Anda di halaman 1dari 5

" LITTLE MOM "

Indonesia tercinta, Indonesiaku bukan hanya indah indonesiaku adalah negeri ajaib. Mungkin
anda juga akan merasa seperti itu jika anda datang ke Indonesia, Indonesia yang mempunyai
penduduk terbanyak ke-3 di dunia yang dimana dengan jumlah penduduk mencapai
277.858.332 jiwa dari 34 provinsi. Selain mempunyai penduduk terbanyak ke-3 di dunia
Indonesia juga dikenal akan tempat wisata yang bisa menyuguhkan pemandangan yang
bagus dan merupakan tempat wisata halal. Akan tetapi perlu di ingat kembali di balik negara
yang mempunyai penduduk terbanyak ke-3 dan negara yang terkenal akan tempat
wisatanya, Indonesia juga masuk ke dalam 10 besar angka pekawinan anak tertinggi di dunia
yang dimana hampir setiap harinya terjadi perkawinan anak di bawah umur.

 INILAH CERITAKU

Perkenalkan nama saya Muhammad Rozi Hadrian biasa di panggil Rozi, saya berasal dari
salah satu provinsi yang berada di Indonesia, tepatnya Nusa Tenggara Barat, kabupaten
Lombok Barat tepatnya di desa Jagaraga Indah kabupaten Lombok Barat. Ceritaku bermula
dari 3 tahun yang lalu, yang dimana pada saat itu aku masih berumur 15 tahun dan masih
duduk di bangku SMA. Saya bukan pemeran pertama di dalam cerita ini melainkan sebagai
pemeran pembantu. yang dimana saat saya berumur 15 tahun saya pertama kali mengikuti
sebuah organisai besar yang sedang ada di desa saya, Organisasi itu bernama "YES I DO"
yang merupakan salah satu organisasi terbesar di Indonesia, dimana di dalam organisasi
"YES I DO" banyak tergabung organisasi-organisasi lain, Seperti RUTGERS , ARI (Aliansi
Remaja Indonesia), PLAN INTERNASIONAL, PKBI, PUPUK ( Perkumpulan Untuk Peningkatan
Usaha Kecil) dan LPAR ( Lembaga Perlindungan Anak Desa ).

Organisasi "YES I DO" dan organisasi lainnya datang ke 4 desa yang ada di kabupaten
Lombok Barat dengan membawa program kerja yang harus di jalankan di 4 desa dia
antarnya desa kediri, Jagaraga Indah, Lembar Selatan dan Sekotong Barat. program kerjanya
tersebut tentang " STOP PERKAWINAN ANAK " seperti yang di ketahui, 4 desa tersebut
merupakan desa dengan perkawinan anak terbanyak yang ada di Lombok Barat.

Karna masyarakat di Lombok Barat khususnya di 4 desa tersebut masih belum paham
tentang bahayanya perkawinan anak dan di kalangan masyarakat juga, nikah muda masih
menjadi polemik yang ramai diperbincangkan banyak orang. Sebagian kalangan ada yang
memandang hal ini positif karena secara agama dapat menghindari muda-mudi dari
perzinahan dan alasan lainnya adalah masalah perekonomian. Maka dari itu organisasi " YES
I DO " ingin mengubah pola pikir masyarakat tentang perkawinan anak.

Di tahun pertama program kerjanya, organisasi " YES I DO " mendapatkan sambutan hangat
dari kepala desa Jagaraga Indah dan diizinkan untuk melakukan organisasi di desa Jagaraga
Indah dengan harapan bisa memperkecil perkawinan anak. Di tahun-tahun seterusnya

1
organisasi "YES I DO" mempunyai banyak anggota diantaranya adalah saya dan pemeran
utama di dalam cerita saya.

Setelah beberapa tahun melakukan program kerja di desa Jagaraga indah, organisasi "YES I
DO" bisa memperkecil kasus perkawinan anak yang ada di desa Jagaraga indah dan bisa
memberikan dampak baik bagi remaja dan masyarakat. Yang dimana pada saat itu
organisasi "YES I DO" berhasil menjalankan program kerjanya, hal yang tidak diinginkan
akhirnya terjadi. Di mana salah satu member aktif dari organisasi "YES I DO" melakukan
pernikahan yang dimana pada saat itu di masih berusia berumur 16 tahun, dia berinisial HS
yang berkelamin perempuan.

