Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PRIBADI

CALON ANGGOTA BAWASLU PROVINSI SULSEL


2023 - 2028

I. BAGIAN PERTAMA

1. Saya bernama lengkap Muhammad Yusuf Nurdin dengan nama sapaan akrab
yang dipanggil dengan Ucu. Saya lahir di Kota Pare-Pare. Tepatnya pada
Tanggal 18 April 1971, dan saya tumbuh besar hingga mulai mengenyam
dunia pendidikan formal mulai Sekolah TK (Taman Kanak-Kanak) di Barru.
Setelah tamat Sekolah TK ayah saya dipindahtugaskan di Kota Bau- Bau,
Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Disanalah saya mulai tumbuh
besar dan mulai bersekolah di SD (Sekolah Dasar) sampai menamatkan
jenjang pendidikan SD. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTP
(Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) di SMP Negeri Nomor 1 Bau - Bau,
Buton, ketika saya duduk di kelas 3 orang tua saya mendapat mutasi
kembali, mendapat tugas baru ke Kota Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi
Selatan, dan saya pun ikut berpindah di tempat tugas ayah saya yang baru
tersebut dan masuk bersekolah di SMP Negeri Nomor 1 Tempe Sengkang,
Kabupaten Wajo, yang berganti nama saat ini dengan SMPN 2 Sengkang
hingga tamat di sekolah tersebut. Dan di Kota Sengkang inilah kemudian
saya melanjutkan pendidikan di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri)
Nomor 2 Sengkang secara full sampai tamat. Adapun nama ayah saya Nurdin
Mattone,SH dan Ibu Saya bernama Hj. Marauni yang keduanya sudah
almarhumah.

Setelah saya selesai menempuh pendidikan di SMA, sayapun kemudian


melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Kota Makassar
tepatnya di Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar
pada Tahun 1991 dan selesai Tahun 1997. Awal pengalaman bekerja dimulai
dari kerja pemberdayaan proyek-proyek pedesaan sebagai fasilitator pada
Tahun 1999 - 2002 dan bekerja di Lembaga Yayasan LEKMAS untuk proyek
pekerjaan irigasi saddang mulai tahun 2002 hingga 2004.

Di tahun 2002, kemudian saya menikah dengan seorang wanita Suku Bugis,
Palopo - Tana Toraja bernama Suharni Sedan Batulapa yang kemudian
menjadi isteri saya hingga saat ini yang telah melahirkan 2 anak putri. Isteri
saya berprofesi sebagai seorang ASN/PNS Guru di Kota Makassar, dan saat
ini kami tinggal di Lingkungan Perumahan BTN. Bukamata Residence,
Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan.

Pasca menikah dan dikarunia 2 orang anak pada Tahun 2006 saya
memutuskan untuk hijrah ke daerah bersama keluarga tepatnya di
Kabupaten Pinrang dan disitulah saya memulai kehidupan bersama istri dan
anak. Pada Tahun 2007 Saya menggagas ide pendirian sebuah lembaga LSM
(lembaga Swadaya Masyarakat) bersama H. Hamdan, BA (almarhum) yang
waktu itu menjabat sebagai camat di Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang,
lembaga ini diberi nama

Lembaga Pemantau Legislatif Daerah Kabupaten Pinrang yang disingkat


dengan nama LAPELITDA Kabupaten Pinrang. Di lembaga ini Saya duduk
sebagai direktur/ketua. Dan pada tahun yang sama di 2007 saya
dipercayakan menjadi salah satu Anggota Panwaslu Kabupaten Pinrang dan
duduk sebagai Ketua Panwaslu pada Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Periode Tahun 2007 - 2012, saat itu
jumlah Anggota Panwaslu Kabupaten/Kota sebanyak 5 orang yang terdiri
dari unsur Tokoh Masyarakat, Unsur Akademisi, Unsur Pers, Unsur
Kepolisian dan satu orang dari unsur Kejaksaan. Dan saya bertugas di
Panwaslu Pinrang dari unsur Tokoh Masyarakat pada masa itu. Setelah
regulasi dan aturan perundang-undangan berubah dimana jumlah anggota
Panwaslu berjumlah tiga orang, saya tetap dan terus mengikuti seleksi
Panwaslu Kabupaten/Kota oleh Bawaslu RI pada Pemilihan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Pinrang Periode 2008 -
2013. Dan pada tahun 2008 saya terpilih lagi menjadi Anggota Panwaslu
Kabupaten Pinrang untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pinrang dan
kembali dipercaya sebagai ketua. Dan satu tahun kemudian di tahun 2009
kembali mengikuti seleksi calon anggota panwaslu dan diterima untuk
kegiatan Pemilu Legislatif serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia Tahun 2009.

