OLEH:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
penyusunan laporan dengan judul “Peningkatan Kapasitas dan Legalitas Komunitas Seni dan
Budaya Kampung Cempluk”. Terima kasih sebanyak – banyaknya kami sampaikan kepada
Mbak Dewi Puspita Rahayu, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
kami ilmu pengetahuan, Mas Dano Purba, S.Sos., M.Si selaku dosen yang menyaarnkan kami
untuk melakukan Praktik Kerja Nyata di Kampung Cempluk, Mbak Ucca Arawindha, S.Sos.,
MA selaku dosen penguji, dan terimakasih kami ucapkan kepada Komunitas Seni dan
Budaya Kampung Cempluk yang telah memberi banyak pengalaman kerja outdoor, sehingga
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Priktik Kerja Nyata (PKN),
adapun laporan ini telah kami buat semaksimal mungkin dan tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penusunan laporan ini,
khususnya Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk. Penulis menyadari bahwa
laporan ini belum sempurna, dan masih terdapat kesalahan dalam hal penulisan kata maupun
kekurangan dalam penyampaian praktikan demi sempurnanya laporan ini. Semoga laporan
ini bermanfaat untuk memberikan informasi dan wawasan bagi masyarakat, selain itu juga
bermanfaat bagi penulis selanjutnya agar dapat menyajikan laporan yang lebih jelas dan
lengkap.
i
ii
DAFTAR ISI
iii
3.1 Metode Kegiatan ............................................................................................................ 20
4.1.3 Evaluasi Kegiatan Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
iv
4.2.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembentukan Struktur Organisasi ................................. 43
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 56
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 56
LAMPIRAN............................................................................................................................ 60
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era milenial komunitas merupakan salah satu bentuk perkumpulan yang
dikarenakan adanya kesamaan sikap, minat, maupun kegemaran antar individu, yang
mana pada akhirnya tiap individu memiliki kesadaran untuk membentuk suatu
perkumpulan. Komunitas menjadi salah satu sarana atau wadah bagi individu untuk
dapat saling berbagi perhatian pengalaman, dan pengetahuan atas suatu isu atau
Lebih lanjut yang dimaksud dengan komunitas adalah sekumpulan orang yang
saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, yang mana dalam sebuah
komunitas terdapat relasi pribadi yang erat antara anggota satu dengan yang lainnya
yang memiliki perasaan dekat dengan anggota kelompoknya. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan didalam komunitas terdapat interaksi sosial yang terjadi secara terus-
menerus, bersifat fungsional, informal, dan spontan. Selain itu keanggotaan yang
umumya bersifat sukarela dan tanpa paksaan membuat komunitas menjadi salah satu
Pengakuan dan kesadaran anggota menjadi salah satu faktor pendukung dari
1
anggota komunitas akan lebih memiliki rasa tanggung jawab dalam mengembangkan
menjalankan struktur organisasi yang telah dibentuk, sesuai dengan status dan
masing-masing dan berbeda satu dengan yang lain. Kapasitas suatu komunitas adalah
hasil interaksi dari sumber daya organisasi, modal manusia, dan modal sosial yang
dan kapabilitas komunitas. Sistem kelembagaan yang kuat pada akhirnya dapat
menyelesaiakn permasalahan yang dialaminya. Akan tetapi hingga saat ini tidak
semua komunitas memiliki sistem kelembagaan yang kuat dan mumpuni dalam
kekuatan dalam kelembagaan komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk dapat
dilihat dari beberapa indikator, seperti belum adanya aturan tertulis yang mengatur
sistem kerja organisasi dan belum adanya pembagian tugas serta hubungan antar
2
Kampung Cempluk gagal untuk membangun sistem kelembagaan yang kuat dan
berdaulat.
Lebih lanjut terkait dengan Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk,
Pencak Silat “Panca Manunggal”, Kuda Lumping “Turonggo Joyo Mulyo”, Musik
Perkusi “Garuda Putih”, Kesenian Ande-Ande Lumut “Ngudi Lestari Budhoyo”, dan
tersebut pada akhirnya melahirkan suatu gagasan baru untuk menciptakan sebuah
termanifestasikan dalam bentuk komunitas yang diberi nama Komunitas Seni dan
Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk memiliki tujuan untuk memperkuat,
perubahan zaman. Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk dianggap oleh
warga sebagai media yang tepat untuk mempertahankan serta melestarikan budaya
warisan leluhur yang menjadi kebanggaan dan identitas mereka. Melalui semangat
Dusun Sumberejo, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini juga
memiliki tujuan yang lain. Tujuan lain dari komunitas tersebut yaitu menawarkan ide
segar untuk menghapuskan stigma kampung sebagai ruang kelas dua dan tertinggal.
3
Salah satu tagline yang diusung oleh komunitas untuk mewujudkan tujuan tersebut
masyarakat bahwa kampung merupakan ruang hidup yang menjadi wadah untuk
positif kampung dan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Masyarakat diajak untuk
peduli dan terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan yang pada akhirnya
Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk berusaha untuk menawarkan narasi
tentang kehidupan kampung yang damai, penuh toleransi, memiliki nilai-nilai luhur,
serta terbuka bagi siapasaja yang ingin belajar ataupun mengenal budaya serta
kesenian kampung secara lebih mendalam. Harapannya tagline yang dicetuskan oleh
pada umumnya dan anggota komunitas pada khususnya untuk berpartisipasi dalam
ditunjukan melalui tujuan dan tagline berbading terbalik dengan kondisi di lapangan.
berbagai kendala dan hambatan. Seperti yang penulis sebutkan pada pembahasan
4
sebelumnya, salah satu hambatan yang dialami oleh komunitas yang beranggotankan
dikatakan belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih belum adanya aturan tertulis
yang mengatur mengenai mekanisme kerja anggota komunitas serta pembagian peran
kesadaran dari anggota komunitas mengenai status dan perannya. Sebagian besar
anggota masih belum memahami ketika mereka telah menyandang status sebagai
yang memuat ketentuan-ketentuan pokok yang menjadi panduan dan batasan dalam
peraturan ini biasanya tertulis dalam bentuk anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga (AD/ART). Akan tetapi pada kasus yang penulis temukan di Komunitas Seni
dan Budaya Kampung Cempluk, setelah hampir sepuluh tahun didirikan anggaran
terbentuknya struktur organisasi pada periode kepengurusan tahun ini. Pada periode
tahun ini Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk dapat dikatakan berjalan
tanpa arah, dikarenakan tidak adanya badan pengurus harian yang bertanggung jawab
mengakibatkan pembagian kerja belum terdistribusi secara jelas dan merata pada tiap-
tiap anggota. Selama ini yang terjadi hanya anggota yang memiliki kesadaran sajalah
5
yang tetap melakukan tugas dan perannya.Konsekuensi dari kedua hal tersebut pada
lapangan juga berdampak pada perizinan dan legalitas komunitas secara formal.
