Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN 1

1. a). Saya Tri Wahyudi  lahir  pada 2 Januari 1982, di Kasui sebuah
kecamatan di diwilayah Waykanan Sekarang, saya menghabiskan masa
kecil saya di sebuah Desa bernama Sukajadi, hingga memasuki usia
Taman kanak-kanak, dalam nuansa desa yang mayoritas penduduknya
bermata pencaharian petani pekebun kopi dan lada, dengan kultur budaya
masyarakat mayoritas ogan dan jawa.

Selanjutnya saya pindah ke Desa Rulung Helok Kecamatan Natar


Kabupaten Lampung Selatan ketika mesasuki Usia Taman Kanak- kanak,
pada  usia 6 tahun, untuk memulai jenjang pendidikan awal saya, kala itu
saya masih tinggal bersama Nenek dan kakek, dengan bersekolah di TK
Daarul 'Maarif sebuah lingkungan pondok Pesantren, sekaligus mondok
walaupun ngalong, ( mondok tetapi masih tidur dirumah ) dimana kondisi
tersebut berlangsung hingga saya melanjutkan Sekolah dasar MI
(Madrasah Ibtidaiyah) dan MTs (Madrasah Tsanawiyah) di lingkungan
pondok tersebut hingga lulus pada tahun 1997. Disanalah pertama kali
saya berkenalan dengan berbagai organisasi yang saya ikuti baik di dalam
pondok ataupun di lingkungan sekolah, seperti pramuka, osis dan
organisasi santri.

Pada tahun yang sama saya melanjutkan sekolah Ke SMA Swadhipa


Natar, jaraknya cukup jauh sehingga harus naik angkutan umum,  disana
pengalaman organisasi serta berbagai lomba saya ikuti, seperti pidato,
puisi, mengarang juga lainnya, hingga saya lulus pada tahun 2000.

Seperti pada umumnya anak muda pada masa itu, saya mencoba
peruntungan saya ke Surabaya mengadu nasib untuk mendaftar TNI tetapi
gagal di Pantohir, mungkin belum beruntung, lalu saya mencoba kembali
peruntungan ke Malaisiya menjadi TKI pada tahun 2001 tapi juga tidak
begitu berhasil,  dimasa itu adalah masa paling berat dalam perjalanan
hidup saaya, sehingga saya memutuskan untuk bekerja saja di jakarta, di
sebuah perusahan lising pembiayaan  sambil Kuliah di sebuah perguruan
tinggi swasta, STIEBI Nama kampusnya,  saya menyelesaikan S1 Jurusan
Ekonomi pada tahun 2007. Selanjutnya saya masih berkarir di perusahan
lising pembiayan tersebut hinga tahun 2009, diperusahan inilah mental dan
profesionalisme saya di uji, dengan beban kerja yang luarbiasa, dalam
tekanan target tinggi, yang dihitung hari-perhari,  bahkan dari awal bulan
sudah diminta membuat analisa, prediksi, hingga simulasi target minimal
dan maksimal, sampai mempersiapkan rencana darurat atau cadangan yang
akan digunakan bila situasinya di luar kendali, atau kita dulu menyebutnya
manajmen resiko, dengan posisi terakhir sebagai Hed Colektor,  sebelum
memutuskan kembali ke Lampung untuk mencoba peruntungan di tanah
kelahiran, juga menemani orang tua saya, dengan bekerja sebagai
wartawan di beberapa media seperti Lampungpost, 2010, Lampung ekpres
2014, Marketing frilen Radar tv dan Angensi AN tv lampung hingga 2016,
serta mengelola Media Online suaralampung.Com Hingga sekarang.

Perkenalan pertama saya dengan dunia pengawasan pada tahun 2014


Sebagai Panitia Pengawas Lapangan (PPL) pada gelaran pilpres, pilgub
dan  Pileg, ditahun yang sama, serta dilanjutkan pada pemilihan Bupati
pada tahun 2015, masih pada posisi yang sama sebagai (PPL), kemudian
pada tahun 2018 pada pilgub lalau, saya diberi kepercayaan sebagai Ketua
panwascam Natar yang masih saya emban hingga hari ini.

