Anda di halaman 1dari 12

SURAT KEPUTUSAN KETUA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

DOI 79 BANTAYAN

NOMOR : 003/SK/KU-D79B/II/2017

TENTANG

PERATURAN INTERNAL KLINIK UTAMA DOI 79 BANTAYAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang :

a. Bahwa agar penyelenggaraan klinik dapat efektif,efisisen, dan berkualitas di


perlukan aturan dasar yang mengatur pemilik, direksi dan komite medic dan
medis.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
perlu menetapkan dengan Surat Keputusan LSM Doi 79 Bantayang

Mengingat :

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republic Indonesia Tahun 1945;


2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
(Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor 4431;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana Telah
Diubah Beberapa Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun
2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor
4844;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republic Indonesia Tahun 2009 Nomor 144; Tambahan Lembaran
Negara Republic Indonesia Nor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Klinik (Lembaran Negara
Republic Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republic Indonesia Nomor 5072);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor 3637;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 755/Menkes/PER/IV/2011 Tentang
Penyelenggaraan Komite Medic ( Berita Negara Republic Indonesia Tahun
2011 Nomor : 755);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 772/Menkes/SK/VI 2002 Tentang
Pedoman Peraturan Internal Klinik.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : Tentang Peraturan Internal Klinik Utama Doi 79 Bantayan

BAB 1

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam surat keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Peraturan Internal Klinik Adalah Aturan Dasar Yang Mengatur Tata Cara
Hubungan Dan Penyelenggaraan Klinik antara pemilik, direksi, komite medic,
staf medis yang di tetapkan dengan Surat Keputusan LSM Doi 79 Bantayan;
2. Klinik Adalah Klinik Utama Doi 79 Bantayan;
3. Direktur Adalah Diterktur Utama Doi 79 Bantayan;
4. Komite Medic Adalah Komite Medic Klinik Utama Doi 79 Bantayan;
5. Staf Medis Fungsional Adalah Seorang Dokter Umum, Dokter Spesialis
(Interna, Anak & Neurologi) yang memiliki ijin Praktek Di Klinik Utama Doi 79
Bantayan.

Pasal 2

Nama, visi, misi, motto, dan nilai :

1. Nama Klinik Ini Adalah Klinik Utama Doi 79 Bantayan;


2. Peraturan Internal Klinik adalah aturan dasar yang mengatur tata cara
hubungan dan penyelenggaran klinik antara pemilik, direksi, staf medis, yang
di tetapkan dengan Peraturan Kedua LSM Doi 79 Bantayan;
1.Visi klinik adalah menjadi pusat pelayanan pilihan keluarga yang termuka
dan terbaik;
2.Misi klinik adalah :
a. Menyediakan Dan Mengembangan Pelayanan Kesehatan Prima Yang
Terjangkau
b. Mengembangkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu,
Lengkap Dan Terjangkau;
c. Melaksanakan Sistem Transparansi ke seluruh aspek manajemen
Pelayanan Medis
3. Motto Klinik Adalah ‘Kesembuhan Anda Adalah Prioritas Kami’
4. Nilai Klinik Adalah Senyum, Sapa, Salam, Sopan & Santun
BAB II

PEMILIK

Pasal 3

Pemilik Klinik Utama Doi 79 Bantayan Adalah Lembaga Swadaya Masyarakat LSM
Doi 79 Bantayan

Pasal 4

Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Doi 79 Bantayan berdasarkan kewenangan


yang dimilikinya, bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup serta kemajuan
dan perkembangan klinik sesuai yang diharapkan dan diinginkan masyarakat.

Pasal 5

Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Doi 79 Bantayan


1. Menetukan Kebijakan Secara Umum Klinik Utama Doi 79 Bantayan
2. Mengangkat Dan Memberhentikan Direksi;
3. Mengawasi Dan Mengevaluasi Kinerja Klinik Doi 79 Bantayan

Pasal 6

1) Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Doi 79 Bantayan bertanggung jawab atas


kelangsungan hidup, kelancaran, dan perkembangan klinik
2) Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Doi 79 Bantayan ikut bertanggung gugat atas
terjadinya kerugian akibat kelalaian atas kesalahan dalam pengelolaan klinik.
BAB III

