Nama: Fajriyani
Stambuk: A25118110
Kelas: C
Mata Kuliah: Kajian Lingkungan Hidup
PENDAHULUAN
Hutan di Indonesia merupakan sebuah fenomena, hutan sebagai karunia dan amanah
Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia telah menempatkan
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara pemilik hutan tropika terbesar di dunia
setelah Brazil dan Zaire. Suatu hal yang patut disyukuri dan bangga sebagai warga bangsa
Indonesia, mengingat hutan dapat memberikan manfaat ekonomis sebagai penyumbang
devisa bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia serta memberikan jasa-jasa
lingkungan untuk menopang kehidupan di muka bumi.
Berdasarkan hal ini, sangat diperlukan memahami bagaimana kebakaran hutan itu
terjadi dan faktor apa yang mempengaruhinya sehingga tindakan ataupun strategi yang
diambil untuk mencari solusi terhadap permasalahan kebakaran tidak salah sasaran.
Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam makalah ini diuraikan beberapa teori yang
mendasari bagaimana kebakaran hutan itu terjadi seperti segitiga api, proses terjadinya
kebakaran hutan dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan
B. Identifikasi Masalah
Kebakaran hutan di Indonesia adalah peristiwa dimana hutan yang digologkan sebagai
ekologi alamiah mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktfitas pembakaran
secara besar-besaran. Pada dasarnya, peristiwa ini memberi dampak negatif maupun positif.
Namun, jika dicermati, dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi ketimbang
dampak positifnya. Oleh sebab itu hal ini penting untuk dicegah agar dampak negatifnya
tidak merugikan manusia terlalu banyak. Salah satu upaya pencegahan yang paling mendasar
adalah dengan memahami penyebab terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Di dalam
Kamus Kehutanan yang diterbitkan oleh Kementrian Kehutanan RI, disebutkan bahwa
kebakaran hutan disebabkan oleh alam dan manusia. Konteks alam mencakup musim
kemarau yang berkepanjangan juga sambaran petir. Sementara faktor manusia antara lain
kelalaian membuang puntung rokok, membakar hutan dalam rangka pembukaan lahan, api
unggun yang lupa dimatikan dan masih banyak lagi lainnya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Kebakaran hutan di dalam Ensiklopedia Kehutanan Indonesia disebut juga Api Hutan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa Kebakaran Hutan atau Api Hutan adalah Api Liar yang terjadi
di dalam hutan, yang membakar sebagian atau seluruh komponen hutan. Kebakaran hutan
merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang paling besar dan bersifat sangat
merugikan. Perbaikan kerusakan hutan akibat kebakaran memerlukan waktu yang lama,
terlebih lagi untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali.
Kebakaran hutan merupakan suatu faktor lingkungan dari api yang memberikan pengaruh
terhadap hutan, menimbulkan dampak negatif maupun positif. kebakaran hutan yang terjadi
adalah akibat ulah manusia maupun faktor alam. Penyebab kebakaran hutan yang terbanyak
karena tindakan dan kelalaian manusia. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
definisi Kebakaran Hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga berakibat
timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya kelestarian lingkungan. Contoh kebakaran
hutan diantaranya adalah Kebakaran pada area hutan HPH, HPHTI Hutan Lindung, Hutan
suaka marga satwa, taman nasional dan sebagainya.
Kebakaran hutan dan lahan diakibatkan adanya proses nyala api, hal ini dapat terjadi karena
adanya tiga unsur, yaitu oksigen, bahan bakar, dan sumber penyulut api. Sebagai ilustrasi
bahan bakar dan panas yang terjadi karena suhu tinggi, namun tanpa adanya udara sebagai
penyulut api tidak mungkin terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan terjadi apabila ketiga
unsur tersebut muncul bersamaan, sehingga saling mendukung munculnya api.
Kebakaran hutan terjadi apabila di areal kebakaran terdapat bahan bakar yang tersedia di
hutan seperti ranting, daun, rumput kering dll tersulut oleh sumber api yang berasal dari alam
maupun buatan seperti kilat, gesekan, dan ulah manusia di dukung dengan adanya oksigen
yaitu udara yang dapat memperbesar kebakaran hutan.
1. Bahan bakar
Ada beberapa sifat bahan bakar yang mempengaruhi proses terjadinya kebakaran yaitu
ukuran bahan bakar, volume bahan bakar, jenis bahan bakar dan kandungannya kadar air
bahan bakar.
2. Cuaca
a. Angin
Angin merupakan faktor pemacu dalam lingkup api, angin akan menurunkan kelembaban
udara sehingga memperbesar ketersediaan oksigen sehingga api dapat berkobar dan
merambat cepat, serta adanya angin akan mengarahkan lidah api ke bahan bakar yang belum
terbakar selain itu angin dapat menyebakan terjadinya lokasi kebakaran baru.
b. Suhu udara
Areal dengan intensitas penyinaran matahari yang tinggi akan menyebabkan bahan baku
cepat mengering, sehingga memudahkan terjadinya kebakaran. Suhu yang tinggi
menyebabkan rawan kebakaran, lokasi dengan suhu tinggi yaitu lebih besar dari 153 C.
c. Curah hujan
Suatu daerah yang memiliki curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kembaban udara dan
kadar air bahan bakar. Faktor hujan diduga merupakan faktor pemicu utama terjadinya
kebakaran hutan dan lahan.
