1.1. Mengenal Muhar Effendi Muhar Effendi merupakan anak laki – laki dari pernikahan Rusali dan Rimaiyuda yang dilahirkan di Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 16 bulan september tahun 1990. Dari pasangan tersebut Muhar Effendi merupakan anak ke 7 dari 8 saudara yang terdiri dari 6 saudara laki-laki dan 2 saudari perempuan. Muhar seperti anak pada umumnya mulai menempuh pendidikan pada usia 6 tahun di SDN 1 Ketapang Lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan studi di MTsN 1 Ketapang Lulus 2007. Selanjutnya menempuh Pendidikan Madrasah Aliyah Negeri 1 Kalianda lulus tahun 2010. Setelah menyelesaikan jenjang pendidikan wajib belajar 12 tahun Muhar Effendi merantau ke Bandar Lampung dengan restu dari kedua orang tuanya dengan niat mengangkat drajat status social dan memperbaiki taraf hidup masyarakat kampung untuk menimba ilmu di perguruan tinggi negeri. Pada tahun 2010 Muhar Effendi lulus masuk di Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan sebelum berubah menjadi UIN Raden Intan Lampung. Faktor biaya pendidikan yang mulai terus bertambah membuat Muhar Effendi harus mengambil cuti kuliah untuk mencari pekerjaan guna menyelesaikan pendidikan sarjana. Pada saat biaya terkumpul Muhar memilih pindah kuliah di STAI NU Ma’arif Way Kanan untuk mendapatkan gelar sarjana hukum pada tahun 2016 guna menunjang bidang pekerjaan yang bergelut di dunia bisnis. Usai mendapatkan gelar sarjana dan memiliki pekerjaan, pada tahun 2020 Muhar menikahi mekhanai asal Kabupaten Pesawaran Dewi Kurnia Zufron yang beralamat di Desa Padang Cermin, Kecamatan Way Khilau. Sejak menikah Muhar pun pindah domisili dari Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan beralamat di Desa Padang Cermin, Kecamatan Way Khilau, Kabuapaten Pesawaran dan sudah dikarunia 2 orang putra. Dari latar belakang orang tua yang tak sempat menyelesaikan wajib belajar 9 tahun, Muhar belajar dengan giat bersama rekan-rekan sepermainan walau, sesekali ada saja kenakalan yang dilakukan bersama kawannya yang mengharuskan menerima hukuman dari orang tua karena lalai dalam melaksanakan sholat lima waktu dan mengikuti kegiatan mengaji yang dilaksanakan di rumah tokoh agama di kampung legundi. Sehingga, dengan bekal ilmu agama yang diterima dari guru ngaji Muhar pun berniat untuk menjadi tenaga pendidik guna memotifasi kawan-kawannya untuk melanjutkan Pendidikan di pondok pesantren namun keterbatasan biaya Muhar hanya bisa melanjutkan studi di MTs Negeri 1 ketapang kemudian Madrasah Aliyah Negeri 1 Kalianda untuk memperdalam ilmu agama. Oleh karena itu, Muhar merantau guna melanjutkan Pendidikan tinggi Negeri Islam atau IAIN Raden Intan Lampung. Dalam kesehariannya, Muhar senantiasa bersilaturahmi dengan para tokoh baik muda ataupun tua guna bertukar ide dan gagasan dalam memberikan kontribusi nyata untuk kemajuan daerah Lampung, wabil khusus Kabupaten Pesawaran tempat tinggal saat ini. Kebiasaan silaturahmi ini terbentuk saat Muhar bergelut di Organisasi Ekstra Kampus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia pada saat menjadi mahasiswa di IAIN Raden Intan Lampung. Selain itu, Muhar juga gemar berolahraga baik futsal bersama teman-teman kuliah atau pun jogging di hari libur dan sore hari demi menjaga tubuh agar tetap sehat. Selain gemar berolahraga Muhar juga senang berorganisasi sudah lama, sejak duduk di bangku sekolah MAN 