Diterbitkan oleh:
Pengurus Karang Taruna Provinsi Jawa Barat
Tahun 2019
Editor: 1. M. Satria
2. Salman .N
3. Reza. Vp
Penerbit: KTJabarpress.
PENGANTAR
Memahami Karang Taruna yang sudah hampir 60 tahun usianya dianggap penting
apabila dilihat dari perspektif regulasinya yang telah berulang kali lahir. Perbaikan regulasi yang
terus menerus bukan hanya wujud dari upaya melakukan penyesuaian terhadap kondisi kekinian
tetapi juga sangat penting guna membangun orientasi masa depan organisasi tersebut,
masihkah Karang Taruna memiliki relevansi dalam pergerakan dan pencapaian visi dan
tujuannya?
Setelah 4 kali memiliki keputusan (2) dan peraturan (2) Menteri Sosial RI, kali ini telah
terbit Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 25 Tahun 2019 tentang Karang Taruna. Sejarah baru
mencatat bahwa peraturan ini tidak mengatur tentang hukum dasar Karang Taruna secara utuh,
karena substansinya lebih berkenaan pada soal tata hubungan antara Karang Taruna dengan
pemerintah dan para pemangku kepentingannya. Hal tersebut membuktikan bahwa Karang
Taruna adalah lembaga independen yang memiliki hak mengatur rumah tangganya sendiri
secara konstitusi dengan arah dan esensi pergerakan yang tetap pada bidang kesejahteraan
sosial. Karang Taruna setelah puluhan tahun dianggap telah mampu membangun kemandirian
kelembagaan yang harus dijadikan pijakan penting dalam menyelenggarakan kesejahteraan
sosial bagi dirinya dan masyarakatnya.
Karena itu, seiring dengan telah lahirnya Permensos Nomor 25 tahun 2019, maka kami
menganggap penting untuk segera melakukan sosialisasi guna secepat mungkin memberikan
pemahaman dan kesamaan persepsi menuju kesamaan gerak dan langkah yang dibutuhkan
dalam mengakselerasi pembangunan kesejahteraan sosial di Jawa Barat yang dilakukan oleh
Karang Taruna. Karena itu buku iniditerbitkan untuk memberikan kemudahan bagi para pejuang
sosial yang tergabung di Karang Taruna, menjadikannya pedoman bagi kerja-kerja
sosialnya.Untuk memberikan gambaran utuh dan kemudahan berikutnya, buku ini juga kami
lengkapi dengan Pedoman Kerja Karang Taruna yang ditujukan bagi Karang Taruna di
desa/kelurahan di Provinsi Jawa Barat, serta selayang pandang (Pengurus) Karang Taruna
Provinsi Jawa Barat, baik kelembagaan maupun program-program kerjanya.
Rasa syukur yang berlimpah kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa tentu tak henti-
hentinya kami panjatkan.Karena kami sangat yakin jika bukan karena berkat rahmatNYA,
penyusunan buku ini tidak akan berhasil. Harapan kami, tentu buku ini harus mendapat tempat
penting bagi para aktivis dan pengurus Karang Taruna agar benar-benar dapat menjadi pijakan,
pedoman dan referensi yang bermanfaat. Kiranya, buku ini dapat dibaca serta dijadikan referensi
terutama oleh para aktifis/pengurus Karang Taruna di desa/kelurahan, Pembina, mitra kerja, dan
para pemangku kepentingannya, dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan Karang
Taruna menjadi semakin baik lagi. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini, terutama kepada Bapak Gubernur
Jawa Barat. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan, hidayah dan
keridhaan kepada setiap niat baik dan langkah kita, amin! Terimalah salam kami: ADHITYA KARYA
MAHATVA YODHA!
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Ÿ Pengantar
Ÿ Daftar Isi
Ÿ Teks Lagu Indonesia Raya
Ÿ Naskah Dasa Sakti Karang Taruna
Ÿ Sambutan Ketua Pengurus Karang Taruna Provinsi Jawa
Barat
Ÿ Sambutan Ketua Majelis Pertimbangan Karang Taruna
Provinsi Jawa Barat
Ÿ Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 25 Tahun 2019 tentang
Karang Taruna
Ÿ Lampiran Permensos RI Nomor 25 Tahun 2019
Ÿ Pedoman Kerja Karang Taruna
Ÿ Lampiran Pedoman Kerja Karang Taruna
Ÿ Selayang Pandang Karang Taruna Provinsi Jawa Barat
Ÿ Program-Program Kerja Karang Taruna Provinsi Jawa Barat
(the profile)
Ÿ Penutup
ii
INDONESIA RAYA
Cipt: W.R. Supratman
Reff:
iii
DASA SAKTI KARANG TARUNA
(HASIL RAKERNAS KT 2012 DI BATAM, PROVINSI KEPULAUAN RIAU)
9. P E M B E R D AYA A N D A N P E N G E M B A N G A N K A R A N G TA R U N A
DISELENGGARAKAN OLEH JEJARING KEPENGURUSAN YANG BERSIFAT
HORISONTAL.
iv
Sambutan
Ketua Pengurus Karang Taruna Provinsi Jawa Barat
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 25 Tahun 2019 tentang Karang Taruna adalah
regulasi baru yang dikeluarkan Kementerian Sosial RI. Permensos ini lebih memberikan
ruang gerak bagi Karang Taruna dalam penyesuaian terhadap kerangka pikir, kreativitas
dan inovasi yang dibutuhkan generasi muda dalam era milenial saat ini. Fungsi pemerintah
sebagai ayah bagi Karang Taruna lebih diletakkan dalam kapasitas untuk memfasilitasi,
mengarahkan, menjadi pendamping dan melatih anak muda terutama menyangkut
pentingnya pembentukan karakter anak muda yang hebat dantangguh serta selalu berpikir
dan berorientasi positif setidaknya bagi dirinya sendiri.