1.b. ) .Saya tumbuh menjadi  dewasa dalam  keluarga Petani yang utuh,
dengan lingkungan Masyarakat Jawa dan Ogan, tempat saya bermain, juga
ditempa oleh lingkungan pesantren Darul Ma'arif, sebagai pondasi agama
dan moral, serta pengalaman ber organisasi sebagai sarana belajar, juga
lingkungan pekerjaan yang mengajarkan saya banyak hal baru dalam
mengaktualisasi diri, membuat saya dewasa dengan baik.

1. c.) Saya mengabdikan diri untuk keluarga saya, bersama istri tercinta
membesarkan dua anak saya, (Saya menikah pada tahun 2014) dengan
mengajarkan semua kebaikan yang saya fahami, mengumpulkan kebaikan
dengan berusaha membahagiyakan kedua orang tua saya yang masih
tinggal bersama keluarga kami, juga memberi kontribusi kepada
lingkungan dengan aktif sebagai pembina pemuda di Dusun dan Desa
saya.

1. d.)Pada waktu MTS saya pernah bergabung dalam organisasi OSIS


dengan jabatan sebagai Sekertaris Bidang Keagaman. Pada jenjang
pendisikan SMA juga saya bergabung dalam organisasi yang sama yaitu
OSIS dengan jabatan sebagai Sekertaris Bidang Belanegara,
Sementara pada waktu kuliah saya juga ikut di SENAT MAHASISWA.
Dengan jabatan Wakil Ketua Bidang Organisasi, ketika kembali ke
kampung saya diminta bergabung di organisasi Karang Taruna. Dengan
jabatan sebagai Ketua Karang taruna Desa Rulung Helok serta pada saat
yang bersamaan juga sebagai Ketua Paguyuban Masarakat Muda Madani
Kampung Baru (M3KB) Dusun Kampung Baru dengan Jabatan sebagai
Ketua, namun sekarang semua jabatan tersebut sudah saya tanggalkan
setelah saya menikah dan sekarang saya lebih banyak sebagai pembina
saja.

1. e.) Pertama Embah Jem, tetangga saya


Dia orang tua yang sangat perhatian kepada anak anak saya, dia selalu
menyempatkan berkunjung kerumah saya, saya pun juga bersikap baik
padanya, terkadang saling bertukar sayur atau sekedar makanan seperti
pisang goreng, ikan, dan dia selalu mengingatkan saya untuk eling dan
prioritaskan keluarga, sementara saya mengingatkan agar beliau jaga
kesehatan dan jangan terlalu capek.

Kedua Siti Maryatun


Dia adalah gurusaya di SMA dulu dia adalah orang yang mengarahkan
saya untuk masuk Jurusan IPS walaupun saya pada waktu itu bisa saja
masuk jurusan IPA dengan nilai saya, tetapi dia meyakinkan saya kalau
bakat saya ada di jurusan IPS, dan itu membuat saya merasa di perhatikan
sehingga membuat saya selalu ingat kepadanya. 

Ketiga Intoqiyah
Dia  juga adalah guru saya waktu di madrasah Ibtidaiyah, stingkat SD, dia
adalah sosok guru terbaik menurut saya, metode mengajarnya luarbiasa,
dia takpernah marah, bahkan kalau muridnya ribut, dia malah membagikan
permen atau es lilin kepada teman saya satu kelas sehingga mereka bisa
berhenti ribut, dan juga selalu memberi hadiah pada siswa yang mampu
menjawab pertanyaan atau menghafal tugas yang diberikan, berupa pensil
atau buku, sehingga suasana komoetisi terasa terbangun, sehingga saya
masih dapat mengingat beberapa pelajarannya hingga sekarang, dia juga
yang pertama kali menemukan bakat saya yang dinilainya memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan baik.

 2. a) Apakah terdapat orang-orang yang pernah atau masih menjadi acuan
kuat anda sampai sekarang tentang nilai-nilai atau karakter. Jawabannya
adalah Masih ada.