PENYELENGGARAAN KLINIK

Pasal 7

Direksi Klinik

1) Pengelolaan Klinik Utama Doi 79 Bantayan Oleh Direksi


2) Anggota Direksi Klinik Utama Doi 79 Bantayan, Terdiri Dari :
a. Direktur
b. Kepala Administrasi Dan Keuangan
c. Kepala Seksi Pelayanan Medic Dan Keperawatan

Pasal 8

Pengangkatan Dan Pemberhentian Direksi

1) Direktur Diangkat Dan Diberehentikan Oleh LSM Doi 79 Bantayan;


2) Kepala Administrasi Dan Keuangan, Kepala Pelayana Medic Dan Keperawatan,
LSM, Doi 79 Bantayan;
3) Klinik Utama Doi 79 Bantayan Dipimpin Oleh Seorang Direktur, Dalam
Melaksanakan Tugas Berada Di Bawah Dan Bertanggungjawab Kepada Ketua
LSM Doi 79 Bantayan;
4) Standar Kompetensi Direktur :
a. Seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian dalam
bidang klinik
b. Berpengalama penjabat kepala puskesmas perawatan minimal 1 tahun
c. Atau berpengalaman menjabat kepala seksi pelayanan minimal 3 tahun.
d. Mengakui pelatihan-pelatihan kepemimpinanan, rencana strategis bisnis,
rencana aksi strategis, rencana tahunan, tata kelola klinik, standar pelayanan
minimal, system akuntabilitas, system remunerasi klinik, pengelolaan sumber
daya manusia.
Pasal 9

Tugas Dan Wewenan Direksi

1. Memimpin , menyusun kebijakan pelaksanaan, mengkoordinasikan,


2. Menguasai, memelihara dan mengelolah sumber daya klinik
3. Mewakili klinik di dalam dan luar pengadilan
4. Melaksanakan kebijakan bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan
klinik sebagaimana digariskan oleh ketua LSM atas nama LSM Klinik doi 79
bantayang .
5. Menetapkan kebijakan operasional klinik
6. Menyusun rencana strategis dan rencana anggaran tahunan klinik
7. Membuat uraian tugas jabatan serta tata hubungan jabatan sesuai struktur
organisasi dan tata kerja klinik. Yang ditetapkan dalam surat keputusan
lembaga swadaya masyarakat Klinik Doi 79 Bantayang
8. Menyiapkan laporan tahunan dan berkala.

Pasal 10

Prosedur Kerja

1. Dalam melaksanakan tugasnya Direktur wajib menerapkan prinsip


koordinasi, integrasi dan singkronisasi , integrasi dan singkronisasi baik
dalam lingkungan klinik Doi 79 bantayang maupun dengan organisasi dalam
lingkungan pemerintah kabupaten sregen sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. Kepala seksi pelayanan medik dan kepala seksi admistrasi dan keuangan,
dalam lingkungan klinik Doi 79 bantayang yang bertanggung jawab memimpin
dan mengkooordinasikan bawahanya masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petujuk – petunjuk bagi pelaksana tugas bawahan.
3. Setiap laporan yang diterima oleh kepala seksi pelayanan medik dan kepala
seksi admistrasi dan keuangan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan
penyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petujuk- petunjuk kepada
bawahan.
4. Kepala saksi pelayanan medik dan kepala seksi admistrasi dan keuangan
menyampaikan laporan kepada Direktur.
5. Kepala saksi pelayanan medik dan kepala seksi admistrasi dan
6. Kepala seksi pelayanan medik dan kepala seksi admistrasi dan keuangan
wajib mengadakan evaluasi kinerja dan melaksanakan tindak lanjut hasl
evaluasi.

Pasal 11

Rapat Direksi

1. Rapat direksi diselenggarakan sekurang – kurangnya 1 (satu) bulan sekali.


2. Dalam rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibicarakan hal – hal yang
berhubungan dengan tungas, kewenangan dan kewajiban.
3. Keputusan rapat direksi diambil berdasarkan musyawarah mufakat, bila tidak
tercapai kata mufakat, bila tidak tercapai mufakat maka diambil berdasarkan
suara terbanyak.
4. Untuk setiap rapat harus dibuat oleh notulen dan daftar hadir.

