Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERSONAL

CALON ANGGOTA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


PROVINSI JAWA TIMUR

OLEH

KHANIFUL KHOIRI

ALAMAT :
JL. GATOT SUBROTO KELURAHAN RANDUSARI RT : 3 RW : 5,
KECAMATAN GADINGREJO, KOTA PASURUAN 67136,
PROVINSI JAWA TIMUR
HP. 089674440196

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 1
BAGIAN PERTAMA

Nama lengkap yang diberikan orang tua kepada saya adalah Khaniful
Khoiri, dilahirkan di Kota Pasuruan pada Tanggal 21 Januari 1980 anak ke dua
dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ali Machmud (alm) dengan Ibu Sanijah,
yang bekerja sebagai Meubel di Kelurahan Randusari RT 2 RW 5 Kecamatan
Gadingrejo, Kota Pasuruan. Masa kecil saya, mulai mengenyam pendidikan dari
Taman Kanak-kanak selama dua tahun, kemudian saya melanjutkan ke Sekolah
Dasar Negeri (SDN) Randusari lulus Tahun 1992, kemudian melanjutkan ke MTsN
Pasuruan dan pulang ke Pondok Pesantren Roudlotul Ma’ruf Al-Hasaniyah Lecari
Tapa’an, lulus Tahun 1995 melanjutkan ke MAN Pasuruan Jurusan IPA lulus
Tahun 1998. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat SMA saya masuk ke
Perguruan Tinggi yaitu STKIP PGRI Pasuruan yang sekarang menjadi UNIWARA
pada tahun 2000 Jurusan P. MIPA Matematika lulus Tahun 2004, kemudian pada
Tahun 2018 masuk S2 Manajemen Pendidikan Islam IAI AL-Khoziny Sidoarjo lulus
tahun 2020.

Sejak SMA/MA suka berorganisasi, saat itu saya aktif di PRAMUKA,


ditingkat perguruan tinggi aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Senat
Mahasiswa. Sampai saat ini saya masih aktif di organisasi kepemudaan yaitu
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Pasuruan sebagai Ketua di
Kecamatan, Pengurus Ansor Wilayah Provinsi Jawa Timur sebagai Anggota
Asessor Bidang Akreditasi, dan di MWC NU Kecamatan Gadingerjo Kota Pasuruan
sebagai Sekretaris.

Kegiatan sehari-hari adalah sebagai Guru di MTs Ma’arif Kraton


Kabupaten Pasuruan dengan jabatan sebagai Kepala Madrasah. Di luar keluarga
dan lingkungan tempat saya saya bekerja, ada beberapa orang yang sering
berinteraksi dengan saya adalah Rafid Romadhoni, yang bekerja pada
Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan sebagai staf Pendma, juga Ketua MWC
NU Gadingrejo dan Sulaiman, M.Pd. Sekretaris PC GP Ansor Kota Pasuruan,
Harun Prasetyo Wakil Ketua PW GP ANSOR JATIM Bidang Akreditasi dan Ketua LP
Ma’arif NU Kota Pasuruan M.Mudhofir Triwahyudi, M.Pd.,.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 2
Ada beberapa orang yang dapat dikatakan berperan dalam membentuk
karakter saya yaitu kedua orang tua dan Mereka memiliki disiplin yang tinggi,
tegas dan mempunyai keinginan yang besar dalam memajukan pendidikan anak-
anak-nya. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang ditempuh oleh
seluruh saudara kandung saya yang berjumlah 2 orang, 1 orang menyelesaikan
pendidikan sampai perguruan tinggi, hal ini merupakan buah dari kedisiplinan
dan keinginan dari orang tua saya agar anak-anaknya menjadi orang yang
berpendidikan walaupun mereka sendiri hanya seorang meubel namun karena
didukung oleh kemauan yang tinggi dan bantuan doa tersebut kami dapat
menempuh pendidikan hingga ke jenjang pendidikan tinggi. Di luar keluarga,
orang menjadi acuan saya tentang nilai-nilai/karakter luhur adalah bapak H.
Nurul Jadid dan H. Nur Wahid, ketegasan, kedisiplinan dan keberanian beliau
dalam megungkapkan kebenaran dan menyatakan yang salah adalah salah dan
yang benar adalah benar.

Saya mempunyai keyakinan bahwa saya 100% berintegritas (bersih dari


korupsi, kolusi dan nepotisme), keyakinan saya tersebut terutama didukung oleh
faktor ketekunan, karena saya terbiasa menyelesaikan tugas tepat waktu dan
sesuai waktu yang ditentukan sehingga sangat kecil kemungkinan untuk
melakukan terlambat, lingkungan tempat bekerja, yaitu Lembaga Pendidikan
terbiasa dengan disiplin, lingkungan organisasi, yaitu NU dan Ansor yang siap
bergerak dan berdampak serta lingkungan keluarga yang terbiasa mandiri dan
menjalani kehidupan apa adanya.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 3
BAGIAN KEDUA

Dalam pemilihan umum seringkali kecurangan/manipulasi seolah-olah


tidak terelakkan. Ada kecurangan yang bisa ditoleransi dan ada
kecurangan/manipulasi yang sama sekali tidak dapat ditoleransi. Saya tidak
setuju jika ada kecurangan yang dapat ditoleransi, karena kecurangan ataupun
manipulasi sekecil apapun merupakan pelanggaran dan setiap pelanggara harus
ditindaklanjuti karena di dalam ilmu hukum setiap kesalahan ataupun
pelanggaran harus ditindak, masalah pelanggaran itu termasuk kategori berat
atau ringan itu merupakan putusan akhir. Seperti kasus pembersihan tanda
gambar peserta Pemilu, apabila telah memasuki masa tenang maka seluruh alat
peraga kampanye harus dibersihkan, apabila ada salah satu calon yang masih
melanggar hal itu makan harus ditindak tegas dengan menurunkan gambar
tersebut dan memberikan teguran secara tulisan kepada yang bersangkutan.

Mencapai sesuatu sedapat mungkin untuk menghindari kecurangan atau


manipulasi karena apabila kecurangan telah dilakukan satu kali maka untuk
menutupi kecurangan tersebut kita harus melakukan kecurangan lagi. Oleh
karena itu saya tidak ingin melakukan kecurangan karena msih banyak jalan
keluar lainnya dalam mencapai sesuatu tersebut tinggal bagaimana usaha yang
kita lakukan.

Dalam kehidupan bermasyarakat seringkali kita dihadapkan pada situasi


untuk memutuskan sesuatu sementara dasar hukum yang melandasinya kurang
jelas. Bila saya menghadapi hal demikian tentu saja saya tetap berpedoman pada
Undang-undang atau peraturan yang ada hubungannya dengan permasalahan
tersebut dengan tetap melakukan konsultasi dengan pihak-pihak yang kita
anggap lebih mampu dan lebih menguasai persoalan tersebut, kalaupun
demikian bisa dilihat dari kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat seperti
hukum adat misalnya, karena di Indonesia disamping hukum yang tertulis ada
juga yang tidak tertulis seperti kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dan

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 4
tidak bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan dan peraturan
perundang-undangan lainnya.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 5
BAGIAN KETIGA

Kegiatan sosial yang pernah saya lakukan adalah mengadakan lomba


mewarnai tingkat TK/RA se Kota Pasuran tahun 2018 dalam rangka peringatan
hari santri nasional yang bertujuan antara lain memberikan pengetahuan dan
pengenalan kepada masyarakat terkait hari santri nasional sejak dini.

Dalam kegiatan tesebut ada beberapa orang yang sangat berperan antara
lain pemerintah daerah khususnya pemerintahan kelurahan, karena lomba
tersebut dihadiri langsung dilaksanakan di kelurahan sehingga Lurah menjadi
sangat penting terutama dalam mensosialisasikan kepada masyarakat untuk
mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu adalah para staf pengajar yang
menguasai bidang seni khususnya ilmu lukis yang dijadikan sebagai Juri,
disamping pihak-pihak terkait lainnya dari pemerintahan seperti ormas dalam
hali Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama.

Berorganisasi merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan


orang lain, di dalam organisasi juga kita belajar bagaimana melakukan kegiatan
secara bersama-sama (team work), berbicara dihadapan orang ramai, memimpin
sidang, mencari jalan keluar apabila menemui permasalahan, melakukan
kegiatan administrasi, pengawasan, kontrol sosial terhadap pemerintah.
Sehingga pengalaman dalam berorganisasi sangat bermanfaat apabila kelak
menjadi salah satu anggota Badan Pengawas Pemilu, sebab Bawaslu merupakan
organisasi juga sehingga diperlukan kerjasama, kegiatan administrasi,
pengawasan, penyuluhan dan lain-lain yang telah biasa kita lakukan di dalam
organisasi lainnya.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 6
BAGIAN KEEMPAT

Dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum, anggota Bawaslu juga dapat


dipegaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang
sejalan maupun tidak sejalan dengan misi Bawaslu. Pihak yang dapat dijadikan
mitra kerja dalam mendukung misi Bawaslu adalah Pemerintah dari tingkat
Provinsi sampai Kelurahan, Aparat Penegak Hukum seperti kepolisian, kejaksaan
maupun Pengadilan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) terutama tingkat Provinsi,
Tim Pemantau Pemilu yang telah terdaftar secara resmi pada pemerintah baik
dari dalam maupun luar negeri, Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, dan tokoh agama. Sedangkan pihak-pihak yang harus diwaspadai yang
dapat mengganggu misi Bawaslu adalah oknum tertentu yang ada di dalam
Partai Politik maupun calon perseorangan yang mempunyai kepentingan dan
melakukan kecurangan sehingga pemilu dapat terganggu.

Apabila saya terpilih menjadi anggota Bawaslu, maka strategi yang tepat
untuk menghindari intervensi negatif dari pihak lain adalah dengan tetap berlaku
indefenden artinya tidak pernah memberikan janji-janji atau sebaliknya tidak
pernah bersedia untuk menerima janji-janji atau pemberian dari pihak manapun
yang diperkirakan ada hubungannya dengan pekerjaan di Bawaslu sehingga saya
tidak terbujuk rayu oleh kepentingan tertentu. Selanjutnya memperlakukan
sama terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dalam Pemilu dan pemegang
kekuasaan.

Setiap anggota keluarga memiliki pengaruh penting pada diri saya,


karena keluarga merupakan bagian dari kehidupan kita. Mendengarkan suara
mereka terutama yang lebih tua adalah perbuatan terpuji. Namun demikian tidak
semua suara mereka dapat mempengaruhi keputusan atau jalan yang akan saya
tempuh, sepanjang suara keluarga atau teman untuk arah yang baik maka patut
untuk didengarkan tapi apabila telah menyangkut pekerjaan apalagi untuk
melakukan kecurangan maka suara itu tidak perlu didengarkan apalagi

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 7
dilaksanakan. Sebab setiap perbuatan memerlukan tanggungjawab dan yang
akan bertanggungjawab adalah diri kita sendiri.

Dalam melaksanakan tugas kepemiluan dalam hal pengawasan saya selalu


berkoordinasi dan komunikasi dengan steck holder, dan sebisa mungkin
mencega agar kecurangan-kecurangan tidak terjadi.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 8
BAGIAN KELIMA

Ketertarikan saya dengan kepemiluan dan demokrasi diawali sejak


duduk dibangku kuliah. Ketertarikan tersebut didorong oleh pesta demokrasi di
Indonesia saat itu, dimana Selama orde baru, pilar-pilar demokrasi seperti partai
politik, lembaga perwakilan rakyat, dan media massa berada pada kondisi lemah
dan selalu dibayangi oleh mekanisme reccal, sementara partai politik tidak
mempunyai otonomi internal. Media massa selalu dibayang-bayangi pencabutan
surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP). Sedangkan rakyat tidak diperkenankan
menyelenggarakan aktivitas sosial politik tanpa izin dari pemerintah. Praktis tidak
muncul kekuatan civil society yang mampu melakukan kontrol dan menjadi
kekuatan penyeimbang bagi kekuasaan pemerintah yang sangat dominan. Praktis
demokrasi pancasila pada masa ini tidak berjalan sesuai dengan yang dicita-
citakan, bahkan cenderung ke arah otoriatianisme atau kediktatoran.