2. b) Mereka adalah Orang Tua Saya. Ayah Saya beliau adalah contoh
nyata fakta dan tidak terbantah yang ada di depan saya, bagaimana seorang
yang mampu membalikkan nasipnya dengan fokus, tekun dan pencurahan
seratus persen kerja keras seumur hudupnya. Dia membalikkan nasipnya,
dari Kuli bayaran Sampai bisa bayar kuli, Dari penggarap Tanah Sekarang
( pemilik tanah) menggarapkan tanahnya pada orang lain, dulu jadi anak
buah sekarang punya anak buah.dulu numpang dirumah orang sekarang
memberi tumpangan pada orang, dulu meminjam dari orang sekarang
mampu memberi pinjaman kepada orang. ini adalah contoh keberhasilan
yang nyata dalam hidup saya.

Bung Hatta adalah tokoh inspirasi saya berikutnya, bagaimana


kesederhanaan, kebersahajaan, kejujurannya serta sikapnya yang tegas
juga setia kawan menjadi contoh negarawan hebat yang meletakkan
kepentingan negara dan bangsa diatas kepentingan pribadi, mungkin
takakan pernah terlahir lagi dimasa ini,  beliau selalu ingin saya contoh.
Bagaimana cerita Bung Hata tak mampu bayar listrik, bagaimana istri
beliau tak jadi beli mesin jahit, serta bagaimana dirinya membela Pak
Karno Sebagai Presiden, di Amerika walaupun dia telah disakiti, serta
banyak cerita lain menunjukkan betapa beliau sangat pantas untuk saya
teladani.

2. c.) Dari Ayah saya, saya belajar tentang karakter dan nilai-nilai
Keyakinan, Fokus, Kerjakeras dan Totalitas untuk mencapai tujuan. Dari
Bung Hata saya belajar 
Kesederhanaan, Kebersahajaan, Kejujurannya serta sikapnya yang Tegas
juga Setia Kawan.

3. a. ) Yakinkah anda berintegritas (bebas dari korupsi, kolusi, dan


nepotisme) Jawabanya adalah Iya Saya Yakin.

3. b.) Jika diberikan skor nilai 0 –100 yang menggambarkan skor integritas
anda
(dengan skala 100% sangat berintegritas dan 0% sangat tidak
berintegritas),
seberapa besar persentase (%) integritas anda. Integritas Saya adalah 99%.

3. c. ) Penjelasannya adalah Karena di dunia ini tak ada kesempurnaan


yang hakiki, kesempurnaan hanya milik Tuhan yang maha sempurna,
sementara nilai 100% adalah kesempurnaan yang hanya milik Tuhan.
Bukan milik mahluk. Dimana saya adalah mahluk yang saya sadari pasti
akan melakukan kesalahan dan pasti punya kesalahan, walaupun saya
tidak ingin melakukan kesalahan tersebut, dalam menjaga integritas saya.
II BAGIAN KEDUA

1.a. Saya Tidak Setuju. Bila ada pelanggaran yang bisa ditoleransi semua
pelaggaran harusnya disikapi dengan adil dan bijaksana tanpa melanggar
aturan.

1.b. Penjelasanya adalah, karena semuanya telah diatur dan ditetapakan


sehingga semua pelaggaran tetap harus ditindak, untuk menegakkan
keadilan pemilu, selain itu kita juga harus mengacu pada pemahaman
tentang jenis-jenis pelanggaran, apakah atministrasi, kode etik atau pidana
pemilu, bahkan mungkin hanya sekedar sengketa  pemilu. Dimana didalam
setiaap yang dianggap pelaggaran, juga ada mekanisme penetapannya
ataupun mekanisme sangsi yang diberikan, dari yang paling rendah atau
ringan hingga yang paling tinggi atau berat, sehingga tidak perlu ada
toleransi, yang ada hanya diperlukan kebijaksanaan dalam memutuskan,
sesuai dengan aturan serta kondisi. Intinya dituntut kebijaksanan, dalam
memutuskan. 

