Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS KEBAKARAN HUTAN

A. Kebakaran Hutan

Indonesia adalah salah satu Negara yang sebagian besarnya terdapat sekitar jutaan hektar
hutan. Hutan di Indonesia sering dijuluki sebagai paru-paru dunia. Hal ini wajar mengingat
jumlah pepohonan yang ada di dalam kawasan hutan ini bisa mendaur ulang udara dan
menghasilkan lingkungan yang lebih sehat bagi manusia. Indonesia memiliki hamparan hutan
yang luas. Dengan luas hutan Indonesia sebesar 99,6 juta hektar atau 52,3% luas wilayah
Indonesia (data : Buku Statistik Kehutanan Indonesia Kemenhut 2011 yang dipublikasi pada
bulan Juli 2012), hutan Indonesia menjadi salah satu paru-paru dunia yang sangat penting
peranannya bagi kehidupan isi bumi. Selain dari luasan, hutan Indonesia juga menyimpan
kekayaan hayati. Berbagai flora dan fauna endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan
Indonesia dan dunia Namun sayangnya, saat ini sering terjadi kebakaran hutan di wilayah
Indonesia. Menurut data statistik, kebakaran hutan di Indonesia sebanyak 90 % disebabkan oleh
manusian dan selebihnya adalah kehendak alam.
Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran
yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian
disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran. Musim
kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar.
Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti “api liar” yang berasal dari
sebuah sinonim dari Api Yunani, sebuah bahan seperti napalm yang digunakan
di EropaPertengahan sebagai senjata maritime. Secara menyeluruh dapat disimpulkan
bahwaKebakaran hutan di Indonesia adalah peristiwa dimana hutan yang digologkan sebagai
ekologi alamiah mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktfitas pembakaran secara
besar-besaran.
B. Dampak kebakaran hutan :
Kebakaran hutan di Indonesia perlu ditanggulangi secara tepat sebab peristiwa ini memiliki
dampak buruk bagi kehidupan manusia. Apa saja? Berikut uraiannya:
1. Kebakaran hutan akan menyebarkan sejumlah emisi gas karbon ke wilayah atmosfer dan
berperan dalam fenomena penipisan lapisan ozon.
2. Dengan terbakarnya hutan, satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup dan
mencari makan. Hilangnya satwa dalam jumlah yang besar tentu akan berakibat pada
ketidakseimbangan ekosistem.
3. Hutan identik dengan pohon. Dan pepohonan identik sebagai pendaur ulang udara serta
akarnya berperan dalam mengunci tanah serta menyerap air hujan. Jika pepohonan
berkurang, dipastikan beberapa bencana akan datang seperti banjir atau longsor.
4. Kebakaran hutan di Indonesiaakan membuat bangsa kita kehilangan bahan baku industri
yang akan berpengaruh pada perekonomian.
5. Jumlah hutan yang terus berkurang akan membuat cuaca cenderung panas.
6. Asap dari hutan akan membuat masyarakat terganggu dan terserang penyakit yang
berhubungan dengan pernapasan.
7. Kebakaran hutan bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung
ke sebuah Negara.

C. Contoh kasus pada kebakaran hutan :


Kebakaran hutan dan lahan terus meluas di Pulau Sumatera. Selain Provinsi Riau, titik
api juga terdeteksi menyebar di 5 provinsi lainnya. Di Pekanbaru sendiri, asap dari
kebakaran sudah menyelimuti sejak Jumat pagi dan menyebabkan jarak pandang hanya 3
kilometer. Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua milik Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada sekitar 35 titik api yang tersebar di Provinsi Aceh
4, Bangka Belitung 2, Jambi 5, Kepulauan Riau 3 dan Sumatera Barat 1. “Di Provinsi Riau
sendiri terdeteksi 15 titik yang tersebar di 4 kabupaten/kota. Yaitu Bengkalis 3 titik,
Pelalawan 3, Rokan Hulu 2 dan Kabupaten Siak 7 titik,” jelas staf Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo di Pekanbaru,Riau,Jumat(27/2/2015).
Dari semua titik panas, sebut Agus, yang mengindikasikan titik api sebagai kebakaran hutan
dan lahan ada 9. Semuanya tersebar di Bengkalis, Pelalawan, Rokan Hulu dan Siak. Pada
umumnya, cuaca di Riau cerah berawan. Peluang hujan dengan intensitas ringan dan tidak
merata diprakirakan terjadi pada malam hari di wilayah Riau bagian barat dan selatan. “Jarak
pandang terpendek terjadi di Pekanbaru karena disebabkan kebakaran hutan dan lahan, yaitu
sekitar 3 kilometer. Kemudian di Pelalawan 3 kilometer, Dumai 6 kilometer dan Rengat 5
kilometer,” ujar Agus. Sementara itu, BMKG Pekanbaru mengkhawatirkan dampak
kebakaran yang terus meluas di Riau. Jika tidak segera diantisipasi, Riau diprediksi bakal
‘mengekspor’ asap ke negara tetangga.

D. Solusi menghadapi kebakaran hutan :


Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa kebakaran hutan ialah hal yang paling
buruk terjadi, karena akibat terjadinya kebakaran ini adalah menimbulkan asap yang dapat
menjadi polusi atau pencemaran udara yang dapat menimbulkan berbgai macam penyakit
pernapasan yang dapat membahayakan bagi tubuh manusia. Untuk dapat mencegah
terjadinya kebakaran hutan ialah, dengan cara melestarikan hutan, tidak melakukan
penebangan liar dan melakukan reboisasi hutan, agar hutan tidak gundul dan gersang. Karena
tanpa hutan bumi akan mengalami kekeringan dan akan berdampak sangat buruk bagi
kelangsungan hidup manusia.
DAFTAR PUSTAKA

http://news.liputan6.com/read/2183189/kebakaran-hutan-di-riau-meluas-ke-5-provinsi-di-
sumatera
http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/04/penyebab-dan-dampak-kebakaran-hutan-di.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebakaran_liar
http://www.wwf.or.id/cara_anda_membantu/bertindak_sekarang_juga/mybabytree/

Anda mungkin juga menyukai