Anda di halaman 1dari 13

Menumbuhkan Literasi Untuk

Masa Depan Anak Di Desa Panjatan Kecamatan


Karanganyar Kab. Kebumen

Ahmad syaripudin, Zulion Zalpa,MA.

Ilmu Politik, UIN Raden Fatah Palembang


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Raden Fatah Palembang
LP2M UIN Raden Fatah Palembang

Andisantoso000904@gmail.com

Abstrak

Progam kuliah kerja nyata (KKN) diharapkan dapat membawa sebuah perubahan
di tengah-tengah masyarakat, mereka adalah harapan dari sebuah perubahan yang
saat ini menjadi permasalahan di daerah tersebut. Seperti halnya di desa Panjatan
Kecamatan Karanganyar Kab. Kebumen dididesa ini banyak sekali anak-anak
bahkan masyarakatnyapun sangat ramah dan hangat, terasa sia-sia jika tidak
dimanfaatkan dengan kekompak dalam memajukan desa, begitupun dengan anak-
anaknya mengingat kemajuan zaman yang semakin pesat alangkah baiknya jika
kebiasaan berliterasi ditumbuhkan sejak ini seperti sekarang agara mereka
nantinya dapat menyongsong masa depan lebih baik lagi dan berkualitas
mengharumkan nama desa. Salah satu usaha untuk mewujudkan hal tersebut kami
dari mahasiswa/I KKN UIN raden fatah Palembang ikut menjalankan proker dan
membantu pihak desa mewujudkan hal tersebut, semoga dengan datangnya kami
sebagai sebagai mahasiswa dapat menjadi agen perubahan bagi desa ini.

Kata Kunci : Motivasi, Membangun, Menumbuhkan Literasi.


Abstract
He real work college program (KKN) is expected to bring about a change in the
community, they are the hope of a change that is currently a problem in the area.
Just like in the village Panjatan Kecamatan Karanganyar Kab. Kebumen In this
village, there are lots of children and even the people are very friendly and warm,
it feels useless if they are not used together in advancing the village, as well as
their children considering the progress of the times which is increasingly rapidly it
would be nice if the habit of literacy is grown since this is like now so that they
will be able to meet a better future and quality make the village name proud. One
of the efforts to make this happen, we as students of KKN UIN Raden Fatah
Palembang participate in carrying out work programs and helping the village to
make this happen, hopefully with our arrival as students we can become agents of
change for this village.

Keywords: Motivation, Building, Growing Literacy.

PENDAHULUAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan kurikuler mahasiswa program S1
tingkat terakhir yang dilaksanakan di luar kampus pada waktu tertentu yang
mencakup kegiatan pendidikan, Secara umum KKN memiliki empat tujuan,
yakni: Membentuk sarjana yang mmpu memetakan dan memecahkan masalah
yang dihadapi oleh masyarakat dalam pembangunan pada umumnya dan
pembangunan desa khususnya. Menumbuhkan nilai kebersamaan dan jiwa
kepemimpinan mahasiswa yang peduli terhadap masyarakat.Medekatkan
perguruan tinggi dengan masyarakat. tah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian menurut peraturan
pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Seorang Kepala Desa dipilih langsung oleh
dan dari penduduk desa warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi
persyaratan dengan masa jabatan 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya
untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Pemilihan Kepala Desa dalam
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat, yang
diterapkan dalam Peraturan Daerah dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Kepala Desa pada dasarnya mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Selanjutnya, seorang Kepala Desa adalah yang dapat membimbing, membina dan
mengarahkan para pegawainya, sehingga akhirnya para pegawai akan memiliki
keterampilan yang cukup baik bahkan bisa melebihi pimpinannya. Oleh karena
itu, seorang Kepala Desa dianggap perlu untuk mengetahui metode atau cara
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan para pegawainya. Salah satu
cara yang dapat ditempuh dalam pemberian motivasi kepada para pegawai.
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan kata lain motivasi adalah proses menghasilkan tenaga yang di arahkan
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam suatu kelompok, motivasi
sebagai penggerak kepada kejayaan organisasi. Motivasi memainkan peranan
yang sangat penting dalam organisasi termasuk juga dalam organisasi
pemerintahan. Selain itu, peran Kepala Desa juga sebagai salah satu faktor penting
dalam proses untuk mewujudkan visi dan misi kantor Desa serta mencapai tujuan
yang diharapkan. Kepala Desa bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas
kantor, mengelola sumber-sumber daya yang ada baik manusia, maupun sumber
daya yang lainya, memberi motivasi, agar semua itu dapat menunjang terciptanya
proses pencapaian tujuan Kantor Desa secara efektif untuk pengembangan kantor.
Dari uraian diatas maka peran Kepala Desa adalah faktor yang paling signifikan
dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai, sehingga apabila peran Kepala Desa
baik maka kemajuan Kantor Desa pun akan tercapai. Demikian juga, Kepala Desa
dituntut untuk berupaya keras mengelola seluruh kegiatan yang ada di kantor
seefektif mungkin, agar proses kegiatan di kantor dapat mencapai tujuannya
sesuai dengan yang diharapkan selain itu membantu pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesejahteran masyarakat Sebagai salah satu program pendidikan
non formal dan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa serta usaha
melestarikan program Pendidikan Non Formal melalui salah satu program
membangun kesadaran literasi pada masyarakat akan peningkatan pengetahuan
dan wawasan yang lebih baik dan berarah pada progres atas kehidupan serta
berkepribadian baik pribadi, kelompok maupun dalam bermasyarakat. Hal ini
merupakan tanggung jawab Negara baik itu dari pusat maupun pada tingkatan
daerah dan semua komponen bangsa untuk memenuhinya, apalagi dikaitkan
dengan amanat konstitusi kita yang menyatakan bahwa negara berkewajiban
“mencerdaskan kehidupan bangsa” (Alenia keempat Pembukaan UUD
1945).Kemajuan suatu bangsa menuntut pemberdayaan masyarakat kearah
kemajuan pula. Sebab, masyarakat motor pengerak bangsa. Dari sana lahir
pusaran generasi yang akan mengendalikan bangsa kearah tujuannya. Maka dari
itu, nuansa dan tradisi yang mendukung pada terciptanya kualitas masyarakat
maju perlu diupayakan. Salah satunya tradisi literasi sebagai suatu kebiasaan dan
pengembangn seluruh lapisan masyarakat. Tidak terbatas pada kalangan akademis
tertentu, tetapi juga totalitas kelas masyarakat.Pada zaman millennium sekarang
ini, kesadaran akan literasi sangatlah kurang terutama pada kalangan orang tua.
Padahal orang tua sangat berpengaruh terhadap pendidikan keluarga. Oleh sebab
itu orang tua dituntut untuk sadar akan literasi. Literasi tidak hanya terbatas pada
membaca dan menulis tetapi literasi merupakan kegiatan mengolah informasi
yang mendorong pendidikan efektif demi terciptanya masyarakat maju.

