NIM : 190533646861
Prodi : S1 Pen. Teknik Informatika
Apakah akan bahagia seperti kehidupan pernikahan selebriti di televisi atau malah
sebaliknya. Karena pada dasarnya kehidupan setelah menikah itu kembali lagi kepada
pasangannya. Apakah mereka sudah siap untuk menikah secara lahir dan batin atau belum.
Kesiapan itu sendiri di dapat dari beberapa faktor seperti usia, mental, sikap dan perilaku
seseorang. Di Indonesia sendiri jika membicarakan pernikahan sudah sangat lumrah. Bahkan
banyak para remaja yang ingin melakukan pernikahan sebelum waktunya.
Karena mereka melihat di media sosial banyak remaja yang sudah menikah dini, atau bahkan
karena mereka merasa jenuh dengan sekolah/kuliahnya, serta kehidupannya.
Sebelum kita bahas lebih dalam lagi mengenai Plus dan Minus dari Pernikahan Dini, Yuk
kita tau dulu mengenai pengertiannya!
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh anak yang berusia kurang dari 19
Tahun. Sementara pada umumnya pernikahan di Indonesia dilakukan oleh pasangan yang
umurnya sudah lebih dari 19 Tahun, sesuai UUD 1945 dinyatakan bahwausia nikah di atur
dalam Pasal 7 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1974 adalah 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun
untuk perempuan.
Tetapi kenapa sih masih banyak remaja yang melakukan pernikahan dini? Berikut
penjelasannya.
1. Faktor Ekonomi
faktor ekonomi menyebabkan orang tua menikahkan anaknya pada pria/keluarga yang
lebih mapan atau hanya untuk mengurangi biaya hidup sehari hari. Serta beban orang tua
2. Perjodohan
mungkin faktor ini sudah sangat kecil yang menyebabkan pernikahan dini, namun
beberapa kasus terutama di desa dan kampung, ini masih terjadi.Bahkan di perkotaanpun
sekarang masih banyak orang tua yang melakukan perjodohan terhadap anaknya.Padahal
perjodohan sudah di tinggalkan.
Di beberapa daerah di Indonesia, masih ada budaya yang membuat anak perempuan menikah
dengan pria yang jauh lebih tua.Serta kepercayaan masyarakat desa jika lebih cepat menikah
lebih baik.
Pernikahan dini terjadi bukan hanya karena faktor faktor di atas aja loh. Tapi juga bisa terjadi
karena kemauan dari diri sendiri. Seperti yang di katakan oleh narasumber yang penulis
wawancarai. Sebut saja Angel (Nama Samaran) dia bilang "Awal di ajak nikah jujur aku
takut, aku langsung nolak. Tapi aku pikir, daripada pacaran bikin nambah dosa, mending
langsung nikah aja biar jadi pahala. Karna emang ini semua pure kemauan aku sendiri. Dan
kebetulan waktu itu ekonomi rada turun, dan aku juga mikir udah gamau nyusahin orangtua,
aku pengen bahagiain mama."
Nah setelah kita tau faktor apa saja yang menyebabkan pernikahan dini, kita bahas dulu yuk
kasus pernikahan dini apa aja yang pernah viral di Indonesia
Siapa sih yang gatau pernikahan Syekh Puji yang menikahi anak umur 12 tahun yang bernama
Lutfiana Ulfa pada tahun 2008. Syekh Puji yang memiliki nama asli Pujiono Cahyo Widiato
merupakan seorang pimpinan pondok pesantren Miftahul Jannah di Semarang, Jawa Tengah.
Ulfa dijadikan istri kedua oleh pengusaha kuningan tersebut. Pada 24 November 2010, Syekh
Puji divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Semarang dengan hukuman 4 tahun penjara dan
denda Rp 60 juta. Dia terbukti melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak
Pada tahun 2012 terjadi pernikahan Mantan Bupati Garut Aceng Fikri. Pria yang saat itu berumur
40 menikahi Fany Octora yang belum genap berumur 18 tahun. Dan mirisnya pernikahannya
hanya bertahan selama 4 hari. Istrinya diceraikan melalui pesan singkat lantaran dituding sudah
tidak perawan lagi. Atas perbuatannya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Garut melengserkan Aceng atas pelanggaran kode etik.
Sebenarnya masih banyak lagi kasus Pernikahan Dini yang terjadi di Indonesia. Beberapa
kasus di atas merupakan contoh kasus yang sempat viral di Indonesia.
Dari beberapa kasus di atas terdapat alasan mengapa terjadi Pernikahan Dini karena ingin
menghindari zina. Namun dibalik itu semua Pernikahan dini juga pasti memiliki nilai
minusnya juga.
Seperti yang di kutip dari salah satu Psikolog yang bekerja di salah satu Universitas Swasta di
Jakarta menyatakan bahwa "Pernikahan Dini itu kebanyakan terjadi di Negara Berkembang,
negara yang pola berpikirnya (masyarakat) masih belum stabil, dan lebih banyak resikonya
untuk pasangan.
Seperti akan terjadi kekerasan dalam rumah tangga karena emosi pasangan yang belum stabil,
psikologis dan mentalis perempuan belum siap untuk menjadi istri dan seorang ibu.
Lalu pada saat penulis bertanya "lalu menurut bapak pernikahan dini itu rata -- rata terjadi
karna apa?" ia menjawab "Pernikahan Dini bisa terjadi karena dua faktor.