Keadaan air tanah ini sangat penting terutama di daerah gambut. Pada musim kemarau,
kondisi air tanah bisa menurun. Permukaan air tanah yang menurun menyebabkan lapisan
permukaan atas gambut menjadi kering. Dan hal ini menyebabkan lahan gambut rawan
kebakaran..
3. Waktu
Pada waktu siang hari kelembaban udara relatif rendah dan sebaiknya pada siang hari. Maka
perlu diperhatikan waktu pembakaran agar tidak beresiko terjadinya kebakaran.
4. Sumber Api/Penyulut
Seperti telah diuraikan didepan bahwa sebagian besar sumber penyulut terjadinya kebakaran
hutan di Indonesia adalah oleh aktivitas manusia, entah dengan sengaja atau tidak disengaja.
Sedangkan untuk sumber api alami dapat disebabkan oleh adanya petir dan gesekan.
Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai karena didalamnya terkandung
keanekaragaman hayati sebagai sumber, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata
air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, perlindungan alam hayati untuk
kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi, pariwisata dan sebagainya. Terjadinya
kebakaran hutan memberikan berbagai pengaruh baik bagi hutan itu sendiri maupun
masyarakat sekitar. Berikut dampak kebakaran hutan dari berbagai segi:
Kebakaran hutan dapat mengakibatkan kerusakan pada sifat fisik dan kimia tanah. Terjadinya
kebakaran hutan akan menghilangkan vegetasi di atas tanah, sehingga apabila terjadi hujan,
maka hujan akan langsung mengenai permukaan atas tanah sehingga mendapat energi
pukulan air yang lebih besar, karena tidak lagi tersusup / tertahan lagi oleh vegetasi penutup
tanah.
Kebakaran hutan dapat menghasilkan gas-gas seperti Nox, Cox dan Sox yang dapat
menurunkan kualitas udara.
Apabila terjadi kebakaran hutan, maka pada umumnya satwa yang bergerak lambat seperti
jenis.
c.) Dampak Lain-Lain
Berdasarkan pengamatan pada beberapa responden, hasilnya ternyata tanpa diminta sebutan
responden mengungkapkan perasaan mendalam mengenai kekacauan, ketidakadilan,
keputusasaan dan ketidakberdayaan, serta perasaan kehidupan menjadi tidak seimbang.
Bukan hanya uang atau fisik tetapi juga hilangnya rasa kebersatuan dan keamanan hidup
mereka.
Kebakaran hutan selalu menimbulkan asap. Asap inilah yang merupakan dampak paling
mengganggu kesehatan.
Penanganan yang bersifat preventif adalah setiap usaha, tindakan atau kegiatan yang
dilakukan dalam rangka menghindarkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran
hutan. Jadi penanganan yang bersifat preventif ini ada dan dilaksanakan sebelum kebakaran
terjadi.
b.) Merubah kayu-kayu limbah penebangan menjadi tepung kayu (seperti bubuk gergaji),
dengan menggunakan mesin penghancur kayu (powder machine). Serbuk yang dihasilkan
dapat ditebarkan di lantai hutan sehingga akan cepat terdekomposisi.
c.) Menebas tumbuhan bawah di lantai hutan secara periodik, dilakukan pada musim hujan
Pengurangan bahan bakar hutan dilakukan dengan tujuan agar bahan bakar hutan berkurang
jumlahnya, sehingga bila terjadi kebakaran hutan, besarnya nyala api, kecepatan penjalaran
dan lamanya kebakaran dapat dikurangi. Pengurangan bahan bakar dapat dilakukan dengan
cara memanfaatkan kayu-kayu atau ranting-ranting dihutan untuk berbagai keperluan.
Isolasi bahan bakar adalah kegiatan memisahkan suatu kawasan hutan dari kawasan di
luarnya, dan atau membagi kawasan hutan tersebut menjadi bagian-bagian kawasan hutan
yang lebih kecil, oleh suatu penyekat yang disebut jalur isolasi.
Penanganan kebakaran hutan yang bersifat represif adalah upaya yang dilakukan oleh
berbagai pihak untuk mengatasi kebakaran hutan setelah kebakaran hutan itu terjadi.
Penanganan jenis ini, contohnya adalah pemadaman, proses peradilan bagi pihak-pihak yang
diduga terkait dengan kebakaran hutan (secara sengaja), dan lain-lain.
d. Menyediakan sistem informasi kebakaran hutan, dengan pembuatan sistem deteksi dini
(early warning system), serta pemantauan dan pengawasan kepada pihak-pihak yang
berkaitan langsung dengan hutan.
3. Lembaga Pendidikan
a. Memasukan kurikulum pendidikan lingkungan hidup dari tingkat sekolah dasar sampai
dengan pendidikan tinggi
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran