NIM : 14232864
Jurusan : Perpetaan
Film Kita Versus Korupsi merupakan kumpulan cerita pendek yang berisi 4 part yang berisi
tentang korupsi yang berada di sekitar kita dan memiliki pesan moral yang berisi tentang kehidupan
sosial kita sehari-hari. Film ini membuat kita menyadari bahwa banyak tindakan korupsi yang ada di
sekitar kita, bahkan mungkin juga sering kita lakukan sendiri.
1. Rumah perkara
Film ini mengangkat sebuah cerita tentang seorang kepala desa/ lurah yang banyak sekali
mengumbar janji-janji manis ketika berkampanye untuk pilkada di desa tersebut. Beliau
memberikan janji dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kemiskinan,
menciptakan tempat tinggal yang layak dan melindungi warga dari berbagai ancaman. Keadaan
berubah ketika beliau telah terpilih dan menjabat menjadi lurah tersebut. Janji-janji yang
disampaikan ketika berkampanye hanya berlalu begitu saja tanpa ada tindakan yang nyata.
Beliau pun mulai haus dengan tahta dan harta yang didapatkannya. Beliau mengesampingkan
kepentingan warga hanya demi kepentingan investor yang menawarkan tawaran menggiurkan
untuk membuat real estate dengan ruko-ruko dan lapangan golf dengan dalih untuk menjadikan
daerah tersebut menjadi tempat wisata.
Penggusuran tempat tinggal warga pun dilakukan untuk pembebasan lahan menjadi
sebuah real estate yang dikerjakan investor tersebut. Banyak warga disana yang pergi dari
desanya tersebut dikarenakan sudah tidak memiliki hak atas tanahnya yang sudah diambil
pengusaha pemilik proyek pembangunan tempat wisata tersebut. Namun terjadi sebuah konflik,
dimana kepala desa tersebut memiliki selingkuhan yang seorang janda yang tidak mau pindah
dari rumah itu, karena rumah itu adalah rumah satu-satunya yang dia miliki. Saat para
proyektor sudah habis kesabaran karena wanita itu tidak mau meninggalkan rumahnya, mereka
membakar rumah wanita tersebut. Tanpa diketahui ternyata anak dari lurah berada di dalam
rumah janda tersebut untuk menolong janda tersebut. Akhirnya janda dan anak lurah tersebut
terjebak dalam kobaran api di dalam rumah tersebut. Film ini ditutup dengan penyesalan dan
rasa bersalah dari lurah tersebut karena telah melakukan tindakan yang salah tersebut.
Pesan moral yang ada di film ini adalah
1. Sebagai manusia kita harus teguh memegang janji yang sudah kita buat, terutama janji
kepada masyarakat yang penuh harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
2. Jadilah sosok pemimpin yang adil, dan bijaksana yang selalu mementingkan kehidupan
rakyat diatas kepentingan pribadi dan golongan.
3. Karma merupakan sesuatu yang mungkin akan terjadi menimpa kita jika kita melakukan
kesalahan. Untuk itu selalu interopeksi terhadap diri kita apakah tindakan yang kita
lakukan telah sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Karena karma akan lebih
menyakitkan terjadi bagi kita dan kepada orang-orang yang kita cintai.
2. AKU PADAMU
Film kedua berkisah mengenai seorang gadis yang akan kawin lari dengan kekasihnya
karena dia sudah muak akan akan sikap ayah nya. Namun persyaratan pernikahan itu harus
memakai kartu keluarga, tetapi satu sama lain tak ada yang membawa kartu keluarga dan
pilihan satu-satunya yaitu untuk memakai bantuan calo dalam proses persyaratan pernikahan
tersebut, tetapi seketika gadis tersebut menolak karena dia mengingat akan masa lalunya.
dimana masa lalu yang mengajarkan dia untuk memulai sesuatu yang kecil pun harus dengan
kejujuran karena kalimat “KAMU ADALAH CERMINAN RUMAHMU”. Pada masa
kecilnya, dia memiliki guru yang tidak mau menyogok ayahnya untuk menjadi seorang PNS,
dan akhirnya guru itu pun dipecat dari sekolahnya karena tidak memberikan uang kepada
bagisan pengurus kepegawaian, tapi guru itu tetap berusaha untuk mengajar muridnya walau
bukan sebagai guru disekolahnya. Guru itu tetap bertahan dengan keadaan yang seadanya, guru
itu pun akhirnya meninggal karena sakit. Karena pengalaman masa kecilnya tersebutlah yang
membuat seorang gadis ini memiliki pendirian untuk tidak menyogok.
Pesan moral yang ada didalam cerita ini adalah :
1. Tindakan percaloan dan suap yang ada di dalam film ini mungkin telah kita jumpai
sehari-hari dalam kehidupan birokrasi. Hal tersebut mungkin telah dianggap biasa karena
kegiatan ini telah mengakar dan sulit untuk dihapuskan. Tindakan ini sangat erat
maknanya dengan kecurangan dan kebohongan karena tindakan percaloan ini pasti selalu
dilakukan dengan menyalahi dan mengabaikan aturan-aturan yang telah ditetapkan.
2. Kenangan dan pengalaman masa kecil yang sangat mengena dalam kehidupan kita di
masa lalu memang sangat mempunyai arti dan makna dalam membangun diri kita di
masa depan. Oleh karena itu pentingnya penanaman sifat dan perilaku yang terpuji dan
baik kepada anak-anak di masa kecil karena itu merupakan modal mereka untuk menjadi
generasi yang gemilang di masa mendatang.