Anda di halaman 1dari 14

BIDANG IDEOLOGI

Pastor Serafin Dany Sanusi, OSC, S.Ag.

PERTANYAAN

1. Bagaimana merekonstruksi peran generasi millenial Provinsi Sulawesi Barat guna menangkal
radikalisme ?

JAWABAN

-Badan Kesbangpol sebagai salah satu ujung tombak dalam mencegah peneyebaran paham
radikalisme sesuai tugas pokok dan fungsinya berkewajiban untuk memberikan pendidikan
pancasila serta penguatan paham kebangsaan khususnya dalam merekonstruksi peran
generasi millenial di provinsi sulawesi barat. Selaras dengan tupoksi tersebut telah
dituangkan dalam renstra dan RKPD tahunan badan kesbangpol Prov. Sulawesi barat dan
beberapa diantaranya telah dilaksanakan secara rutin berdasarkan program kerja badan
kesbangpol. Untuk tahun 2019 beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan;
1. Pelatihan dan pendidikan Kader Bela Negara bagi generasi muda di provinsi Sulawesi
Barat.
Kegiatan ini pertama kali dilaksanakan untuk tingkat provinsi dan pelaksanaannya
bekerjasama dengan korem 142 tatag dengan jumlah peserta 40 orang. Pada kegiatan
pertama ini peserta dipilih dari unsur ASN pemprov. sulbar yang berhubungan langsung
dengan masyarakat yaitu dari unsur tagana, satpol pp, BPBD dan dari kesbangpol
sendiri. Sedangkan untuk rencana pelaksanaan pada tahun yang akan datang yang telah
tertuang dalam RKPD tahun 2020 dengan sasaran peserta berasal dari unsur
kepemudaan, organisasi/lembaga kepemudaan dan tokoh pemuda di sulawesi barat.
2. Kegiatan Dialog lintas SARA dalam memperkuat komitmen kerukunan bangsa untuk
Sulawesi Barat malaqbi. Kegiatan ini telah dilaksanakan di 2 (dua) kabupaten yaitu
kabupaten Polewali mandar dan Kabupaten majene serta sasaran pesertanya adalah
mahasiswa, organisasi kepemudaan dan organisasi keagamaan dengan jumlah peserta
masing-masing pelaksanaan sebanyak 50 (lima puluh) orang. Dalam setiap pelaksanaan
kegiatannya melibatkan narasumber dari luar yaitu tokoh/penggiat budaya dan agama
1
dimasing-masing daerah beserta pihak akademisi berasal dari universitas sulawesi barat
yang diwakili langsung oleh rektor Universitas Sulawesi Barat. Untuk pelaksanaan
berikutnya sesuai dengan RKPD tahun 2020 akan dilaksanakan di Kabupaten yang
berbeda di Provinsi Sulawesi Barat.
3. Kegiatan Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila bagi Komunitas Masyarakat
berbasis keagamaan. Pada pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Kab. Mamuju
dengan sasaran pesertanya berasal dari organisasi keagamaan, mahasiswa, organisasi
kepemudaan (HMI, PMII, Gerakanan Mahasiswa Kristen Indonesia, Gerakan Angkatan
Muda Kristen Indonesia) dan para tokoh/pemuka agama yang ada di Kabupaten
Mamuju dengan jumlah peserta 50 orang. Narasumber pada kegiatan ini melibatkan
narasumber dari luar yaitu peneliti muda LIPI dan tokoh masyarakat provinsi sulawesi
barat. Untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya sesuai dengan RKPD thn 2020 akan
dilaksanakan di kabupaten lain di provinsi sulawesi barat.
4. Pada tahun 2020 ada beberapa rencana program kerja badan kesbangpol yang menjadi
salah satu program kerja unggulan yang akan dilaksanakan yaitu cerdas cermat
kebangsaan dan perkemahan kebangsaan. Untuk cerdas cermat kebangsaan sendiri
telah dilaksanakan oleh badan kesbangpol kabupaten di beberapa kabupaten salah
satunya adalah kabupaten polman, sehingga pada tahun 2020 peserta yang telah
mengikuti cerdas cermat kebangsaan di tingkat kabupaten akan diikut sertakan pada
tingkat provinsi dan pelaksanaannya akan dirangkaian dengan perkemahan kebangsaan.
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah para siswa (i) SMU se kabupaten provinsi
sulawesi barat.