Pasal 12

Komite

1. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dan tenaga ahli atau profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategi kepala direktur dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan klinik.
2. Membentuk komite ditetapkan oleh direktur sesuai kebutuhan Klinik, sekurang
– kurangnya terdiri dari komite medik, Komite Etik dan Hukum, dan komite
keperawatan.
3. Komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
4. Komite dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur.
5. Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis komite ditetapkan oleh
Direktur.

Pasal 13

Komisi Medik

1. Komite medik merupakan wadah non strukural kelompok professional medik


yang keanggotaanya terdiri dari ketua kelompok staf medik atau yang
mewakili.
2. Komite medik berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
3. Pembentukan komite Medik ditetapkan dengan keputusan Direktur untuk masa
bakti selama 3 (tiga) tahun.
4. Untuk melaksanakan tungasnya Komite Medik membuat Sub Komite yang
anggotanya terdiri dari Staf Medis fungsional.
5. Didalam melakanakan tugasnya, masing – masing Sub komite bertanggung
jawab kepada Ketua Komite Medik.

Pasal 14

Staf Medis Fungsional

Staf medis fungsional adalah tenanga kesehatan kategori Dokter baik Dokter
Umum, Dokter Spesialisali ( spesialis Anak, Interna, & Neurologi ) yang
bergabung dengan klinik untuk melaksanakan upaya kesehatan.
BAB 1V

PENGAWASAN INTERNAL

Pasal 16

Satuan Pegawas Internal

1. Satuan Pengawasan Internal adalah satuan kerja fungsional yang bertugas


melaksanakan pemeriksaan di internal klinik.
2. Satuan pengawas internal berada di bawah dan bertanggung jawab kepala
Direktur.

Pasal 16

Mekanisme Pengawasan

1. Satuan pengawasan internal (SIP) yang melakukan pengawasan internal


keuangan dan operasional Klinik, meniali pengadilan, pengelolahan dan
pelaksanaannya pada rumah sakit serta memberikan sarana – sarana
perbaikannya.
2. Komite medik melakukan pegawasan internal di bidang praktik kedoktoran
dalam rangka penyelenggaraan pelayanan profesi agar sesuai dengan
standard an etika profesi.

Pasal 17

Tata Urutan Peraturan

1. Praturan internal Klinik ini selanjutnya akan menjadi pedoman semua


peraturan dan kebijakan klinik yang dibuat dengan keputusan Direktur.
2. Setiap satuan kerja Harus membuat standar prosedur operasional yang
mengacu pada peraturan internal Klinik.
3. Semua kebijakan operasional, prosedur tetap admistrasi dan menejemen
Klinik tidak boleh bertengtangan dengan peraturan internal Klinik.

4. Tata urutan peraturan yang berlaku sebagai berikut :


a) Peraturan internal Klinik.
b) Keputusan Direktur dan peraturan tata tertib Klinik.
c) Keputusan intalasi, Kepala seksi dalam hirarki struktural, kepala
kelompok Non Struktural /fungsional untuk hal – hal yang teknis
BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

1. Peraturan – peraturan Direksi dan pimpinan lainnya yang telah ada pada saat
surat Keputusan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Klinik Doi 79
Bantayang ini disahkan, masih tetap berlaku sepajang tidak bertentangan
dengan ketentuan – ketentuan yang tercantum di dalam Surat kuputusan ini
2. Keputusan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Klinik Doi 79 Bantayang ini
secara berkala akan dievaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Direktur.
3. Jika didalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditemukan hal –
hal yang sudah tidak sesuai lagi, maka akan dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan, yang selanjutnya ditetapkan dengan keputusan ketua
Lembaga Swadaya Masyarakat Klinik Doi 79 Bantayang.

Pasal 19

Keputusan Ketua Lembanga Swadaya Masyarakat Klinik Doi 79 Bantayang ini


berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan keputusan Ketua Lembaga Swadya
Masyarakat Klinik Doi 79 Bantayang ini dengan penempatanya dalam berita
Daerah Kabupaten Bantaeng.
Ditetapkan Bantaeng
Pada tanggal 25 Februari 2017
KETUA
LSM KLINIK UTAMA DOI 79 BANTAYAN

dr. ANDI IHSAN, DPDK

Anda mungkin juga menyukai