HS ( inisial ) melakukan pernikahan tersebut bukan atas dasar suka sama suka melainkan
ada paksaan dan jebakan dari pihak laki-laki tersebut ( pacarnya ). Cerita tersebut bermula
dimalam ketika saya dan teman-teman saya sedang kumpul dan sedang membahas tentang
kasus perkawinan yang ada di desa kami, pada malam itu si korban ( HS ) tidak ikut kumpul
karna dia sedang pergi dengan pelaku ( pacarnya ). Tepatnya pada jam 10 malam ibu dari si
korban menelpon salah satu teman kami yang menanyakan keberadaan anaknya ( korban ),
akan tetapi si korban tidak bersama kamu pada malam itu. Berselang beberapa menit si ibu
korban pun kembali menghubungi salah satu teman kami akan tetapi kita masih
memberikan jawaban yang sama.

Saya dan teman-teman saya berinisiatif untuk membantu ibunya untuk mencari keberadaan
si korban, salah satu teman kami mencoba menelpon si korban akan tetapi yang
mengangkat telpon tersebut ialah si pelaku, terjadilah percakapan singkat antara teman
saya dan si pelaku :

Pelaku : " ini siapa? "

Temanku : " dimana HS? Dia dicariin sama ibunya "

Pelaku : " dia ada di rumahku, aku mau nikah sama dia " ( langsung mematikan telpon )

Kami yang mendengar perkataan Si pelaku pun kaget karena pelaku tiba-tiba bilang seperti
itu. Kami pun langsung memberitahukan kepada ibu si korban. Bukan sampai di situ saja
kami pun langsung mengabari kepada ketua KPAD ( Kelompok Perlindungan Anak Desa )
untuk membecirakan hal tersebut. Selang beberapa menit kami pun mencoba lagi untuk
menelpon si korban dan akhirnya yang mengangkatnya ialah si korban dan teejadilah suatu
pembicaraan :

Ketua KPAD: " halo HS kamu lagi dimana "

Korban : " halo halo, bantuin saya kak " ( sambil ketakutan )

Ketua KPAD : " Ada apa ? Kamu di apain sama si pelaku? "

Si pelaku sekaligus pacarnya pun langsung mengambil HP tersebut :

2
Pelaku : " jangan ganggu HS lagi dia sudah senang dengan saya "

Ketua KPAD : " kamu apaain anak orang? "

Pelaku : " saya sudah mendapatkan dia jadi jangan ganggu kita lagi " ( langsung mematikan
telpon ).

Besok paginya kami pun kembali kumpul untuk membicarakan masalah yang terjadi pada
tadi malam, kami ingin melakukan yang terbaik untuk teman kami. Kamipun mengatur
strategi bagaimana cara menggagalkan pernikahan tersebut Karna kami tahu itu pemaksaan
dan belum cukup umur untuk melakukan sebuah perkawinan. Setalah beberapa jam, kami
pun menemukan solusi dan meminta bantuan ke salah satu orang yang penting dan
sekaligus yang sudah berpengalaman dalam menyelesaikan masalah ini. Kami memutuskan
untuk mendatang kerumah si korban untuk membicarakan hal tersebut kepada orang
tuanya, kami di sambut dengan hangat, kami langsung memberikan gambaran tentang
bahayanya menikah muda dan berusaha untuk membantu menggagalkan perkawinan
tersebut.

Orang tua korban pun pada awalnya menyerahkan itu semua kepada kita yang dimana
sekaligus itu adalah tugas kita dalam organisasi " YES I DO ". Kami pun langsung
mendatangi rumah si pelaku untuk membicarakan sekaligus menggagalkan perkawinan
tersebut dan tidak lupa kami juga meinta bantuan dari polisi untuk menjaga kita jika terjadi
hal yang tidak di inginkan. Sesampainya disana kami pun langsung melontarkan pertanyaan
kepada saudara HS "Apakah kamu benar-benar mau menikah?" si korban HS pun menjawab
"tidak, aku mau pulang." Setelah itu kami pun lansung melontarkan beberapa pertanya
kepada si pelaku dan menyudutkan pihak laki-laki dengan tudahan pencurian dan akan
memenjarakan si pelaku jika sampai melakukan pernikahan tersebut.