Bagi kami di Jawa Barat, kehadiran Permensos 25 Tahun 2019 harus bermakna besar
bukan hanya semata sebagai panduan tetapi harus menjadi dasar sekaligus memberi arah
penting dalam agenda dan program unggulan pemberdayaan masyarakat berbasis
keluarga. Meski basis Karang Taruna adalah komunitas anak muda, tetapi
kamimenganggap bahwa sumber permasalahan sosial kerap muncul dari keluarga yang
fungsinya di era milenial ini telah banyak berubah, diantaranya pengasuhan dan agenda
keayahan yang hampir hilang. Asumsinya adalah jika permasalahan di keluarga bisa
tertangani, maka penyelesaian masalah sosial anak muda juga merupakan keniscayaan.
Untuk itu kami cetak dan perbanyak buku Permensos ini yang dilengkapi oleh
Pedoman Kerja Karang Taruna serta selayang pandang kelembagaan dan program kerja
Karang Taruna Provinsi Jawa Barat, diharapkan mampu memberikan warna berbeda dalam
pemberdayaan dan pengembangan Karang Taruna di Provinsi Jawa Barat yang lebih
progresif, bersinergi dan lebih profesional khususnya diinternal Karang Taruna. Pun dalam
kerangka mendukung dan menyesuaikan dengan visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa
Barat yang Juara Lahir Batin. Salam Adhitya Karya Mahatva Yodha!
v
Sambutan
Ketua Majelis Pertimbangan Karang Taruna Provinsi Jawa Barat
Kondisi tersebut ditopang oleh regulasi yang sesungguhnya telah mumpuni bagi
Karang Taruna, baik ditingkat nasional maupun provinsi. Terlebih saat ini telah terbit
Permensos Nomor 25 Tahun 2019 tentang Karang Taruna. Tentu pemberdayaan,
pengembangan, dan keberadaan Karang Taruna di Jawa Barat diyakini akan menjadi lebih
baik lagi. Karena dalam pandangan saya, Permensos 25/2019 merupakan regulasi yang
lebih progresif, akomodatif dan memberi ruang seluas-luasnya bagi Karang Taruna untuk
menata dimensi kelembagaan serta berkreasi dalam program diberbagai bidang yang
berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.
Guna melecut, memotivasi dan meningkatkan capaian dan kinerja Karang Taruna di
Jawa Barat untuk menjadi mitra utama pemerintah, maka penerbitan Buku Permensos ini
menjadi sangat penting. Apalagi buku ini juga memuat Pedoman Kerja yang dibutuhkan
oleh pengurus ditingkat desa/kelurahan serta selayang pandang kelembagaan dan
program kerja Karang Taruna Jawa Barat.Karena itu saya sangat menyambut baik, terbitnya
buku ini, dimanaPengurus Karang Taruna Jawa Barat menjadi yang pertama di Indonesia
dalam menerbitkan secara resmi guna merespon untuk disosialisasikan kepada para
pemangku kepentingan.
Sebagaimana harapan tim penyusun dan Ketua Pengurus Karang Taruna Provinsi
Jawa Barat, maka saya selaku Ketua MPKT Provinsi Jawa Barat juga tentunya memiliki
harapan yang sama, agar kiranya buku ini bukan sekedar bahan bacaan tetapi juga menjadi
pedoman dalam memberdayakan dan mengembangkan Karang Taruna di Jawa Barat
lebih baik lagi, sehingga Karang Taruna dapat lebih berkontribusi dalam pembangunan di
Jawa Barat. Saya ucapkan selamat disertai terima kasih atas terbitnya buku ini. Semoga buku
ini dapat menjadi “pengawal” yang berharga atas tetap tegaknya marwah dan gerakan
Karang Taruna sebagai organisasi yang bergerak dibidang kesejahteraan sosial yang paling
dibutuhkan oleh masyarakat kita. Terimalah salam: Adhit ya Kar ya Mahat va
Yodha!Wassalamua'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
vi
PERATURAN MENTERI SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
KARANG TARUNA
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Karang Taruna adalah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sebagai
wadah generasi muda untuk mengembangkan diri, tumbuh, dan
berkembang atas dasar kesadaran serta tanggung jawab sosial dari, oleh, dan
untuk generasi muda, yang berorientasi pada tercapainya kesejahteraan sosial
bagi masyarakat.
2. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
Pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 2
Karang Taruna dalam menjalankan tugasnya memiliki prinsip:
a. berjiwa sosial;
b. kemandirian;
c. kebersamaan;
d. partisipasi;
e. lokal dan otonom; dan
f. nonpartisan.
Pasal 4
Karang Taruna bertujuan untuk:
a. mewujudkan kesadaran tanggung jawab sosial setiap
generasi muda dalam mengantisipasi, mencegah, dan
m e n a n g k a l b e r b a g a i p e r m a s a l a h a n s o s i a l k h u s u s ny a
dikalangan generasi muda;
b. m e n g e m b a n g k a n ke m a m p u a n g e n e r a s i m u d a d a l a m
penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui rehabilitasi
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial;
c. membangun karakter generasi muda yang
b e r p e n g e t a h u a n , b e r ke p r i b a d i a n , t e r a m p i l , c e r d a s ,
inovatif, dan berkarya;
d. mengembangkan potensi dan kemampuan generasi muda;
e. mengembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan sosial
generasi muda menuju kemandirian dalam upaya
meningkatkan Kesejahteraan Sosial;
f. memotivasi generasi muda agar menjadi perekat persatuan
dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; dan
g. menjalin sinergi dan kerja sama kemitraan antara generasi
muda dengan berbagai pihak dalam mewujudkan
peningkatan kesejahteraan sosial.