2.a . Jawabannya adalah Saya Pernah mengalaminya di tempat saya


bekerja.

2.b . Saya menggunakan semua energi dan potensi saya, untuk


menemukan solusinya, dengan berdiskusi bersama tim saya, atau orang
yang saya percayai, atau kembali menganalisa dan mempelajari
kemungkinan  adanaya solusi baru. Saya juga pernah mengabil keputusan
yang beresiko agar tercapainya solusi.

3.b. Dalam kondisi tersebut saya akaan menanganinya dengan berpedoman


pada  refrensi penanganan kasus serupa, sama,  atau mendekati sama, yang
terjadi sebelumnya, sebagai landasan awal, kemudian disesuaikan dengan
kondisi terkini, melalui diskusi atau pleno sehingga akan lahir keputusan
yang bijaksana, mengutamakan dan memprioritaskan kepentingan yang
lebih besar. 

III BAGIAN KETIGA

1.a. Pernah
1. b. Dalam bidang Sosial saya pernah memfasiltasi para pemuda di Desa
saya untuk mengikuti ujian kesetaran paket A,B dan C  karena saya
prihatin akan tingginya angka putus sekolah, tujuannya agar meraka dapat
memiliki peluang dan masa depan yang lebih baik, sekarang sudah banyak
lulusannya yang bekerja dan mandiri. Artinya tujuan saya kini sebagian
telah tercapai.(Tahun 2010 - 2014)

Kemudian saya juga pernah membentuk komunitas ditempat saya tinggal


dengan nama (KM3KP) Komunitas Masyarakat Muda Madani Kampung
Baru, dimana komunitas ini menjadi wadah bagi anak muda disana untuk
mengaktualisasikan diri mereka secara positif, disegala bidang sehingga
terhindar dari hal negatif serta dapat memberi dampak positif bagi
lingkungan tinggal mereka sendiri. Dimana komunitas ini juga dapat
berintegrasi dengan berbagai komunitas yang sudah ada sebelumnya
seperti Risma, karang taruna, ataupun kelompok pemuda tani.(2010 -
2014).

1.c. Sebagai Penggagas, Pelopor, Pelaksana, kini sebagai Pembina.

1.d. Kini masyarakat di Desa saya, anak mudanya hampir seluruhnya telah
memiliki ijasah, serta mereka memiliki kepercayan diri dan kemandirian,
sebagian bahkan sudah bekerja dan melajutkan sekolah kejenjang
perguruan tinggi, secara personal mereka juga telah semakin baik, karna
dilingkungan komunitas itu juga dijadikan ajang diskusi dan pengayaan
pribadi mereka, dimana bakat dan potensi mereka diberi ruang untuk
tumbuh, sehingga mereka dapat mengembangkannya menjadi lebih baik
secara mandiri. Karena keberhasilan menurut saya yang saya sampaikan
kepada mereka adalah apabila mereka sudah bukan lagi beban buat orang
lain, itu adalah sukses walaupun masih dalam tatanan yang paling rendah
dan iti mamou difahami dengan baik.

1.e.  Dukungan hadir dari orang terdekat saya, keluarga, serta teman-
teman, berupa suntikan semangat yang tidak pernah berhenti, serta
kepercayan yang penuh kepada saya waktu itu, serta melihat semangat dari
anak-anak itu, membuat saya seperti memiliki energi yang tidak pernah
habis, untuk terus berjung mewujutkan apa yang mereka dan saya cita-
citakan.

Sementara kendala juga muncul, dari sulitnya meyakinkan mereka akan


pentingnya sebuah pendidikan yang baik untuk anak mereka, dan
bagaimana mereka harus diyakinkan untuk merelakan anaknya membagi
waktu antara membantu orang tua dan belajar, hinga ejekan yang
melemahkan dan meragukan akan tercapainya perubahan, dan beberapa
anak yang kehilangan semangat ditengah proses, serta harus merelakan
melihat mereka gagal, dimana saya tidak bisa berbuat apa-apa, ketika saya
telah sampai pada batasan upaya, adalah hal yang menyakitkan dan
melemahkan saya. Selain itu keterbatasan ekonomi juga menjadi kendala
sehingga sekedar untuk ongkos berangkat ujian saja terkadang saya harus
merogoh kantong untuk menambal kekurangannya.

