Anda di halaman 1dari 4

Hama Ulat Daun Kubis Plutella xylostella L.

dan Teknik Pengendalian

Oleh : Ade Intan Christian

A. Plutella xylostella L.
Hama ulat daun kubis Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu
jenis hama utama di pertanaman kubis. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan
kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun
kualitasnya. Adapun klasifikasi dari P. xylostella yaitu Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda,
Kelas : Insecta, Ordo : Lepidoptera, Family : Plutellidae, Genus : Plutella, Spesies : P. xylostella.

B. Bioekologi
Hama ulat daun kubis dilaporkan berasal dari daerah Mediterranean di Eropa Selatan, yang
merupakan sumber berbagai jenis brasika. Hama ini tersebar luas di areal yang ditanami brasika,
mulai dari daerah Amerika Utara dan Selatan, Afrika, China, India, Jepang, Asia Tenggara
termasuk Indonesia, Selandia Baru, dan Australia.
Telur kecil bulat atau oval ukuran 0,6 x 0,3 mm, berwarna kuning, diletakkan secara tunggal
atau berkelompok di bawah daun kubis. Namun, di laboratorium bila ngengat (dewasa) betina
dihadapkan pada tanaman muda maka mereka bertelur pada bagian batang. Stadium telur antara
3-6 hari.
Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, lincah, dan bila tersentuh larva akan
menjatuhkan diri.. Larva instar pertama setelah keluar dari telur segera menggerek masuk ke
dalam daging daun. Instar berikutnya baru keluar dari daun dan tumbuh sampai instar keempat.
Pada kondisi lapangan, perkembangan larva dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari.
Larva atau ulat mempunyai pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-
12 mm. Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki stadium pupa.
Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15 hari.
Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) berukuran kecil, berbentuk ramping, berwarna
coklat-kelabu, panjangnya ±1,25 cm, sayap depan bagian dorsal memiliki corak khas yaitu tigam
titik kuning seperti berlian, sehingga hama ini terkenal dengan nama ngengat punggung berlian
(diamondback moth). Nama lain dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis
(cabbage moth). Aktif pada malam hari (nocturnal), dapat berpindah-pindah dari satu tanaman ke
tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan angin. Siklus hidup
berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga menjadi dewasa.
1 | Materi Diskusi Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman Kelas D_Ade Intan Christian 12968
C. Gejala
Stadium yang membahayakan adalah larva (ulat) karena menyerang permukaan daun dan
melubangi daging daun (epidermis). Gejala serangan yang khas adalah daun berlubang-lubang
seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat-urat daunnya saja. Akibat serangan hama
ini, kehilangan hasil dapat mencapai 58%-100%, terutama di musim kemarau
Larva pada instar pertama yang baru menetas akan menggerek dan masuk ke dalam
jaringan daun, akibatnya jaringan daun akan kehilangan isinya, dan hanya tersisa jaringan
epidermis saja. Jaringan daun yang telah dimakan akan menunjukkan gejala bercak-bercak
putih. Serangan larva pada instar berikutnya dilakukan dari bagian luar, daun tampak
berlubang-lubang serta luka-luka. Jika merasa terancam, ulat akan menjatuhkan diri ke tanah
dan mengeluarkan benang kelamat untuk menyelamatkan diri. Sehingga ulat ini sangat sulit
terkena kabut semprot saat petani melakukan penyemprotan pestisida.
Serangan parah di areal pertanaman terjadi pada saat kondisi suhu dan kelembaban tinggi.
Pada kondisi tersebut, imago akan terangsang untuk berbiak, sehingga serangan berpotensi
menimbulkan serangan berat. Jika terjadi kondisi serangan berat, petani akan kesulitan untuk
mengendalikannya, sehingga resiko kerugian akan semakin besar.

