KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
kami segenap muda - mudi Karang Taruna “ Putera Harapan “ desa Ganjar Sabar, Nagreg, Bandung, Jawa
Barat berhasil membuat “Buku Karang Taruna PUTERA HARAPAN”.
Buku ini berisikan pengertian karang Taruna, tujuan , tugas pokok, fungsi, data umum,
keanggotaan & kepengurusan, mekanisme kerja, forum-forum, kebijakan, strategi dan program, tugas
kepengurusan, pedoman dasar, dll. Dengan adanya buku ini di harapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh
anggota dan memajukan kualitas organisasi ini.
Pada akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan buku ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin Ya Rabball ‘Aalamiin.
Ketua KTPH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I - PENDAHULUAN
A. Organisasi Dan Sistem
B. Unsur – Unsur Dalam Organisasi
C. Pengertian Sistem
D. Organisasi Sebagai Suatu Sistem
E. Proses Dalam Organisasi
BAB II - TENTANG KARANG TARUNA
A. Pengertian Karang Taruna
B. Identitas Karang Taruna
C. Tujuan, Tugas Pokok Dan Fungsi Karang Taruna
D. Keanggotaan Dan Kepengurusan
E. Mekanisme Kerja Karang Taruna
F. Forum – Forum Karang Taruna
G. Unit Teknis Karang Taruna
H. Pembina Dan Majelis Karang Taruna
I. Kebijakan, Strategi Dan Program
J. Klasifikasi Karang Taruna
K. Mars Karang Taruna
L. Sumpah Pemuda
BAB III - KARANG TARUNA PUTERA HARAPAN
A. Identitas Karang Taruna
B. Bagan Kepengurusan
C. Tugas Kepengurusan
D. Pedoman Dasar
BAB IV - PENUTUP
A. Saran
B. Tambahan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TENTANG KARANG TARUNA
Karang Taruna untuk pertama kalinya lahir pada tanggal 26 September 1960 di Kampung Melayu,
Jakarta. Dalam perjalanan sejarahnya, Karang Taruna telah melakukan berbagai kegiatan, sebagai upaya
untuk turut menanggulangi masalah-masalah Kesejahteraan Sosial terutama yang dihadapi generasi muda
dilingkungannya, sesuai dengan kondisi daerah dan tingkat kemampuan masing-masing.
Pada mulanya, kegiatan Karang Taruna hanya sebatas pengisian waktu luang yang positif seperti
rekreasi, olah raga, kesenian, kepanduan (pramuka), pendidikan keagamaan (pengajian) dan lain-lain bagi
anak yatim, putus sekolah, tidak sekolah, yang berkeliaran dan main kartu serta anak-anak yang terjerumus
dalam minuman keras dan narkoba. Dalam perjalanan sejarahnya, dari waktu ke waktu kegiatan Karang Taruna
telah mengalami perkembangan sampai pada sektor Usaha Ekonomis Produktif (UEP) yang membantu
membuka lapangan kerja/usaha bagi pengangguran dan remaja putus sekolah.
Pada masa Pemerintahan Orde Baru, nama Karang Taruna hanya diperuntukkan bagi
kepengurusan tingkat Desa/Kelurahan serta Unit/Sub Unit saja (tingkat RT/RW). Sedangkan kepengurusan
tingkat Kecamatan sampai Nasional menggunakan sebutan Forum Komunikasi Karang Taruna (FKKT), hal
tersebut diatur dalam Kepmensos No 11/HUK/1988. Krisis Moneter yang melanda bangsa ini tahun 1997 turut
memberikan dampak bagi menurunnya dan bahkan terhentinya aktivitas sebagian besar Karang Taruna. Saat
dilaksanakan Temu Karya Nasional (TKN) IV tahun 2001 di Medan, disepakatilah perubahan nama menjadi
Karang Taruna Indonesia (KTI). Oleh karena masih banyaknya perbedaan persepsi tentang Karang Taruna
maka pada TKN V 2005 yang diselenggarakan di Banten tanggal 10-12 April 2005, Namanya dikembalikan
menjadi Karang Taruna. Ketetapan ini kemudian diatur dalam Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005
tentang Pedoman Dasar Karang Taruna. Dengan dikeluarkannya Permensos ini diharapkan tidak lagi terjadi
perbedaan penafsiran tentang Karang Taruna, dalam arti bahwa pemahaman tentang Karang Taruna mengacu
kepada Peraturan Menteri Sosial tersebut.