Pasal 5
(1) Karang Taruna merupakan organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sebagai
potensi dan sumber kesejahteraan sosial.
(2) Karang Taruna berkedudukan di Desa atau Kelurahan di dalam wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 6
(1) Karang Taruna memiliki tugas:
a. mengembangkan potensi generasi muda dan masyarakat; dan
b. b e r p e r a n a k t i f d a l a m p e n c e g a h a n d a n p e n a n g g u l a n g a n
permasalahan sosial melalui rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial serta program prioritas
nasional.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Karang
Taruna bekerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten/kota, Kecamatan, Desa atau Kelurahan, potensi
sumber kesejahteraan sosial, badan usaha, atau masyarakat.
Pasal 7
Karang Taruna memiliki fungsi:
a. administrasi dan manajerial;
b. fasilitasi;
c. mediasi;
d. komunikasi, informasi, dan edukasi;
e. pemanfaatan dan pengembangan teknologi;
f. advokasi sosial;
g. motivasi;
h. pendampingan; dan
I. pelopor.
Pasal 9
Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b merupakan upaya
mengembangkan organisasi, meningkatkan kapasitas generasi muda, pemberian
kemudahan, dan pendampingan untuk generasi muda dan masyarakat.
Pasal 10
Mediasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c merupakan upaya menengahi
penyelesaian permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
Pasal 11
Komunikasi, informasi, dan edukasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d
merupakan upaya melakukan komunikasi dan memberikan informasi untuk sosialisasi
kebijakan, program, dan kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah, Karang Taruna, badan
usaha, dan/atau mitra kerja.
Pasal 12
Pemanfaatan dan pengembangan teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e
merupakan upaya mengoptimalkan penyelenggaraan organisasi dan program kerja
melalui metode dan teknologi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
teknologi.
Pasal 13
(1) Advokasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f merupakan
upaya untuk melindungi dan membela generasi muda dan masyarakat yang
dilanggar haknya.
(2) Advokasi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk
penyadaran hak dan kewajiban, pembelaan, dan pemenuhan hak.
Pasal 14
Motivasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf g merupakan upaya memberikan
semangat dan memacu pencapaian prestasi generasi muda.
Pasal 15
Pendampingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf h merupakan upaya untuk
menjalin relasi sosial dengan kelompok yang diberdayakan menggunakan berbagai
sumber dan potensi guna meningkatkan Kesejahteraan Sosial.
Pasal 17
(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 dan Pasal 7, pengurus Karang Taruna membentuk unit teknis sesuai dengan
kebutuhan pengembangan organisasi dan program kerja.
(2) Unit teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk unit di bidang
sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, seni dan budaya, serta hukum.
(3) Pembentukan unit teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melalui
mekanisme pengambilan keputusan di Karang Taruna.
BAB III
KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 18
(1) Keanggotaan Karang Taruna menganut sistem stelsel pasif yaitu setiap
generasi muda yang berusia 13 (tiga belas) sampai dengan 45 (empat puluh
lima) tahun otomatis menjadi anggota Karang Taruna.
(2) Keanggotaan Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari
generasi muda di tingkat desa atau kelurahan.
(3) Ketentuan mengenai keanggotaan Karang Taruna sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Karang Taruna.
Pasal 19
(1) Untuk pelaksanaan tugas dan fungsi serta pemberdayaan Karang Taruna
dibentuk kepengurusan tingkat:
a. Desa atau Kelurahan;
b. kecamatan;
c. kabupaten/kota;
d. provinsi; dan
e. tingkat nasional.
Pasal 20
(1) Pengurus Karang Taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat dalam forum
pengambilan keputusan masing-masing tingkatan dan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. warga negara Indonesia;
b. berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun;
c. berdomisili di wilayahnya masing-masing;
d. aktif dalam kegiatan Karang Taruna; dan
e. memiliki kemauan dan kemampuan berorganisasi serta aktif dalam
kegiatan pengabdian masyarakat.
(2) Kepengurusan Karang Taruna Desa atau Kelurahan dipilih, ditetapkan, dan
disahkan dalam musyawarah warga Karang Taruna di Desa atau Kelurahan
dan dikukuhkan oleh Kepala Desa atau Lurah setempat.
(3) Kepengurusan Karang Taruna Desa atau Kelurahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan untuk masa bakti selama 5 (lima) tahun.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Pengurus Karang Taruna Desa atau
Kelurahan dapat membentuk unit kerja karang taruna di tingkat dusun, rukun
warga, dan rukun tetangga sebagai pelaksana kegiatan Karang Taruna.
(5) Kepengurusan Karang Taruna di tingkat Kecamatan sampai dengan nasional
dipilih dan ditetapkan dalam temu karya Karang Taruna dan dikukuhkan oleh
camat, bupati/wali kota, gubernur, atau Menteri Sosial sesuai dengan
kewenangannya.
(6) Kepengurusan Karang Taruna di tingkat Kecamatan sampai dengan tingkat
nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan untuk masa bakti
selama 5 (lima) tahun.
