Anda di halaman 1dari 18

KURIKULUM SMP NEGERI 13

SUNGAI PENUH
(DOKUMEN 1)

Disusun oleh :
Tim Pengembangan Kurikulum SMP Negeri 13 Sungai Penuh

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH


DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 13 SUNGAI PENUH


2018/2019

1
PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 13 SUNGAI PENUH

LEMBARAN PENGESAHAN
KURIKULUM SMPN 13 SUNGAI PENUH

Sungai Penuh, Juli 2018


Mengetahui Kepala Sekolah
Ketua Komite

Drs. PAUZI HELMI YAFRI JUNED, S.Pd


NIP. 19710920 199512 1 001

Mengetahui, Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Pembina
Kota Sungai Penuh

Dr. HADIYANDRA, M.Pd MAIZAR GUSMI, S.Pd, M.Pd


NIP. 19690620 199903 1 006 NIP.

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan
demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang
sebelumnya bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi
pengelolaan pendidikan dengan dilakukannya penyempurnaan kurikulum ini
mengacu pada Undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan Pendidikan
Nasional dan pasal 35 ayat 1 tentang standar nasional pendidikan berkenaan
dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi daerah, sehingga perlu segera
dilaksanakan, mengingat mutu pendidikan kita di segala jenjang dan satuan
pendidikan terus merosot. Dari berbagai analisis diyakini bahwa salah satu
faktor penyebab masalah tersebut adalah terpusatnya pengambilan keputusan
dalam bidang pendidikan sehingga sering terjadi kebijakan yang dikeluarkan
tidak sesuai dengan kondisi daerah atau sekolah setempat.
Bentuk kebijakan dari desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah
lahirnya manajemen berbasis sekolah (MBS) di mana warga sekolah diberi
kewenangan lebih besar dalam pengambilan keputusan mengenai pengelolaan
pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam arti penjabaran
lebih lanjut “Kurikulum Nasional” maupun pelaksanaannya di sekolah.
Kewenangan sekolah dalam mengelola kurikulum ini diwujudkan pada
pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai
penjabaran kurikulum nasional. Pengembangan silabus dan pelaksanaannya di
sekolah disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan
3
kondisi daerah. Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki cukup
kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan,
pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan
suatu proses pembelajaran.
Menghadapi globalisasi dan modernisasi yang sedang bergulir dewasa
ini pengelolaan pendidikan senantiasa harus tanggap dan mampu menyusun
strategi demi terwujudnya pendidikan yang bermakna, efisien, relevan, dan
bermanfaat, serta berdaya saing tinggi. Untuk menyikapi hal tersebut, satuan
pendidikan di SMP Negeri 13 Sungai Penuh berupaya menyusun strategi yang
dapat menghasilkan out put pendidikan yang berkualitas yang dilandasi
Keimanan dan Ketakwaan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Strategi pengelolaan pendidikan ini akan berjalan dengan baik apabila
mempertimbangkan kondisi yang mempengaruhinya yaitu faktor sosial,
ekonomi, keadaan geografis, keamanan, perkembangan Iptek, dan lain-lain.
Berikut ini berbagai gambaran hasil analisis faktor kondisi tersebut.
SMP Negeri 13 Sungai Penuh berada di Desa Baru Debai Kec. Tanah
Kampung Kota Sungai Penuh. Letak sekolah berada di lingkungan pemukiman
warga masyarakat, dan merupakan salah satu sekolah yang dikembangkan dari
tahun 2017.
Minat masyarakat untuk bersekolah di SMP Negeri 13 Sungai Penuh dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa dari
tahun ke tahun mengalami penambahan dari 6 siswa tahun 2017 meningkat
menjadi 18 orang siswa pada tahun 2018/2019.
Warga masyarakat yang bersekolah di SMP Negeri 13 Sungai Penuh
memiliki pandangan bahwa SMP Negeri 13 Sungai Penuh memiliki pelayanan
yang memadai dari berbagai bidang dan didukung lingkungan yang kondusif
untuk kegiatan belajar siswa. Sehingga, harapan yang diinginkan warga adalah
keluaran (out put) siswa yang bermutu. Dari berbagai tinjauan aspek-aspek
yang telah ada, optimalisasi potensi yang dimiliki oleh SMP Negeri 13 Sungai
Penuh diberdayakan agar harapan warga masyarakat dan siswa dapat
terwujud.

4
Kondisi ekonomi masyarakat sebagian besar termasuk kategori ekonomi
lemah, dengan profesi sebagaian besar sebagai petani sehingga partisipasi
masyarakat dalam membantu sekolah masih jauh dari harapan bahkan ada
yang sama sekali tidak mampu memberikan sumbangan. Mata pencaharian
masyarakat antara lain berprofesi sebagai pedagang, petani, buruh, PNS, dan
wiraswasta.
Kondisi nyata di SMP Negeri 13 Sungai Penuh masih belum sepenuhnya
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM yang belum terpenuhi
terkait dengan ketersediaan akses pendidikan, peningkatan pelayanan mutu
pendidikan, dan peningkatan mutu implementasi MBS. Selain itu belum
terpenuhinya kualifikasi tenaga kependidikan yang memadai. Ketersediaan
akses pendidikan berkaitan dengan kecukupan sarana dan prasarana
pendidikan untuk peningkatan mutu layanan bagi siswa. Dalam bidang sarana
pendidikan, peralatan pendidikan yang dimiliki oleh SMP Negeri 13 Sungai
Penuh belum memenuhi SPM misalnya; sarana peribadatan, peralatan untuk
kegiatan olah raga, peralatan laboratorium IPA, Perpustakaan, alat peraga IPS,
Kesenian, Matematika dan lain sebagainya.
Media pembelajaran multi media sampai saat ini belum dimiliki, misalnya
jumlah komputer yang ada sementara ini belum memenuhi standar , itupun
digunakan diruang TU, yang seharusnya perbandingan antara perangkat
dengan siswa 1:20. Jumlah buku perpustakaan yang sementara ini rasionya
masih 1:70 perlu ditingkatkan kestandar minimal yaitu 1:20. Dalam bidang
prasarana pendidikan, masih belum memiliki jaringa internet. Pada jaringan
internet merupakan hal penting dalam memperoleh informasi dan membagi
informasi Jaringan internet pun menjadi hambatan dalam menunjang kesiapan
SMP Negeri 13 Sungai Penuh dalam melaksanakan UNBK.
Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan upaya untuk meningkatkan
mutu proses belajar dan hasil belajar siswa. Dalam bidang mutu proses,
sekolah masih perlu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP), mengembangkan strategi pembelajaran, pengembangan berbagai
teknik penilaian, peningkatan profesionalisme guru,dan pengembangan alat
penilaian.

5
Dalam peningkatan mutu implementasi MBS SMP Negeri 13 Sungai
Penuh masih perlu meningkatakan kerjasama dengan berbagai instansi terkait,
orang tua siswa, masyarakat, dan komite sekolah. Juga berupaya
melaksanakan pedoman pengelolaan sekolah dengan tertib, dan melaksanakan
pengawasan baik internal mapun eksternal.
Pada masa yang akan datang, kondisi pendidikan di SMP Negeri 13
Sungai Penuh diharapkan mampu menjadi sekolah yang berakreditasi B, Sejak
dini SMP Negeri 13 Sungai Penuh berupaya memberikan pelayanan secara
optimal melalui ketersediaan berbagai sarana prasarana, tenaga pendidik, dan
tata usaha serta kondisi lingkungan yang memadai, kondusif dan nyaman.
Dengan demikian layanan pendidikan diberikan secara optimal, transparan,
akuntabel, demokratis, efisien, efektif sehingga berdampak pada output
(keluaran) yang bermutu, bermoral tinggi, dan memiliki life skill tinggi dan daya
saing tinggi.
Harapan yang dicita-citakan oleh SMP Negeri 13 Sungai Penuh Insya
Allah dapat tercapai dengan usaha yang optimal dan pemenuhan kekurangan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, melaksanakan kegiatan
peningkatan mutu proses dan hasil belajar, dan meningkatkan mutu
implementasi MBS untuk meningkatkan pencitraan publik melalui kinerja yang
baik, dengan inayah Allah cita-cita atau tujuan akan terwujud.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003., tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang
mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4);
Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3),
(4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang
mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14),(15); Pasal 5 ayat (1),
(2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal
8 ayat (1), (2),(3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3),

6
(4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16
ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3);
Pasal 20.
3. Permendiknas No. 19/2008 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan
Pendidikan,
4. Permendiknas No. 20/2008 tentang Standar Penilaian,
5. Permendiknas No. 24 / 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi. Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan
struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiapsemester dari setiap jenis
dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006. Tentang
Standar Kompetensi Lulusan. SKL merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan
sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun
2006.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 06 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Permendiknas No. 24 tahun 2006

C. Tujuan Pengembangan KTSP


KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan di SMP Negeri 13 Sungai Penuh.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

7
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan,
dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dari kedelapan
Standar Nasional Pendidikan tersebut, Standar Isi (SI), Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Penilaian Pendidikan, Standar Sarana dan Prasarana,
dan Standar Proses merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
D. Prinsip Pengembangan KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkunganSMP Negeri 13 Sungai Penuh Beragam dan
terpadu
2. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
3. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
4. Menyeluruh dan berkesinambungan
5. Belajar sepanjang hayat
6. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

8
BAB II
VISI, MISI , TUJUAN DAN PROFIL SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan Dasar


Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. VISI SEKOLAH :
“TERWUJUDNYA SUASANA SEKOLAH YANG NYAMAN DAN
KONDUSIF DALAM UPAYA MENGHASILKAN SUMBER DAYA
MANUSIA YANG CERDAS DAN BERKUALITAS YANG DILANDASI
IMTAQ DAN IPTEK ”

C. MISI SEKOLAH
1. MEWUJUDKAN KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN
2. MEWUJUDKAN LINGKUNGAN NYAMAN DAN AMAN YANG
MEMOTIVASI DAN MENDUKUNG PEMBELAJARAN
3. MEWUJUDKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN SESUAI SNP
4. MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERMUTU, BERAKHLAK,
BERBUDI PEKERTI LUHUR DAN DAPAT MENGEMBANGKAN ILMU
DASAR IPTEK
5. MEWUJUDKAN DISIPLIN KERJA TENAGA PENDIDIK DAN
KEPENDIDIKAN
6. MEWUJUDKAN KELENGKAPAN PERANGKAT KURIKULUM DAN
PENGEMBANGANNYA
7. MEWUJUDKAN PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
8. MEWUJUDKAN PENGGALANGAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DARI
BERBAGAI SUMBER
9. MEWUJUDKAN KUALITAS SISTEM PENILAIAN SESUAI SNP
10. MEWUJUDKAN SDM YANG CERDAS DAN BERKUALITAS

D. TUJUAN SEKOLAH
1. Tujuan Umum
 Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional
 Mewujudkan Visi dan Misi Sekolah
 Mewujudkan SMP Negeri 13 Sungai Penuh menjadi Sekolah
potensial

9
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus SMP Negeri 13 Sungai Penuh merupakan penjabaran
dari visi dan misi sekolah agar komunikatif dan dapat diukur dengan tujuan
sebagai berikut:
 Memiliki pemahaman dan landasar akhlakul karimah yang
merupakan implementasi keimanan dan ketaqwaan.
 Memiliki kualifikasi pengajar yang telah layak sesuai dengan
bidangnya, kualifikasi minimal S1.
 Memiliki sarana/prasarana fasilitas sekolah yang lengkap sesuai
standar.
 Menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
 Meningkatkan kesejahteraan personil sekolah.
 Berbudaya lingkungan.
 Meningkatkan kerjasama dan disiplin seluruh warga sekolah.
 Membimbing siswa agar tekun beribadah dalam kehidupannya
sehari-hari.
 Memberikan pendidikan yang seimbang (kognitif, afektif, dan
psikomotor ) melalui pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler
dan pembiasaan.
 Membiasakan untuk hidup sehat jasmani, rohani, maupun pikiran.
 Memberikan keterampilan dasar sesuai situasi dan kondisi
lingkungan sekolah.
 Membimbing dan mempersiapkan siswa untuk dapat meneruskan ke
jenjang pendidikan menengah untuk hidup di masyarakat.
 Mendidik siswa untuk bersikap jujur, amanah, berani, bertanggung
jawab serta cinta tanah air.
 Menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman
 Memberikan pelayanan pendidikan secara optimal.

10
 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang ada di
sekolah.
 Memperbaiki dan melengkapi seluruh sarana dan prasarana sekolah
secara bertahap dan berkelanjutan.
 Menyusun RAPBS/RKAS dan merealisasikannya secara transparan,
dengan prinsip-prinsip efektif, efesien dan kauntabel.
 Mendorong peran serta masyarakat yang lebih besar dalam
membantu kegiatan pendidikan di sekolah ini.
 Mengoptimalkan peran Komite Sekolah dalam peningkatan mutu
pelayanan dan pengawasan pendidikan.
 Berusaha menata manajemen dan administrasi sekolah secara baik.