Meski telah berdiri selama 10 tahun lamanya, Komunitas Seni dan Budaya Kampung
Cempluk belum memiliki landasan hukum dalam bentuk akta komunitas. Hal ini
diakui secara sah di mata hukum. Tidak adanya pengakuan yang resmi secara hukum
dan kegiatan yang diadakan oleh pihak pemerintah maupun swasta, seperti pengajuan
kegiatan yang dilakukan oleh komunitas minim mendapat dukungan dari instansi-
Kampung Cempluk hanya memiliki satu kegiatan rutin tiap tahunnya, yaitu festival
budaya. Sementara itu untuk kegiatan harian, mingguan, dan bulanan belum
Dilatar belakangi hal tersebut penulis akhirnya sepakat untuk membuat suatu
program Praktek Kerja Nyata yang berusaha untuk memperkuat kelembagaan dan
legalitas komunitas melalui beberapa program kerja yang akan penulis jelaskan dalam
Berdasarkan pada latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka
kegiatan yang dirumuskan dalam Praktek Kerja Nyata kali ini adalah :
6
1. Penguatan Kelembagaan Komunitas Seni dan Budaya Kampung
Tangga
Festival ke 9
komunitas.
legalitas komunitas yang penulis jalankan di Komunitas Seni dan Budaya Kampung
7
BAB II
2.1.1 Kapasitas
kemampuan atas capaian kegiatan dan tugas pokok yang telah dijalankan
perannnya yang sesuai dengan nilai-nilai dari sumber daya yang dimiliki dan
8
Hal ini selaras yang diungkapkan menurut Grindle yang menjelaskan
(time) dan sumber daya (resources) yang dibutuhkan guna mencapai suatu
terdiri dari bebarapa tingkatan, yaitu (i) Dimensi sistem, (ii) dimensi entitas
atau organisasi, dan (iii) dimensi individu. Dalam dimensi sistem mencakup
pada peningkatan yang diarakan pada kebijakan atau aturan main guna
memaksimalkan tugas dan peran dari struktur organisasi, pembagian kerja, dan
9
2.1.4. Komunitas
bahwa pada dasarnya setiap orang itu lahir dalam suatu keluarga, dan pada
kepemilikan visi, prinsip dan tujuan yang sama dimasyarakat dan membentuk
disebut Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat
10
2.1.5 Kelembagaan
perilaku individu. Djogo dkk dalam (Susanti, 2009) menyebutkan bahwa pada
umumnya definisi lembaga mencakup konsep pola perilaku sosial yang sudah
mengakar dan berlangsung terus menerus atau berulang. Maka dalam bidang
adat istiadat. Dari pendapat Djoko dkk tersebut lembaga tidak membatasi
yang ada, justru mengaharuskan individu dan organisasi berpikir positif dengan
menyangkut pada nilai (value), norma (norm), custom, mores, folkways, usage,
struktur dan struktur sosial, penjelasan lebih lanjut dalam aspek struktur
11
yang hendak dicapai, aspek solidaritas, klik, profil dan pola kekuasaan
maupun swasta, dalam sektor wisata dapat berupa sebuah lembaga swadaya,
lembaga sosial merupakan suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang
masyarakat dalam mengadakan kontrol social (Hapsari & Devi, 2017). Fungsi
ini merupakan bentuk konsep dari sebuah kelembagaan sosial yang lebih
Soekanto dalam (Hapsari & Devi, 2017) membedakan lembaga sosial dengan
12
2.1.6 Penguatan Kapasitan Lembaga
kontibusi alternatif pembangunan. Hal ini selaras dengan tujuan dari sebuah
kualitas. Terutama yang berfokus pada indikator internal struktur, proses dan
evalaluasi kerja, upaya ini perlu adanya kejelasan dari hasil kondisi pasca
2.1.7 Perizinan
tingkah laku warga (Agus, 2012). Dalam artian izin merupakan bentuk
bersetujuan dari penguasa atau dalam hal ini pemerintah yang berdasarkan
13
2.1.8 Legalitas Komunitas
notasi serta memiliki anggaran dasar dan anggaran dasar rumah tangga
(AD/ART) dan juga memiliki struktur organisasi yang jelas seperti ketua,
legalitas atau dalam arti KBBI adalah keabsahan komunitas tersebut memiliki
berbadan hukum.
1. 3. Sasaran
2. Pelaksanaan
Perencanaan Evaluasi
lapangan dengan membingkai secara terstruktur guna mencapai keberhasilan dalam program
2.2.1 Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap yang paling awal dari tahap kegiatan yang akan
dilakukan.Dalam tahap ini meliputi persiapan dengan menggali data dilingkup internal
Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk.Berkaitandengan hal ini penulis perlu
14
melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada pihak komunitas dengan bertemu
Budaya Kampung Cempluk. Pada tahap ini meliputi pendekatan, pemetaan masalah
tahapan ini tidak hanya satu kali observasi. Akan tetapi selalu dilakukan berulang kali
guna memperoleh permasalah yang jelas dan dapat merumuskan jalan keluar yang
tepat sasaran dan sesuai kebutuhan komunitas. Dalam tahap perencanaan penulis
berupaya untuk merumuskan dan merencanakan program secara efektif dan efisien
Hasil dari wawancara dengan pihak komunitas pada tahap ini penulis menemukan
lainnya. Permasalahan utama yang dialami oleh Komunitas Seni dan Budaya
dikatakan belum kuat dan bekerja secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih belum
adanya aturan tertulis yang mengatur mengenai mekanisme kerja anggota komunitas
serta pembagian peran dalam mengelola organisasi. Belum adanya aturan tersebut
perannya. Sebagian besar anggota masih belum memahami ketika mereka telah
menyandang status sebagai anggota komunitas, maka wajib untuk melakukan peran-
panduan dan batasan dalam mengelola komunitas menyebabkan Komunitas Seni dan
15
Pada kebanyakan komunitas peraturan ini biasanya tertulis dalam bentuk anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Akan tetapi pada kasus yang penulis
temukan di Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk, setelah hampir sepuluh
tahun didirikan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga komunitas belum juga
disusun.
terbentuknya struktur organisasi pada periode kepengurusan tahun ini. Pada periode
tahun ini Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk dapat dikatakan berjalan
tanpa arah, dikarenakan tidak adanya badan pengurus harian yang bertanggung jawab
mengakibatkan pembagian kerja belum terdistribusi secara jelas dan merata pada tiap-
tiap anggota. Selama ini yang terjadi hanya anggota yang memiliki kesadaran sajalah
yang tetap melakukan tugas dan perannya.Konsekuensi dari kedua hal tersebut pada
lapangan juga berdampak pada perizinan dan legalitas komunitas secara formal.
Meski telah berdiri selama 10 tahun lamanya, Komunitas Seni dan Budaya Kampung
Cempluk belum memiliki landasan hukum dalam bentuk akta komunitas. Hal ini
diakui secara sah di mata hukum. Tidak adanya pengakuan yang resmi secara hukum
dan kegiatan yang diadakan oleh pihak pemerintah maupun swasta, seperti pengajuan
kegiatan yang dilakukan oleh komunitas minim mendapat dukungan dari instansi-
16
Kampung Cempluk hanya memiliki satu kegiatan rutin tiap tahunnya, yaitu festival
budaya. Sementara itu untuk kegiatan harian, mingguan, dan bulanan belum
penguatan organisasi dan legalitas Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk.
ikut andil dalam program kerja tahunan komunitas yaitu Kampung Cempluk Festival
atau KCF. Sehingga harapannya Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk
dapat memiliki sistem kelembagaan yang kuat dan mumpuni dalam mendukung
keberlangsungan komunitas.
