MOH. THOHA
0029/CABKK-JTM.SUM/2023
MAKALAH PERSONAL
CALON ANGGOTA BAWASLU KABUPATEN/ KOTA SUMENEP
MOH. THOHA
BAGIAN PERTAMA
Saya Moh. Thoha, lahir di Sumenep pada 02 September 1980 tepatnya di Desa
Matanair, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, sebuah Desa sekitar 7 Kilo
Meter kearah barat perkotaan, sebuah Desa yang tidak begitu luas namun terasa
sejuk dengan dataran sawah dan ladang.
Setelah lulus Madrasah Ibtidaiyah An-najah Matanair, Rubaru, Pada Tahun 1994,
Saya menempuh pendidikan di MTs. Aqidah Usymuni Terate Pandian dan lulus tepat
waktu yaitu tahun 1997. Kemudian saya menempuh pendidikan pesantren yakni di
Pondok Pesantren An-nuqayah Guluk-guluk Sumenep. Pendidikan Tsanawiyah
khusus selama 1 tahun lalu melanjutkan ke jenjang Madrasah Aliyah juga saya
tempuh di Pondok Pesantren tertua di Sumenep itu.
Hingga setelah lulus Aliyah pada tahun 2001, saya memilih berhenti mondok dan
melanjutkan mengabdikan diri di Pondok Pesantren An-Najah. Setelah beberapa
tahun bergelut dibpengabdian mengajar, lalu saya Masuk Pendidikan Perguruan
Tinggi, yakni di STKIP PGRI Sumenep dan lulus pada Tahun 2012.
Saya lahir dari keluarga sangat sederhana dengan dua bersaudara, dan saya adalah
bungsu. sebagai keluarga petani yang bergantung hidup dari bercocok tanam, saya
tumbuh besar menjadi Dewasa sebagaimana layaknya para tetangga.
Kadang, jika hari libur saya juga ikut membantu Bapak Ibu saya ke Sawah atau ke
ladang untuk bercocok tanam atau sekedar membantu merawat tanaman. Hingga
pada saatnya setelah saya menginjak usia 16 atau 17 tahun, saya harus pergi ke
Pondok Pesantren An-nuqayah Guluk-guluk untuk menuntut ilmu.
Aktifitas Sehari-Hari
Saat ini, saya sedang menekuni aktifitas sebagai penyelenggara Pemilu, yaitu sebagai
Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Rubaru. Sepulang kerja atau diwaktu
tertentu (Libur) saya juga sedikit membantu bisnis yang digeluti isteri saya, yaitu
pengrajin Batik. Tanpa mengurangi tanggung jawab saya sebagai bagian dari
penyelenggara Pemilu, saya menyempatkan diri untuk sekedar memantau, melihat
perkembangan bisnis isteri saya.
Pada tahun 2017 Saya menikah dengan isteri saya, yang rumahnya juga tidak terlalu
jauh dari rumah saya, dan saat ini saya di karunia dua buah hati, yang pertama anak
perempuan bernama Syakila Alifa Hibatillah, Dan kedua anak laki-laki bernama Moh.
Miftahol Khair.
Hingga pada suatu waktu saya bertemu dengan Agus dan Matlani, dua orang teman
Kampus di sebuah tempat makan. Setelah saling bertegur sapa kami terlibat sedikit
percakapan hangat, seputar keluarga dan pekerjaan.
Dan pada minggu berikutnya di destinasi wisata pantai di Sumenep, saya bertemu
dengan Helmi, teman Pondok. Ia tampak bersama isteri dan dua orang anaknya.
Kami lalu terlibat percakapan hangat sekaligus lucu, karena rambut Helmi nyaris
tidak ada yang berwarna hitam, alias putih beruban.
Setiap orang pasti memiliki tauladan sebagai acuan dari segala perilaku kita. KH.
Rusydi Jazuly adalah guru sekaligus teman diskusi saya. Ia pernah menyampaikan
secara serius bahwa Hidup Harus dijalani dengan ihlas, bersungguh-sungguh, dan
disertai dengan nilai manfaat.
Tentu saja dalam hal ini adalah karakter nilai manfaat, manfaat dalam arti yang
sangat sempit adalah tidak memberikan/menimbulkan beban kepada siapapun dan
dalam bentuk apapun. Dalam arti yang sangat luas manfaat adalah memberikan
solusi dari setiap persoalan yang dihadapi oleh sahabat, tetangga, bahkan lebih luas
lagia adalah untuk bangsa dan Negara.
Karakter nilai manfaat ini biasanya lebih menekankan pada karakter lain, seperti
professional, tegas, berintegritas, jujur, amanah, hingga bermuara pada manfaat
bersama, dan itu semua sedang saya jalankan.
Integritas
Sebagaimana kita maklumi bersama, Negeri Kita tercinta Indonesia, sejak orde baru
hingga reformasi saat ini, sedang terjangkit satu penyakit, diamana penyakit ini telah
berimbas pada komponen lain. Tidak hanya persoalan ekonomi tetapi juga
merembet pada persoalan kesenjangan sosial.
KKN telah menjadi penyakit akut yang sampai saat ini belum ada tanda-tanda bisa
disembuhkan. Sejumlah Oknum pejabat mulai dari yang tertinggi hingga yang
terendah, dan oknum-oknum lain yang terlibat langsung maupun tidak langsung,
tidak lepas dari praktik KKN.
Tetapi, penyakit KKN itu bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Saya yakin fahaqqul
yakin, Bahaya penyakit KKN bisa disembuhkan meskipun harus dengan waktu yang
agak lama. Artinya, memerangi KKN setidaknya bisa dimulai dari kita sendiri dan dari
hal-hal kecil, yaitu dengan meningkatkan integritas.
