan pembukaan wilayah hutan untuk
perkebunan, pertanian, peternakan, hingga pertambangan tanpa melakukan upaya
reboisasi atau penanaman kembali.

Berdasarkan catatan WWF atau World Wildlife Fund, faktor utama yang


menyebabkan terjadinya deforestasi, antara lain:

1. Konversi Pertanian
Populasi manusia yang terus bertambah mempengaruhi peningkatan kebutuhan
dan pasokan bahan pangan. Untuk memenuhi hal tersebut, banyak wilayah hutan yang
dirubah fungsinya menjadi lahan perkebunan. Selain itu, permintaan
terhadap biofuel sebagai salah satu jenis energi alternatif juga memaksa adanya perluasan
wilayah perkebunan kepala sawit secara besar-besaran.

2. Kebakaran Hutan
Setiap tahun, jutaan hektar kawasan hutan lenyap akibat terjadinya kebakaran
hutan. Hal ini membuat deforestasi menjadi semakin parah dibandingkan deforestasi
yang disebabkan oleh kegiatan konversi pertanian dan lainnya. Kerugian akibat
kebakaran hutan juga berpotensi menghilangkan plasma nutfah. Selain itu, kebakaran
hutan akan menimbulkan ancaman kesehatan bagi manusia, risiko kehilangan materi,
bahkan merenggut nyawa.

3. Illegal Logging
Sekitar 50% pemanenan kayu di hutan-hutan alam termasuk kegiatan Illegal
Logging. Pemerintahan di berbagai negara telah mencoba mengawasi praktik pelanggaran
ini, mulai dari kegiatan pemanenan hingga perdagangannya. Namun untuk saat
ini, Illegal Logging belum bisa diberantas secara efektif. Banyak hutan hujan tropis di
wilayah Brazil, Indonesia, Kongo dan Rusia masih menjadi ajang penebangan liar.

4. Penggunaan Kayu Bakar


Sebagian penduduk dunia masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar sehari-
hari. Hal ini menjadi salah satu penyebab terjadinya deforestasi. Bahkan, setengah
dari Illegal Logging didorong oleh permintaan kayu bakar
5. Program Transmigrasi
Kawasan permukiman melalui program transmigrasi terus bertambah dan
berkembang denagn memanfaatkan area hutan. Jika tidak dikelola melalui kebijakan
yang baik, akan terjadi perubahan tutupan lahan hutan menjadi tutupan lahan non hutan,
khususnya pada kawasan hutan yang dekat dengan kawasan permukiman transmigrasi.

6. Pertambangan dan Pemanfaatan SDA


Pemanfaatan sumber daya alam melalui industri pertambangan dan pengeboran
minyak akan meninggalkan area bekas pertambangan di kawasan hutan yang kondisi
tanahnya berlubang-lubang. Jika tidak dilakukan penutupan, maka kawasan tersebut akan
memberikan dampak buruk bagi kualitas serta merubah fungsi lahan lingkungan
sekitarnya.

7. Penyebab Lain

Lemahnya pengawasan dan metode yang digunakan dalam mengelola hutan,


semakin memperparah konversi lahan hutan untuk kepentingan lainnya.

Alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan banyak menggunakan
cara pembakaran. Sebab, cara ini merupakan cara termurah dan tercepat, serta
memberikan manfaat pada unsur-unsur tanah untuk kesuburan tanaman. Selain itu,
pembakaran hutan juga efektif menghilangkan gulma dan rumput.

Akan tetapi, pembukaan lahan dengan pembakaran seringkali menyebabkan


kebakaran hutan yang tidak terkendali. Akibatnya, ratusan ribu hingga jutaan hektar
hutan yang bukan menjadi sasaran ikut habis terbakar.