Di awal Tahun 2010, ketika tahapan pemilu sudah berakhir dan seiring
berakhirnya pula masa tugas Keanggotaan Panwaslu Kabupaten Pinrang,
saya kemudian melanjutkan Pendidikan di Strata S2 Magister Ilmu Hukum
pada Program Pascasarjana UMI (Universitas Muslim Indonesia) dan selesai
pada Tahun 2013. Kemudian melamar sebagai dosen di 2 (dua) Kampus STIH
masing-masing Yayasan Pengayoman Watampone Kota Bone dan Yayasan
Cokroaminoto Pinrang dan diterima sebagai dosen yayasan dengan
mengajarkan mata kuliah Ilmu Kejahatan Internasional, Ilmu Negara Umum,
Hukum Tata Negara, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara dan
Statistika Hukum. Pada tahun yang sama di 2013 Saya mendaftar di
Lembaga Negara Komisi Yudisial RI Wilayah Sulawesi Selatan dan diterima
dengan jabatan Asisten Penghubung Kantor Perwakilan Komisi Yudisial
Wilayah Sulawesi Selatan, dan bertugas hingga Bulan Desember Tahun 2023.

Begitu pula dengan istri dan anak saya, ketika saya berkantor dan bertugas
di Kantor Penghubung Perwakilan Komisi Yudisial RI Wilayah Sulawesi
Selatan yang berkedudukan di Kota Makassar, istri bersama anak-anak saya
pindahkan ikut ke Kota Makassar. Dan saat ini kami sekeluarga tinggal di
rumah sendiri yakni di Perumahan BTN. Bukamata Residence, Kelurahan
Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.

Perjalanan tugas saya sebagai dosen dan pekerjaan di Kantor Penghubung


Komisi Yudisial RI Wilayah Sulawesi Selatan, pun saya lakukan seiring sejalan
dan pada Tahun 2017 saya pun melanjutkan studi ke Jenjang S3 Program
Doktor Ilmu Hukum dengan Konsentrasi Jurusan Hukum Tata Negara pada
Pascasarjana UMI (Universitas Muslim Indonesia) Makassar hingga saat ini.

Berbagai pengalaman dalam pergaulan dilingkungan kerja dan keluarga yang


berlatar belakang pekerjaan ayah saya yaitu hakim pada waktu itu, sangat
mempengaruhi saya dalam sudut pandang saya menilai kehidupan hukum
dan sosial di lingkungan saya. Dimana kami sering berpindah-pindah tempat
tinggal mengikuti dinas ayah saya, ketika menikah pun demikian, sering
berpindah-pindah tempat tugas. Namun, dengan kehidupan keluarga yang
sering berpindah-pindah tempat tugas, memberikan nilai tambah bagi cara
saya berinteraksi di dalam masyarakat. Pemikiran saya menjadi lebih terbuka
dalam menerima segala macam perbedaan yang ada dilingkungan tempat
tinggal kami.

