Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMPN 8 KOTA SUNGAI PENUH


Mata pelajaran : MULOK
Kelas/semester :VIII/Ganjil
Alokasi waktu : 2 X 2 JP

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur , disiplin, santun, percaya diri, peduli dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anakdi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. Memahami pemahaman (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)


3.5 Memahami kearifan lokal kota sungai penuh

C. Indikator
3.5.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian kearifan lokal kota sungai penuh
3.5.2 Siswa dapat memberikan contoh kearifan lokal kota sungai penuh

D. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan pengertian kearifan lokal kota sungai penuh
2. Mampu memberikan contoh kearifan lokal kota sungai penuh

E. Langkah- langkah kegiatan pembelajaran


Pertemuan pertama

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan a. Peserta didik bersama guru menyampaikan 10 menit


salam dan berdoa.
b. Guru memberi motivasi : menanyakan
Kearifan lokal kota yang ada di daerah
siswa.
c. Peserta didik menerima informasi tentang
topik dan tujuan pembelajaran dari guru.
d. Guru menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian
Kegiatan inti a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, 60 menit
menjelaskan pengertian kearifan lokal kota
sungai penuh
b. Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
menampilkan gambar-gambar arsitektur
tradisonal kota sungai penuh, siswa diminta
merumuskan pertanyaan secara individu.
c. Guru mengidentifikasi sumber belajar dan
memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran.
d. Guru membantu peserta didik
mengumpulkan dan mengeksplorasi data.
e. Guru membimbing peserta didik dalam
kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik
melalui tanya jawab, observasi dan
sebagainya.
Kegiatan penutup a. Peserta didik bersama guru mengambil 10 menit
simpulan atas jawaban dari pertanyaan.

Pertemuan Kedua

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu

Pendahuluan a. Peserta didik bersama guru menyampaikan 10 menit


salam dan berdoa.
b. Guru memberi motivasi : menanyakan
kearifan lokal yang ada di daerah siswa.
c. Peserta didik menerima informasi tentang
topik dan tujuan pembelajaran dari guru.
d. Guru menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian
Kegiatan inti a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, 60 menit
memberikan contoh kearifan lokal kota
sungai penuh
b. Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
menampilkan gambar-gambar arsitektur
tradisonal kota sungai penuh, siswa diminta
merumuskan pertanyaan secara individu.
c. Guru mengidentifikasi sumber belajar dan
memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran.
d. Guru membantu peserta didik
mengumpulkan dan mengeksplorasi data.
e. Guru membimbing peserta didik dalam
kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik
melalui tanya jawab, observasi dan
sebagainya.
Kegiatan penutup a. Peserta didik bersama guru mengambil 10 menit
simpulan atas jawaban dari pertanyaan.

F. Materi/bahan ajar
Pengertian Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah gagasan‐gagasan, nilai‐nilai, atau pandangan dari suatu tempat
yang memiliki sifat bijaksana dan bernilai baik. Diikuti dan dipercayai oleh masyarakat di
suatu tempat tersebut, yang sudah diikuti secara turun temurun.

Kearifan lokal memiliki beberapa ciri‐ciri, yaitu:


1. Mempunyai kemampuan mengendalikan.
2. Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.
3. Mempunyai kemampuan mengakomodasi budaya luar.
4. Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya.
5. Mempunyai kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar dan budaya asli.

Kearifan lokal merupakan pengetahuan eksplisit yang muncul dari periode yang
panjang dan berevolusi bersama dengan masyarakat dan lingkungan di daerahnya
berdasarkan apa yang sudah dialami. Jadi dapat dikatakan,kearifan lokal di setiap daerah
berbeda‐beda tergantung lingkungan dan kebutuhan hidup.

Kearifan Lokal Kota Sungai Penuh


Kota Sungai Penuh memiliki kearifan lokal sebagai yang ada di daerah lain. Dapat
dipastikan mempunyai kesamaan dengan daerah Kabupaten Kerinci.
Kearifan lokal Kota Sungai Penuh terdapat pada tale, tari,kenduri sko, dan cerita rakyat.
1. Tale
Kehadiran tale sendiri seiring dengan masuk dan perkembangan Islam di tanah Kerinci
dan Kota Sungai Penuh. Disebutkan bahwa kebudayaan masyarakat Kerinci banyak
mengandung konsep dan makna Islami. Konon kata tale berasal dari kata “tahlil” yang berarti
mentauhidkan Tuhan (Allah). Ditambahkan lagi, kata hu ala atau alaahu ala yang lazim
diselipkan dalam sampiran dan isi pantun dalam tale. Terambil dari kata hu Allah dan Allah
ta’ala yang berarti Dia Allah dan Tuhan yang Mahatinggi. Begitu pula dengan budaya sike
berasal dari kata “zikir” yang berati ingat kepada Allah SWT. Hal ini membuktikan seni
budaya merupakan alat untuk menyebarkan Islam bagi masyarakat kerinci. Dalam beberapa
penelitian menyebutkan bahwa tale merupakan tradisi lisan di Jambi, khususnya masyarakat
Kabupaten Kerinci. Hingga tahun 70‐an, tale masih sering didendangkan masyarakat ketika
melakukan ande (bekerja bersama‐sama).