Bagi saya integritas adalah nomor satu, 100 % saya berintegritas. Karena bagi saya,
integritas diri seseorang saat menentukan terhadap nilai manfaat. Jika seseorang
memiliki integritas tinggi bisa dipastikan ia akan menabur manfaat. Tetapi sebaliknya
jika seseorang memiliki integritas rendah, maka ia akan memiliki seribu alasan untuk
KKN, yang ujung-ujungnya akan memberikana mudlarat atau dampak buruk bagi
lingkungan dan bahkan bagi Bangsa dan Negara.
BAGIAN KEDUA
Artinya saya tidak setuju jika pelanggaran itu diberi toleransi, Karena jika satu kasus
pelanggaran diberi toleransi, maka besar kemungkinan adanya kemungkinan
palanggaran-pelanggaran yang lain juga menuntut sama. Maka setiap pelanggaran
harus ditindak secara tepat sesuai dengan Peraturan dan Undang-undang yang ada.
Contoh kasus, terjadi pelanggaran di satu TPS ada seorang pemilih yang melakukan
pencoblosan lebih dari satu kali dengan menggunakan identitas orang lain. Maka jika
ini diberi keringanan atau toleransi, pemilih yang juga menuntut untuk mencoblos
lebih dari satu kali.
Jika terjadi suatu kasus, dimana Undang-undang atau Peraturan yang ada bersifat
tidak jelas, maka saya akan melakukan pending, atau dihenikan sementara, sambil
melakukan langkah-langkah koordinatif dengan Bawaslu Provinsi serta melakukan
komunikasi dengan beberapa pihak terkait.
BAGIAN KETIGA
Bidang sosial, ini yang sering saya lakukan karena selalu berkaitan dengan
masyarakat, dan berkaitan dengan kepentingan umum dan mementingkan
kepentingan umum daripada pribadi. saling menolong dan gotong-royong. Kegiatan
ini lebih mengarah pada sesuatu yang melibatkan masyarakat dalam berbagai jenis
kegiatan.
Di Desa saya adalah seorang balita yang terkena kanker dibagian mata. Kedua orang
tuanya tergolong keluarga kurang mampu. Sehingga untuk berobat dan perawatan
membutuhkan pendanaan yang cukup besar. Sehingga pada satu kesempatan dalam
perkumpulan Rukun Tetangga, saya mengusulkan untuk bakti sosial dalam rangka
pengumpulan dan seihlasnya untuk biaya berobat balita tersebut.
Pada kesempatan itu, karesa saya yang menginisiasi, maka disepakati saya menjadi
koordinator penggealangan dana. Dari itu, saya langsung membentuk Tim yang saya
pilih dari unsur pemuda. Singkat cerita setelah Tim terbentuk kami langsung
menggalang sumbangan kepada Masyarakat dan, tokoh-tokoh Desa bahkan kami
menggalang dana hingga luar Desa.
Dengan kerja keras, integritas, dan keikhlasan, dana berhasil kami kumpulkan tanpa
kendala, hingga balita tersebut bisa berobat, terlebih Rumah Sakit Umum tempat
balita tersebut juga berkenan dengan memberikan keringanan-keringanan biaya.
Dari itu semua, apapun jika dilakukan dengan cara Tim dan sikap integritas tinggi,
cita-cita dan keinginan bersama pasti tercapai. Demikian pula jika ini ditarik lebih
jauh terhadap kepentingan Bangsa dan Negara, maka perlu kerjasama, integritas
tinggi. Dari kasus cerita ini, Negara telah hadir secara tepat sasaran dalam
menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh rakyatnya.
Manfaat Berorganisasi
Pemilihan Umum adalah pesta demokrasi Rakyat Indonesia yang digelar setiap lama
tahun sekali. Pemilu ini adalah untuk memperebutkan kekuasaan dengan sistim yang
diatur sedemikian rupa, sehingga sejalan dengan cita-cita Bangsa ini.
Namun ada juga yang perlu diwaspadai, terutama jelang pencoblosan yaitu politik
uang. Dimana para makelar, cukong dan atau sebutan lain, tengah menjalankan
aksinya untuk tujuan-tujuan tertentu. Hal ini tentu mengganggu jalannya proses dan
tahapann pemilu. Bawaslu perlu meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan lebih
karena ini dapat menciderai demokrasi yang sedang dijalankan.
Dan apabila saya terpilih menjadi anggota Bawaslu, secara person saya akan
meningkatkan dan menjaga integritas dan mengedapankan aturan yang ada.
Selebihnya saya akan melakukan langkah-langkah preventif dan pendekatan-
pendekatan yang sifatnya komunikatif dan koordinatif guna meningkatkan
pengawasan.
Setiap orang pasti dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan itu meliputi keluarga
dan teman. Teman dan keluarga sama-sama berpengaruh dalam hidup saya
termasuk dalam menentukan sikap. Dalam hal-hal tertentu, adakalanya lebih
mendengar teman daripada keluarga, begitu juga sebaliknya, adakalanya lebih
mendengar pendapat keluarga.
BAGIAN KELIMA
Saya tertarik dengan isu demokrasi sejak saya di Pesantren, ditambah deng isu/
masalah/ praktek kepemiluan/ kepengawasan pemilu/ dan demokrasi sejak saya
kuliah dan aktif di organiasi. Karena, hal ini menjadi ujung tombak maju tidaknya
Negara Indonesia. Jika Pemilu tidak diawasi, maka demokrasi akan ternodai, jika
demokrasi ternodai, maka sudah pasti ini menjadi akar permasalahan, dari semua
msalah yang ada. Artinya sistim yang dilahirkan dan dijalankan dari demokrasi yang
ternodai, akan menjadi masalah mendasar.
BAGIAN KEENAM
Visi :
Misi :