Aktivitas Saya sehari-hari diluar pekerjaan resmi saya, baik sebagai dosen
maupun sebagai Asisten Penghubung Kantor Perwakilan Komisi Yudisial RI
Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang berkedudukan di Kota Makassar,
bahwa saya sering berinteraksi dengan lingkungan masyarakat. Dalam hal
saya juga adalah seorang Tokoh Masyarakat di lingkungan tempat tinggal
saya yang di percaya sebagai sekertrais pengurus masjid sekaligus Sekertaris
Organisasi RT (Rukun Tetangga) pada Lingkungan Bukamata Kelurahan
Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya. Disamping itu saya berinteraksi aktif
dengan masyarakat diluar tempat tinggal saya, dimana beberapa organisasi
Saya ikuti antara lain adalah Karang Taruna Provinsi Sulawesi Selatan selaku
Sekretaris MPKT (Dewan Majelis Pertimbangan Organisasi), Pengurus KAHMI
Sulawesi Selatan Bidang Hukum dan HAM, Pengurus Besar DDI Bidang
Hukum, dan Pengurus IKA FH-UMI sebagai Wakil Sekertaris Umum. Seorang
organisatoris, nilai-nilai positif yang saya dapatkan adalah bahwa
mendapatkan pengetahuan yang lebih khususnya terkait dengan model atau
bermacam-macam karakter masyarakat yang saya kenal dan ketahui dari
latar belakang yang berbeda dalam sebuah organisasi.

2. Dr.H.A. Zainal, SH.,MH. yaitu orang yang menjadi mentor saya didalam
berorganisasi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Harian IKA - FH
Universitas Muslim Indonesia. Di birokrasi saat ini beliau menjabat Kepala
Biro Kepengawasan, Hukum dan Analisis serta merangkap Tim Ahli
Kementerian Lingkungan Hidup RI yang berkedudukan di Jakarta Pusat,
menjadi partner diskusi saya terkait dengan masalah-masalah hukum dan
sosial kemasyarakatan. Bapak Syamsumarlin,ST yang merupakan Tokoh
Agama sekaligus Tokoh Masyarakat bertindak sebagai Ketua Dewan
Kemakmuran Masjid Ar-Ra’mun dilingkungan kelurahan tempat tinggal saya,
yang juga merupakan teman diskusi masalah-masalah sosial dan keagamaan.

3. Ya, terdapat orang yang masih menjadi acuan kuat saya sampai sekarang
tentang nilai-nilai, adab dan karakter serta religiusnya . Yang bersangkutan
adalah mendiang Almarhum/Almarhumah Kedua Orang Tua Saya yakni Ayah
Saya Nurdin Mattone,SH dan Ibu saya Hj. Marauni. Nilai acuan yang saya
teladani dan saya praktekkan adalah terkait prinsip hidup, semangat juang
dan etos kerja yang pantang menyerah dalam memperjuangkan atau
menggapai apa yang menjadi cita-citanya, bekerja dalam kejujuran dengan
penuh tanggungjawab, serta nilai sosial yang tinggi

4. Saya Yakin, jika diberikan skor nilai, skor saya adalah 100% (sangat baik), Ya
karena saya selalu bekerja dengan jujur, tanggungjawab dan penuh
integritas.

I. BAGIAN KEDUA

1. Saya tidak setuju dengan pernyataan diatas.


Pelanggaran adalah suatu tindakan/perbuatan yang tidak dapat ditolerir
karena merupakan pengingkaran terhadap suatu dasar peraturan
perundang-undangan terkait dengan pemilu dan pemilukada. Contoh
kasus pada pelanggaran tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pelanggaran Administrasi : Pelanggaran Administrasi pada Tahapan


Pemutakhiran Data Pemilih dimana orang yang sudah meninggal masih
terdaftar dalam Data Pemilih dan berpindah domisili. Sehingga
direkomendasikan oleh Panwaslu Kabupaten Pinrang ke Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Pinrang dan ditindak lanjuti dengan
mengeluarkan pemilih yang sudah meninggal atau berpindah TMS
tersebut dari Data Pemilih.

b. Pelanggaran Etik: Contoh kasus pada Pilkada Pelanggaran Pidana:

1) Pasangan Suami Istri melakukan pencoblosan lebih dari satu kali di dua
TPS yang berbeda pada Pilkada Kabupaten Kabupaten Pinrang Tahun
2008. Hasil pemeriksaan Gakkumdu yang bersangkutan dinyatakan
melanggar Pidana Pemilu. Kasus tersebut ditindaklanjuti di kejaksaan
dan disidangkan di Pengadilan dan kepada yang bersangkutan diputus
bersalah dengan hukuman pidana 1 bulan penjara.