Akan tetapi selang beberapa hari kemudian keputusan dari orang tua korban berbeda dengan
keputusan awalnya, yang dimana dulu orang tua korban ingin menggagalkan pernikahan
anaknya, akan tetapi sekarang dia ingin melanjutkan pernikahan anaknya, dengan alasan
"akan malu jika membawa pulang anaknya yang sudah tinggal di rumah si laki-laki dan akan
menjadi aib bagi keluarga". Kami pun kembali berusaha untuk menyakinkan agar orang tua
korban ingin menggagalkan pernikahan anaknya tapi mereka tetep teguh dengan pilihannya
dan sampai emosi kepada kita dan sampai melakukan pengancaman kepada kita yang
berani ikut campur ke dalam urusan anaknya.

Sampailah pada hari dimana HS melangsungkan pernikahan nya yang seharusnya itu tidak
terjadi, seperti yang di ketahui dia masih berusia umur 16 tahun dan masih muda untuk
membangun rumah tangga. Kami sebagai teman juga tidak lupa untuk selalu mendoakan
yang terbaik untuknya dan berharap semoga hubungannya tidak kandas seperti halnya
korban-korban yang telah kita tangani dulu. Karna sebagai mana yang kita ketahui
perkawinan anak sangat rentan dengan perceraian, masalah ekonomi dan yang paling parah
adalah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.

3
Setelah hampir satu tahun menikah, Sekarang HS pun sudah mempunyai anak dan menjadi
seorang ibu, yang dimana itu tidak pantas di sandang oleh anak yang masih berumur 16-17
tahun, Karna si korban juga masih di sebut anak dan belum cukup umur untuk menyandang
gelar ibu. Akan jadi aneh "jika seorang anak mempunyai anak". Akan tetapi kami sebagai
teman juga ikut bahagia dan selalu mensupport apa yang terbaik menurut dia, kami tidak
pernah membenci dia ataupun orang-orang yang sudah melakukan pernikahan di bawah
umur, melainkan kami peduli dengan mereka dan kami tidak ingin sesuatu yang tidak
diinginkan terjadi.

HS hampir setiap hari melakukan tugas seorang ibu sebagaimana halnya yang biasa
dilakukan oleh ibu-ibu yang menikah cukup umur. HS juga tidak luput dari pekerjaan ibu
rumah tangga, yang memaksakan dirinya yang masih kecil mengurus rumah sendirian dan
mengurus anak sendirian.

Sedikit dari mereka yang melakukan perkawinan anak itu bahagia dan sedikit dari mereka
sampe mempunyai anak. Karna seperti kita ketahui dia belum mempunyai pola pikir
bagaimana cara membangun bahtera rumah tangga dan bagiamana cara menghidupkan
keluarga jika tidak mempunyai ekonomi yang mapan. Ada begitu banyak kasus yang telah
terjadi ketika melakukan perkawinan anak yang dimana rentan terjadinya perceraian,
masalah ekonomi dan yang paling parah bisa terjadinya kekerasan dalam rumah tanga.

Ingat, tugas kami bukan melarang orang untuk menikah melainkan memutuskan rantai
perkawinan anak. Jika bukan kita siapa lagi, kita sebagai generasi muda harus sadar akan
bahayanya perkawinan anak dan resiko yang besar jika nanti sudah melahirkan seperti
perceraian, KDRT ( kekerasan dalam rumah tangga ), kematian pada anak atau ibu.

Merarik kodeq? " SUSAH "

Stop merarik kodeq? " SOLAH "

For your information :

1. UU Nomor 16 Tahun 2019. Perkawinan hanya diizinkan apabila laki-laki dan


perempuan sudah mencapai umur 19 tahun.
2. Resiko pernikahan Anak :
 Gaguan psikologis
 Komplikasi kehamilan
 Masalah ekonomi
 Kekerasan rumah tangga
 Perceraian

4
Quote :

 Raihlah baju wisuda mu sebelum baju pengantin mu :)


 Wedding is easy, marriage is not !!!

Anda mungkin juga menyukai