PERTANYAAN

2. Dari rumusan pokok masalah tersebut diatas dapat ditemukan pokok-pokok persoalan
antara lain:
a. Kurang Optimalnya Pendidikan Pancasila
b. Perlu ditanamkan kearifan lokal dan integrasi sosial sebagai bentuk Kewaspadaan
Nasional
c. Bentuk keteladanan dari pemimpin nasional dan daerah

2
JAWABAN

a. Sudah terjawab pada jawaban nomor 1


b. Sudah terjawab pada jawaban nomor 1
c. Badan kesbangpol bersama Forkopimda mengapresiasi dan turut aktif dalam mendukung
setiap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh para generasi muda maupun organisasi-
organisasi keagamaan yang ada di provinsi sulawesi barat dengan cara hadir dan terlibat
langsung dalam rangkaian acara kegiatan yang dilaksanakan.

Prof. Dr. Hoga Saragih, ST, MT

PERTANYAAN (mohon diteruskan kepada Tokoh Masyarakat Sulbar)

- Bagaimana memberdayagunakan kearifan lokal suku mandar pesisiran, Sulawesi Barat dalam
mencegah radikalisme

JAWABAN

- Suku Mandar merupakan suku pesisiran di daerah Sulawesi Barat, yang sebagian besar
masyarakatnya mengandalkan hasil laut dalam kehidupan sehari-harinya. Perahu Sandeq
dan roppo Mandar adalah dua alat khas suku Mandar yang digunakan untuk menangkap
ikan. Terdapat banyak nilai-nilai sosial yang terkandung di dalamnya. Selain ikut menjaga
keselamatan sumberdaya laut terutama ikan, perahu Sandeq dan roppo Mandar juga
menjadi pemersatu masyarakat suku Mandar, dengan melestarikan perahu Sandeq dan
roppo mandar tersebut maka nilai–nilai yang terkandung di dalamnya pun akan tetap lestari
dan dapat ikut mendukung keberlanjutan dan menjaga kerukunan masyarakat Mandar
terutama dari pengaruh radikalisme yang mengancam keutuhan NKRI. Salah satu bentuk
pelestarian kearifan lokal ini adalah dengan pelaksanaan acara/kegiatan “Sandeq Run” yang
rutin diselenggarakan oleh Pemprov Sulbar setiap tahunnya. Acara/kegiatan ini dimulai pada

3
saat menjelang 17 agustus sebagai bentuk aksi memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia
berdasarkan kearifan lokal daerah.

BIDANG POLITIK

Laksda TNI Tri Wahyudi Sukarno

PERTANYAAN

1. Dengan perkembangan sistem demokrasi yang semakin terbuka dan melihat suskesnya
pelaksanaan Pemilu 17 April 2019 dan Pemilukada di Sulawesi Barat, maka Apakah
Kehadiran dari partai – partai baru dalam pemilukada memiliki peluang sama sebagai
paslon ?
2. Bila mungkin ada yang akan mencalonkan, maka bagaimana menyiapkan kader
kontestan untuk bursa Capres atau Cawapres tersebut ?