Keberadaan Karang Taruna dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama ini, bertumpu
pada landasan hukum yang dimiliki, yang terus diperbaharui sesuai dengan tuntutan, kebutuhan dan
perkembangan masalah kesejahteraan sosial serta sistem pemerintahan yang terjadi. Sampai saat ini,
landasan hukum yang dimiliki Karang Taruna adalah Keputusan Menteri Sosial RI No. 13/HUK/KEP/l/1981
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Karang Taruna, Ketetapan MPR No. II/MPR/1983 tentang GBHN
yang menempatkan Karang Taruna sebagai wadah Pembinaan Generasi Muda, serta Keputusan Menteri
Sosial RI No. 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
Awal berdirinya Karang Taruna Putra Harapan Desa Ganjarsabar, setelah terbit Perda No. 28
Tahun 2012 tentang Pemekaran Desa Ganjarsabar Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung maka pemerintah
Desa Ganjarsabar dalam melengkapi organisasi yang harus ada di Desa, Pemerintah Desa Ganjarsabar
melaksanakan Temu Karya Pertama dalam rangka pemerataan sturktur keorganisasian yang berada di Desa.
Temu Karya Pertama ini dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2015 dengan melalui sifat
demokrasi maka terpilih pengurus Karang Taruna Putra Harapan untuk mengemban amanah sesuai pedoman
Dasar Karang Taruna yag diterbitkan oleh Kementrian Sosial Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial dan
Penanggulangan Kemiskinan dan Kelembagaan Sosial tahun 2011, yang diperbanyak oleh Dinas Sosial
Kabupaten Bandung Tahun 2012.
Bentuk-bentuk forum tersebut diadakan terutama untuk lebih mendayagunakan Pengurus Karang
Taruna sebagai pranata jaringan komunikasi, informasi, kerja sama dan kolaborasi Karang Taruna. Panduan
penyelenggaraan dan Mekanisme forum-forum tersebut selanjutnya ditetapkan dalam bentuk Peraturan
Organisasi dan Pedoman Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh forum pengambilan keputusan secara bertingkat
dengan tetap mengacu pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna.
H. Pembina
1. Pembina Karang Taruna
Karang Taruna Putra Harapan memiliki Pembina Utama, Pembina Umum, Pembina Fungsional dan Pembina
Teknis dengan urutan sebagai berikut :
a) Pembina Tingkat Kecamatan:
Pembina Umum adalah Camat.
Pembina Fungsional adalah Kepala Seksi / Unit Kecamatan yang tugasnya berkaitan langsung dengan Bidang
Kesejahteraan Sosial.
Pembina Teknis adalah Pimpinan Unit Kecamatan yang terkait dengan penyediaan dukungan bagi
peningkatan fungsi Karang Taruna.
b) Pembina Tingkat Desa/Kelurahan:
Pembina Umum adalah Kepala Desa / Lurah.
Pembina Fungsional adalah Kepala Seksi / Unit Desa/Kelurahan yang tugasnya berkaitan langsung dengan
Bidang Kesejahteraan Sosial.
Pembina Teknis adalah Pimpinan Unit Desa/Kelurahan yang terkait dengan penyediaan dukungan bagi
peningkatan fungsi Karang Taruna.