1 Kalianda dengan mengisi jabatan wakil Ketua Osis dan Pramuka Sebagai Wakil Ketua. Kegemarannya berorganisasi ini ia lanjutkan dengan masuk organisasi intra kampus seperti Resimen Mahasiswa (Menwa) sebagai anggota Provost dan Pramuka sebagai anggota biasa. Sementara, ketika dilibatkan dalam Badan Pelaksana Pemilihan Raya Mahasiswa sebagai sekretaris menjadi titik balik untuk lebih memperdalam proses penyelenggaraan pesta demokrasi yang baik dan bersih. Pada tahun 2011 Muhar Effendi mendapatkan amanat dari sahabat–sahabat Fakultas Dakwah Sebagai Ketua Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat IAIN Raden Intan Cabang Bandar Lampung. Kemudian di tahun 2015 Muhar Effendi terpilih sebagai Ketua Umum PC. PMII Bandar Lampung dalam Konferensi Cabang XXVII PMII Bandar Lampung yang bertempat di asrama haji Bandar Lampung dengan memperoleh suara 8 mengungguli saudara Eko Pranoto yang merupakan kandidat dari Komisariat Brojonegoro Universitas Lampung dari Total 15 Rayon dan Komisariat yang berada di bawah naungan PC. PMII Bandar Lampung. Selama menjabat Ketua Umum Muhar sering berdiskusi untuk sekedar bertukar ide dan menyampaikan gagasan dengan Prof. Moh. Mukri yang saat itu menjabat Rektor UIN Raden Intan Lampung sekaligus Ketua PW NU Lampung tentang Pendidikan, Politik, dan Issue Agama, Lalu Bung Sudibyo Putra Ketua KNPI Kota Bandar Lampung tentang Peran Pemuda dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah, dan Ketua Bawaslu Pesisir Barat periode 2022-2023 berintegritas dan jurdil. Pasca selesai menjabat ketua umum hubungan komunikasi dengan para tokoh masih baik dan senantiasa memberikan kritik konstruktif untuk terus memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara wabil khusus di daerah domisili. 1.2. Karakter Muhar Terbentuk Dari Orang Tua dan Biografi Bila ada orang yang berjasa dalam membentuk karakter seorang Muhar Effendi ialah orang tua dan lingkungan organisasi yang mengenalkan budaya membaca, diskusi, dan jiwa korsa untuk merasakan dan sepenanggungan. Selain tokoh founding father bangsa yang telah memperjuangkan bangsa dan negara dengan mengorbankan waktu, harta, serta jiwa dan raga demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Muhar begitu mengagumi sosok Ir.Soekarno selain tokoh proklamator ia mampu menjadi orator ulung diatas panggung hasil tempaan selama belajar di tempat H.O.S Cokroaminoto memiliki keberanian dan berkharisma dimata dunia. Moh. Hatta, sosok pemikir mengedepankan perjuangan dengan membangun ekonomi untuk kesejahteraan rakyat sosok yang lembut dalam keluarga namun tegas dalam kebenaran. Hatta pun lebih memilih buku yang menjadi teman pengasingannya. Tak heran banyak dari isi koper yang berisi buku dibandingkan pakaian sehari-hari. 1.3. Penilaian Integritas Dengan pemaparan dan uraian singkat tersebut dapat mengenal dan mengerti bahwa muhar memiliki integritas dan bebas dari KKN dengan presentase 100% berdasarkan karakter yang terbentuk dari diskusi dan pengalaman serta berbagai refrensi yang dijadikan rujukan tentu penilaian tersebut sangat tepat untuk mendeskripsikan sosok Muhar Effendi yang memiliki keberanian sikap, wibawa, charisma, dan loyalitas dalam mengabdi terhadap bangsa dan negara. BAGIAN II : Modus Pelanggaran Dalam Pesta Demokrasi 2.1. Modus Operandi Pernyataan terkait modus operandi kerap terjadi dalam gelaran pesta demokrasi baik dalam pemilihan