1. a). Saya Tri Wahyudi lahir pada 2 Januari 1982, di Kasui sebuah
kecamatan di diwilayah Waykanan Sekarang, saya menghabiskan masa
kecil saya di sebuah Desa bernama Sukajadi, hingga memasuki usia
Taman kanak-kanak, dalam nuansa desa yang mayoritas penduduknya
bermata pencaharian petani pekebun kopi dan lada, dengan kultur budaya
masyarakat mayoritas ogan dan jawa.
Seperti pada umumnya anak muda pada masa itu, saya mencoba
peruntungan saya ke Surabaya mengadu nasib untuk mendaftar TNI tetapi
gagal di Pantohir, mungkin belum beruntung, lalu saya mencoba kembali
peruntungan ke Malaisiya menjadi TKI pada tahun 2001 tapi juga tidak
begitu berhasil, dimasa itu adalah masa paling berat dalam perjalanan
hidup saaya, sehingga saya memutuskan untuk bekerja saja di jakarta, di
sebuah perusahan lising pembiayaan sambil Kuliah di sebuah perguruan
tinggi swasta, STIEBI Nama kampusnya, saya menyelesaikan S1 Jurusan
Ekonomi pada tahun 2007. Selanjutnya saya masih berkarir di perusahan
lising pembiayan tersebut hinga tahun 2009, diperusahan inilah mental dan
profesionalisme saya di uji, dengan beban kerja yang luarbiasa, dalam
tekanan target tinggi, yang dihitung hari-perhari, bahkan dari awal bulan
sudah diminta membuat analisa, prediksi, hingga simulasi target minimal
dan maksimal, sampai mempersiapkan rencana darurat atau cadangan yang
akan digunakan bila situasinya di luar kendali, atau kita dulu menyebutnya
manajmen resiko, dengan posisi terakhir sebagai Hed Colektor, sebelum
memutuskan kembali ke Lampung untuk mencoba peruntungan di tanah
kelahiran, juga menemani orang tua saya, dengan bekerja sebagai
wartawan di beberapa media seperti Lampungpost, 2010, Lampung ekpres
2014, Marketing frilen Radar tv dan Angensi AN tv lampung hingga 2016,
serta mengelola Media Online suaralampung.Com Hingga sekarang.
1.b. ) .Saya tumbuh menjadi dewasa dalam keluarga Petani yang utuh,
dengan lingkungan Masyarakat Jawa dan Ogan, tempat saya bermain, juga
ditempa oleh lingkungan pesantren Darul Ma'arif, sebagai pondasi agama
dan moral, serta pengalaman ber organisasi sebagai sarana belajar, juga
lingkungan pekerjaan yang mengajarkan saya banyak hal baru dalam
mengaktualisasi diri, membuat saya dewasa dengan baik.
1. c.) Saya mengabdikan diri untuk keluarga saya, bersama istri tercinta
membesarkan dua anak saya, (Saya menikah pada tahun 2014) dengan
mengajarkan semua kebaikan yang saya fahami, mengumpulkan kebaikan
dengan berusaha membahagiyakan kedua orang tua saya yang masih
tinggal bersama keluarga kami, juga memberi kontribusi kepada
lingkungan dengan aktif sebagai pembina pemuda di Dusun dan Desa
saya.
Ketiga Intoqiyah
Dia juga adalah guru saya waktu di madrasah Ibtidaiyah, stingkat SD, dia
adalah sosok guru terbaik menurut saya, metode mengajarnya luarbiasa,
dia takpernah marah, bahkan kalau muridnya ribut, dia malah membagikan
permen atau es lilin kepada teman saya satu kelas sehingga mereka bisa
berhenti ribut, dan juga selalu memberi hadiah pada siswa yang mampu
menjawab pertanyaan atau menghafal tugas yang diberikan, berupa pensil
atau buku, sehingga suasana komoetisi terasa terbangun, sehingga saya
masih dapat mengingat beberapa pelajarannya hingga sekarang, dia juga
yang pertama kali menemukan bakat saya yang dinilainya memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan baik.
2. a) Apakah terdapat orang-orang yang pernah atau masih menjadi acuan
kuat anda sampai sekarang tentang nilai-nilai atau karakter. Jawabannya
adalah Masih ada.
2. b) Mereka adalah Orang Tua Saya. Ayah Saya beliau adalah contoh
nyata fakta dan tidak terbantah yang ada di depan saya, bagaimana seorang
yang mampu membalikkan nasipnya dengan fokus, tekun dan pencurahan
seratus persen kerja keras seumur hudupnya. Dia membalikkan nasipnya,
dari Kuli bayaran Sampai bisa bayar kuli, Dari penggarap Tanah Sekarang
( pemilik tanah) menggarapkan tanahnya pada orang lain, dulu jadi anak
buah sekarang punya anak buah.dulu numpang dirumah orang sekarang
memberi tumpangan pada orang, dulu meminjam dari orang sekarang
mampu memberi pinjaman kepada orang. ini adalah contoh keberhasilan
yang nyata dalam hidup saya.
2. c.) Dari Ayah saya, saya belajar tentang karakter dan nilai-nilai
Keyakinan, Fokus, Kerjakeras dan Totalitas untuk mencapai tujuan. Dari
Bung Hata saya belajar
Kesederhanaan, Kebersahajaan, Kejujurannya serta sikapnya yang Tegas
juga Setia Kawan.