JAWABAN

1. Bisa saja berpeluang sebagai Paslon, mengingat pemilihan legislative pada tahun ini
partai perindo merupakan partai baru memperoleh kursi dengan total suara 34.480. Hal
ini mungkin saja Partai perindo berpeluang untuk mendorong kadernya yang memiliki
kredibilitas dan kuantitas yang memadai di mata masyarakat.
2. –

Achmad Sopiyan, SH, MH, M.Si

PERTANYAAN

1. Bagaimana Partai Politik di Sulawesi Barat menyeleksi kader partai untuk ikut dalam
pemilihan kepala daerah di Kabupaten dan Provinsi ?
2. Situasi politik di Sulawesi Barat paska Pemilu 2019
3. Sebagai salah satu Provinsi baru Sulawesi Barat visi dan misi kedepannya apa ?
4. Bagaimana peranan partai politik diseluruh Sulawesi Barat saat ini ?
5. Peran pemilu di Sulawesi Barat

4
6. Peran KPU dan Bawaslu di Sulawesi Barat dalam melaksanakan Pemilu dan Pilkada di
Provinsi maupun kabupaten?
7. Bagaimana penegakan hukum selama pemilu
8. Bagaimana partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu di Sulawesi Barat, berapa persen
yang berpartisipasi dan berapa persen yang golput?

JAWABAN

1. Biasanya rekrutmen ditujukan bagi orang-orang kualifikasi khusus. Rekrutmen atau


penyeleksian ditujukan kepada pakar atau kepada orang-orang yang dinilai memiliki
jasa yang besar bagi partainya itu sendiri selain dari itu dapat juga melalui penilaian
dari tingkat kredibilitasnya di mata masyarakat dapat dikatakan merupakan tokoh
masyarakat baik itu di tingkat kabupaten maupun provinsi. Mereka dengan
kualifikasi khusus tidak harus mengikuti seleksi berjenjang sesuai dengan tingkatan
keanggotaan.
2. Aman dan terkendali, tidak nampak adanya suhu intensitas politik yang tinggi yang
dapat berpengaruh kepada satbilitas keamanan di Prov. Sulbar
3. - Visi Sulawesi Barat “Sulawesi Barat Maju dan Malaqbi”
- Misi Sulawesi Barat :
a. Membangun Sumber Daya Manusia berkualitas, berkepribadian dan
Berbudaya
b. Mewujudkan Pemerintahan yang bersih, Modern dan Terpercaya
c. Membangun dan menguatkan konektifitas antar wilayah berbasis unggulan
strategis
d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inovatif dan berdaya saing yang
tinggi
e. Mendorong Pengharusutaman lingkungan hidup untuk Pembangunan
berkelanjutan
4. Peranan Partai Politik di Sulawesi Barat berdampak positif pada pembangunan
demokrasi di daerah terutama dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat,
hal ini dikarenakan program – program kerja yang telah dijalankan oleh partai politik

5
yang merupakan bantuan keuangan kepada partai politik tiap tahunnya di
prioritaskan dan ditujukan kepada pendidikan politik.
5. Pada dasarnya pemilihan umum itu sendiri merupakan sebuah wadah yang
diberikan untuk masyarakat luas untuk memilih pemimpin dalam organisasi sosial.
Pemilu juga sebagai wadah dalam menyalurkan aspirasi politik masyarakat dan
mengajarkan kepada masyarakat pada umumnya tentang demokrasi Indonesia,
sedangkan untuk di Sulawesi Barat kesadaran masyarakat semakin tinggi dalam
menggunakan hak pilih dalam menyalurkan hak politiknya demi keberlangsungan
kehidupan berdemokrasi yang lebih baik.
6. Penyelenggaraan pemilihan umum yang berkualitas diperlukan sebagai sarana untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan negara yang demokratis
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang dapat
menjamin pelaksanaan hak politik masyarakat dibutuhkan penyelenggara pemilihan
umum yang profesional serta mempunyai integritas, kapabilitas, dan akuntabilitas. 
Dalam hal ini KPU Provinsi Sulawesi Barat sudah menjalankan hal tersebut dengan
baik. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Barat dimana mereka bertugas
untuk mempersiapkan apa-apa saja yang perlu untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemilihan umum. KPU Sulbar juga bertanggungjawab untuk
mengarahkan masyarakat turut berpartisipasi dalam pelaksanan Pemilihan. BAwaslu
Sulawesi Barat sudah melakukan perananya yakni melatih seluruh anggota yang
berada di Kabupaten terkait pengawasan dan saksi TPS, anggota BAwaslu tiap tiap
Kabupaten diberikan pemahaman terkait tugas dan fungsi, pengawas dan saksi TPS
untuk meningkatkan tugas fungsi sebagai pengawas Pemilu.
7. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif di Provinsi
Sulawesi Barat berjalan dengan aman dan terkendali. Hal ini disebabkan
terkoordinirnya tingkat keamanan oleh aparat kepolisian. Dalam hal penegakan
hukum terkait Pemilu Bawaslu dan Kepolisian bekerjasama untuk menciptakan
tertib pemilu.