umum, atau pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur, Bupati dan wakil bupati, dan Walikota dan Wakil Walikota benar adanya, dimana dalam pemilihan Gubernur sempat menemukan Gudang logistik yang diduga sebagai tempat menaruh barang-barang yang akan didistribusikan kepada masyarakat. Namun, setelah ditelusuri dan dilakukan fakta persidangan hanya diberikan sanksi administrative berupa larangan kampanye bagi paslon yang terbukti menggunakan bahan kampanye diluar Alat Peraga Kampanye yang sudah ditetapkan oleh KPU. 2.2. Peristiwa Yang Mengharuskan Melakukan Kecurangan Sampai saat ini belum ada peristiwa yang harus melakukan kecurangan atau manipulasi untuk mencapai sesuatu. Sebab saya berprinsip segala sesuatu bila hendak dicapai maka dengan kerja keras dan ikhtiar secara total. Sebab ikhtiar tidak pernah mengkhianati hasil. Begitupun dalam proses perekrutan ini, saya percaya bahwa tim seleksi akan berupaya untuk mencari sosok yang berintegritas guna mewujudkan penyelenggara yang berintegritas dan pesta demokrasi yang bersih dari pelanggaran money politic dan berita hoax. 2.3. Bila Terdapat Peristiwa Yang Belum Ada Dasar Hukum Bila menemukan peristiwa demikian, tentu saya akan menggunakan pedoman UU No.7 Tahun 2017 yang mengatur tugas, pokok, fungsi, dan wewenang Bawaslu sebagai penyelenggara negara yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pesta demokrasi. Sebagai anggota Bawaslu Pesawaran tentu saya akan melakukan kajian bersama anggota lain dengan mengundang mitra Bawaslu dalam hal keamanan TNI dan Polri dan hukum berasal dari kejaksaan untuk mendengar pendapat dan saran terkait peristiwa yang terjadi untuk mencari solusi yang mengedepankan keadilan dan kepentingan rakyat. Setelah mendengar pendapat dari mitra Bawaslu kemudian segera berkonsultasi dengan Bawaslu Provinsi dan Bawaslu RI untuk meminta arahan dan rujukan dalam menggunakan hukum yang mengatur peristiwa tersebut. Sampai terbitnya aturan Bawaslu atau menggunakan Perbawaslu yang mendekati dengan peristiwa dimaksud. Sampai terbitnya Undang-undang baru yang mengatur terkait peristiwa dimaksud. Dalam menjalankan tugas sebagai anggota Bawaslu Kabupaten Pesawaran tentunya akan mengikuti aturan yang terdapat dalam UU Pemilu No.7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dimana Bawaslu merupakan Badan penyelenggara pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAGIAN III : Korelasi Kegiatan Organisasi Saat Menjadi Anggota Bawaslu 1. Kegiatan sosial/politik/ekonomi/budaya yang penting, tujuan aktivitas itu, peran dalam kegiatan tersebut, dampak yang telah dihasilkan bagi masyarakat. Dukungan atau kendala yang dijumpai dalam mencapai tujuan. Rencana untuk memperbesar aktivitas. . 2. Sebutkan peran pihak-pihak dalam kegiatan anda? . 3. Alasan pengalaman dalam melakukan kegiatan berorganisasi selama ini berguna pada saat menjadi salah seorang anggota BAWASLU Kabupaten Pesawaran Ketika saya terpilih menjadi Anggota BAWASLU Kabupaten Pesawaran, pengalaman dalam organisasi yang bermanfaat adalah kemampuan Administrasi Dan Komunikasi yang diajarkan dahulu, serta membangun hubungan atau jaringan sesama manusia. Selain itu pengalaman tentang tertib administrasi saya rasa penting juga dalam pelaksanaan tugas menjadi BAWASLU Kabupaten Pesawaran mengingat aktifitas BAWASLU Kabupaten Pesawaran membutuhkan ketelitian secara detail dalam perihal pengawasan pengolahan data dan pengarsipan kepemiluan yang sangat kompleks dan banyak jenisnya. BAGIAN IV : Problem Kepentingan Politik Dalam Menjaga Integritas Penyelenggara 1. Tanggapan terhadap pernyataan, “etiap manusia dalam bertindak selalu dapat dipengaruhi oleh pihak lain, baik tindakan buruk atau baik dalam menyelenggarakan Pemilu, Anggota BAWASLU Kabupaten Pesawaran juga dapat dipengaruhi oleh pihak- pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang sejalan atau tidak sejalan dengan misi BAWASLU Kabupaten/ Kota”. Kemudian pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi Bawaslu Kabupaten/Kota dan pihak yang harus Anda waspadai dapat mengganggu misi Bawaslu Kabupaten/ Kota. Kini masyarakat memiliki akses yang begitu cepat untuk mencari kebenaran atau membandingkan, bahkan mengkritisi informasi yang masuk secara rasional. Oleh sebab itu selama BAWASLU Kabupaten Pesawaran memiliki integritas dan prinsip maka pengaruh-pengaruh yang masuk dapat diambil poin-poin positif sebagai bahan masukan. Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja BAWASLU ialah dalam hal keamanan dan ketertiban POLRI dibantu TNI, dalam hal penegakan hukum Bawaslu & Kejaksaan, dalam bidang Informasi Media Massa sangat penting keberadaannya untuk memberi informasi valid dan counter informasi hoax dari media sosial yang beberapa tahun ini merajalela. Selain itu organisasi sipil/sosial/keagamaan/kebudayaan ataupun bentuk komunitas-komunitas lainnya juga penting keberadaanya dalam menyukseskan misi Bawaslu. Jika dilihat dari paradigma sejarah, bahwa peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia digerakan oleh pemuda ataupun pelajar. Kita dapat menarik setiap peristiwa dalam mengaktualisasi dalam konteks kekinian keberadaan mahasiswa dan siswa sangat penting. Pelajar dan mahasiswa merupakan basis kelompok yang memiliki kecenderungan pemikiran yang mengedepankan rasionalitas. Sehingga dengan rasionalitas tersebut diharapkan mampu menjadi mitra Bawaslu dalam mengawal proses pemilihan umum terselenggara secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pihak yang dapat mengganggu misi Bawaslu ialah pihak yang memiliki kepentingan tertentu yang berlawanan dengan tugas Bawaslu. Pihak itu bisa dari kalangan mana saja, bisa dari oknum pejabat negara, oknum pengusaha ataupun yang lainnya. 2. Strategi agar terhindar dari intervensi negatif saat terpilih menjadi Anggota BAWASLU Kabupaten Pesawaran. Dalam proses rekruitmen yang diselenggarakan oleh tim seleksi sebagai kepanjangan tangan Bawaslu RI dalam mencari sosok berintegritas dan bertanggung jawab dalam mengemban amanat pengawal demokrasi agar terwujudnya pemilu yang berjalan damai dan aman secara luber dan jurdil, saya meyakini dan percaya bahwa mekanisme perekrutan BAWASLU Kabupaten Pesawaran tersusun dengan baik. Selain itu, Tim Seleksi merupakan orang-orang yang mempunyai background pelbagai macam disiplin ilmu yang turut terlibat dalam mengawal demokrasi bersih dan berintegritas dengan melalui uji kepatutan dan kelaikan sebagai Tim seleksi. Maka saya yakin Tim Seleksi akan bekerja secara transparan, capable, dan profesional. Sehingga, ketika saya menjadi Anggota BAWASLU Kabupaten Pesawaran saya dapat menghindari intervensi negatif yang disematkan oleh pihak lain, karena sistem yang rapih dan terbuka itu. Maka hal yang perlu saya lakukan adalah fokus memahami tahapan demi tahapan yang akan saya lalui. Selain mengandalkan pengalaman kepemiluan, saya pun tetap mengupgrade informasi terbaru tentang kepemiluan melalui medsos dan media maassa. Saya juga kembali membaca dan mempelajari materi-materi yang berkenaan dengan kepemiluan tersebut dengan sungguh-sungguh. Setelah upaya dalam tahapan sudah dikerjakan secara maksimal, saya akan berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesempatan untuk mengabdi di institusi BAWASLU Kabupaten Pesawaran. 