2) Kasus Tim Calon Anggota DPRD pada Pemilihan Anggota DPRD


Kabupaten Pinrang HA Muchtar dari Partai Persatuan Pembangunan
yang melakukan kegiatan pembagian pupuk organik kepada petani di
wilayah pemilihan DAPIL IV yang memuat tanda gambar/foto yang
bersangkutan yang dilakukan di lingkungan area persawahan. Diproses
oleh Gakkumdu Kabupaten Pinrang dan dinyatakan diduga kuat
melanggar pidana pemilu. Kasus tersebut ditindak lanjuti hingga ke
Kepolisian Resort Pinrang dan Kejaksaan Negeri Pinrang untuk
diteruskan ke Pengadilan Negeri Pinrang. Dan alhasil, divonis tidak
bersalah oleh hakim yang menyidangkan kasus pidana pemilu tersebut
karena caleg terlapor tidak terbukti melakukan pelanggaran pidana
pemilu.

2. Saya tidak pernah menghadapi situasi dimana saya harus melakukan


pelanggaran untuk mencapai sesuatu. Tidak ada cara yang saya lakukan
karena saya tidak pernah mengalami hal tersebut diatas,
3. Hal yang akan saya lakukan adalah melakukan berkoordinasi dan
berkonsultasi kepada pimpinan saya yaitu Bawaslu Provinsi, disamping itu
juga saya akan melakukan konsultasi dengan pihak lain yang expert di
bidang hukum khususnya dalam konteks kepemiluan.

II. BAGIAN KETIGA


1. Saya pernah melakukan kegiatan pada bidang sosial berupa kegiatan
penanggulangan dan penanganan bencana banjir di posko pengungsian di
lingkungan tempat tinggal Saya. Disamping itu juga, Saya pernah terlibat
dalam penggalangan bantuan sembako pada masa pandemi covid-19
pada tahun 2020. Tujuan dari kegiatan penting tersebut yang pertama
adalah dalam konteks kemanusiaan adalah sebagai bentuk kepedulian
kepada sesama sebagai makhluk sosial. Saya berperan sebagai sekertaris
panitia pelaksana kegiatan tersebut. Pengaruh yang dihasilkan adalah
bahwa kegiatan tersebut dapat menciptakan rasa kebersamaan dan
toleransi yang tinggi di antara masyarakat, yang pada akhirnya wujud
kegiatan yang sifatnya dalam lingkup kecil di dunia pekerjaan akan
menjadi dasar yang kuat untuk menopang terciptanya toleransi yang
tinggi sebagai salah satu modal dasar dalam bermasyarakat, bernegara
dan berbangsa

Terdapat dukungan dari semua pihak yang terkait dengan kegiatan


tersebut baik pelaksana dan peserta kegiatan serta masyarakat disekitar
lingkungan tempat tinggal Saya.

Ekspektasi saya kedepan terkait dengan kegiatan tersebut adalah bahwa


kegiatan tersebut dapat menjadi dasar, pijakan atau trigger/pemicu untuk
menciptakan rasa kebersamaan dan toleransi di lingkungan yang kecil dan
menjadi contoh ketika diwujudkan dalam kegiatan yang berskala besar.
Dengan demikian dalam konteks bermasyarakat telah tercipta lingkungan
kebersamaan dan toleransi yang positif dan kuat untuk menunjang
masyarakat didalam lingkungan yang terbesar yaitu dalam konteks
bernegara.