6
8. Partisipasi Pemilih di provinsi Sulawesi Barat 77,6 % melebihi target Nasional yakni
77,5 % partisipasi tertinggi berada di Kabupaten Majene sebanyak 87,37%
sedangkan partisipasi terendah di Kabupaten Mamuju 80,05 %. Meskipun demikian
angka ini melampaui target KPU RI.

Prof. Ir. Wimpie Agoeng Noegroho Aspar, MSCE, Ph.d

PERTANYAAN
1. Bagaiamana gambaran perkembangan politik dinasti di Provinsi Sulawesi Barat ?

2. Bagaimana cara pandang masyarakat Sulawesi Barat dalam memaknai pentingnya

demokrasi ?

JAWABAN

1. Tidak dapat dipungkiri politik dinasti di Prov. Sulawesi Barat masih teras kental. Sistem

kaderisasi parpol yang kurang berjalan mengakibatkan kurangnya figur atau tokoh

politik yang bisa menjadi alternatif pilihan politik bagi masyarakat, selain itu pendidikan

politik yang tidak berjalan maksimal juga menjadi salah satu indikator terjadinya dinasti

politik. Pelaksanaan pendidikan politik yang selama ini dilaksanakan hanya berasal dari

pemerintah daerah yang semestinya pendidikan politik menjadi tanggung jawab

bersama antara pemerintah daerah dan partai politik sebagai penggerak utama

demokrasi di daerah.

2. Secara umum masyarakat di Sulawesi Barat semakin lebih memahami bahwasanya

pentingnya demokrasi yang pelaksanaannya melalui pemilu dapat berdampak kepada

pembangunan di daerahnya. Hal ini terlihat meningkatnya partisipasi masyarakat

menggunakan hak politiknya pada pemilu yang telah berlangsung. Secara khusus

7
masyarakat Sulawesi Barat beranggapan bahwa perwakilan mereka yang terpilih duduk

dalam legislatif dapat memperhatikan keinginan konstituennya khususnya terhadap

pembangunan daerah.

BIDANG KEWASPADAAN
Andi Kasman
PERTANYAAN
Penanganan Konflik Sosial berbasis kearifan lokal
1. Bagaimana peran Pemerintah Daerah dalam menerapkan kearifan lokal yang sangat
terkenal di Tanah Mandar tentang “Pitu Babana Binangan dan Pitu Ulunna Salu” dalam
memecahkan konflik sosial di Provinsi Sulbar serta bagaimana model sosialisasi yang
diterapkan
2. Tomas, Ormas, Organisasi Kepemudaan, dan Pemda Prov. Sulbar, apa saja peran Tomas,
Ormas, Organisasi Kepemudaan dan Pemda Prov. Sulbar dalam penyelesaian konflik
sosial di Tanah Mandar Sulbar.

JAWABAN

1. Peran Pemda melalui Kesbangpol dalam Penanganan konflik social berbasis kearifan
lokal yaitu dengan membentuk Tim Terpadu yang terdiri dari OPD terkait dan lembaga
vertical lainnya seperti kanwil Pertanahan, Kanwil Kemenkumham, Kanwil Agama,
BINDA , Kepolisian dan TNI. Tim terpadu tersebut menyusun rencana aksi terpadu
dengan mengacu kepada rencana aksi nasional dan mengadakan rapat koordinasi
dengan melibatkan tokoh masyarakat dan ormas untuk menjaring masukan dalam
penyusunan rencana aksi, mengkoordinasikan, mengarahkan, mengendalikan dan
mengawasi pelaksanaan penanganan gangguan keamanan akibat konflik social yang
terjadi.
2. Peranan Pemda melalui Badan Kesbangpol adalah mengkoordinasikan penanganan
konflik social dengan menjaring masukan dari tokoh masyakat, ormas dan organisasi

8
kepemudaan untuk dapat melakukan pendekatan yang berbasis kearifan lokal dalam
menangani dan mencegah terjadinya konflik social dan mensosialisasikan kepada tokoh-
tokoh pemuka daripada kaum pendatang untuk dapat menyesuaikan diri dan
beradaptasi dengan masyarakat asli Sulawesi Barat.

Brigjen Pol. Dr. Chrysnanda Dwilaksana, M.Si

PERTANYAAN

1. Bagaimana Peran TNI & Polri dalam mewujudkan keamanan dan kerjasama dengan
Pemda Sulawesi Barat pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten
2. Situasi Keamanan di Sulawesi Barat paska Pemilu 2019
3. Provinsi Sulawesi Barat tentu memiliki potensi konflik yang bersifat primordial maupun
komunal bagaimana mengantisipasi dan menangani bila terjadi konflik?
4. Bagaimana pola pengamanan yang bersifat rutin khusus maupun kontijensi
5. Pengaruh Asta Gatra dalam kehidupan sosial kemasyarakatan bisa berdampak positif
maupun negatif khususnya yang berkaitan dengan keamanan, mohon dapat dijelaskan?
6. Bagaimana peran Pemda dan DPRD di Sulawesi Barat dalam menangani masalah-
masalah ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya karena hal tersebut berdampak juga
dengan masalah keamanan?
7. Bagaimana implementasi Polmas/Community Policing di wilayah Provinsi Sulawesi
Barat?
8. Bagaimana implementasi teritorial di Provinsi Sulawesi Barat?
9. Bagaimana dengan masalah Penegakan hukum dan HAM di Sulawesi Barat?
10. Bagaimana peran akademisi, media, dan sektor bisnis serta LSM dalam mendukung
keamanan di Sulawesi Barat ?

JAWABAN

1. Peran TNI dan Polri dalam mewujudkan keamanan di daerah Sulawesi Barat berjalan
dengan baik karena adanya koordinasi yang baik dengan Pemda yang dikoordinir
9
melalui Badan Kesbangpol dengan pembentukan Tim Terpadu yang melibatkan seluruh
instansi terkait baik OPD yang ada di Pemda , instansi vertical dan TNI, Polri
2. Situasi keamanan di Sulawesi Barat pasca pemilu 2019 kondusif dan berjalan baik
dikarenakan telah diantisipasi sebelumnya antara lain dengan melakukan pemetaan
potensi kerawanan seperti pengawasan atas kenetralan penyelenggara pemilu, aparat
keamanan dan PNS, penyelesaian masalah DPT dan masalah pendistribusian logistic
pemilu, pencegahan bentrokan massa, dan meredam issu SARA yang beredar dan
mendorong aparat keamanan untuk segera menindaklanjuti setiap percikan potensi
konflik yang timbul di tengah masyarakat.
3. Pemda melalui Badan Kesbangpol senantiasa terus menjaring informasi dan masukan
dari seluruh unsur baik melalui kegiatan sosialisasi maupun turun langsung ke tengah
masyarakat
4. Untuk pengamanan yang bersifat rutin Badan Kesbangpol senantiasa melakukan
kegiatan sosialisasi dengan melibatkan unsur tokoh masyarakat untuk menciptakan
pemahaman bersama dan menggali permasalahan yang timbul ditengah masarakat dan
mencari solusinya, sementara untuk yang bersifat khusus dan kontijensi dengan
menerima masukan data dari intelijen, bersama dengan instansi yang terkait dengan
permasalahan dibentuk rapat koordinasi untuk memecahkan masalah yang ada dan
segera untuk ditindaklanjuti
5. Dalam hal pengaruh Asta Gatra yang menjadi perhatian Badan Kesabngpol adalah hal-
hal yang berkaitan dengan perkembangan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan dengan memperhatikan perkembangannya di daerah
Sulawesi Barat dan terus melakukan pengawasan dan terus mencari solusi dari setiap
perkembangan yang dapat menimbulkan konflik.
6. Peran Pemda dan DPRD Prov. Sulawesi Barat dalam menangani masalah-masalah yang
terjadi khususnya terkait ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya berjalan dengan
baik, setiap permasalahan yang terjadi selama ini menjadi tanggung jawab bersama
antara pemerintah daerah dan DPRD. Pemda dan DPRD sepakat bahwa persoalan yang
dapat mengganggu keamanan daerah harus dapat diselesaikan secepat mungkin, hal ini