3. Pola Kerja BAWASLU Kabupaten Pesawaran Agar Terhindar Dari Intervensi Negatif pihak lain. Kekuasaan secara umum berarti kemampuan pelaku untuk memengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan hal tersebut merupakan pendapat Harold D. Laswell. Tokoh tersebut menyebutkan bahwa tampuk kekuasaan apabila berada pada pribadi yang salah bisa menjadi power untuk mempengaruhi pihak penyelenggara atau pun seseorang yang memiliki jabatan strategis agar menciderai integritas diri. Dengan demikian perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi agar memperkecil peluang terjadinya kemungkinan tersebut. Strategi yang akan dilakukan adalah menjaga diri dari godaan yang akan merusak integritas dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan kepemiluan, serta tidak melanggar kode etik. Langkah berikutnya ialah terus berkomunikasi kepada semua pihak soal penyelenggaraan Pemilu yang bersih, transparan, dan berintegritas dengan memberikan sosialisasi terhadap pihak yang berpeluang dapat melakukan intervensi negatif. Memberikan keterbukaan informasi kepada publik, sehingga publik juga mengetahui informasi dan bahkan membantu dalam mengontrol proses Pemilu. Hal yang paling prinsip sebenarnya ialah tidak melakukan kegiatan yang dapat merusak integritas, profesionalisme, dan netralitas. 4. Pengaruh Keluarga atau Teman Dalam pembentukan karakter dan memegang prinsip tentu orang tua menjadi hal utama. Namun, pengaruh yang diberikan sangat baik. Sehingga saya terus menjaga silaturahmi dan senantiasa ringan dalam membantu teman dan kawan-kawan yang sedang mengalami kesulitan. Akan tetapi, dalam pengambilan keputusan, keluarga dan teman tak dapat mempengaruhi karena, segala keputusan akan saya putuskan setelah saya melihat, mendengar, dan mempertimbangkan kemaslahatan dan mudharat dari keputusan yang saya ambil. BAGIAN V : Gerakan Titik Awal Karir Penyelenggara 1. Titik mula dan Cikal bakal Tertarik Issue Demokrasi Dewasa itu saat menyandang status mahasiswa aktif di organisasi kampus, memberikan pengetahuan akan pentingnya memahami konsep bangsa dan negara. Lazimnya, kampus dijadikan sebagai kawah candradimuka dalam mencetak generasi- generasi penerus bangsa yang dapat memberikan kontribusi nyata dimasyarakat dengan terlibat secara aktif diberbagai kegiatan yang telah disediakan sebagai laboratorium membentuk karakter, prilaku, dan sikap integritas. Badan Eksekutif Mahasiswa bisa diibaratkan sebagai miniatur Negara. Pemilihan Presiden-Wakil Peredisen BEM menggunakan sistem Pemilihan Raya, proses dalam tahapan ini mirip seperti penyelenggaraan Pemilu yang rutin dilaksanakan selama lima tahun oleh Indonesia. Sebab itu, kampus mendapat sebutan lain yaitu “miniature negara” dengan struktur masyarakat kampus yang ada didalamnya menjadikan mahasiswa terbagi dengan beberapa klasifikasi, mulai dari aktivis, borjuis, kutu buku, dan beberapa sebutan lain. Kemudian, dalam setiap tingkatan terdapat pemimpin mulai dari kelompok kerja, Sekretaris Jurusan, Ketua Jurusan, Dekan, Wakil Dekan I, Bidang Pendidikan dan kurikulum; Wakil Dekan II, Bidang kerjasama dan keuangan; Wakil Dekan II, Bidang Kemahasiswaan dan jajaran dibawahnya. Lalu, ditingkat Universitas ada Rektor, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, Wakil Rektor IV, dan Kabiro. Sehingga, proses-proses yang terjadi kerap kali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kebijakan yang tak pro terhadap mahasiswa dalam menyampaikan kritik, adanya pungli yang tidak sesuai dengan aturan kampus, dan banyak lainnya. Sehingga, dalam proses pemilihan raya mahasiswa pun ditemukan, politik traktiran makan demi mendulang suara. Ini menjadi cikal bakal untuk mengetahui lebih dalam dan berkontribusi guna memperbaiki yang tidak baik dalam proses penyelenggaraan pesta demokrasi. 2. Buku, Artikel, dan Jurnal Terkait Kepemiluan Refrensi yang pernah saya baca tentang kepemiluan diantaranya “KETENTUAN PIDANA DALAM PEMILIHAN UMUM “Pola Penanganan, Norma, dan Unsur Pidana Pemilu” yang ditulis oleh Fatikhatul Khoiriyah, S.H.I.,M.H dan Ahmad Syarifudin, M.H. penerbit Permata Publishing cetakan tahun 2018. Selain, kenal dengan penulis buku tersebut penting dibaca bagi pegiat demokrasi atau penyelenggara pemilu guna memahami secara utuh pola penanaganan pelanggaran dalam pesta demokrasi di Indonesia, Norma-norma yang perlu dilakukan dalam menjaga integritas penyelenggara, dan unsur pidana yang dapat menjerat penyelenggara hingga calon perseorangan ataupun peserta partai politik dalam gelaran pesta demokrasi. Oleh karenanya, buku tersebut dapat menjadi rujukan bagi penyelenggara pemilu untuk mengetahui sejauh mana sepak terjang Fatikhatul Khoiriyah dalam menjaga integritas dan pola penanganan yang kerap diputuskan selama menjadi Ketua Bawaslu Provinsi Lampung periode 2013-2018 dan 2018-2023. 3. Buku Selain Pemilu, Pengawasan Pemilu, dan Demokrasi Buku “PENGANTAR MANAJEMEN’ menjadi salah satu buku yang pernah saya baca selain buku pemilu, pengawasan pemilu, dan demokrasi. Dimana buku terbitan publisher, Jakarta, tahun 2005 ini juga menjadi linear dengan jurusan saya Manajemen Dakwah saat mengambil gelar sarjana di Insititut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. 4. Judul Buku dan Substansi Buku Pemilu Sebagaimana telah disebutkan diatas salah satu diantara bahan refrensi saya dalam kepemiluan ialah buku yang berjudul “KETENTUAN PIDANA DALAM PEMILIHAN UMUM: Pola Penanganan, Norma, dan Unsur Pidana Pemilu”. yang ditulis oleh Fatikhatul Khoiriyah, S.H.I.,M.H dan Ahmad Syarifudin, M.H. penerbit Permata Publishing, bandarlampung cetakan tahun 2018. Substansi yang terkandung dalam buku tersebut, Fatikhatul Khoiriyah sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam bidang kepemiluan menguraikan pengalaman dan pola penanganan pelanggaran dalam setiap pesta demokrasi yang diselenggarakan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 15 Kabupaten/kota. Selain, itu pentingnya penyelenggara negara dalam hal ini KPU dan Bawaslu untuk menjaga norma dan etika sebagai penyelenggara negara agar tidak mengurangi integritas dalam menjalankan tugas, pokok, fungsi, dan wewenang yang dimiliki sebagai penyelenggara negara yang telah mengucapkan sumpah janji untuk tidak berpihak terhadap salah satu pasangan calon ataupun peserta partai politik. Sebab, dalam kacamata hukum semua sama tidak ada yang dibeda-bedakan dalam proses penanganan pelanggaran terlebih bila terdapat dugaan unsur pidana yang dapat menjerat siapa saja yang terbukti secara aktif melakukan perbuatan yang dapat merugikan orang lain, baik tindak kecurangan atau manipulasi data. Buku ini sangat cocok dibaca bagi pegiat demokrasi atau penyelenggara pemilu guna memahami secara utuh pola penanaganan pelanggaran dalam pesta demokrasi di Indonesia, Norma-norma yang perlu dilakukan dalam menjaga integritas penyelenggara, dan unsur pidana yang dapat menjerat penyelenggara hingga calon perseorangan ataupun peserta partai politik dalam gelaran pesta demokrasi. 5. Bila Anda pernah menulis buku dan/atau artikel mengenai Kepemiluan dan Demokrasi, apa dan dimuat/diterbitkan dimana serta apa basis argumentasi buku dan/atau artikel tersebut? Tulisan artikel yang dimuat dalam media online Gerbang Lampung Raya dengan basis pengamatan dan diskusi secara langsung dengan masyarakat dan hasil dari diskusi di ruang-ruang belajar. Tulisan yang berjudul “……………………………..” menjadi perdana coretan tinta terbit di media online dalam melihat kegelisahan masyarakat yang kerap berkontribusi dengan cara-cara yang sederhana dan reaksional. Tak jarang, tindakan tersebut menjadi bumbu oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab untuk membuat kegaduhan dalam gelaran pesta demokrasi. Selain tulisan tersebut, selama menjadi Staf Bawaslu Provinsi Lampung juga ikut mendengarkan materi-materi yang disampaikan oleh Pimpinan Bawaslu Provinsi Lampung pada kegiatan-kegiatan sosialisasi. BAGIAN VI : Visi, Misi, Langkah, Penilaian, dan Gagasan Optimalisasi Dalam memegang prinsip dan berpedoman dengan norma-norma yang berlaku serta aturan undang-undang dalam menjaga integritas sebagai penyelenggara. Maka Visi terpilih ialah “Mewujudkan Bawaslu Sebagai Ruang Keadilan Rakyat” sebagaimana tagline bawaslu “Bersama Rakyat Awasi Pemilu,bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan pemilu”. Misi yang hendak dicapai dalam mewunjudkan visi besar tersebut, melibatkan masyarakat lebih sekedar peserta ataupun objek suara. Tetapi menjadi pengawas sukarela yang berani melaporkan setiap tindak kecurangaan dan pelanggaran yang dilakukan oleh penyelenggara, paslon, dan peserta pemilu. Melakukan simulasi pelatihan pengawas dengan memberikan ruang pelatihan secara terus menerus berkesinambungan dalam mewujudkan visi dan misi Bawaslu. Langkah yang dapat dilakukan dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan keamanan sebagai mitra Bawaslu dalam menjalankan misi guna mewujudkan visi Organisasi Bawaslu Kabupaten Pesawaran. Saya menilai pengawasan saat ini cenderung baik, dengan melibatkan beberapa pihak. Sehingga, perlu ditingkatkan kreatifitas pengawasan dengan menggunakan alat berbasis digital sehingga dapat mendeteksi titik pelanggaran dan kerawanan pemilu. Gagasan optimalisasi kerja pengawasan akan meningkat saat saya sudah mengambil sumpah jabatan, dimana saya sudah mewakafkan diri saya untuk bekerja penuh waktu dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas, pokok, fungsi dan wewenang sebagaimana diatur dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Demikian makalah ini saya buat sebagai bentuk tanggung jawab dan integritas diri menjadi Anggota Bawaslu Kabupaten Pesawaran.