Perusakan hutan di daerah tropis umumnya juga dilakukan oleh masyarakat


melalui kegiatan perladangan berpindah-pindah. Praktik tradisional ini dilakukan dengan
membabat lahan kemudian membakarnya untuk ditanami tumbuhan pangan dalam jangka
waktu pendek
D. Dampak Penyusutan Hutan

Deforestasi memberikan dampak buruk bagi manusia dan lingkungan. Sebab, hilangnya
pepohonan di dalam hutan dapat menjadi pemicu bencana alam serta perubahan iklim
dunia akan semakin cepat.

Berikut ini adalah akibat dari deforestasi, antara lain:

1. Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Hutan memiliki lebih dari 80% keanekaragaman hayati. Oleh sebab itu, hutan disebut
sebagai gudang dari keanekaragaman hayati. Apabila hutan hilang, maka kita juga
akan kehilangan keanekaragaman tersebut.

2. Erosi

Tanah yang tidak tertutup oleh vegetasi hutan akan lebih mudah mengalami


pengikisan. Akibatnya, tingkat kesuburan tanah akan berkurang dan dapat
menyebabkan bencana banjir hingga tanah longsor.

3. Siklus Air Terganggu

Hutan yang hilang akan mengakibatkan berkurangnya penguapan air tanah oleh


pohon. Kondisi ini berakibat pada iklim dan cuaca yang berubah menjadi lebih
kering, karena curah hujan akan berkurang.

4. Hilangnya Mata Pencaharian Masyarakat

Jutaan orang di dunia menggantungkan hidupnya pada hutan. Hutan bermanfaat


untuk kegiatan bertani, perikanan, berburu dan lain-lain. Apabila hutan hilang, maka
akan hilang pula mata pencaharian mereka.

E. Pengaruh Deforestasi terhadap Perubahan Iklim

Gas rumah kaca bertanggungjawab atas terjadinya pemanasan global (global


warming). Emisi karbondioksida yang ada di bumi berkisar 6% hingga 17% dari total
emisi global. Persentase tersebut menunjukkan bahwa deforestasi juga dapat
meningkatkan kadar karbondioksida di bumi.

Hutan menjadi tempat penyimpanan dan daur ulang karbondioksida yang besar.
Lebih dari 300 milyar ton karbondioksida tersimpan di dalam hutan dan pohon-pohon di
muka bumi. Akibat deforestasi, maka sejumlah karbondioksida akan terlepas ke atmosfer
sehingga semakin memperparah kondisi perubahan iklim.

Deforestasi juga mengakibatkan berkurangnya kemampuan bumi untuk menyerap


kembali karbondioksida dari atmosfer. Karbondioksida yang seharusnya diserap
melalui proses fotosintesis tidak akan maksimal, sebab pohon-pohon hutan terlah
berkurang drastis.

Sedangkan pada tipe hutan tertentu, seperti hutan gambut. Apabila vegetasi pohon yang
tumbuh diatasnya menghilang, maka tanah gambut akan melepaskan karbondioksida
yang tersimpan dalam tanah.

F. Cara mengatasi dan mencegah Deforestasi

Hutan tropis adalah salah satu jenis hutan yang mengalami krisis deforestasi yang
tinggi. Hal ini disebabkan oleh kebakaran hutan terjadi di Indonesia.

Meskipun kebutuhan lahan terus meningkat dari waktu ke waktu, namun


deforestasi bisa dihentikan dan dilakukan pencegahannya. Pencegahan dapat dilakukan
dengan penebangan sistem tebang pilih dan penanaman kembali. Sistem tebang pilih
dapat tetap menjaga keberlangsungan ekosistem hutan dan fungsinya sebagai penyangga
kehidupan. Deforestasi tidak akan menimbulkan kerugian selama dilakukannya
pemanfaatan kembali yang efektif. Namun, hal tersebut akan merugikan jika lahan
kosong tersebut tidak dilakukannya penanaman kembali sehingga menjadi gersang serta
membahayakan saat musim hujan.
TUGAS KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

Deforestasi (Penggundulan Hutan)

Nama : Winda Aprilia A. Basjir

NIM : O 121 19 243

Kelas : PTK 4

Mata Kuliah : Kajian Lingkungan Hidup

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

Anda mungkin juga menyukai