METODE

Berdasarkan penelitian yang dilakukan , maka penulis mengunakan deskriptif


yang artinya penulis menjabarkan mengenai pembinaan kewajiban beribadah.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan yang lazim
digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan pembinaan ibadah salat dalam
meningkatkan pengamalan keberagamaan. Penggunaan metode pendekatan dalam
suatu penelitian dimaksudkan untuk mempermudah maksud yang dilakukan dan
untuk memperjelas sasaran yang ingin dicapai, sehingga apa yang menjadi tujuan
dalam penulis ini dapat tercapai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti.
Hasil dan Pembahsan
Kegiatan KKN atau yang disebut Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan di kelurahan
Panjatan Kecamatan Karang Anyar kab. Kebumen pada 14 desember 2021 sampai
dengan 18 januari 2022 sejatinya Konsep pembangunan khususnya di Indonesia
tidaklah terlepas dari pola sistem politik serta sistem administrasi negara yang
dianut, ini terjadi karena administrasi pembangunan adalah adminstrasi negara
yang berperan sebagai agen perubahan dengan tujuan mensukseskan
pembangunan dalam berbagai aspeknya, Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia (PPRI) Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa mendefinisikan bahwa
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sedangkan Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah seluruh proses
kegiatan manajemen pemerintahan dan pembangunan Desa berdasarkan
kewenagan desa yang ada, meliputi perencanaan, penetapan kebijakan,
pelaksanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengendalian, pembiayaan,
koordinasi, pelestarian, penyempurnaan dan pengembagannya (PEMENDAGRI
Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa). Nurcholis
mengungkapkan bahwa Pemerintah Desa adalah organisasi yang terdiri atas,
Unsur Pimpinan, yaitu kepala desa; dan Unsur Pembantu Kepala Desa yang terdiri
atas, Sekretariat desa, unsur pelaksana teknis, serta unsur kewilayahan.
Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang tinggal di suatu wilayah dan
saling bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan yakni untuk saling berhubungan
dan mengikuti aturan-aturan atau norma-norma yang ada dalam masyarakat itu
sendiri. Kehidupan masyarakat memiliki tingkat sosial yang berbeda maupun latar
belakang ekonomi yang tidak sama. Masyarakat dapat hidup bila memiliki
kemampuan untuk berdampingan dengan orang lain dimana mereka tinggal dan
diatur oleh pemerintahan yang adil bagi seluruh rakyatnya Sedangkan Asy‟ari
memberikan definisi tentang masyarakat pada hakekatnya mempunyai ciri sebagai
berikut: Adanya sejumlah orang, Mendiami daerah tertentu (ada batas-batas
wilayah yang jelas), Mempunyai warisan sosial atau kebudayaan, Mempunyai
rasa kesatuan. Kaitannya dengan desa, masyarakat desa mempunyai ciri tertentu
seperti kuatnya ikatan kelompok, guyub, rukun, gotong-royong, dan sebagainya.
Seperti yang dikemukakan Pahmi bahwa masyarakat desa mempunyai mentalitas
yang khas seperti mentalitas subsistensi, pelarian dan kekerabatan, nrimo ing
pandum. Mentalitas subsistensi merupakan mental masyarakat desa dimana
mereka mempunyai norma untuk mendahulukan keselamatan dan berupaya
menghindari resiko. Meskipun begitu, tekanan dari lingkungan yang terus-
menerus membuat mentalitas substensi masyarakat desa sudah mulai terkikis dan
mulai muncul inovasi-inovasi yang menanggung resiko yang tidak terlalu tinggi.
Selain itu, budaya desa yang khas adalah tolong-menolong. Budaya ini
melahirkan mentalitas pelarian. Mentalitas ini membuat masyarakat desa saling
tergantung satu sama lain. Budaya ini pada dasarnya menganut prinsip timbal baik
yang ditopang oleh eratnya kekerabatan di masyarakat desa. Budaya ini
menunjukkan bahwa masyarakat desa mempunyai ciri eratnya rasa kebersamaan
dan semangat persaudaraan. Selain mentalitas pelarian, masyarakat desa juga
mempunyai ciri nrimo ing pandom, atau dengan kata lain: menerima takdir.
Mentalitas ini membuat masyarakat enggan untuk berusaha. Mereka beranggapan
bahwa semua ada yang menentukan. Maka mereka bekerja santai dan sesuai
kemampuannya saja. Ini membuat produktivitas masyarakat desa kurang baik.
Namun, mentalitas tersebut perlahan mulai hilang seiring berkembangnya
industri.
Selain masyrakat orangtua disebuah desa juga terdapat anak-anak yang perlu
diperhatikan, dengan berkembangnya zaman maka perlu adanya bimbingan yang
ekstra, maka dari itu tim mahasiswa KKN membuat progam menumbuhkan
literasi untuk masa depan anak, Kemampuan berbahasa merupakan modal yang
penting bagi seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Baca-tulis
(literasi) merupakan bagian dari kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk
dikuasai. Kemampuan membaca dan menulis menjadi modal utama terutama