2. Peran pihak-pihak yang ikut dalam kegiatan tersebut yaitu :

a) Panitia yang berfungsi sebagai penggagas atau pencetus ide kegiatan


tersebut;
b) Badan SARSOS Karang Taruna Provinsi Sulawesi Selatan;
c) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Kota
Makassar yang dibantu oleh unit pemerintah dibawahnya yakni
Kecamatan dan Kelurahan serta ORT/ORW yang berfungsi sebagai
penyedia fasilitas tempat kegiatan (Ruang Tempat Pelaksanaan
Kegiatan
serta Perijinan)
d) Peserta atau Masyarakat adalah objek dari kegiatan tersebut yang
fungsinya adalah sebagai penerima manfaat pada kegiatan tersebut.
3. Dapat bermanfaat karena dilihat dari konteks manajemen organisasi serta
pengambilan keputusan yang bersifat kolektif kolegial untuk kepentingan
bersama yang tujuan akhirnya adalah untuk kebaikan masyarakat. Analogi
yang dimaksud dengan kegiatan diatas ketika dihubungkan dengan status
saya

sebagai Calon Anggota Bawaslu Kota Makassar adalah bahwa kebijakan


atau keputusan yang diambil harus berdasarkan pada aturan dan bersifat
kolektif kolegial atau keputusan bersama akan menghasilkan keputusan
yang baik untuk masyarakat dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara
organisasi maupun secara hukum.

4.
III. BAGIAN KEEMPAT

1. Terkait dengan tugas-tugas pengawasan yang akan dilakukan oleh


Bawaslu Kota Makassar, bahwa sejatinya memerlukan dukungan dari
berbagai pihak. Dalam konteks kesuksesan penyelenggaraan pemilu
maka Bawaslu Kota Makassar perlu bekerja sama dengan stakeholders
pemilu yang terdiri dari pemerintah, perguruan tinggi, akademisi, media,
wartawan, organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan, tokoh
masyarakat, tokoh agama sebagai mitra kerja sekaligus sebagai
supporting sistem di dalam melakukan tugas-tugas kepengawasan dan
pencegahan terjadinya potensi pelanggaran. Disamping itu kerjasama
dengan Lembaga Lembaga lainnya seperti Komisi Penyiaran Indonesia
dalam konteks pengawasan media massa, PPATK dalam konteks
pengawasan Isu Dana Kampanye dan lain. Pelibatan Masyarakat dalam
Konteks Pengawasan Partisipatif Pemilu yang bertujuan memperluas
wilayah pengawasan dari Bawaslu Kota Makassar ke Kecamatan dan
Kelurahan hingga ke lingkungan RT/RW karena sebagaimana kita
ketahui bahwa jumlah personil pengawas pemilu yang terbatas SDM nya
tentu saja berdampak terhadap luas wilayah pengawasn yang dapat
dijangkau. Sedangkan dalam konteks penindakan dan penanganan
pelanggaran Bawaslu Kota Makassar melakukan kerjasama dengan
Lembaga Kepolisian dan Kejaksaan dalam Konteks penanganan
pelanggaran yang dilakukan secara terpadu dalam naungan Sentra
Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang anggotanya berasal dari
kepolisian dan kejaksaan setempat.

2. Pihak pihak yang patut diwaspadai adalah Kontestan Pemilu itu sendiri
bersama dengan tim sukses, tim kampanye, tim relawan (simpatisan)
dan tokoh - tokoh yang berafiliasi dengan calon serta relawan atau
simpatisan yang dibentuk oleh mereka dengan tujuan memenangkan
kontestasi pemilu.
IV. BAGIAN LIMA

1. Saya mulai tertarik pada isu/masalah/praktek kepemiluan, kepengawasan


Pemilu dan demokrasi sejak saya terlibat di LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) dan Lembaga-lembaga pemberdayaan lainnya. Terkhusus di
Lembaga Pemantau Pemilu Legislatif di Kabupaten Pinrang sering
melakukan tugas peliputan dan rekaman proses kegiatan pemantauan
terkait pelaksanaan pemilu. Secara tidak langsung pelaksanaan pemilu
tersebut telah menambah pengetahuan saya terkait hak konstitutional
saya sebagai warga negara dihargai dalam bentuk penyaluran aspirasi
dalam memilih pemimpin dan wakil rakyat baik di daerah maupun
ditingkat nasional,

