Anda di halaman 1dari 2

HAMA KUTU KEBUL PADA TANAMAN TERONG

Kutu kebul (Bemisia tabaci) merupakan hama utama penting bagi berbagai tanaman sayuran di
Indonesia. Kutu kebul menyerang tanaman apa saja seperti tanaman palawija, sayuran dan
buah-buahan, biasanya hama ini berdiam dibalik daun atau dibagian bawah daun. Kutu kebul
dewasa atau imago mempunyai ukuran tubuh antara 1 - 1,5 mm, berwarna putih, dan
mempunyai sayap yang ditutupi lapisan lilin bertepung putih.

Helai daun yang mengalami vein clearing mulai dari daun pucuk berkembang menjadi warna
kuning yang jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas (cupping). Infeksi lanjut
mengakibatkan daun mengecil dan berwarna kuning terang tanaman kerdil dan tidak berubah.
Kutu kebul menghasilkan ekskresi berupa madu yang merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan embun jelaga yang berwarna hitam (Cladosporium sp. dan Alternaria sp.)
menyebabkan proses fotosintesis tidak berjalan dengan normal.

Imago betina kutu kebul menghasilkan embun jelaga yang lebih banyak selama siklus
hidupmereka (Sanderson, 2007). Proses makan imago dan nimfa kutu kebul sangat berbahaya
pada tanaman karena dapat bertindak sebagai vektor virus. Kutu kebul menularkan virus gemini
secara persisten yaitu sekali makan pada tanaman yang mengandung virus, selamanya sampai
mati dapat ditularkan. Pengendalian kutu kebul secara tepat dapat mengurangi risiko gagal
panen.

Berikut beberapa cara pengendalian kutu kebul :

Gunakan musuh alami.


Musuh alami kutu kebul terbagi dua, yaitu predator dan parasitoid. Predator merupakan hewan
yang diketahui memangsa kutu kebul sebagai makannnya, seperti laba-laba. Sedangkan
parasitoid adalah organisme yang mampu menyuntikkan telurnya ke dalam tubuh Bemisia
tabaci, tawon Eretmocerus sp misalnya.

Tanam tanaman refugia.


Tanaman refugia adalah cara yang paling efektif untuk mengundang musuh alami kutu kebul.
Tanaman refugia terbukti bisa dijadikan tempat berlindung dan bereproduksi beberapa jenis
musuh alami.

Gunakan agensia hayati.


Agensia hayati adalah petogen penyakit yang bisa menyerang kutu kebul hingga mati. Agensia
hayati yang sering digunakan adalah cendawan dari genus Aschersonia dan Verticillium. Selain
itu, jamur Beauveria bassiana juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama ini.

Melakukan rotasi tanaman.


Cara selanjutnya yang mudah dilakukan petani adalah dengan melakukan rotasi tanaman.
Rotasi tanaman terbukti efektif untuk menekan jumlah populasi kutu kebul, bahkan yang sudah
resisten sekalipun.
Lakukan aplikasi pestisida dengan 6 tepat.
Penggunaan pestisida dengan 6 tepat termasuk salah satu unsur dalam pengendalian hama
terpadu. 6 tepat yang dimaksud adalah tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu, tepat
dosis, dan tepat cara penggunaan.

Lakukan rotasi pestisida.


Untuk mengendalikan hama, selain melakukan rotasi tanaman, ternyata rotasi pestisida juga
perlu dilakukan. Logikanya, dengan melakukan pengendalian kutu kebul dengan satu jenis
pestisida dalam waktu yang lama akan membuat kutu kebul lama-kelamaan terbiasa karena
kemampuan adaptasinya.

Ditulis Oleh : Andi Maulana, SP., MP.

Penyuluh Pertanian Madya

WKPP : Kabupaten Kep.Selayar

Anda mungkin juga menyukai