2.2.2 Pelaksanaan
untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan
ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang
2016) yang memaknai pelaksanaan, yaitu bentuk rangkaian kegiatan tindak lanjut
yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah langkah yang strategis maupun
menjadi kenyataan, guna mencapai sasaran yang ditetapkan semula. Dapat diartikan
bahwa tahap pelaksanaan merupakan perwujudan dari hasil diskusi pada tahap
17
perencanan. Tahap ini dilakukan guna memperoleh hasil dan pengaruh dari program
komunitas berupa belum adanya struktur organisasi yang tetap dan belum adanya
Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar Rumah Tangga atau AD/ART, dan belum
Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk, melalui program yang akan
forum yang berisi anggota Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk. Penulis
juga akan membantu komunitas dalam proses pembuatan akta. Selain itu penulis juga
akan ikut andil dalam sebuah program kerja tahunan komunitas yaitu Kampung
tersebut penguatan kelembagaan dan legalitas Komunitas Seni dan Budaya Kampung
2.2.3 Evaluasi
tahap pelaksanaan. Tahap evaluasi ini dilakukan untuk mencari tahu seberapa tingkat
keberhasilan suatu program yang telah ditentukan pada tahap perencanaan dan
dijalankan pada tahap pelaksanaan. Hal ini sependapat dengan (Mesiono, 2017)
tentang Evaluasi, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
18
sistematis tentang sesuatu yang berharga dan bernilai dari suatu objek. Dari pandangan
penilaian dengan mencari tingkat keberhasilan suatu program yang telah dijalankan.
Pada tahap ini nantinya akan dapat informasi terkait kekurangan dan kelemahan atas
19
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1.1 Observasi
terjadi dilapangan yang bersifat pengamatan pada suatu fenomana yang terjadi
dari lokus aktivitas bersifat alami untuk menghasilkan fakta. Yang mana dalam
metode ini penulis akan melakukan beberapa observasi yang bertahap, guna
mendapatkan hasil data fenomena yang akurat dan sesuai dengan yang ada di
lapangan.
kondisi yang terjadi pada Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk,
20
3.1.2 Wawancara
umum atas penggalian data informasi mengenai Komunitas Seni dan Budaya
Cemplukguna mencari tahu informasi secara fakta yang ada dilapangan dengan
dapat pula dipakai sebagai cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
(responden).
Dalam metode ini penulis dan pelaku Komunitas Seni dan Budaya
21
Group Discussion (FGD). FGD bertujuan untuk menggali dan memperoleh
beragam informasi tentang masalah atau topik tertentu yang sangat mungkin
berdiskusi tentang suatu fokus masalah atau topik tertentu dipandu oleh
informasi tidak hanya diperoleh dari satu arah saja, melainkan dari semua
FGD dalam proses praktik kerja nyata dilakukan oleh penulis saat
melakukan FGD pada tanggal 15 Juli 2019 di sekertariat Komunitas Seni dan
organisasi. Untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh Komunitas Sni dan
Cempluk yang telah dijabarkan oleh informan. Penggunaan tools ini selain
untuk untuk mengetahui masalah baru yang dihadapi, juga digunakan untuk
22
ditemukan oleh peneliti saat melakukan pra survei, observasi, maupun
wawancara.
3.1.4 Dokumentasi
(FGD), informasi juga dapat diperoleh melalui data atau fakta yang tersimpan
dalam bentuk dokumen. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk
jawaban dari pertanyaan di dalam proses wawancara dan FGD oleh informan
dan data-data desa yang disediakan mulai dari profil komunitas, data anggota
Pembagian Kerja
Alhakam
23
Kerja Nyata Dalam Penyusunan Anggaran notulensi moderator pendekatan dengan pelaku
Program Penguatan Dasar dan Anggaran sekaligus dalam proses komunitas dengan kerja
Legalitas Komunitas Komunitas Seni dan masalah dengan penggalian terjadi, yang kemudian
Seni Dan Budaya Budaya Kampung memberikan informasi ditemukan sebuah program
motivasi
pentingnya
perumusan
peyusunan
AD/ART dalam
sebuah
komunitas
24
struktur yang peran, sehingga
sistematis motivasi
pembentukan
struktur yang
jelas merupakan
keharusan
sebuah
komunitas
masyarakat
Universitas Brawijaya
pentingnya Budaya
sebuah Kampung
25
komunitas Cempluk
kepastian memilikinya
bentuk akta
komunitas
Dasar dan Anggaran yang bertugas moderator yang tentang pentingnya AD/AR
pasal-pasal.
Kerja Nyata Dalam Organisasi moderator yang yang bertugas tentang pentingnya struk
26
Legalitas Komunitas diskusi pelaksanaan -Memberikan masukan struk
organisasi struktur
komunitas organisasi
Komunitas
diajukan ke Cempluk
pendanaan mendatangi
27
hasil revisi
prososal dari
Kemendikbud
yang meliputi
waktu kegiatan
dan RAB.
-Sebagai
narahubung
dengan Pak
Haru selaku
dosen Fakultas
Hukum UB
28
Kampung Cempluk Evaluasi Pembentukan
Struktur Organisasi
Monitoring
Evaluasi kegiatan pra
dan pelaksanaan
Kampung Cempluk
Festival
Evaluasi Pelegalitasan
Komunitas dengan
Membantu Akta
Komunitas
3.3Jadwal Kerja
HARI
NO KEGIATAN PKN
(TANGGAL)
Selasa, 2 Juli (Mas Redy) memahami persyaratan adminitrasi dalam proses penyusunan
1
2019 proposal acara KCF beserta lampiran surat untuk di ajukan ke Kementerian
Penyusunan ProposalKemendikbud
2
Rabu, 3 Juli 2019
29
2019
5 Sabtu, 6 Juli 2019 memohon tanda tangan mengetahui Kepala OPD Bidang Kebudayaan
-.Berdiskusidenganpihakkomunitasterkaitpenyusunan AD/ART
dan Budaya Kampung Cempluk, beserta jenis usulan acara, karya yang
Minggu, 7 Juli pernah dihasilkan, tujuan tema manfaat acara, konsep acara) dengan
6
2019 wawancara langsung ke pihak komunitas
-. Berdiskusidenganpihakkomunitasterkaitpenyusunan AD/ART
7 Senin, 8 Juli 2019 surat pernyataan kesanggupan melaksanakan bantuan, pakta integritas)
-. Berdiskusidenganpihakkomunitasterkaitpenyusunan AD/ART
8 Selasa, 9 Juli
30
2019
Rabu, 10 Juli Pemerintah atas nama Komunitas Seni, membantu pelaku komunitas dalam
Kamis, 11 Juli bantuan pemerintah fasilitasi kegiatan kesenian tahun 2019 Kampung
-. Menyusunanggarandasardananggaranrumahtangga (AD/ART)
KomunitasSenidanBudayaKampungCempluk.