Depati Maisyardi, S.Pd. dan Depati Marlis Mukhtar, ketua Lembaga Adat Enam Luhah
Sungai Penuh menyebutkan sampai era tahun 1980‐an, tale masih tumbuh dan berkembang
dengan subur.
Di antara tale yang berkembang, ialah
1. Tale dan sike gotong royong.
2. Tale mangko, tale menuwai padi.
3. Tale mabeouk dan tale naek joi (tale pelepasan calon jemaah haji).

2. Tari
a. Tari Rangguk
Rangguk berasal dari dua kata, yaitu “orang” dan “angguk”. Disebut demikian karena dalam
tarian tersebut terdapat gerakan menganggukkan kepala sebagai tanda penghormatan. Disertai
dengan menabuh rebana kecil dan hentakan kaki serta gerak‐gerik yang sangat lincah oleh
para remaja‐remaja putri. Tarian ini biasanya diiringi dengan tale serta bunyi gong dan
gendang yang bertalu‐talu sesuai dengan irama penabuhan rebana. Syair tale dalam tarian ini,
berisikan nyanyian yang berupa pantun puji‐pujian dan sanjungan. Ada pun beberapa di
antara bunyi lirik tale tari rangguk seperti berikut ini:
Ranauk kau...lasilah rumpun padoi
Patah laditimpo lasi kayu aro 2x
Takah lutauk susan nialah jaroi
Minta niala maooh dikulah pado kayo 2x
Dibudere ujeang ladi rimbo
Daleang niala padoi dibulah darea jangea 2x
Dibucare kito niala muko
Daleang niala ratai dikulah carea jangea 2x

b. Tari Iyo‐iyo
Tari ini dikenal dengan istilah tari iyo‐iyo, karena syair lagu yang mengiringi tarian ini
didominasi oleh lafaz iyo‐iyo. Kata iyo‐iyo berarti ya‐ya, maksudnya adalah membenarkan.
Ketika tetua adat menyampaikan purbayo (kata‐kata pelantikan dan penobatan), kaum wanita
pada umumnya menyambut dengan ucapan “Iyo‐Iyo”, maksudnya membenarkan apa yang
diucapkan oleh tetua adat yang membaca naskah purbayo.

Adapun contoh syair lagu tarian ini yang populer sebagai berikut.
Iyo‐iyo rilok tarai kayo sadou rinai
iyo iyo hou… iyo hou... iyo
Iyo‐iyo rayun jaroilah saludeang jateuh
iyo iyo hou... iyo hou... iyo
Iyo‐iyo rantok kakai kudea dibularoi
iyo iyo hou… iyo hou... iyo
Iyo‐iyo semauk tapijeak rideak ralah matai
iyo iyo hou… iyo hou... iyo

c. Tari Asyeik
Tari asyeik merupakan sebuah tarian tradisional yang telah berkembang sejak zaman
purba. Tarian ini telah ada saat nenek moyang suku Kerinci menganut kepercayaan animisme
dan dinamisme. Tarian ini merupakan sebuah tradisi megalitik yang masih menganut
kepercayaan kepada roh‐roh nenek moyang masyarakat pada masa/zaman prasejarah. Acara
tari asyeik ini dilakukan pada malam hari mulai pukul 20.00 WIB hingga dini hari (pukul
04.30) dengan tujuan minta obat untuk orang yang sakit telah menahun dan sulit untuk
diobati. Adapun rangkaian ritual yang dilakukan beberapa episode, yakni acara nyerau atau
nyaho, masouk bumoi, mujoi gureu, mintoak berkeh (minta berkat), dan mageih sajin
(memberikan sesajian). Ritual asyeik pada masa lampau berlansung selama satu minggu,
berbagai persiapan dilakukan oleh dukun atau bilan salih.