11
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam 3 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 5 5
4. Bahasa Inggris 4 5 5
5. Matematika 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 5 5
8. Seni Budaya 3 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2
Kesehatan
10.Teknologi Informasi dan - 2 2
Komunikasi
B. Muatan Lokal
1. Iqro’ - 2 2
2. - - -
C. Pengembangan Diri 2*) 2*)
Jumlah 35 38 38

B. MUATAN KURIKULUM

1. MATA PELAJARAN WAJIB


Mata pelajaran pelajaran wajib dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ini adalah Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia,

12
Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, Pendidikan
Jasmani, dan Teknologi informasi dan komunikasi.
2. MUATAN LOKAL
Muatan lokal yang wajib diikuti oleh peserta didik adalah Iqro’
3. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri diarahkan kepada memberikan pelayanan untuk
peserta didik baik individu / kelompok agar berkembang secara optimal
dalam hubungan pribadi, sosial, belajar dan karir; melalui proses
pembiasaan, pemahaman diri, dan lingkungan serta pemanfaatannya
untuk mencapai kesempurnaan perkembangan diri.
Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan di SMP Negeri 13
Sungai Penuh dibagi menjadi dua macam, yaitu kegiatan
pengembangan diri terprogram dan kegiatan pengembangan diri tidak
terprogram
1. Kegiatan pengembangan diri terprogram
a. Pramuka
b. -
2. Kegiatan pengembangan diri tidak terprogram, terdiri dari:
a. Kegiatan Rutin :Upacara, Senam
b. Kegiatan Spontan: Membiasakan : -salam, - membuang sampah
pada tempatnya, - membiasakan berpakaian rapih membiasakan
senyum.
c. Kegiatan Keteladanan : memberi contoh berpakaian rapih, tepat
waktu, tidak merokok, hidup sederhana.

4. PENGATURAN BEBAN BELAJAR


Pengaturan beban belajar didasarkan pada sistem paket seperti yang
ditetapkan oleh BSNP.
Rincian :
1) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

13
2) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur 10 s/d 30 Jam Pelajaran per mata pelajaran per semester.

5. KETUNTASAN BELAJAR

KETUNTASAN BELAJAR TAHUN 2018/2019


SEMESTER 1 DAN 2

Kelas / KKM
Mata Pelajaran
No VII VIII IX
1 Pendidikan Agama
2 Pendidikan Kewarganegaraan
3 Bahasa dan Sastra Indonesia 75
4 Bahasa Inggris
5 Matematika 65 66
6 IPA
6 IPS 70
8 Seni Budaya
Pendidikan Jasmani, Olah Raga 70
9
dan Kesehatan
Teknologi Informasi dan - -
10
Komunikasi
11 Iqro’ - -
12

6. KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN

1. Kenaikan Kelas
a. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Siswa
dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah mencapai

14
kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator, hasil belajar (HB),
Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua
mata pelajaran.
b. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama apabila
memperoleh nilai kurang dari kategori baik (55) pada kelompok mata
pelajaran agama, peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih
dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai
pada batas akhir tahun ajaran, dan angka ketidakhadiran lebih dari
20%,
c. Jika karena alasan yang kuat, misalnya karena gangguan kesehatan
fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu
mencapai kompetensi yang ditargetkan.
d. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua
indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah
dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

2. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 62 ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga
dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
d. Mengikuti ujian nasional.

7. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)

15
Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan oleh sekolah sudah
tercakup pada pembelajaran dari setiap mata pelajaran. Artinya materi
kecakapan hidup akan diperoleh oleh peserta didik melalui kegiatan
pembelajaran sehari-hari yang dilaksanakan baik di dalam kelas maupun
di luar kelas melalui berbagai metoda, strategi, dan pendekatan
pembelajaran.

16
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
SMP NEGERI 13 SUNGAI PENUH
TAHUN AJARAN 2017 / 2018

17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berisi komponen yang
harus dilaksanakan dan dicapai dalam proses belajar mengajar yang
meliputi visi, misi dan tujuan sekolah; struktur dan muatan kurikulum,
kalender pendidikan, silabus dan RPP.
2. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), disusun dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah, peserta didik dan
lingkungan.

B. Saran
1. Sejalan dengan otonomi sekolah dan manajemen berbasis sekolah, maka
Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hendaklah menjadi
pedoman dan arah dalam pengelolaan sekolah terutama pengelolaan
proses belajar dan mengajar guna tercapainya tujuan yang sudah
ditetapkan secara efektif dan efisien.
2. Untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan KTSP perlu dukungan dari
semua komponen dan stakeholder sekolah dalam bentuk partisipasi aktif,
kreatif dan inovatif.

18

Anda mungkin juga menyukai