Pasal 21
Ketentuan mengenai keorganisasian dan kepengurusan serta pengesahan dan pelantikan
kepengurusan Karang Taruna, diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga Karang Taruna
Pasal 22
(1) Majelis pertimbangan Karang Taruna merupakan wadah nonstruktural yang
berwenang memberi saran dan pertimbangan kepada pengurus Karang
Taruna serta memberi akses/kemudahan demi kemajuan Karang Taruna.
(2) Majelis Pertimbangan Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari unsur:
a. mantan pengurus;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh adat;
e. pemerintah;
f. pemerintah daerah; dan/atau
g. pelaku usaha.
(3) Majelis Pertimbangan Karang Taruna memiliki kepengurusan paling sedikit:
a. ketua;
b. sekretaris; dan
c. anggota.
(4) Ketentuan mengenai mekanisme pembentukan dan tata kerja majelis
pertimbangan Karang Taruna diatur dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga.
BAB V
PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA
Pasal 23
1) Pemberdayaan Karang Taruna dilakukan sesuai klasifikasi Karang Taruna.
(2) Klasifikasi Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. percontohan;
b. maju;
c. berkembang; dan
d. tumbuh.
Pasal 24
(1) Penetapkan klasifikasi Karang Taruna dilakukan oleh Dinas Sosial daerah
kabupaten/kota berdasarkan instrument penetapan klasifikasi Karang Taruna.
(2) Penetapan klasifikasi Karang Taruna melibatkan unsur pengurus Karang Taruna
kecamatan, kabupaten/kota, dan/atau provinsi.
(3) Dinas sosial daerah provinsi melakukan pemantauan terhadap penetapan
klasifikasi Karang Taruna.
(4) Hasil penetapan klasifikasi Karang Taruna dilakukan secara periodik.
Pasal 25
(1) Pemberdayaan Karang Taruna dilaksanakan oleh:
a. Pemerintah;
b. pemerintah daerah; dan
c. pengurus Karang Taruna.
(2) Dalam melaksanakan pemberdayaan karang taruna sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat melibatkan:
a. badan usaha;
b. potensi sumber Kesejahteraan Sosial;
c. lembaga pendidikan; dan/atau
d. masyarakat
Pasal 26
Pelaksanaan Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) dilakukan
dalam bentuk peningkatan:
a. manajemen organisasi;
b. kapasitas sumber daya manusia;
c. kapasitas sumber daya ekonomi;
d. sarana dan prasarana; dan
e. jejaring kerja.
Pasal 28
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf
b dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan keterampilan, bimbingan, serta studi
banding.
Pasal 29
Peningkatan kapasitas sumber daya ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf
c dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan keterampilan, bimbingan, studi
banding, serta pendampingan usaha.
Pasal 30
Peningkatan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf d dapat
dilakukan melalui penyediaan, penambahan dan pengembangan, serta sarana dan
prasarana.
Pasal 31
Peningkatan jejaring kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf e dapat dilakukan
melalui konsultasi, koordinasi, kolaborasi, dan kemitraan.
Pasal 32
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberdayaan Karang Taruna akan diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial
BAB VI
IDENTITAS KARANG TARUNA
Pasal 33
Karang Taruna memiliki identitas terdiri atas:
a. lambang;
b. seragam;
c. bendera;
d. mars; dan
e. plang.
Pasal 35
Identitas Karang Taruna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 36
Pembina Karang Taruna meliputi:
a. pembina utama;
b. pembina umum;
c. pembina fungsional; dan
d. pembina teknis.
Pasal 37
Pembina utama Karang Taruna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a yaitu
Presiden Republik Indonesia.
Pasal 39
(1) Pembina fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf c:
a. tingkat nasional yaitu Menteri Sosial;
b. tingkat provinsi yaitu kepala dinas sosial daerah provinsi;
c. tingkat kabupaten/kota yaitu kepala dinas sosial daerah kabupaten/kota;
dan
d. tingkat Kecamatan yaitu kepala seksi sosial pada kantor Kecamatan.
(2) Pembina fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan
pembinaan sebagai berikut:
a. Menteri Sosial, melakukan pembinaan fungsional secara nasional serta
mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan fungsional Karang Taruna
kepada kepala dinas sosial daerah provinsi;
b. kepala dinas sosial daerah provinsi, melakukan pembinaan fungsional di
provinsi dan mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan fungsional kepada
kepala dinas sosial daerah kabupaten/kota;
c. kepala dinas sosial daerah kabupaten/kota, melakukan pembinaan
fungsional ditingkat daerah kabupaten/kota dan mengoordinasikan
pelaksanaan pembinaan fungsional kepada kepala seksi sosial
Kecamatan;dan
d. kepala seksi sosial Kecamatan, melakukan pembinaan fungsional ditingkat
Kecamatan dan mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan fungsional
kepada kepala Desa atau lurah
BAB VIII
TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Pemerintah
Pasal 41
Menteri Sosial memiliki tanggung jawab:
a. menetapkan pedoman umum Karang Taruna;
b. menetapkan standar dan indikator secara nasional;
c. melakukan program percontohan;
d. memberikan stimulasi, fasilitasi, dan pengembangan;
e. mengukuhkan kepengurusan karang taruna tingkat nasional;
f. memberikan penghargaan;
g. melakukan sosialisasi;
h. melakukan pemantauan dan evaluasi;
I. melaksanakan koordinasi dan jejaring kerja;
j. pembinaan dan pengawasan karang taruna; dan
k. mengalokasikan anggaran.