10
dapat dibuktikan bahwasanya Provinsi Sulawesi Barat merupakan replika dari
kemajemukan bangsa indonesia dimana terdapat berbagai macam suku yang menetap
di Prov. Sulbar sehingga Prov. Sulbar sendiri mempunyai julukan sebagai “Indonesia
Mini”.
7. Implementasi Community Policing di Sulawesi Barat sudah berjalan sangat baik,
masyarakat sulawesi barat sendiri beranggapan bahwa Polri sebagai institusi
pemerintahan dalam bidang keamanan telah melaksanakan tugasnya dengan baik
sebagai pelayan dan pengayom masyarakat, hal ini terlihat banyaknya kegiatan-kegiatan
sosial yang dilaksanakan oleh Kepolisian Sulawesi Barat melibatkan masyarakat. Salah
satu bukti lainnya adalah Persoalan keamanan dan tindak kriminal yang rendah di
Sulawesi Barat merupakan bukti bahwa community policing yang dilakukan oleh Polri
sudah berjalan dengan sangat baik di Sulawesi Barat dan dapat menjadi contoh bagi
daerah lain.
8. Persoalan teritorial di Sulawesi Barat terkait sengketa tapal batas perbatasan antara
wilayah Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Sulawesi Tengah yang berada di Kab.
Pasangkayu dan Kab. Donggala, dimana persoalan tersebut diakibatkan Kementerian
Dalam Negeri menerbitkan SK No. 60 Tahun 2018 tentang Batas Daerah Kabupaten
Pasangkayu Prov. Sulawesi Barat dengan Kabupaten Donggala Prov. Sulawesi Tengah.
Terbitnya SK tersebut telah mengabaikan produk hukum sebelumnya yang telah ada
yaitu : UU Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah Tk. II di Sulawesi
termasuk Kab. Donggala, UU Nomor 40 Tahun 1960 tentang Pembentukan Provinsi
Sulawesi Selatan, Permendagri Nomor 52 Tahun 1991 tentang Penetapan Batas wilayah
antara Kab. Mamuju dan Kab. Donggala serta UU Nomor 7 Tahun 2003 tentang Kab.
Mamuju Utara dan Kab. Pasangkayu. Selain menagabaikan produk hukum yang ada SK
tersebut juga telah merugikan Kab. Pasangkayu dikarenakan kehilangan luas wilayah
sekitar 5.400 hektare karena ditetapkan sebagai bagian dari Kabupaten Donggala. Akibat
persoalan sengketa tapal batas tersebut pihak Pemerintah Daerah Sulawesi Barat telah
mengusulkan ke Kementerian Dalam Negeri untuk meninjau dan mencabut kembali
Surat Keputusan tersebut.