BAB III
KARANG TARUNA PUTERA HARAPAN
MISI :
B. Bagan Kepengurusan
C. Tugas Kepengurusan
1. Ketua
a) Memimpin & bertanggung jawab atas jalannya organisasi
b) Acceptor / orang yang memutuskan kebijakan
c) Pembimbing, penengah dan pelindung bagi seluruh anggota organisasi
d) Mengkoordinasi seluruh anggota organisasi
2. Wakil Ketua
a) Mengkoordinasi seksi-seksi bidang program kerja
b) Penanggung jawab di bidang program kerja
c) Pendamping ketua umum
d) Dewan Penasehat ketua umum
e) Mengkoordinasi seksi-seksi bidang kelembagaan dan pendukung
f) Penanggung jawab di bidang kelembagaan dan pendukung
g) Penanggung jawab di bidang program kerja
h) Pendamping ketua
3. Bendahara I
a) Dewan pengurus administrasi kas simpan pinjam
b) Bertanggung jawab atas segala administrasi
c) Menyampaikan laporan administrasi secara transparan
4. Bendahara II
a) Dewan pengurus administrasi kas organisasi yang meliputi iuran rutin, denda gotong royong dan kas eksternal
b) Bertanggung jawab atas segala administrasi
c) Menyampaikan laporan administrasi secara transparan
5. Sekretaris I
a) Dewan pengurus dokumentasi keuangan iuran rutin
b) Membuat undangan pertemuan rutin
c) Bertanggung jawab atas segala dokumentasi
d) Menyampaikan laporan dokumentasi secara transparan
6. Sekretaris II
a) Dewan pengurus untuk membantu kinerja Skretaris I
b) Membuat daftar arsip dan administrasi segala inventaris / asset milik organisasi
7. Seksi Agama
a) Team yang bergerak di bidang kerohanian dan bina mental
b) Mengadakan kegiatan event bidang kerohanian seperti pengajian, kegiatan ramadhan, kegiatan hari raya,
lomba takbir dan lain sebagainya
8. Seksi Olahraga dan Seni Budaya
a) Team yang bergerak di bidang keolahragaan dan kesenian
b) Mengadakan event bidang keolahragaan dan kesenian seperti pentas seni, teater, band, badminton, futsal,
sepeda gembira dan lain sebagainya
9. Seksi Hubungan Masyarakat dan Kemitraan
a) Team yang bergerak di bidang hubungan masyarakat dan kemitraan
b) Menjalin hubungan dengan organisasi / lembaga lain seperti perkumpulan bapak-bapak, ibu-ibu, karang taruna
dusun / desa dan masyarakat
10. Seksi Usaha
a) Team yang bergerak di bidang pendidikan, pelatihan, sosialisasi, studi banding dan lain-lain
b) Mengadakan event yang terkait dengan bidang Usaha Ekonomi Produktif
c) Menggalang dana untuk anggota karang taruna / masya-rakat.
D. Pedoman Dasar
1. Keanggotaan
a) Keanggotaan karang taruna berlaku selama anggota mempunyai / masih mempunyai kemauan
mengikuti karang taruna.
b) Bagi calon anggota baru karang taruna, akan mendapat undangan resmi untuk masuk dalam organisasi
karang taruna.
c) Untuk anggota karang taruna yang ingin keluar / off sementara dari keanggotaan karang taruna,
diharapkan berpamitan kepada rekan-rekan karang taruna dalampertemuan resmi dan wajib
menyelesaikan administrasi yang belum lunas.
d) Setiap anggota karang taruna mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
2. Kemasyarakatan
a) Menjaga kesopanan dalam pergaulan dengan masyarakat.
b) Tidak membuat keresahan dalam masyarakat.
c) Dapat menjaga nama baik karang taruna.
d) Tidak boleh mengatasnamakan karang taruna untuk kepentingan pribadi.
e) Ikut berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, baik atas nama karang taruna maupun pribadi.
3. Kegiatan
a) Ada lima jenis kegiatan dalam karang taruna, yaitu :
Kegiatan rutin. Contoh : gotong royong dan forum rutin sebulan sekali.
Kegiatan event. Contoh : lomba 17-an, lomba takbir, pengajian hari raya, dll.
Kegiatan program. Contoh : pembuatan plang jalan, membuat lapangan badminton, merenovasi gardu,
pembangunan gapura, dll.
Kegiatan insidental. Contoh : gotong royong membersihkan lingkungan setempat, pengajian, bersih-
bersih masjid menjelang ramadhan, panitia zakat, dll.