untuk anakanak dalam proses belajarnya kelak. Membaca dan menulis merupakan
salah satu langkah awal untuk seseorang agar dapat mengembangkan dirinya.
Kemampuan baca tulis yang dimiliki oleh seorang anak juga akan berpengaruh
pada pendidikannya di masa yang akan datang. Kemampuan membaca yang
rendah bisa diasosiasikan dengan rendahnya prestasi sekolah, kurangnya
kemampuan literasi saat dewasa, serta meningkatnya masalah perilaku dan tingkat
putus sekolah. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa membaca banyak sekali
memberikan manfaat positif. Membaca akan menambah pengetahuan dan
memberikan wawasan. Selain itu membaca juga dapat melatih seseorang untuk
berpikir kritis, Begitupun dengan kegiatan menulis. Melalui kegiatan menulis
seseorang bisa belajar untuk menuangkan gagasan dan pikiran berupa tulisan juga
berlatih untuk merangkai kata. Oleh karena itu, dengan kemampuan baca tulis
yang baik seseorang akan mampu mempelajari ilmu lain dengan mudah, bisa
mengomunikasikan gagasan serta mengekspresikan diri. Sehingga hal itu pun
akan membentuk sumber daya manusia yang unggul. Masyarakat yang gemar
membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan meningkatkan
kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada
masa-masa mendatang. . Berdasarkan hal itu, maka kemampuan baca tulis
(literasi) sejak dini perlu dikembangkan dengan baik. Namun di sisi lain, diakui
atau tidak, minat baca siswa khususnya di negara kita masih terhitung sangat
rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari intensitas membaca siswa yang peneliti
amati. Rata-rata siswa melakukan kegiatan membaca pada saat melakukan belajar
saja, di luar itu sedikit sekali siswa yang melakukan kegiatan membaca, bahkan
tidak sedikit pula yang tidak membaca sama sekali. Terlebih lagi di zaman serba
canggih ini mereka lebih senang menghabiskan waktu bersama gadget mereka.
Rendahnya minat baca di Indonesia tercermin dari beberapa fakta yang memuat
tentang prestasi bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di
dunia, antara lain; Berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh progress
in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang
melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada posisi
36 dari 40 negara yang dijadikan sampel. Menurut Andy F. Noya, host acara Kick
&Andy yang juga duta baca 2011, “Potensi bangsa Indonesia sangat tinggi secara
kuantitas. Namun, fakta membuktikan bahwa kondisi minat baca di Indonesia
berdasarkan temuan UNDP tahun 2010, Human Development Indeks, masih
sangat rendah, berada di peringkat 112 dari 175 negara. Selain itu, data yang
dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa
masyarakat lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan
atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%). Minat
baca sesorang yang rendah akan berpengaruh bagi kemampuan membacanya.
Artinya ada kaitan yang erat antara minat baca dan kemampuan membaca. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Supriyoko (2009) yang menyatakan bahwa secara
teoritis ada hubungan yang positif antara minat baca (reading interest) dengan
kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan membaca (reading ability).
Rendahnya minat baca masyarakat menjadikan kebiasaan membaca yang rendah,
dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca
menjadi rendah. Itulah yang sedang terjadi pada masyarakat kita sekarang ini.
Selain itu, fakta juga membuktikan bahwa masih banyak anak sekolah di beberapa
daerah, terutama daerah terpencil yang tidak bisa membaca dan menulis. Fakta
tersebut menunjukkan keadaan yang memprihatinkan mengenai kualitas para
pelajar Indonesia. kualitas para siswa itu tentu saja berpengaruh pada proses
pendidikan pada jenjang berikutnya kelak Hal tersebut dapat disebabkan beberapa
faktor, baik secara pribadi maupun secara umum. Secara pribadi, biasanya,
berkaitan dengan kurangya motivasi dalam diri siswa untuk menanamkan bahwa
membaca buku merupakan suatu kegiatan yang perlu dan bemanfaat. Secara
umum, faktor yang sangat berpengaruh besar adalah lingkungan sekitar siswa
yang memang jauh dari kebiasaan atau budaya membaca. Seseorang yang sudah
membudayakan membaca akan menjadikan membaca sebagai kegiatan yang
sangat penting dan menjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan. Namun
masalahnya saat ini adalah masih banyak orang yang tidak membudayakan
kegiatan membaca ini. Masalah budaya membaca timbul karena motivasi dan
minat baca yang rendah. Minat merupakan kecenderungan dan keinginan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Mulyasa, 2009). Minat juga
dapat berupa perhatian atau ketertarikan berlebih yang mendorong seseorang
melakukan sesuatu. Sumber dari minat adalah dorongan dalam diri.