11
9. Permasalahan penegakan hukum dan HAM di Sulawesi Barat pada saat ini sudah
berjalan dengan saat ini baik ini dikarenakan sebagian besar dipengaruhi oleh
terlaksananya implementasi “Community Policing/Polmas” yang dilakukan oleh pihak
kepolisian daerah Sulawesi Barat, selain itu didukung pula kerjasama yang terjalin
dengan baik oleh Forkopimda Sulawesi Barat dalam mengatasi kasus-kasus penegakan
hukum dan HAM.
10. Peran Akademisi dalam mendukung keamanan di Sulawesi Barat adalah melalui
keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh Kesbangpol
seperti kegiatan pemantauan orang asing dan diimplementasikan dalam kehidupan di
tengah masyarakat seperti kegiatan KKN. Peran media mendukung keamanan di
Sulawesi Barat adalah dengan terus mewartakan dan mensosialisasikan melalui media-
media cetak dan online terkait program dan kegiatan pemerintah khususnya kebijakan
keamanan di Sulawesi Barat. sedangkan peran sektor bisnis dalam mendukung
keamanan adalah dengan menjaga stabilitas harga sehingga tidak memicu terjadinya
konflik yang dapat menimbulkan gangguan keamanan serta berperan dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah salah satunya dengan pembayaran upah
pekerja sesuai dengan UMP yang telah ditetapkan. Peran LSM dalam mendukung
keamanan adalah dengan terus mengawasi perkembangan yang terjadi di masyarakat
dan membantu pemerintah daerah mencari solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi.

12
BIDANG ORMAS

Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP

PERTANYAAN

1. Apakah Suku Mandar adalah suku yang memegang kuat tradisi dan kebudayaan ?
2. Bagaimana Suku Mandar memandang orang yang berpendidikan tinggi dalam strata
sosial mereka ?. Apakah status sosial dalam strata budaya suku Mandar
mempertimbangkan aspek pendidikan disamping aspek keturunan atau senioritas
(umur)
3. Bagaimana penguatan tradisi dan kebudayaan Suku Mandar pada generasi penerusnya ?
4. Apakah dalam Suku Mandar ada kebudayaan pola anak asuh bagi seseorang yang
tengah belajar ?
5. Apakah ada bentuk beasiswa hasil gotong royong (urunan) dari masyarakat Suku
Mandar?

JAWABAN

1. Suku Mandar adalah suku yang memegang kuat tradisi dan budayanya. Suku Mandar
mayoritas beragama islam, namun demikian toleransi terhadap agama lain itu sangat
tinggi. Hal ini ditandai bahwa walau ada masyarakat non muslim di tanah mandar, tetapi

13
dapat hidup rukun, damai dan saling menghargai bahkan tidak pernah terjadi konflik
agama (SARA)
2. Pandangan Suku Mandar terhadap orang yang berpendidikan tinggi dalam strata sosial
budaya Suku Mandar tetap mempertimbangkan aspek pendidikan, keturunan dan aspek
senioritas (umur) karena Suku Mandar nilai budayanya terhadap penghargaan kepada
seseorang sangat tinggi utamanya terhadap orang tua (tokoh adat), yang berpendidikan
dan orang yang santun.
3. Penguatan tradisi dan kebudayaan Suku Mandar pada generasi penerus adalah :
a. Pembinaan generasi muda terhadap tradisi dan budaya yang sudah dianggap sesuai
dengan peradaban dan adat istiadat mandar.
b. Memberikan semangat kepada generasi muda supaya tetap menghargai, mencintai
dan rasa memiliki tradisi dan budaya yang kondisinya cocok dengan adat istiadat
Suku Mandar.
4. Suku Mandar terhadap pola anak asuh bagi seseorang yang tengah belajar. Bagi
masyarakat mandar memang sudah memiliki pola seperti itu, tetapi baru terbatas pada
kelompok kecil masyarakat dan realisasi pembiayaannya hanya terbatas pada orang-
orang tertentu juga.
5. Beasiswa hasil gotong royong (urunan) dari masyarakat Suku Mandar sampai saat ini

belum ada terbentuk kecuali dari pemerintah daerah.

14

Anda mungkin juga menyukai