1.f. Ekspektasi saya kedepannya adalah melihat mereka dapat mandiri,


hidup lebih baik, serta bisa berkontribusi bagi masyarakat. Minimal dapat
melihat mereka tidak memjadi beban bagi masyarakat atau keluarganya.
Karna miskinya ilmu serta fakirnya pengetahuan.

2. Peran pertama adalah PKBM Mufidah sebagai lembaga yang bekerja


sama dengan saya dalam memfasilitasi pelaksanan ujian kesetaran bagi
anak anak dikampung saya. Pihak dinas pendisikan Lampung Tengah
Khusnya kepala dinas dan kabid pendidikan kesetaraan yang telah
membantu. Rekan-rekan kaum muda yang tetap percaya dan yakin serta
menjaga semangatnya bersama saya, juga mereka yang takpernah lelah
belajar dan mengembangkan potensinya, sehinga mencapai impian dan
tujuan.

3. Jawabanya Iya  pengalaman berorganisasi itu akan sangat bermanfaat


saat saya menjadi anggota bawaslu, alasanya adalah, karena dalam kurun
waktu yang panjang tersebut saya belajar begitu banyak tentang
bagaimana, mengambil keputusan, bagaimana menyikapi masalah,
bagaimana memandang masalah, hinga bagaimana mencari solusi terbaik,
serta memanfaaatkan setiap potensi dan peluang untuk mencapai tujuan
bersama, saya juga belajar berkomunikasi secara baik, melatih kepekaan,
insting, naluri, hinga bagaimana menjadi bijaksana, dimana haltersebutlah
yang akan menjadi sebuah pembeda tentang kwalitas seorang pemimpin
yang mampu bekerja sama, memutuskan, serta memiliki daya tahan ketika
berada dalam ritme situasi tekanan target dan detlene pekerjaan . Namun
tetap tenang dan memberikan kwalitas keputusan yang baik.

IV BAGIAN KEEMPAT
1. Pihak yang dapat dijadikan mitra adalah sesama penyelengara baik
keatas bawaslu provinsi atau RI yang dapat berperan sebagai mentor serta
tempat melakukan rujukan setiap keputusan, selain itu penyelengara di
tingkat bawah seperti panwascam atau bahkan PPL juga bisa dijadikan
mitra berdiskusi atau sekedar sering, karna mereka beberapa lebih
berpengalaman dari sisi jam terbang, serta merekalah sumber informasi
dan basis data demi kepentingan analisa, karna mereka yang langsung
bersersentuhan di lapangan. Selain itu juga kesamping, teman sejawat
sesama panwaskab baik di satu kabupaten ataupun di kabupaten berbeda,
atau juga KPU masih bisa di jadikan mitra. Pihak pemerintah serta
penegak hukum juga bisa dirangkul untuk bekerja sama, karena keduanya
memiliki kepwntingan yang sama dengan bawaslu, mereka ingin
memastikan kondisi aman dan kondusif, sementara kunci kedua hal
tetsebut dapat terlaksana tidaklain adalah terciptanaya pemilu yang ideal,
baik dari proses ataupun hasilnya.

Sementara pihak yang harus diwaspadai sebagai pihak yang dianggap akan
mengganggu  misi bawaslu adalah, peserta politik, tim sukses dan oknum
pengusaha yang  memiliki kepentingan untuk mereka, karena mereka
dengan kepentingannya sangat berpotensi berlaku curang serta menodai
upaya terciptanya pemilu yang baik, ideal serta sesuai aturan.

2. Strateginya adalah dengan melakukan penguwatan internal baik secara


personal ataupun lembaga, serta mengedukasi kepada semua pihak bahwa
kita hanya menjalankan aturan yang sudah sama sama di fahami, karena
kita tidak bisa melarang mereka untuk mengintervensi kita, karena mereka
memiliki kepentingan, maka strateginya adalah melakukan pengutan
internal serta menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak baik di
internal penyelenggara, dengan pemerintah, ataupun dengan peserta
pemilu, agar terciptanya solusi yang baik berkat pemahaman yang sama
baiknya oleh semua pihak.