Kegagalan tiga partai besar dalam perannya sebagai lembaga control


terhadap jalannya pemerintahan dan tidak berfungsinya check and balance,
akibat terpolanya politik kompromistis dari elite politik, akhirnya demoktrasi
yang sebenarnya tidak jalan. Demokrasi menjadi semu. DPR tidak mencerminkan
wakil rakyat yang sesungguhnya. Terjadi kolusi, korupsi, dan nepotisme di segala
bidang kehidupan, karena kekuasaan cenderung ke arah oligarki. Hal ini
mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan, menghancurkan nilai-nilai
kejujuran, keadilan, etika politik, moral, hukum dasar-dasar demokrasi dan sendi-
sendi keagamaan. Khususnya di bidang politik direspon oleh masyarakat melalui
kelompok-kelompok penekan (pressure group) yang mengadakan berbagai
macam unjuk rasa yang dipelopori oleh para pelajar, mahasiswa, dosen, dan
praktisi, LSM dan politisi. Gelombang demonstrasi yang menyuarakan reformasi
semakin kuat dan semakin meluas. Melihat fenomena tersebut, saya semakin
tertarik untuk mengikuti perkembangan demokrasi dan pemilu di Indonesia yang
sejak tahun 1999 menjadi pemilu yang paling demokratis.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 9
Buku-buku tentang pemilu dan demokrasi yang pernah saya baca antara
lain Mengawasi Pemilu, Mengawal Demokrasi karya Topo Santoso dan Didik
Supriyanto. Kemudian buku Sosialisme Religius; Suatu Jalan Keempat, Editor
Muhidin M. Dahlan. Buku tersebut saya anggap penting karena membuka
wawasan tentang demokrasi dan kebebasan mengemukakan pendapat.

Selain buku-buku tentang demokrasi buku-buku yang biasa saya baca


tentu saja yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang saya miliki yaitu ilmu hukum.
Namun demikian ada beberapa buku yang sangat menarik dan selalu saya baca
yaitu The Road To Muhammad karangan Jalaluddin Rakhmat dan Agenda
MenKelurahank Bangsa; Selamatkan Indonesia oleh M. Amien Rais.

Salah satu buku demokrasi yang pernah saya baca dan saya anggap
penting adalah Civil Islam: Islam dan Demokratisasi di Indonesia (2001, Edisi
Bahasa Indonesia) karya Robert W. Hefner. Hefner mengajak pembaca untuk
meletakkan wacana “demokrasi” pada proporsinya yang pas. Hal ini penting
karena hingga sekarang, demokrasi—yang antara lain berisi nilai-nilai pluralisme,
kebebasan, persamaan, keadilan, toleransi, dan partisipasi—di satu sisi
mempesona banyak orang, tapi di sisi lain juga mengundang skeptisisme.
Kelompok yang skeptis biasanya memandang demokrasi sebagai wacana yang
berasal dari Barat, yang tentu saja tidak mungkin sesuai dengan budaya lain di
luar Barat. Bahkan ada yang menganggap bahwa demokrasi, juga civil-society
(dari sini mungkin Hefner mendapat istilah “civil-Islam”), merupakan cangkokan
dari Barat, dan bagian dari proyek imperialisme Barat yang terselubung dengan
retorika yang manis, enak, dan menarik. Inilah kecongkakan dan kekejaman
Barat yang membungkus proyek Imperialisme dengan retorika yang indah dan
luhur.

Hefner sebagai orang Barat mungkin saja bisa dianggap bias Barat.
Demokrasi secara geneologis berasal dari Barat. Tapi, Hefner dan Barat ternyata
juga punya argumentasi yang (cukup) baik untuk menepis prasangka-prasangka
itu. Dalam dua titik ekstrem sikap terhadap demokrasi, baik yang menerima
secara utuh maupun menolaknya, maka biasanya muncul “jalan tengah” yakni

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 10
sikap kritis untuk belajar dari nilai-nilai demokrasi yang berasal dari Barat dengan
segala kekurangan dan kelebihannya. Yang bisa dikontekstualisasikan dengan
budaya lokal pun bisa dipakai, sementara yang tidak bisa dikontekstualisasikan
dengan budaya lokal sebaiknya ditepiskan. Hefner sendiri punya keyakinan
bahwa jika dikontekstualisasikan dengan tepat, wacana demokrasi bukanlah
konstruksi ikatan budaya yang hanya relevan dengan konteks masyarakat Barat.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 11
BIODATA

Nama : SUWARDI, S.H.

Jenis kelamin : LAKI-LAKI

Pekerjaan/jabatan : STAF ADMINISTRASI STIH M Kotabumi / KEPALA


BAGIAN TATA USAHA

Tempat : GUNUNG SUGIH

tanggal lahir/umur : 01 DESEMBER 1973 / 39 TAHUN

Alamat : JL. CENDANA WANGI NO. 238/372 KEL. REJOSARI


KEC. KOTABUMI KAB. LAMPUNG UTARA,
LAMPUNG

No. HP. : 08127915332

Kotabumi, 14 Agustus 2012

SUWARDI, S.H.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, oleh : Khaniful Khoiri 12

Anda mungkin juga menyukai