Kegiatan santai. Contoh : sepeda gembira, piknik, camping, dll.
b) Setiap anggota diharapkan mengikuti setiap kegiatan bila dapat meluangkan waktu.
c) Bila berhalangan hadir dalam kegiatan, diharapkan izin dengan panitia kegiatan.
4. Perkumpulan
a) Perkumpulan rutin dilaksanankan satu bulan sekali setiap tanggal 1 malam dan dimulai tepat pukul 20.00 WIB.
b) Perkumpulan rutin dilaksanakan di rumah setiap anggota berdasarkan undian.
c) Tidak boleh meninggalkan ruangan selama perkumpulan berlangsung, jika terpaksa keluar ruangan harus
mendapat ijin dari ketua.
d) Pada saat perkumpulan handphone dimatikan atau di modus diam (silent).
e) Setiap anggota berkewajiban menjaga suasana yang kondusif pada saat perkumpulan berlangsung.
f) Berpakaian bebas, rapi dan sopan (tidak boleh memakai celana pendek bagi laki-laki)
g) Perkumpulan rutin dapat ditunda dan dimajukan tergantung kondisi dengan persetujuan bersama.
h) Saat perkumpulan rutin, setiap anggota wajib membayar iuran rutin sebesar Rp 3000,-
i) Untuk anggota yang menyelenggarakan perkumpulan rutin di rumahnya, berhak mendapat dana sosial Rp
50.000,-
j) Setiap anggota berhak berpendapat dan wajib menghargai pendapat orang lain.
k) Pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah, dan jika dalam musyawarah tidak mencapai mufakat,
maka pengambilan keputusan dilakukan melalui jalur suara terbanyak (voting).
l) Keputusan yang sudah disepakati tidak dapat diganggu gugat, kecuali ada pertimbangan lain yang lebih baik,
dan harus dimusyawarahkan.
m) Apabila berhalangan hadir dalam perkumpulan, harap izin / mengabari ketua.
n) Apabila ada anggota yang tidak berangkat tiga kali berturut-turut tanpa keterangan, maka akan mendapatkan
sanksi menyelenggarakan perkumpulan di rumahnya.
5. Keuangan
a) Keuangan dalam karang taruna diurus oleh bendahara.
Bendahara 1 : bertugas mengurusi dana usaha / simpan pinjam.
Bendahara 2 : bertugas mengurusi iuran rutin, denda gotong royong dan pemasukan tambahan.
b) Setiap anggota berhak meminjam uang dalam kas dana usaha dengan ketentuan :
Peminjaman dilakukan pada akhir pertemuan rutin.
Setiap anggota yang meminjam wajib mengembalikan uang yang dipinjam pada pertemuan rutin bulan
depan senilai dengan yang dipinjam ditambah bunga 5%.
Kebijakan tunai dalam peminjaman uang ditentukan oleh bendahara 1.
Apabila peminjam tidak dapat mengembalikan uang dalam waktu yang sudah ditetapkan, maka
peminjam akan dikenakan denda sebesar 50% + 10%.
Ketentuan ini tidak dapat diganggu gugat.
c) Setiap anggota wajib membayar iuran rutin sebesar Rp 3000,- saat perkumpulan rutin.
d) Stokan iuran rutin diadakan tiga bulan sekali.
e) Apabila ada anggota yang tidak dapat mengikuti gotong royong rutin, akan dikenakan denda sebesar
Rp 7000,- (besar nominal dapat berubah tergantung dengan kesepakatan bersama)
6. Sanksi
Bagi setiap anggota karang taruna yang melanggar peraturan karang taruna, akan ditindak tegas sesuai
dengan norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Saran
Dalam buku ini kami meyadari bahwa masih banyak kesalahan pada penyusunan
dan penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk
menyempurnakan penyusunan buku yang lebih baik. Kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat.
B. Tambahan
1. Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perangkat buku ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan perangkat lainnya yang tertuang dalam Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang
Taruna Nasional.
2. Hal-hal yang belum ditentukan dalam perangkat buku ini akan diatur kemudian sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.