3.a. Mereka memberi pengaruh yang baik dan positif, dalam memberi
dukungan terhadapa apa yang saya lakukan.

3.b. Mereka adalahkeluarga  Orang tua dan istri saya, dan karena mereka
selalu memberikan dan melakukan serta menginginkan yang terbaik buat
saya dan mereka belum dan tidak pernah mengecewakan saya dalam
kontribusi kwalitas saran dan solusi.
Selain itu masukan dari rekan penyelenggara, pimpinan serta bawahan
atau teman sejawat juga bisa jadi pertimbangan  yang dapat di dengar,
setiap masukan dan saran yang diberikan, karena mereka memiliki tujuan
besar yang sama, untuk terwujutnya pemilu yang baik,  karena beberapa
alasan yang dapat menyatukan adalah adanya persaman tujuan, nasip dan
cita-cita.

V BAGIAN LIMA

1. Perkenalan pertama saya dengan dunia pengawasan pada tahun 2014


Sebagai Panitia Pengawas Lapangan (PPL) pada gelaran pilpres, pilgub
dan  Pileg, ditahun yang sama, serta dilanjutkan pada pemilihan Bupati
pada tahun 2015, masih pada posisi yang sama sebagai (PPL), kemudian
pada tahun 2018 pada pilgub lalau, saya diberi kepercayaan sebagai Ketua
panwascam Natar yang masih saya emban hingga hari ini. ( dikutip dari
bagian pertama). Saya tertarik dengan dunia kepemiluan karena naluri,
dimana saya memang menyukai pekerjaaan yang berhubungan dengan
komunikasi dan pengelolaan SDM.

2.a. Pernah

2.b. Karena karya ilmiyah tersebut membahas tentang tingginya angka


Golput, serta rendahnya keikut sertaan partisipasi masyarakat terhadap
pemilu, yang menunjukkan bagaimana pemerintah dalam hal ini
penyelengara  mungkin dianggap belum mampu meyakinkan masyarakat
terkait kwalitas pemilu. Dalam karya ilmiyah tersebut di sajikan data
bahwa angka golput pada pemilu 2014 mencapai 25% dari pemilih
nasional, dan angka itu lebih besar dari suara yang diraih oleh partai
pemenamg pemilu yaitu PDIP,  yang hanya di kisaran 20% suara saja,
artinya kita dapat persepsikan dalam pemilu kala itu Pemilih golput lah
yang jadi pemenangnya, yang artinya juga bisa di asumsikan sebagai
kekalahan dan kegagalan penyelengara dalam hal ini KPU dan Bawaslu,
untuk meyakinkan masyarakat.

3. Buku motifasi, Karya Andrewongo Wisdem Sukses, Buku tujuh


Keajaiban Rejeki, karya Ipoh Sentosa, Serta buku Kekuatan Tidakan,
Karya Hartanto Tian, juga beberapa buku biografi tokoh terkemuka, salah
satunya Biografi Bung Hata tokoh inspirasi saya, juga beberapa Novel
Karya Buya Hamka, Habiburahman El Sirazy, serta Buku laskar Pelangi
karya Andrea Hirata.

4.a judul artikel tersebut, Stop Golput Melalui Sitem Pemilihan Online,
Ditulis oleh Ni Luh Sadewi Widyani, dan di pablis pada Jumat, 13 Juni
2014.

4.b. Substansi dari Artikel tersebut adalah tinginya Angka Golput serta
rendahnya partisipasi pemilih pada pemilu tahun 2014,  dengan sederet
permasalahan yang di ungkapkan, serta dalam artikel juga tersebut di
sampaikan adanya gagasan, ide atau wacana untuk dilakukannya
pemilihan melalui Metode Online. 

5.a. Belum.

5.b. -

Demikian semiga bermanfat. (Tri)

Anda mungkin juga menyukai