Kegiatan silaturahmi dan membantu mengajar di taman kana-kanak


Mengukur lahan membuat SPH bersama perangkat desa

Bakti social pembagian beras pada warga

Mengenal dan silaturahi dalam bisnis warga


Kami berharap kususnya saya pribadi denga adanya progam ini dapat menjadi
jembatan atau agen perubahan bagi desa kususnya Desa Panjatan Kecamatan
Karanganyar Kab. Kebumen semoga kedepanya menjadi desa yang lebih baik
masyarakat yang tamah dan ramah dan anak-anaknya menjadi generasi emas yang
cerdas.

KESIMPULAN
Peran pemerintah-masyarakat dalam pembangunan Desa memiliki porsi yang
cukup seimbang. Pemerintah Desa berperan dalam mengkoordinasi dan
memfasilitasi masyarakat untuk melakukan pertemuan-pertemuan membahas
proses pembangunan, menampung aspirasi masyarakat, memberi pengarahan dan
pembinaan, menyuplai dana pembangunan, menjadi pelopor dan inovator, serta
memberikan berbagai dorongan kepada masyarakat. Sedangkan masyarakat
berperan untuk ikut terlibat dalam perencanaan hingga evaluasi pembangunan
dengan menyumbangkan usulan dan masukan terhadap pemerintah, melakukan
pembangunan secara mandiri, mendukung pembangunan dalam bentuk nyata
(tenaga dan harta benda), dan ikut serta dalam pengawasan pembangunan. Dalam
hubungan tersebut dapat disimpulkan bahwa pola kerjasama yang terjadi antara
pemerintah-masyarakat cenderung bersifat mutualistik dimana kedua pihak
menyadari posisi dan perannya masing-masing serta mendapatkan manfaat yang
saling menguntungkan dan Literasi keluarga merupakan rangkaian upaya yang
dilakukan dalam keluarga berkaitan dengan pengenalan keterampilan dan bahasa
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kegiatan yang berkaitan
dengan membaca dan komunikasi. Melalui keluarga anak sudah dikenalkan
dengan bahasa dan buku sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Beberapa
penelitian mengatakan, saat janin sudah mulai mendengar, itu adalah saat yang
tepat untuk mulai mengajaknya berkomunikasi, dibacakan sholawat, dibacakan
ayat Alquran, atau dibacakan cerita. Ketika anak sudah lahir pun, kegiatan-
kegiatan itu akan menjadi hal menyenangkan dilakukan bersama anggota keluarga
lain dan memberikan pengaruh positif bagi perkembangannya. Keluarga berusaha
untuk menumbuhkan budaya membaca, sering mengajak anak berkomunikasi,
membacakan cerita untuk anak, mengajak anak ke toko buku, membaca bersama-
sama, itu merupakan bagian dari penerapan literasi keluarga. Contoh lain
penerapan literasi keluarga adalah mendongeng. Berdasarkan beberapa penelitian,
disebutkan bahwa mendongeng sangat banyak memberikan pengaruh positif bagi
kecerdasan berbahasa anak-anak, terutama kecerdasan linguistiknya. Manfaat lain
dari kegiatan mendongeng misalnya adalah melatih anak agar lebih komunikatif
dan ekspresif. Selain itu, dengan mendongeng juga akan amelati anak untuk
mengembangkan daya imajinasi merreka. Bahkan, banyak juga komunitas yang
menggalakan gerakan ayah mendongeng
Daftar Pustaka
Aksara. Sugiyono. 2014 Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV. Alfabeta.

Alfabeta. Siagian. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi

Danim, Sudarman. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.


Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Hasibuan, Malayu, S.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi revisi).
Jakarta. Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung.


Remaja Rosda Karya.

Muslimin. 2017. Menumbuhkan Budaya Literasi dan Minat Baca dari Kampung.
Gorontalo:Ideas Publishing

Musrini. 2015. Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Bagi Anak Dan


Penulis Pemula.
Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung.

Sari, Chitra Nilalohita. 2017. Budaya Literasi Dalam Pembentukan karakter Siswa
Kelas Rendah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta

Suriningrat, Bayu. 2001. Pemerintah dan Administrasi. Bandung. PT. Mekar


Djaya

Anda mungkin juga menyukai