2. Saya Pernah membaca buku atau jurnal ilmiah terkait demokrasi,


kepemiluan, dan kepengawasan pemilu. Jurnal tersebut saya anggap
penting sebagai bahan masukan ketika saya terpilih nanti di dalam
pelaksanaan pilkada, pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan wakil
presiden dimasa yang akan datang. Disamping itu, dengan adanya
referensi sebagaimana isi di dalam Jurnal tersebut, Saya dapat
mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelemahan yang terjadi pada
pelaksanaan pemilihan kepala daerah beberapa tahun lalu untuk
kemudian menjadi bahan perbaikan serta masukan untuk kualitas
pelaksanaan demokrasi pada pemilihan kepala daerah khususnya terkait
Regulasi, Pelaksanaan, Sistematika Pengawasan dan Penanganan
Pelanggaran.

3. Saya pernah menulis artikel/makalah yang terkait dengan Pilkada yang


disampaikan dihadapan Perwakilan Pemuka Agama dan Tokoh
Masyarakat serta Ormas se-Kabupaten Pinrang pada Pelaksanaan
Seminar Sehari tentang Pilkada di Aula Gedung Pertemuan Kantor Bupati
Pinrang pada Tahun 2007 yang diselenggarakan oleh Bagian Humas Setda
Pinrang dengan judul materi “Zona Kestabilan Masyarakat Pinrang
Menjelang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pinrang Tahun
2008” yang diterbitkan oleh Bagian Humas Setda. Kabupaten Pinrang.
Substansi Makalah tersebut adalah pentingnya iklim damai dalam
kontestasi pelaksanaan pilkada di wilayah Kabupaten Pinrang dan
partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat dalam mengawal dan
menjaga situasi kondusif Kabupaten Pinrang menjelang dan sesudah
pilkada.
V. BAGIAN KEENAM.

1. Visi dan misi saya jika nanti terpilih dan dipercaya menjadi Anggota
Bawaslu Kota Makassar adalah ingin berperan aktif secara langsung
dalam mengawal dan mensukseskan tatanan kehidupan demokrasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya di bidang
pengawasan kepemiluan yang bermartabat dan berintegritas yang
sesuai dan sejalan dengan visi-misi yang diemban oleh Bawaslu,

2. Dalam mewujudkan visi dan misi saya tersebut hal yang dilakukan
adalah :

- Membangun komitmen bersama sebagai pengawas pemilu dengan


cara mewujudkan pemilu yang jurdil sesuai dengan asa-asas
penyelenggaraan pemilu;

- Untuk mencapai hal tersebut pada point 1 (satu) diatas pengawas


harus punya cara pandang yang lebih komprehensif (menyeluruh)
terkait dengan penyelenggaraan pemilu;

- Membangun sebuah sistem yang dapat memberikan pemaknaan akan


pentingnya perwujudan kedaulatan rakyat dalam berdemokrasi;

3. Menurut penilaian Saya, bahwa model kepengawasan pemilu yang


diterapkan saat ini oleh Bawaslu untuk disemua tingkatan sudah sangat
sesuai, yang tidak hanya menitikberatkan pada proses penanganan dan
penindakan pelanggaran pemilu.

4. Gagasan Saya terkait optimalisasi kerja kepengawasan pemilu antara lain


adalah :

a. Melakukan kerjasama dalam pengawasan pemilu dalam rangka


memaksimalkan kepengawasan pemilu dengan tetap mengedepankan
prinsip kemandirian, keterbukaan, keadilan, kepastian hukum,
profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas, membangun
komunikasi yang baik dan efektif dengan peserta pemilu, dan
membangun sinergitas dengan media massa, baik cetak maupun
elektronik serta media online yang ada.

b. Pentingnya tetap dibangun model pengawasan partisipatif masyarakat


dengan melihat beban tugas, kerja dan tanggungjawab pengawas yang
begitu berat dan kompleks maka dibutuhkan keterlibatan masyarakat
dalam pengawasan pemilu menjadi keniscayaan. Hal penting juga,
adanya support atau dukungan dari masyarakat dari berbagai elemen
masyarakat untuk meyakinkan masyarakat pada umumya agar peduli
dan mau terlibat secara aktif dalam aktivitas kepengawasan pemilu.

Anda mungkin juga menyukai