Pasal 42
Gubernur memiliki tanggung jawab:
a. melaksanakan pedoman umum Karang Taruna;
b. melaksanakan standar dan indikator secara nasional;
c. menetapkan kebijakan tingkat provinsi;
d. memberikan stimulasi, fasilitasi;
e. mengukuhkan kepengurusan Karang Taruna tingkat provinsi;
f. melakukan pemberdayaan Karang Taruna;
g. memberikan penghargaan;
h. melakukan sosialisasi;
I. melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
j. melaksanakan koordinasi dan jejaring kerja;
k. pembinaan dan pengawasan Karang Taruna;
l. mengalokasikan anggaran;
m. mengoordinasikan pengelolaan data Karang Taruna tingkat provinsi; dan
n. merekomendasikan penetapan lokasi pemberdayaan Karang Taruna tingkat
provinsi kepada Menteri Sosial.
Bagian Ketiga
Kabupaten/Kota
Pasal 43
Bupati/wali kota memiliki tanggung jawab:
a. melaksanakan pedoman umum Karang Taruna;
b. melaksanakan standar dan indikator secara nasional;
c. menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota;
d. memberikan stimulasi, fasilitasi, dan pengembangan;
e. mengukuhkan kepengurusan Karang Taruna tingkat kabupaten/kota;
f. melakukan pemberdayaan Karang Taruna;
g. memberikan penghargaan;
h. melakukan sosialisasi;
I. melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
j. melaksanakan koordinasi dan jejaring kerja;
k. pembinaan dan pengawasan Karang Taruna;
l. mengalokasikan anggaran;
m. melakukan pendataan Karang Taruna tingkat kabupaten/kota;
n. melaksanakan persiapan pemberdayaan Karang Taruna yang terdiri dari sosialisasi
program pemberdayaan Karang Taruna untuk tingkat kabupaten/kota, persiapan
sosial,
proses penyadaran, dan perencanaan partisipatif dalam rangka pemberdayaan
Karang Taruna;
BAB IX
PENDANAAN
Pasal 44
Sumber pendanaan Karang Taruna berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan
c. sumber pendanaan yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Sosial Nomor 77/HUK/2010
tentang Pedoman Dasar Karang Taruna dan Peraturan Menteri Sosial Nomor 23 Tahun 2013
tentang Pemberdayaan Karang Taruna (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 94), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 46
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
JULIARI P BATUBARA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 20 Desember 2019
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
2. Unsur
Lambang Karang Taruna mengandung atau terdiri dari unsur-unsur:
a. sekuntum bunga teratai yang mulai mekar;
b. empat helai daun bunga;
c. dua helai pita terpampang di bagian atas dan bawah;
d. sebuah lingkaran yang melingkari sekuntum bunga teratai dan dua
pita;
e. bunga teratai yang mekar berdaun lima helai sebagai latar belakang;
dan
f. unsur warna.
2. Pengertian
Secara keseluruhan lambang Karang Taruna berarti tekad insan
remaja/generasi muda Indonesia (warga Karang Taruna) untuk
mengembangkan dirinya menjadi patriot/pejuang yang berkepribadian,
berpengetahuan/cerdas, serta terampil dan selalu berkarya nyata agar
mampu ikut secara aktif dalam pembangunan untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
2. Pengertian
Seragam resmi Karang Taruna atau disebut juga pakaian dinas upacara
adalah seragam yang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan seremonial baik
dalam bentuk upacara kenegaraan, peringatan hari besar nasional, dan
pertemuan atau forum-forum resmi organisasi yakni temu karya, rapat kerja
dan forum-forum ilmiah.
3. Bentuk
Seragam resmi Karang Taruna terdiri dari:
a. kemeja lengan panjang berwarna putih;
b. tambahan kelengkapan dasi dengan warna menyesuaikan;
c. jas Karang Taruna dengan warna dasar biru dongker (biru gelap), yang
bertuliskan nama KARANG TARUNA dengan huruf kapital pada dada
sebelah kiri, nama pemakai pada dada sebelah kanan, dan mengenakan
lambang Karang Taruna pada sisi bahu sebelah kiri, serta lambang
wilayah (kecuali Pengurus Nasional Karang Taruna) dan nama tingkatan
kepengurusan Karang Taruna pada sisi bahu sebelah kanan;
d. tulisan nama Karang Taruna, nama pemakai, dan nama tingkatan
kepengurusan berwarna kuning emas;
e. celana panjang warna biru dongker (biru gelap) untuk laki-laki atau
perempuan, atau rok panjang warna biru dongker untuk perempuan;
f. sepatu hitam (pantofel); dan
g. tambahan kelengkapan kaus kaki dengan warna dan motif yang
menyesuaikan.
Tulisan
Karang Taruna
2. Seragam
Pakaian Dinas Harian II
Logo Tulisan
Karang Karang
Taruna
Taruna
Logo
Karang Taruna
Nama
Daerah
Logo
Daerah
Lengan dapat
dilipat
2. Pengertian
Seragam satuan bakti adalah seragam yang diperuntukkan bagi satuan bakti
Karang Taruna yang dibentuk sebagai unit teknis Karang Taruna di bidang
tertentu.