-. Menyusunanggarandasardananggaranrumahtangga (AD/ART)
KomunitasSenidanBudayaKampungCempluk.
Jumat, 12 Juli
11
2019
2019
14. Senin. 15 Juli -. Mengajukan proposal dan surat ke dinas pariwisata kabupaten malang
31
2019
Jumat, 26 Juli -.mengikuti rapat dengan warga RW 01 terkait acara 17 Agustus dan
25.
2019 Kampung Cempluk Festival 9
26 Sabtu, 27 Juli -.mengikuti rapat dengan warga RW 02 terkait acara 17 Agustus dan
32
2019 Kampung Cempluk Festival 9
Minggu, 28 Juli -.berdiskusi dengan pihak komunitas terkait persiapan Kampung Cempluk
27
2019 Festival 9
30 2019 -.memetakan komunitas di Malang Raya yang menjadi relasi dan mitra
Kampung Cempluk
Jumat, 2 Agustus -.memetakan daftar pembicara dari sektor pemerintah saat rangkaian acara
32
2019 Kampung Cempluk Festival
Sabtu, 3 Agustus -.mencari informasi terkait berkas dan administrasi yang diperlukan dalam
Selasa, 6 -.memetakan volunteer yang akan dan bersedia untuk terlibat dalam acara
36
Agustus2019 Kampung Cempluk Festival
33
Rabu, 7 Agustus -.membentuk divisi dalam kepanitiaan Kampung Cempluk festival bersama
37
2019 pihak komunitas dan panitia
34
BAB IV
Seni dan Budaya Kampung Cempluk dipilih oleh penulis menjadi salah satu program
kerja pada kegiatan praktek kerja nyata. Hal ini dikarenakan hingga menginjak usia
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga (AD/ART) merupakan suatu dokumen
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) merupakan hal yang vital,
dikarenakan didalamnya memuat poin dan pasal yang bisa menjadi petunjuk teknis
bagi komunitas dalam mengelola organisasinya. Tidak adanya Anggaran dasar dan
Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dalam internal Komunitas Seni dan Budaya
yang pasti. Hal ini menyebabkan kapasitas komunitas menjadi tidak maksimal. Oleh
karena itu penulis akhirnya merumuskan program penyusunan Anggaran Dasar dan
Seni dan Budaya Kampung Cempluk merupakan program kerja pertama yang
35
Pada tahap pendekatan dan diskusi penulis berusaha masuk ke dalam
Proses diskusi dilakukan sebanyak 4 kali, sebelum akhirnya penulis dan pihak
komunitas berada pada frekuensi dan pemahaman yang sama. Pada tahap diskusi
tahap perencanaan adalah melakukan pemetaan masalah. Pada proses ini penulis
Budaya Kampung Cempluk belum juga memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) setelah 10 tahun berdiri. Pada proses ini penulis
mengetahui apabila penyebab utama anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
(AD/ART) belum juga disusun adalah Komunitas Seni dan Budaya Kampung
Cempluk terjebak pada zona nyaman mereka sebagai komunitas yang bersifat
sesuatu yang bersifat hitam di atas putih kurang dianggap penting dan diabaikan
begitu saja. Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk selama ini
Faktor lain yang penulis temukan pada proses ini adalah minimnya
36
dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Sebenarnya secara kuantitas
Cempluk sudah sangat mencukupi. Hal ini dikarenakan dari 2 RW yang terdapat
anggota komunitas. Akan tetapi secara kualitas hanya beberapa orang yang
Berdasarkan hasil analisis penulis sikap pasif dari sebagian anggota dikarenakan
mereka secara struktural kurang dilibatkan dalam kegiatan yang dilakukan oleh
komunitas. Keterlibatan anggota saat ini hanya bersifat kultural dan tanpa dasar
dua proses sebelumnya yang telah penulis dan pihak komunitas lakukan.
Mengacu pada hasil diskusi dan pemetaan masalah kedua belah pihak
(AD/ART) tidak melibatkan seluruh anggota komunitas. Hal ini dilakukan untuk
menghemat waktu, tenaga, dan juga materi. Proses penyusunan anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga (AD/ART) nantinya akan dilakukan oleh beberapa
AD/ART akan dilakukan di sekertariat komunitas pada hari dan waktu yang telah
ditetapkan bersama.
37
4.1.2 Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran
oleh Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk. Tahap ini dilakukan pada
tanggal 11-12 Juli 2019 dan bertempat di sekertariat Komunitas Seni dan Budaya
Tangga dihadiri oleh penulis dan juga Mas Redy sebagai perwakilan dari
komunitas. Tidak ada anggota komunitas lain yang hadir dan dilibatkan. Pada
tahap ini selain berperan sebagai fasilitator penulis juga merangkap menjadi
Hal ini dikarenakan minimnya sumberdaya manusia pada saat itu. Penulis
Selain itu penulis juga memberikan referensi Anggaran Dasar dan Anggaran
Kampung Cempluk.
Pada proses penyusunan penulis dan pihak komunitas yang diwakili oleh
Mas Redy berdiskusi untuk merumuskan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga (AD/ART) yang sesuai dengan background Komunitas Seni dan Budaya
Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk dapat dikatakan lebih sederhana
dan menggunakan bahasa yang membumi serta mudah dipahami oleh warga.
38
Tujuan dari hal tersebut agar semua anggota komunitas nantinya memahami
oleh Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk sejak tanggal 14 Juli 2019.
penting seperti logo komunitas, visi, misi, dan tujuan didirikannya komunitas,
komunitas, dan juga program kerja. Sejak adanya Anggaran Dasar dan Anggaran
Seni dan Budaya Kampung Cempluk. Pada tahap ini penulis mengidentifikasi
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Komunitas Seni dan Budaya
Kampung Cempluk. Dari hasil evaluasi yang dilakukan nantinya akan penulis
Lebih lanjut dari proses evaluasi yang dilakukan penulis mengetahui capaian
tangga(AD/ART) adalah adanya dasar hukum yang menjadi panduan dan batasan
komunitasnya. Dasar hukum ini berwujud dokumen anggaran dasar dan anggaran
39
diakses oleh seluruh anggota komunitas. Capaian lain dari program kerja
Selain capaian program, dalam tahap evaluasi penulis juga akan mengulas
dalam proses penyusunan. Hal ini dikarenakan rencana penulis untuk melibatkan
praktek kerja nyata. Menurut Mas Redy proses penyususnan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga (AD/ART) cukup dilakukan oleh dia dan penulis. Hal ini
tidak sesuai dengan rencana awal dari program. Akan tetapi mengingat anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) merupakan hal yang krusial dan
maka baru sebagian anggota komunitas yang menyadari fungsi dari adanya
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Sementara sebagian yang
40
lain justru kembali pada budaya lama komunitas. Hal ini dapat dilihat ketika
tidak menaati aturan yang telah disepakati dalam anggaran dasar dan anggaran
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) adalah belum adanya
sosialisasi yang dilakukan oleh pihak komunitas terkait anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga yang sudah berhasil disusun oleh penulis dan Mas Redy
oleh penulis dalam kegiatan praktek kerja nyata di Komunitas Seni dan Budaya
salah satu program kerja dikarenakan pada periode kepengurusan tahun ini Komunitas
Seni dan Budaya Kampung Cempluk belum memiliki struktur organisasi secara formal
dan tertulis. Belum adanya struktur organisasi ini menyebabkan alur informasi dan
komunikasi di dalam komunitas menjadi rumit. Selain itu pembagian tugas dan peran
stuktur organisasi Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk yang dilaksanakan
dimulai dari tahap perencanaan. Pada tahap ini penulis bersama pihak
41
kerja di dalam komunitas. Selain itu penulis juga mencoba mencari informasi
jelas.Strukturorganisasiselamainihanyalahdalambentukkeputusandankesepakat
manusia yang nantinya akan dibagi ke dalam beberapa divisi kerja. Pada proses
budayawan dan pekerja sosial di lingkup Malang Raya bahkan nasional. Hal
ini tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi Komunitas Seni dan Budaya
Kampung Cempluk.