3. b.) Jika diberikan skor nilai 0 –100 yang menggambarkan skor integritas
anda
(dengan skala 100% sangat berintegritas dan 0% sangat tidak
berintegritas),
seberapa besar persentase (%) integritas anda. Integritas Saya adalah 99%.
1.a. Saya Tidak Setuju. Bila ada pelanggaran yang bisa ditoleransi semua
pelaggaran harusnya disikapi dengan adil dan bijaksana tanpa melanggar
aturan.
1.a. Pernah
1. b. Dalam bidang Sosial saya pernah memfasiltasi para pemuda di Desa
saya untuk mengikuti ujian kesetaran paket A,B dan C karena saya
prihatin akan tingginya angka putus sekolah, tujuannya agar meraka dapat
memiliki peluang dan masa depan yang lebih baik, sekarang sudah banyak
lulusannya yang bekerja dan mandiri. Artinya tujuan saya kini sebagian
telah tercapai.(Tahun 2010 - 2014)
1.d. Kini masyarakat di Desa saya, anak mudanya hampir seluruhnya telah
memiliki ijasah, serta mereka memiliki kepercayan diri dan kemandirian,
sebagian bahkan sudah bekerja dan melajutkan sekolah kejenjang
perguruan tinggi, secara personal mereka juga telah semakin baik, karna
dilingkungan komunitas itu juga dijadikan ajang diskusi dan pengayaan
pribadi mereka, dimana bakat dan potensi mereka diberi ruang untuk
tumbuh, sehingga mereka dapat mengembangkannya menjadi lebih baik
secara mandiri. Karena keberhasilan menurut saya yang saya sampaikan
kepada mereka adalah apabila mereka sudah bukan lagi beban buat orang
lain, itu adalah sukses walaupun masih dalam tatanan yang paling rendah
dan iti mamou difahami dengan baik.
1.e. Dukungan hadir dari orang terdekat saya, keluarga, serta teman-
teman, berupa suntikan semangat yang tidak pernah berhenti, serta
kepercayan yang penuh kepada saya waktu itu, serta melihat semangat dari
anak-anak itu, membuat saya seperti memiliki energi yang tidak pernah
habis, untuk terus berjung mewujutkan apa yang mereka dan saya cita-
citakan.
IV BAGIAN KEEMPAT
1. Pihak yang dapat dijadikan mitra adalah sesama penyelengara baik
keatas bawaslu provinsi atau RI yang dapat berperan sebagai mentor serta
tempat melakukan rujukan setiap keputusan, selain itu penyelengara di
tingkat bawah seperti panwascam atau bahkan PPL juga bisa dijadikan
mitra berdiskusi atau sekedar sering, karna mereka beberapa lebih
berpengalaman dari sisi jam terbang, serta merekalah sumber informasi
dan basis data demi kepentingan analisa, karna mereka yang langsung
bersersentuhan di lapangan. Selain itu juga kesamping, teman sejawat
sesama panwaskab baik di satu kabupaten ataupun di kabupaten berbeda,
atau juga KPU masih bisa di jadikan mitra. Pihak pemerintah serta
penegak hukum juga bisa dirangkul untuk bekerja sama, karena keduanya
memiliki kepwntingan yang sama dengan bawaslu, mereka ingin
memastikan kondisi aman dan kondusif, sementara kunci kedua hal
tetsebut dapat terlaksana tidaklain adalah terciptanaya pemilu yang ideal,
baik dari proses ataupun hasilnya.
Sementara pihak yang harus diwaspadai sebagai pihak yang dianggap akan
mengganggu misi bawaslu adalah, peserta politik, tim sukses dan oknum
pengusaha yang memiliki kepentingan untuk mereka, karena mereka
dengan kepentingannya sangat berpotensi berlaku curang serta menodai
upaya terciptanya pemilu yang baik, ideal serta sesuai aturan.
3.a. Mereka memberi pengaruh yang baik dan positif, dalam memberi
dukungan terhadapa apa yang saya lakukan.
3.b. Mereka adalahkeluarga Orang tua dan istri saya, dan karena mereka
selalu memberikan dan melakukan serta menginginkan yang terbaik buat
saya dan mereka belum dan tidak pernah mengecewakan saya dalam
kontribusi kwalitas saran dan solusi.
Selain itu masukan dari rekan penyelenggara, pimpinan serta bawahan
atau teman sejawat juga bisa jadi pertimbangan yang dapat di dengar,
setiap masukan dan saran yang diberikan, karena mereka memiliki tujuan
besar yang sama, untuk terwujutnya pemilu yang baik, karena beberapa
alasan yang dapat menyatukan adalah adanya persaman tujuan, nasip dan
cita-cita.
V BAGIAN LIMA
2.a. Pernah
4.a judul artikel tersebut, Stop Golput Melalui Sitem Pemilihan Online,
Ditulis oleh Ni Luh Sadewi Widyani, dan di pablis pada Jumat, 13 Juni
2014.
4.b. Substansi dari Artikel tersebut adalah tinginya Angka Golput serta
rendahnya partisipasi pemilih pada pemilu tahun 2014, dengan sederet
permasalahan yang di ungkapkan, serta dalam artikel juga tersebut di
sampaikan adanya gagasan, ide atau wacana untuk dilakukannya
pemilihan melalui Metode Online.
5.a. Belum.
5.b. -