3. Spesifikasi
Seragam Satuan Bakti Karang Taruna terdiri dari:
a. kemeja lengan panjang dengan warna dasar hitam, bertuliskan nama
KARANG TARUNA dengan huruf kapital pada dada sebelah kiri, nama
pemakai pada dada sebelah kanan, mengenakan lambang Karang
Taruna, serta lambang wilayah dan nama tingkatan Karang Taruna pada
sisi bahu sebelah kanan;
b. tulisan Karang Taruna, nama pemakai, dan nama tingkatan wilayah
berwarna kuning emas;
c. kemeja berbahan navy (kaku dan keras);
d. celana panjang bahan kaku dan keras seperti kemeja dengan warna
yang sama dengan warna kemeja;
e. sepatu model laras dan berwarna hitam;
f. tambahan kelengkapan kaus kaki dengan warna hitam atau biru
tua/gelap;
4. topi Karang Taruna berwarna hitam dengan lambang Karang Taruna di
depannya, nama Karang Taruna berwarna kuning emas di samping kiri dan
nama pemakai berwarna kuning emas di samping kanan.
Logo
Karang
Nama Yang
Taruna
Bersangkutan
NAMA PEMAKAI
Nama
Karang Taruna
NAMA KT
b. Pengertian
Bendera Resmi adalah bendera yang menjadi simbol dan perlambang
utama organisasi Karang Taruna sebagai identitas tunggal dalam
membangun kesejajaran dengan kelembagaan lainnya.
c. Bentuk dan ukuran
Bentuk dan ukuran bendera resmi Karang Taruna diatur sebagai berikut:
B. Panji
1. Bentuk
IV. Mars
A. Pengertian
Mars adalah lagu penyemangat bagi warga/anggota organisasi yang
disesuaikan dengan visi dan tujuan organisasi tersebut, untuk lebih giat bekerja
dan berkarya nyata
| 5 . 6 5 .4 | 3 .3 5 .5| 1 .1 2 | 3 . |
Ka-mi Pe-mu-da Pe-mu-di In-do-ne-sia
| 2 .3 2 .1 | 7 . 1 7 .6| 5 . 6 5 .4 | 3 0 |
Yang tergabung satu dalam Karang Taruna
| 5 .6 5 .4 | 3 .3 5 .5| 1 .1 2 3 | |
Kami Pe-ne-rus ci-ta ci-ta Bang-sa
| 2 .3 2 .1 | 7 . 1 7 .6|5 .5 6 .7| 1 |
De-mi ke-ja-ya-an Re-pu-blik In-do-ne-sia
| 6 .6 6 .7 | 1 .1 7 .6| 5 | 1 |
Karang Taruna milik ki-ta se – mua
Reff :
| 4 .4 2 .3 | 4 6 | 1. 1 7 .6 | |
Mengemban a-ma - nat Bangsa tercinta
| 6 .6 6 .7 | 1 .1 7 .6| 5 1 3.3 0.3 |
Menuju ci-ta ci-ta Pan -ca - si la
│4 .4 4 .3 | 2 .2 1 .7| 1 . 1 0|
Negara- adil mak-mur sento - sa
| 6 .6 6 .7 | 1 .1 7 .6| 5 | 1 |
Smoga Tuhan selalu bersama Ki - ta
| 4 .4 2 .3 | 4 6 | 1 . 1 7 .6 | |
Dalam menunai -kan tugas mu - li - a
| 6 .6 6 .7 | 1 .1 7 .6| 5 1 3.3 0.3 |
Bersatu pa-du -lah kita se mu a
|4 .4 4 .3 | 2 .2 1 .7| 1 . 1 0|
Di bawah Panji Karang Taru - na
C. Tujuan
1.membangkitkan semangat juang warga Karang Taruna dalam mengemban
tugas di bidang pembangunan kesejahteraan sosial;
2. memupuk dan mengembangkan rasa Kesetiakawanan Sosial antar sesama
warga Karang Taruna; dan
3. membangkitkan semangat cinta tanah air dan tekad untuk berjuang dan
mengabdi demi kepentingan masyarakat dan bangsa
JULIARI P BATUBARA
1. Dasar Pemikiran
Pembangunan Kesejahteraan Sosial pada hakekatnya bertujuan meningkatkan taraf
kesejahteraan sosial, baik perorangan dan keluarga maupun kelompok dan
masyarakat, guna meningkatkan harkat, martabat dan kualitas hidup manusia
Indonesia. Pembangunan Kesejahteraan Sosial juga ditujukan agar masyarakat
mampu memecahkan permasalahan sosial yang timbul serta dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya dengan mengedepankan inisiatif, partisipasi dan kreativitas
melalui pemanfaatan potensi sumberdaya secara optimal terutama yang ada di
lokalnya masing-masing.
4. Dasar Hukum
a. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Negara RI tahun 2009 Nomor 12. Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4967).
b. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2011tentang Penanganan Fakir Miskin
(Lembaran Negara RI Tahun 2011 Nomor 83. Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 5235).
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495)
d. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 23 Tahun 2014tentangPemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 68. Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5294)
g. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2012tentang
Pedoman Pendataan Dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial Dan Potensi Dan Sumber Kesejahteraan Sosial (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 567).
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa.
I. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 25 Tahun 2019tentang Karang Taruna.
5. Pengertian
a. Karang Taruna adalah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sebagai
wadah generasi muda untuk mengembangkan diri, tumbuh, dan
berkembang atas dasar kesadaran serta tanggung jawab sosial dari, oleh, dan
untuk generasi muda, yang berorientasi pada tercapainya kesejahteraan sosial
bagi masyarakat.
b. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
Pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan prakarsa
A. Sejarah Kelahiran
Karang Taruna pertama berdiri pada Tanggal 26 September 1960 di kawasan
Kampung Melayu Besar, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Kampung Melayu,
Jakarta Timur (sekarang masuk wilayah Kampung Melayu Besar, RW 01, Kelurahan
Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan).
Karang Taruna merupakan jawaban terhadap kondisi masyarakat kota yang makin
kompleks, dimana pada saat itu mulai muncul permasalahan sosial di kalangan
generasi muda, seperti pemanfaatan waktu luang setelah sekolah yang menjurus
padahal negatif, anak putus sekolah, serta akibat pergaulan bebas yang berkibat buruk
bagi perkembangan generasi muda. Karang Taruna terbentuk dari kesadaran bahwa
masalah generasi muda akan menjadi hal penting untuk ditangani karena apabila
diabaikan akan berakibat buruk dikemudian hari. Sebuah gerakan masyarakat madani
(civil society)yang muncul dari, untuk dan oleh masyarakat terutama bagi generasi
muda.
Karang diartikan sebagai tempat berseminya tanaman untuk dapat tumbuh dengan
subur, sedangkan Taruna adalah manusia pada usia remaja. Sehingga dapat diartikan
Karang Taruna adalah suatu wadah bagi kalangan remaja untuk tumbuh dan
berkembang secara sehat menjadi generasi muda bermafaat dalam kehidupan
masyarakat.
Jika dilihat sejarahnya maka ada delapan aspek yang mendasari kelahiran Karang
Taruna yaitu:
Pertama, dalam sebuah negara,permasalahan anak harus mendapat tempat yang
utama dalam proses pembangunan nasional, tanpa membedakan keadaan dan
golongan dari mana anak-anak tersebut berasal (berdimensi konstitusional).
Kedua, Anak harus mendapatkan ruang dan kesempatan yang selayaknya untuk
mengembangkan pribadinya secara sehat (aspek moralitas).
Ketiga, Anak-anak memerlukan dukungan bagi perkembangan pribadi yang sehat
oleh karena itu setiap anak memerlukan rasa aman, baik secara fisik maupun
Demikianlah seputar kelahiran Karang Taruna beserta latar belakang pemikiran dan
persoalan yang menyertainya. Fakta di seputar kelahiran itulah yang kelak di kemudian
hari ikut mewarnai corak dan perkembangan Karang Taruna sebagai organisasi sosial
di Indonesia.
Karang Taruna memiliki jati diri sebagai berikut: Pertama, Karang Taruna merupakan
organisasi sosial, sehingga kegiatannya bergerak dibidang usaha-usaha
kesejahteraan sosial dan tugas pokoknya menanggulangi masalah sosial khususnya
masalah sosial generasi muda. Kedua, Karang Taruna merupakan wadah pembinaan
dan pengembangan generasi muda, baik generasi muda yang bermasalah maupun
yang tidak bermasalah. Ketiga, Karang Taruna merupakan organisasi otonom dan
lokal diwilayah
C. Organisasi Kepengurusan
1. Kepengurusan Karang Taruna dibentuk dalam forum pengambilan
keputusan tertinggi Karang Taruna yakni Musyawarah Warga Karang
Taruna melalui mekanisme formatur.
2. Kepengurusan Karang Taruna Desa/Kelurahan yang telah dibentuk dan
disusun kemudian dikukuhkan melalui Surat Keputusan Kepala Desa/Kelurahan
dengan masa bakti 5 (lima) tahun sejak dikeluarkannya SK
Kepengurusan.
3. Setiap Karang Taruna desa/kelurahan dapat menyusun struktur organisasi
kepengurusannya dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. sesuai dengan kebutuhan desa/kelurahan masing-masing;
b. berdasarkan permasalahan sosial yang ada diwilayah masing-masing;
dan
c. berdasarkan visi dan misi yang disepakati bersama.
4. Karena itu setiap Karang Taruna desa/kelurahan memiliki organisasi
kepengurusan dengan struktur sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris;
d. Wakil Sekretaris,
e. Bendahara;
f. Ketua Bidang/seksi, yang jumlahnya sesuai kebutuhan;
5. Jumlah pengurus sekurang-kurangnya adalah 25 orang, dengan komposisi
kepengurusan perempuan sekurang-kurangnya 20%.
A. Jenis Program
1. Rekreasi, Olahraga dan Kesenian (ROK)
a. Tujuan : 1) Mencegah remaja/generasi muda dari permasalahan
sosial.
2) Tersalurkannya minat dan bakat remaja dalam kegiatan .
ROK
3) Menjaring bibit untuk peningkatan prestasi.
4) Meningkatnya kebersamaan dan kesetiakawanan sosial.
b. Sasaran : 1) Seluruh warga masyarakat.
2) Warga Karang Taruna berusia 13 – 45 tahun.
3) Pengurus Karang Taruna.
c. Keluaran : 1) Terlaksananya kegiatan rekreasi, olahraga dan kesenian
bagi generasi muda baik insidentil, rutin dan melembaga.
2) Terlibatnya warga Karang Taruna dalam kegiatan ROK.
d. Manfaat : 1) Berkurangnya permasalahan sosial generasi muda.
2) Meningkatnya kreativitas remaja di desa/kelurahan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses yang menyangkut bagaimana
kegiatan yang telah dirumuskan dalam perencanaan dirancang dalam
sebuah struk tur organisasi yang tepat dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan yang telah ditetapakan pada tahap
perencanaan. Kegiatan yang dilakukan dalam melakukan
pengorganisasian:
a. Mengalokasikan sumber daya.
b. merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur atau
langkah-langkah yang diperlukan.
c. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggungjawab.
d. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia/tenaga kerja.
e. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling
tepat.