bendahara selalu dipegang oleh golongan tua. Hal ini terus berlanjut
42
dikarenakan kebanyakan dari pemuda selalu enggan ketika ditunjuk atau
mengelola komunitas selama satu tahun kedepan dan memiliki tugas untuk
membentuk divisi kerja lainnya. alasan dari hanya dibentuknya badan pengurus
proses diskusi tidak ingin gegabah dalam memilih pengurus, mereka ingin
melihat hasil kerja dari kegiatan tahunan komunitas, yaitu Kampung Cempluk
Festival.
yang dicalonkan pada proses ini. Kandidat tersebut adalah Bapak Priyo, Mas
Redy, Mas Hanafi, Ibu Irul, dan Mas Denis. Awalnya disepakati apabila Pak
Priyo akan menjadi ketua komunitas, Mas Redy menjadi Bendahara, dan Mas
Hanafi menjadi sekertaris. Akan tetapi mengingat hasil pemetaan masalah yang
43
mendapatkan masukan dari penulis akhirnya proses musyawarah dilanjutkan
kembali. Hasil akhir dari proses tersebut adalah terbentuknya badan pengurus
harian Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk, yaitu Mas Redy
sebagai ketua komunitas, Ibu Irul sebagai sekertaris komunitas, dan Mas Denis
mulai mendiskusikan tugas terdekat yang harus dilakukan oleh badan pengurus
terhitung sejak tanggal 20 Juli 2019. Sebelum terbentuk divisi kerja lainnya,
tugas terdekat untuk membentuk divisi kerja lain dalam jangka waktu paling
lama dua bulan. Divisi kerja itu nantinya akan membantu badan pengurus
upaya memperkuat kelembagaan komunitas. Hal ini dapat dilihat dari capaian
Selain itu Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk kini juga memiliki
44
menyebabkan sulitnya regenerasi dalam kepengurusan komunitas. Hambatan
pelaksanaan)
oleh Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk sejak tahun 2009. Pada tahun ini
komunitas dan warga setempat. Selain itu juga terdapat volunteer acara yang biasanya
Lebih lanjut meskipun telah dilakukan sebanyak 8 kali, akan tetapi kesiapan
dan kapasitas panitia tiap tahunnya belum menunjukan peningkatan yang signifikan.
Hal ini dapat dilihat dari pembagian kerja dalam internal panitia, yang mana terdapat
anggota panitia yang mendapat jobdesc berat dan ringan. Hal ini menyebabkan hanya
Selain itu panitia Kampung Cempluk Festival juga kurang memahami tentang alur
administrasi dan birokrasi dalam pelaksanaan acara. Berdasarkan hal tersebut akhirnya
penulis sepakat untuk membuat program kerja ketiga yaitu pendampingan dalam pra
dan pelaksanaan Kampung Cempluk Festival 2019, yang dilaksanakan dalam 3 tahap :
45
penyelenggaraan Kampung Cempluk Festival tahun lalu. Penulis juga bertemu
komunitas dan warga untuk ikut terlibat dalam persiapan Kampung Cempluk
Festival 2019.
ke proses berikutnya, yaitu pemetaan masalah dan potensi. Pada proses ini
sudah dilakukan sebanyak 9 kali. Proses pemetaan masalah dan potensi penulis
lakukan untuk memudahkan dalam tahap pelaksanaan program. Dari proses ini
diketahui apabila permasalahan yang dialami oleh Komunitas Seni dan Budaya
2018 adalah kurang adanya sumberdaya manusia yang dapat diandalkan dalam
Selain itu komunitas juga kurang mendapat dukungan baik dari segi dana
dimiliki oleh Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk adalah sikap
kebersamaan dan gotong royong warga yang kuat. Hal ini menjadikan
bersama. Dalam hal ini disepakati apabila penulis nantinya akan membantu
46
pembuatan surat-surat. Selain itu penulis juga akan terlibat dan menjadi panitia
praktek kerja nyata. Proses pendampingan ini terbagi ke dalam 2 sesi, yaitu
pra dan pelaksanaan. Dalam sesi pra Kampung Cempluk Festival 2019 penulis
proposal acara, penentuan tema, pembuatan surat, dan juga menjalin relasi
Festival 2019.
yang menyusun proposal acara dan sponsor. Proposal ini disusun oleh penulis
dalam waktu kurang lebih 4 hari kerja. Proposal yang telah selesai disusun
dan juga PT. Promild, dengan tujuan mengajukan kerjasama dan permohonan
bantuan dana. Dalam hal ini penulis berhasil mencairkan bantuan dana dari
Dalam hal ini penulis berangkat sebagai pihak yang mendampingi Komunitas
47
Kampung Cempluk Festival 2019. Hingga saat ini relasi yang berhasil terjalin
adalah dengan pemerintah dan dinas di beberapa kabupaten dan kota yang
yang didapat dari terjalinnya relasi dengan beberapa stake holder adalah acara
Kampung Cempluk Festival pada tahun ini menjadi lebih dikenal khalayak luas
kapasitas komunitas. Dalam hal ini penulis banyak bekerja sama dengan
panitia Kampung Cempluk Festival 2019 yang terdiri dari anggota komunitas
dan juga karang taruna. Penulis terlibat secara aktif dalam setiap rapat panitia.
Cempluk 2019. Volunteer yang telah direkrut oleh penulis nantinya akan
diajak bergabung ke dalam rapat panitia. Dalam hal ini penulis merupakan
memang bukan hal baru, akan tetapi sistem perekrutan yang jelas dan terarah
merupakan inovasi yang ditawarkan oleh penulis dalam kepanitiaan tahun ini.