d. Tari Rentak Kudo


Tari rentak kudo (rentak kuda) adalah tari tradisional kerakyatan dari daerah Kota
Sungai Penuh. Tepatnya berasal dari daerah Hamparan Rawang sejak tahun 1970 atau disebut
juga ntak awo. Tari ini juga termasuk jenis tari pergaulan tidak memandang kedudukan
maupun strata sosial. Tari ini dilakukan oleh masyarakat Kerinci awalnya sebagai hiburan
pada acara pesta pernikahan. Namun, saat ini berkembang sebagai tari di berbagai acara
seperti acaraacara kenduri adat atau yang lainnya. Tari ini termasuk ke dalam jenis tari
massal, karena di samping penari, penonton juga diajak ikut menari bersama‐sama. Usia
penari pun tidak ditentukan. Ada yang tua dan muda semua ikut menari. Tari ini sangat
digemari oleh masyarakat Kerinci secara keseluruhan bukan di Kota Sungai Penuh saja. Oleh
karena itu tari rentak kudo ini, telah berkembang hampir seluruh kecamatan yang ada di
Kerinci. Seperti Kecamatan Hamparan Rawang, Sungai Penuh, Air Hangat, Air Hangat
Timur, Depati Tujuh, dan Gunung Kerinci.

3. Kenduri Sko
Kenduri sko merupakan satu satunya perhelatan akbar secara adat yang telah
dilaksanakan semenjak dahulu kala hingga sekarang ini. Upacara adat ini tumbuh dan
berkembang pada lembah cekungan perbukitan di Dataran Tinggi Jambi atau Puncak
Andalas, yaitu Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci
Setiap wilayah dan atau persekutuan adat di Kota Sungai Penuh masih melaksanakan
kenduri ini dengan tata cara tradisional yang sesuai dengan adat lamo pusako usang.
Rangkaian acara kenduri sko adalah:
a. Ajun Arah
Ajun arah (minta arah). Hal ini merupakan permintaan anak batino kepada depati
melalui ninik mamak permohonan untuk melaksanakan kenduri sko. Dalam perundingan ini
juga ditentukan kapan pelaksanaannya dan bagaimana cara mencari biaya, serta pembentukan
panitia pelaksana.

b. Penurunan Benda Pusaka


Menurunkan benda‐benda pusaka. Acara ini dilaksanakan sebelum acara penobatan.
Benda itu disimpan di dalam sebuah peti dan terletak di atas ptaih (pagu), yaitu suatu tempat
yang spesial di atas loteng. Sebuah ruangan kecil yang disangkut ke bubungan yang
merupakan kamar

c. Penobatan
Sebelum penobatan dibacakan terlebih dahulu pidato adat yang disebut deto talitai,
badeto, perbayo, ataupun karang setio. Syarat pelaksanaan kenduri sko adalah kerbau seekor
beras seratus. Kenduri sko adalah salah satu kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat
Bumi Sakti Alam Kerinci, khususnya bagi masyarakat Kota Sungai Penuh. Kenduri sko
hampir setiap desa sudah sering melaksanakan kenduri sko ini.
Pelaksanaan kenduri sko ditetapkan pada hari dan waktu yang baik untuk menggelar hajat
besar tersebut. Digelarkannya hajat besar tersebut, sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang
sudah diberikan oleh Allah SWT kepada umatnya.
Kenduri sko itu sendiri adalah suatu acara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Kota
Sungai Penuh dalam melestarikan budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang
mereka. Kenduri sko atau kenduri pusaka merupakan rangkaian adat yang saling
berhubungan satu sama lain. Sebab di saat kenduri sko dilaksanakan setiap sepuluh tahun
sekali.

G. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian kearifan lokal!
2. Sebutkan ciri-ciri kearifan lokal !
3. Jelaskan macam-macam kearifan kota sungai penuh!
H. Penilaian, pembelajaran remedial, pengayaan
1. Penilaian
a. Penilaian sikap
 Teknik penilaian : Observasi
 Instrumen penilaian : Terlampir
b. Penilaian pengetahuan
 Teknik penilaian : Tes Tertulis
 Instrumen penilaian : Terlampir
c. Penilaian ketrampilan
 Teknik penilaian : Kinerja proses
 Instrumen penilaian : Terlampir
2. Penilaian Remedial : disesuakan dengan hasil penilaian reguler
I. Media, Alat, Bahan dan sumber pembelajaran
1. Media : Gambar mengenai rumah tradisional
2. Alat : Laptop, Infokus dan Papan Tulis
3. Bahan : Lembar kerja siswa
4. Sumber pembelajaran:
 Buku sumber
LAMPIRAN 1 : Penilaian sikap

Jurnal perkembangan sikap

NAMA SEKOLAH : SMPN 8 KOTA SUNGAI PENUH


KELAS/ SEMESTER : VIII/1
TAHUN PELAJARAN : 2021/2022

No Waktu Nama siswa Catatan Butir Sikap Ket


Perilaku

Anda mungkin juga menyukai