Keterangan :
1. Logo Karang Taruna dan Logo kabupaten/kota berwarna sesuai dengan aslinya;
2. Warna dasar kertas putih dengan warna tulisan hitam;
3. Warna dasar kertas dapat dimodifikasi dengan ketentuan warna terang;
4. Modifikasi alamat sekretariat bisa dilakukan, misalnya dengan menempatkan di bawah
kop surat;
5. Bahan kertas minimal HVS ukuran 70 gram;
6. Ukuran kertas : folio (21,5 x 33 Cm)
7. Format untuk Amplop dapat mengikuti format kop surat dengan ukuran kertas yang
berbeda;
1 .
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………….
2 .
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………..
3 .
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
4 .
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………., ………………………..
Visi
Menjadikan Pemuda Sa Jabar Ekosistem Penguatan Ekonomi, dan Karater Yang Juara Lahir
Batin Dengan Kolaborasi Dan Inovansi
Misi
• Mencetak Generasi Unggul
• Pendampingan Pemuda
• Penguatan Ekonomi Pemuda
Strenght Opportunities
O
(kekuatan) (Peluang)
S
- Jumlah Warga Karang Taruna - Ekosistem ekonomi
- Berbasis Pemuda - Melimpahnya SDM (Demogra)
- Legalitas Kuat - Melimpahnya SDA (Desa / Kelurahan)
- Non Partisan - Akses Informasi
- Berbasis Desa, Kecamatan,
Kelurahan dan RT/RW
- Organisasi Yang Wajib
di Level Wilayah
- Cangkupan Kegiatan Luas
- Segmentasi Meningkat
Weaknesses Threats
T
(Kelemahan) (Tantangan)
W
- Lemahnya Image - Bisa dibubarkan karena
- Financial Lemah peran tidak terlalu positif
- Rekrutmen Pengurus - menjadi alat politis
- Unsustanable Program
- Data Base Anggota
- Pemahaman Karang Taruna
Terhadap Pembina
- Fokus Pemerintah Di Program
Rehabilitasi Sosial (hulu)
STRATEGIC PLANNING
Ÿ Penguatan Organisasi
Ÿ Program Berkelanjutan, Inovatif dan Adaptif
Ÿ Financial Resources (Penggalian sumber -sumber keuangan)
Ÿ Branding dan Informasi
Ÿ Database dan Digitalisasi
Sekolah Orangtua KT
Adalah sebuah lembaga yang memberikan akses pengetahuan informasi perkembangan terkini
kepada orang tua, calon orangtua dan masyarakat sekitar tentang pentingnya pengasuhan serta
penumbuh-kembangan karakter anak.
Rumah Belajar Anak Bintang (RaJAB)
Merupakan program pendampingan belajar untuk anak-anak khususnya dengan
latar belakang keluarga pra-sejahtera, anak yatim dan anak jalanan.
Koperasi Karang Taruna Sa-Jabar disiapkan sebagai payung yang akan mengintegrasikan semua
unit usaha karang taruna se Jawa Barat yang akan menghubungkan seluruh potensi usaha pemuda
di desa dan kelurahan Sa-Jabar dari sisi hasil produksi, pengemasan, distribusi dan pemasaran
dalam betuk jaringan ritail Karang Taruna.
Media Center
Adalah lembaga pusat pengolahan data dan informasi yang terkait dengan Karang Taruna Provinsi
Jawa Barat dan core bussines dari Pengurus Karang Taruna Provinsi Jawa Barat baik dibidang
kesejahteraan sosial maupun bidang-bidang lain yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
sosial, dimana produk konkritnya berwujud pada aplikasi web maupun media sosial dan digital.
Ktapps
Adalah aplikasi dalam bentuk media digital yang dikembangkan oleh Karang Taruna Jawa Barat
guna membangun jaringan komunikasi dengan seluruh civitas Karang Taruna diberbagai tingkatan
untuk ekspose potensi masing-masing, membangun ketersediaan data Karang Taruna (SDM dan
produk) serta menyediakan daftar kebutuhan bagi pengembangan jejaring dan ekonomi.
Karang Taruna Berbagi
Adalah unit teknis Karang Taruna Provinsi Jawa Barat yang dimaksudkan untuk memperkuat fungsi
dan peran Karang Taruna sebagai lembaga sosial berwatak filantropis, dimana pelayanan sosial yang
disediakan berupa bantuan (aid) tidak hanya diselenggarakan dalam bentuk charity tetapi juga
dengan melakukan pemberdayaan (empowerment).
Demikian buku Panduan Kerja Karang Taruna ini disusun, sebagai wujud dari
kesungguhan dalam memberdayakan masyarakat dan Karang Taruna itu sendiri, khususnya
di Provinsi Jawa Barat, dengan memberikan informasi dan panduan tentang bagaimana
menyelenggarakan dan mengoperasionalkan Karang Taruna di desa/kelurahan agar lebih
efektif dan efisien. Karang Taruna mempunyai nilai strategis sebagai bagian yang sangat
potensial dalam penyelenggaraan Pembangunan Kesejahteraan Sosial, karena itu
menyelenggarakan dan mengoperasionalkannya secara benar dan sesuai dengan
panduan, diharapkan mampu memberdayakan dan mengembangkan Karang Taruna di
desa/kelurahan menjadi lembaga kemasyarakatan dibidang kesejahteraan sosial yang
produktif dan memiliki banyak manfaat terutama bagi peningkatan taraf kesejahteraan
sosial masyarakatnya. Dengan panduan kerja ini diharapkan Karang Taruna di Jawa Barat
mampu diposisikan secara tepat sebagai modal dasar pembangunan kesejahteraan sosial
yang lebih merata dan menjangkau seluruh Jawa Barat.
karangtarunajawabarat