Dalam kepanitiaan tahun ini volunteer bukan hanya sekedar pihak asing yang
datang saat hari H acara, melainkan pihak yang telah melakukan pendekatan
48
dan adaptasi terlebih dahulu dengan panitia dan warga setempat. Pendekatan
dan adaptasi dilakukan dengan cara mewajibkan volunteer untuk hadir pada
setiap rapat dan juga menyepakati hari tertentu untuk secara bersama-sama
ditawarkan leh penulis. Hal ini bertujuan untuk memperat ikatan antara panitia
Sehingga nantinya saat mereka harus bekerja dalam satu team pada acara
70%. Hal ini dapat dilihat dari tema, konsep acara, pengisi acara yang akan
tampil, rundown acara tempat, dan juga dana. Selain itu komunikasi dengan
volunteer juga semakin intens. Panitia mulai rutin mengajak volunteer untuk
rapat seminggu 2 kali. Sebelumnya rapat hanya dilakukan satu minggu sekali.
Pada hari h acara panitia dan volunteer bekerja sesuai dengan jobdesc
masing-masing. Dimulai dengan acara rembug budaya. Dalam hal ini penulis
Provinsi Jatim. Rembug budaya kali ini mengangkat tema Kampung Sebagai
49
apabila Kampung Cempluk akan dijadikan sebagai Kampung Budaya di
Kabupaten Malang.
budaya. Dalam hal ini penulis mengkoordinasikan volunteer agar mereka dapat
terlibat dalam persiapan acara dan juga proses kirap. Dari 12 volunteer yang
ikut menjadi pengisi acara saat kirap budaya. Dalam hal ini penulis juga ikut
andil, yang mana salah satu diantara kami menjadi koordinator di LO dan
20 pengisi acara yang terdiri dari team warga dan komunitas yang menjadi
penampil. Pada acara pawai budaya ini juga dihadiri oleh Pemerintah Provinsi
menjajikan bahwa sinergi antar kampung dan kampus setelah acara ini akan
semakin digiatkan.
hiburan rakyat selama satu minggu lamanya. Festival ini berlamgsung mulai
festival ini penulis bertugas sebagai koordinator volunteer, yang mana penulis
panitia. Penulis juga memiliki tugas untuk memastiakn segala jobdesc berjalan
dengan lancar. Acara festival ini dimeriahkan kurang lebih oleh 60 pengisi
acara. Tiap harinya minimal terdapat 8 pengisi acara yang tampil. Pengisi acara
ini berasal dari berbagai komunitas dan juga warga sekitar. Komunitas yang
hadir tidak hanya dari lingkup Malang Raya, melainkan seluruh penjuru
dan masih banyak lagi. pada setiap malam terdapat sub-sub penampilan yang
50
berbeda, seperti cempluk bernyanyi, cempluk menari, cempluk berpuisi. Selain
itu juga disediakan spot foto yang menampilkan latar budaya kampung. Spot
dapat dinimkati leh pengunjung dalam acar ini adalah jajanan tradisional yang
Festival 9
Pada program kerja ketiga evaluasi diperlukan untuk melihat capaian dan
hambatan selama proses praktek kerja nyara dilakukan. dalam hal ini capaian dari
instansi. Selain itu penulis juga berhasil mencairkan dana sebesar RP. 75.000.000
dari program FKK KEMENDIKBUD sebagai bantuan dana dalam pelaksanaan KCF
9. Selain itu mitra dan relasi dari Kampung Cempluk juga semakin bertambah
beberapa stakeholder terkait. Selain itu adanya volunteer juga menambah kualitas
terkait hambatan dalam menjalankan program kerja ketiga adalah munculnya sifat
51
mempercayakan beberapa tupoksi dan jobdesc kepada penulis dibandingkan dengan
penulis dalam kegiatan praktek kerja nyata. Dalam program ini penulis membantu
Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk dalam proses pembuatan akta
komunitas. Akta komunitas merupakan hal krusial dalam sebuah organisasi atau
perkumpulan. Hal ini dikarenakan keberadaan komunitas akan diakui sah dimata
hukum ketika telah memiliki akta. Dengan adanya akta, komunitas juga akan lebih
maupun swasta.
Lebih lanjut terkait dengan legalitas dan akta, Komunitas Seni dan Budaya
Kampung Cempluk belum memiliki hal tersebut. Meskipun telah berusia 10 tahun,
keberadaan Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk belum diakui secara sah
dimata hukum. Hal ini menyebabkan komunitas tersebut sering mengalami kesulitan
pendampingan dalam suatu kegiatan. Menindak lanjuti hal tersebut penulis akhirnya
sepakat untuk membuat program kerja legalitas komunitas yang dilakukan dalam 3
52
dilakukan oleh penulis sebagai upaya untuk menyamakan frekuensi dan cara
dalam rapat yang diadakan di balai RW. Dari proses pendekatan ini penulis
oleh salah satu anggota komunitas. Akan tetapi hingga saat ini hal tersebut
pembuatan akta.
selanjutnya yaitu pemetaan masalah dan potensi. Proses ini dilakukan untuk
kepemilikan akta pada Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk. Dari
kesadaran dari aggota komunitas mengenai pentingnya akta. Masalah lain yang
Pada proses ini penulis dan pihak komunitas sepakat untuk membuat akta pada
tanggal 25 Juli 2019. Penulis menjadi pihak yang membantu dalam melengkapi
berkas dan dokumen yang dibutuhkan dalam membuat akta. Berkas dan
pihak komunitas. Sementara itu pihak komunitas memiliki tugas untuk mencari
notaris.
53
Pelaksanaan program legalitas komunitas diawali penulis dengan
organisasi komunitas, ktp, kk, dan npwp dari pengurus komunitas. Seperti pada
dokumen tersebut dalam program kerja 1 dan 2. Hal ini memudahkan penulis
pembuatan NPWP dari pengurus komunitas, dikarenakan pada saat itu yang
belum memiliki NPWP. Penulis membuat NPWP bagi ketua dan sekertaris
Lebih lanjut setelah semua berkas dan dokumen yang dibutuhkan telah
tersebut penulis lakukan pada tanggal 22 Juli 2019. Setelah proses penyerahan
berkas, ternyata penulis diminta untuk terlibat dalam proses pencarian notaries.
Dalam hal ini penulis berkoordinasi dan menjalin relasi dengan Pak Haru
Brawijaya.
proses ini dihadiri oleh pengurus harian komunitas yang terdiri dari ketua,
54
sekertaris, dan bendahara, pihak notaries, saksi dari dosen dan mahasiswa
program dan juga hambatan selama proses legalitas Komunitas Seni dan
stake holder terkait. Sementara untuk hambatan yang penulis temukan dalam
harian komunitas (ketua dan sekertaris) yang memakan waktu cukup lama.
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan proses praktek kerja nyata yang penulis lakukan sejak tanggal 2 Juli
2019-10 September 2019 kesimpulan yang berhasil penulis rumuskan adalah dengan
adanya kegiatan praktek kerja nyata penguatan kelembagan dan legalitas Komunitas Seni
dan Budaya Kampung Cempluk yang termanifestasikan ke dalam 4 program kerja yaitu
pra dan pelaksanaan Kampung Cempluk Festival 2019, dan legalitas komunitas melalui
pembuatan akta telah terjadi penguatan kelembagaan Komunitas Seni dan Budaya
Kampung Cempluk. Hal ini dilihat dari hasil yang berhasil dicapai oleh penulis yaitu
keperluan Kampung Cempluk Festival 2019, serta legalnya Komunitas Seni dan Budaya
5.2. Saran
Setelah melakukan program kerja yang terlaksana di Komunitas Seni dan Budaya
Kampung Cempluk penulis merumuskan beberapa saran yang bisa diterapkana, berupa
1. Pihak komunitas dapat melanjutkan program kerja yang telah diinisiasi oleh penulis
Cempluk.
2. Pihak komunitas dapat mamanfaatkan output yang telah dicapai dalam program kerja
56
3. Pihak yang melakukan pengabdian masyarakat di Komunitas Seni dan Budaya
Kampung Cempluk pada perode selanjutnya dapat mengembangkan program kerja ini
57
DAFTAR PUSTAKA
Alam, A. S., & Ashar, P. (2015). Pengembangan Kapasitas Organisasi dalam Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan Perkebunan. Government: Jurnal
Ilmu Pemerintahan, 95.
Ardella, A. M. (2015). Pemanfaatan Media Sosial Oleh Senyum Community Sebagai Persuasi Cyber
Social Enterprise. 1.
Chaskin, R. (2001). Building Community Capacity: A Defitional Framework and. Case Studies from a
Comprehensive Community Initiatives. Urban Affairs.
Creswell, J. (2013). Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih di antara Lima Pendekatan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danela, R. O. (2013). Potret Kamunitas Grunge (Studi Pada Komunitas Kaum Kucel di Bandar
Lampung). 13.
Hapsari, F., & Devi, S. S. (2017). Efektivitas Kelembagaan Sosial Masyarakat Dalam Pemberdayaan
Wanita Dan Keluarga Di Kelurahan Ciracas . Journal of Applied Business and Economics, 266-
276.
Hasanah, H. (2016). Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif
Ilmu-ilmu Sosial). at-Taqaddum, 26.
Indrizal, E. (2018). DISKUSI KELOMPOK TERARAH Focus Group Discussion (FGD) (Prinsip-Prinsip dan
Langkah Pelaksanaan Lapangan). Jurnal jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas,
Padang, 76.
Mesiono. (2017). Dalam Tinjauan Evaluasi Program. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kependidikan, 4.
Muryadi, A. D. (2017). Model Evaluasi Program Dalam Penelitian Evaluasi . Jurnal Ilmiah Penjas, 1.
Noeng, M. (2000). Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif.
Yogyakarta: Raka Sarasin.
Nurhanifah , N. (2016). Tentang Implementasi Program Kegiatan Harian Siswa Dalam Pembentukan
Karakter Disiplin Siswa. 46-47.
58
Nurramadhani, A. W. (2017). Pelaksanaan Pelayanan Publik Di Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar. 11.
Pranata, A., Wahyudi, Daeng, A., & Wijimulawiani, B. B. (2011). Mengurai Model Kesejahteraan
Petani. JEJAK Vol.5 No.1, 90-102.
Pranata, A., Wahyunadi, Daeng, A., & Wijimulandari, B. S. (2012). Mengurai Model Kesejahteraan
Petani. JEJAK, Volume 5, Nomor 1, 90-102.
Pratiwi, D. A. (2012). Penerapan Metode Social Impact Assesment Dalam Pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (Studi Kasus Pelaksanaan CSR di Artha Graha Peduli). Tesis, 1-111.
Soegijono. (1993). Wawancara Sebagai Salah Satu Metode Pengumpulan Data. Media Litbangkes , 18.
Soeprapto, R. (2006). Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah Menuju Good Governance. 11.
Suhaimi, U. (1999). Focus Group Discussion . Panduan Bagi Penelitian Studi Kualitatif, 1-15.
Ulum, C. (2010). Manajemen E-Government Dalam Rangka Capacity Building Birokrasi Di Indonesia.
Bisnis dan Manjemen , 168.
Usman, P., & Akbar, P. (2008). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
59
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Foto
60
61
62
2. Dokumentasi Anggaran Dasar
ANGGARAN DASAR
KAMPUNG CEMPLUK
sebagai sebuah ruang kehidupan yang memiliki peran untuk menciptakan suatu bentuk
63
tatanan sosial yang menjunjung tinggi nilia-nilai toleransi, kebersamaan, gotong
Bahwa Komunitas Seni dan Budaya dalam suatu kampung merupakan wadah bagi
dan kebudayaan Bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan warisan yang wajib untuk
dijaga dan dilestarikan, dan dipertahankan sebagai sebuah identitas Bangsa Indonesia.--
didorong oleh -- keinginan luhur dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, -- disertai
rasa tanggung jawab dan penuh kesadaran atas ---- peranan Komunitas Seni dan
------------------------- N A M A -----------------------
-------------------------------------
64
------------------------- Pasal 2 --------------------
----------
------------------------ W A K T U -----------------------
Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk telah didirikan di Kabupaten Malang
hari Senin tanggal ------ 17-08-2009 (Tujuh Belas Agustus dua ribu Sembilan) untuk
65
------------------------- Pasal 4 ------------------------
Undang-Undang --- Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bersifat -
kekeluargaan.---------------------------------------------
Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk bertujuan di bidang Seni dan Budaya.--
---------------------------------
Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk melakukan kegiatan untuk : --------------
---------------------------
66
b. Menjaga nilai-nilai kearifan lokal sebagai identitas kampung-----------------------------
-------------------
kebudayaan kampung melalui pelatihan, pentas seni, kegiatan rutin mingguan dan
d. Memberikan ruang bagi warga Kampung Cempluk untuk berekspresi di bidang seni
dan budaya------------------
komunitas----------------------------
b. Menyampaikan pendapat-------------------------------
b. Mengikuti perkumpulan-------------------------------
2. Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk menjaga dan menjunjung tinggi nama
--
3. Setiap anggta wajib menjunjung tinggi azas, dasar, dan tujuan, serta mentaati segala
komunitas ----------------------------------------------
-------------------------
68
-------------------------- BAB V -------------------------
--------------------------
1. Musyawarah : ------------------------------------------
1.1. Musyawarah Besar; -----------------------------
1.2. Musyawarah Tengah Tahun; -------------------------
------
Pengurus : --------------------------------------------
2.1. Pengurus Tetap 1 periode; ------------------------
---------- ------------------------------
2.2. Pengurus Sementara;
---
2,
69
------------------------ Pasal 11 ------------------------
Besar dan memiliki tugas serta kewajiban yang harus dilaksanakan dan jangka
-------------------
2. Pengurus Sementara------------------------------------
melaksanakan tugas dalam jangka waktu 1 periode penuh, melainkan sesuai dengan
70
b. Pengurus sementara terdiri dari anggota sementara (mahasiswa, volunteer, dan warga
musiman).---------------
----------------------
------------------------Sumber Kekayaan-------------------
Sumber kekayaan Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk diperoleh dari :
a. Iuran wajib yang dibayarkan oleh setiap KK (kepala keluaraga) Dusun Sumberejo per
71
b. Iuran pengurus komunitas--------------------------------
Perkumpulan.--------------------------
-----------------------------
72
5. Setiap peserta Musyawarah Besar sebagaimana ------- dimaksud dalam ayat (4)
Besar.---------------------------------------------
Musyawarah Besar.----------------------------------
7. Musyawarah Besar mengesahkan korum, acara dan tata tertib Musyawarah Besar.---
------------------------
9. Musyawarah Besar hanya dapat mengambil keputusan -- yang sah, jika disetujui
oleh lebih dari 1/2 --------- (setengah) jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah --
10. Apabila dalam pembukaan Musyawarah Besar korum ---- tidak tercapai, maka
------
11. apabila dalam jangka waktu yang ditetntuka korum belum juga terpenuhi, maka
Musyawarah Besar akan tetap dilakukan, dan segala keputusan yang diambil akan
73
12. Musyawarah Besar membicarakan dan memberikan keputusan tentang :----------------
-----------------------------
keuangan.------------------------------------------
--------------------------
Umum---------------------
Lambang Komunitas Seni dan Budaya Kampung Cempluk adalah gambar obor ditambah
dengan tulisan Kampung Cempluk yang bentuk dan ukurannya dijelaskan dalam
Musyawaran Besar yang dihadiri oleh seluruh pengurusa tetap 1 (satu) periode dan
sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah suara
75
3. Apabila korum yang ditetapkan tidak tercapai, maka ---- Musyawarah Besar diundur
kurangnya 1 (satu) jam, dan apabila sesudah pengunduran waktu itu korum tidak
sah ------- mengenai hal itu, dengan tidak perlu mengindahkan ----- jumlah yang
hadir.-------------------------------------
khusus diadakan untuk keperluan - itu dan yang dihadiri oleh seluruh pengurus tetap 1
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah suara yang dikeluarkan ---- dengan
76
1. Apabila Komunitas dibubarkan, maka dilakukan -------- likuidasi oleh Pengurus Tetap
----------------------------
1. Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam ------ Anggaran Dasar ini akan
Tangga.------------------------------------------------
2. Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan - Anggaran Dasar, dan
Anggaran Rumah Tangga tersebut ---- merupakan penjabaran dari serta untuk
melengkapi ------
Anggaran Dasar.----------------------------------------
----------
77
------------------------ BAB XII -------------------------
dalam Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga akan diatur dan diputuskan
CEMPLUK
BABI
LAMBANG
Pasal 1
Lambang
seperti gambarberikut:
78
79
Pasal 2
dalam terbentuknya komunitas ini, yang berangkat dari awal mula kampung ini dalam
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
80
(1) AnggotaKomunitas Seni Budaya Kampung Cemplukadalah pemuda, Pelaku Seni, serta
ikut andil dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan Komunitas Kampung Cempluk.
(2) Kanggotaan Komunitas Seni Budaya Kampung Cemplukbersifat mekanik dan didalam
Pasal 4
KartuAnggota
Kartu tandaanggota ditetapkan dan disahkan oleh Pengurus Komunitas Seni Budaya Kampung
Cempluk
Pasal 5
PencabutanAnggota
1. Meninggal dunia
2. AtaspermintaansendirisecaratertuliskepadaPenguruskomunitas
BABIII
Pasal6
SusunanOrganisasi
81
1. Susunan OrganisasiKomunitas Seni Budaya Kampung CemplukTerdiri atas :
a. Pengurus tetap
b. Pengurus sementara
82
Pasal 7
Pengurus Komunitas Seni Budaya Kampung Cempluk merupakan seorang pelaksana dalam setiap
kegiatan yang diselenggarakan komunitas, yang terdiri dari pengurus tetap dan pengurus sementara.
Pasal8
Pengurus Tetap
Pengurus tetap merupakan pengurus yang dipilih melalui musyawarah besar yang memiliki tugas dan
kewajiban dalam 1 periode kepengurusan, pengurus tetap terdiri dari seorang ketua, wakil ketua,
1. Ketua Umum secara struktural bertanggungjawab secara penuh atas kepengurusan yang
Musyawarh Besar.
2. Wakil Ketua Umum membantu Ketua Umum pelaksanaan kegiatan komunitas dalam 1 periode
kepengurusan
4. Bendahara umum bettanggung jawab secara pebuh dalam pengelolaan keuangan komunitas
5. Kepala divisi bertanggung jawab atas tugas dan peranan dari divisi-divisi yang nantinya
terbentuk.
6. Anggota bertanggung jawab untuk menjalankan tugas sesuai dengan divisi yang menjadi
bagiannya
Pasal 9
83
Pengurus Sementara
1. Pengurus sementara merupakan anggota komunitas yang tidak memiliki tugas dan tanggung
2. Penetapan pengurus sementara ditentukan dalam musayawarah yang dilakukan oleh pengurus
tetap.
3. Pengurus sementara bersifat organik, sehingga tidak masuk dalam struktur kepengurusan
dalam 1 periode.
5. Ranah kerja pengurus sementara terdapat dalam kegiatan program kerja komunitas.
BAB IV
KEUANGAN
Pasal 10
1. Iuran wajib yang dibayarkan oleh setiap KK (kepala keluaraga) Dusun Sumberejo perminggu
sebesar Rp.3000.000
4. Hasil dari dana iuran dan bantuan masuk sepenuhnya dalam kas komunitas
5. Kas komunitas kemudian digunakan dalam proses keperluan harian komunitas ataupun dalam
kepengurusannya.
84
BAB V
Pasal11
Musyawarah Besar
1. Musyawarah Besar merupakan rapat tahunan yang diadakan Komunitas Seni Budaya
dan Sekretaris Sidang Pleno yang dipilih langsung oleh peserta dalam forum.
atau dimulai ketika seluruh pengurus tetap komunitas hadir dalam forum, dan dihadiri ½
6. Hasil dari keputusan yang disepakati harus diterima oleh peserta Musyawarah Besar.
Pasal 12
MusyawarahTengah Tahun
85
1. Musyawarah Tengah Tahun diselenggarah 6 bulan setelah kepengerusan 1 periode
terlaksana atau diadakan setelah menyelesaikan setengah dari masa jabatan 1 periode
kepengurusan.
2. Dalam Musyawarah Tengah Tahun berisi evaluasi kinerja anggota selama setengah
periode kepengurusan.
BAB VI
Pasal13
(1) Hal-halyangbelumdiaturdalamAnggaranRumahTanggainidiaturolehPengurus
TetapdantidakbolehbertentangandenganAnggaranDasardanAnggaranRumah tangga.
danapabiiasesudahpengunduranbelumjugatercapaikorumyang diisyaratkan
86
Ditetapkan di
Malang
Pada
tanggal
Pimpinan Sidang
Pleno
87
Disempurnakan dalam
Musyawarah Besar
Kampung Cempluk
88
Tambahan : hasil program nantinya akan dilampirkan dalam bentuk hardcopy berupa
organisasi, rekening komunitas, surat undangan bantuan FKK, dan bukti keberhasilan