Yang pertama adalah ketidak sengajaan. Banyak penyebabnya yang paling rentan serta
gampang terlihat karena keingintahuan akan sex tanpa edukasi atau penanganan yang tepat,
dan menjadikan hamil diluar nikah sehingga masyarakat tidak begitu memikirkan resikonya,
yang terjadi malah kebanyakan langsung menikah karena ingin menghindari rasa malu.
Faktor yang kedua adalah faktor kesengajaan. Selebihnya terjadi Pernikahan Dini adalah
karena alasan ekonomi (di daerah), pandangan mereka Pernikahan Dini menjadi solusi untuk
menaikan perekonomian mereka."
Pernikahan Dini tentu saja memiliki sisi Plus dan Minusnya. Menurut Survey berikut sisi plus
dan minus dari Pernikahan Dini:
Nama : Mizzul Wafir Jufriansyah
NIM : 190533646861
Prodi : S1 Pen. Teknik Informatika
Berikutnya, Anda juga harus menyadari kerugian dan akibat buruk yang biasa terjadi
pada pasangan yang menikah muda.
Para wanita muda yang tidak bisa mengatasi urusan rumah tangga dan
pekerjaannya akan lebih mudah mengalami depresi sehingga banyak yang
berakhir dengan pernikahan tidak bahagia, depresi bahkan bunuh diri.
Menikah muda membuat wanita memiliki waktu yang tidak banyak untuk
mengenal dirinya sendiri dan orang lain, sehingga kemungkinan bersama 'pria
yang salah' akan semakin besar. Pengalaman di usia 20-an tahun akan
membentuk wanita untuk lebih dewasa dan lebih tahu mana yang paling baik
untuk dirinya.
Kehidupan berkeluarga membuat seseorang harus bekerja keras
mengumpulkan uang. Wanita muda harus mengorbankan masa mudanya
untuk bekerja keras sementara teman-temannya mungkin masih sibuk
bersenang-senang.
Memiliki anak di usia muda membuat wanita harus mengorbankan karirnya
untuk mengurus anak. Seringkali hal ini membuat wanita merasa menyesal
dan tidak puas.
Beberapa wanita juga merasa bahwa sedari muda mereka telah
mengorbankan banyak hal untuk keluarga, dan tidak berhenti hingga mereka
beranjak tua. Waktu berlalu dan gairah asmara menjadi pudar sehingga
suami cenderung selingkuh dan akhirnya wanita lagi yang harus
mengorbankan kebahagiaan mereka demi anak-anaknya.
Pertentangan dalam Keluarga
Menurut Angel (Nama Samaran) "sebelum nikah keluarga aku kaget dan kebanyakan
menentang, tapi mama dan kakak aku justru ngedukung banget dan mereka juga yang
ngejelasin baik -- baik ke anggota keluarga yang nentang. Karena emang nikah itu
kemauan aku sendiri, dan aku udah tau konsekuensinya gimana jadi ya ngerasa lebih
siap"
Menghasilkan Berbagai Macam Spekulasi dalam Masyarakat
Angel (Nama Samaran) juga berkata jika "hampir semua orang nyindir aku di story
ig, di story wa, dan bahkan aku sampe di gosipin hamil duluan. Tapi aku cuma diem
aja, percuma ngomong ga akan di denger juga. Tapi aku langsung inget kalo niat aku
nikah itu baik, gimanapun tantangannya pasti ada jalannya."
Menurut John Christian Simatupang M.Psi salah satu psikolog yang bekerja di salah
satu Universitas Swasta berpendapat bahwa "Mental anak remaja itu masih labil, dan
belum siap untuk membangun keluarga yang baik. Karena di khawatirkan akan terjadi
hal yang tidak di inginkan jika menjalani pernikahan di usia yang belum semestinya."
Menurut penelitian dari UNICEF, terdapat banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh
pernikahan dini, yaitu:
Wanita usia 10-14 tahun memiliki risiko lima kali lebih besar untuk meninggal saat
hamil dan persalinan daripada wanita usia 20-24 tahun. 85% wanita mengakhiri
pendidikan setelah menikah.
Wanita yang menikah dini memiliki risiko tinggi untuk mengalami kecemasan,
depresi, dan pikiran bunuh diri.
Mereka masih enggak mengerti hubungan seks aman, sehingga meningkatkan risiko
infeksi menular seksual seperti HIV.
Pengantin anak memiliki peluang besar untuk mengalami kekerasan fisik, psikologis,
emosional, dan isolasi sosial.
Kita sebagai remaja tentunya tidak ingin dong salah dalam menentukan pilihan. Berikut cara
agar kita bisa menghindari Pernikahan Dini:
Keputusan untuk menikah memang kembali lagi kepada pasangan. Apakah itu sudah menjadi
keputusan yang baik atau malah sebaliknya. Kita sebagai remaja memang sudah seharusnya
menghindari pernikahan dini untuk menghindari hal -- hal yang tidak di inginkan setelah kita
menikah karena belum siap.
Mungkin pikiran kita bilang kalau kita sudah siap tetapi hati dan fisik kita pada nyatanya
belum siap. Maka dari itu lebih baik kita nikmati masa -- masa remaja kita dengan baik dan
semaksimal mungkin agar kelak kita siap dan tidak menyesal untuk menjalani bahtera
pernikahan.