D. Tanaman Inang
Indonesia pada umumnya dan khususnya di Jawa tanaman kubis dan brasika lain banyak
diusahakan di daerah pedesaan di dataran tinggi, meskipun di beberapa tempat diusahakan di
dataran rendah. Selama pertumbuhannya, kubis mengalami berbagai gangguan hama
tanaman terutama kerusakan tanaman oleh ulat kubis.Selain menyerang tanaman kubis, hama
P. xylostella juga ditemukan menyerang berbagai jenis tanaman yang masih termasuk famili
Brassicaceae (Cruciferae) seperti: kale, radish, turnip, brussels sprouts, caisin, petsai, brokoli,
cauliflower, kohl rabi, mustard dan kanola. Tanaman brasika liar seperti misalnya B.
elongata, B. fruticulosa, Roripa sp. dan lainnya juga menjadi inang ulat kubis.

E. Teknik Pengendalian
Pengendalian ulat kubis dapat dilakukan dengan cara mekanis, kimiawi dengan insektisida
kimia sintetik selektif maupun insektisida nabati, pola bercocok tanam (tumpangsari, rotasi,

2 | Materi Diskusi Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman Kelas D_Ade Intan Christian 12968
irigasi, penanaman yang bersih), penggunaan tanaman tahan, pemakaian feromon, pengendalian
hayati menggunakan predator, parasitoid (misalnya dengan Diadegma semiclausum Helen,
Cotesia plutellae Kurdj., dll.), patogen (misalnya pemakaian bakteri B. thuringiensis, jamur
Beauveria bassiana, dsb.) serta aplikasi program PHT. Cara pengendalian ulat kubis :
1. Kultur Teknik
Melakukan pergiliran tanaman yang bukan famili brassicaceae, tumpang sari tanaman
kubis dengan tomat, daun bawang dan jagung, serta penanaman tanaman perangkap
seperti Rape di sekeliling kebun.
Pengendalian dengan cara kultur teknis bertujuan untuk memutus siklus hidup ulat kubis
(Plutella xylostella). Biasanya cara ini dilakukan dengan penggiliran tanaman,
pembalikan tanah lokasi pertanaman, dan pengeringan lahan.
Musim tanam. Lebih baik untuk menanam kubis dan brassica lain pada musim hujan,
karena populasi hama tersebut dapat dihambat oleh curah hujan.
2. Monitoring
Selama menanam kubis petani perlu melakukan pemantauan/monitoring hama dengan
melakukan pengamatan mingguan. Apabila hama mencapai 1 ulat/10 tanaman (Ambang
Ekonomi = AE) atau lebih, maka dapat dilakukan dengan menyemprot tanaman
menggunakan insektisida kimia selektif atau bioinsektisida, untuk menekan agar hama
kembali berada di bawah AE yang tidak merugikan secara ekonomi.
3. Pengendalian Hayati
Melepaskan musuh alami berupa predator (Paederus sp, Harpalus sp.) atau parasitoid
(Cotesia plutella, Diadegma eucerophaga, dan D. semiclausum), dan patogen (Bacillus
thuringiensis, Beauveria bassiana) yang bila diaplikasikan dapat menekan populasi dan
serangannya.

4. Mekanis
Membuat perangkap ngengat berupa sex feromon sintesis yang disebut ugratus Ungu
yang dipasang di sekitar kebun kubis.
Pengendalian dengan cara mekanis dilakukan dengan memusnahkan ulat, serangga
dewasa, maupun telur yang menempel pada tanaman. Tanaman yang terserang parah juga
harus dimusnahkan. Buat perangkap dengan memasang alat yang bisa mengeluarkan
cahaya, misalnya menggunakan obor. Nengat Plutella xylostella tertarik dengan cahaya
pada malam hari.
5. Kimiawi

3 | Materi Diskusi Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman Kelas D_Ade Intan Christian 12968
Aplikasi ini dilaksanakan setelah hama tersebut mencapai atau melewati ambang
ekonomi, dengan memilih insektisida kimia selektif yang efektif tetapi mudah terurai
seperti Dipel WP, Bactospeine WP, Florbac FC, atau penyemprotan insektisida biologi
berbahan aktif Bacillus thuringiensis.
6. Pengendalian Organik
Untuk mengendalikan ulat secara organik, dapat digunakan beberapa pestisida organik,
misalnya dengan memanfaatkan akar atau batan tanaman tuba, umbi gadung, maupun
daun nimba. Misalnya, jika menggunakan akar batang tuba, caranya dengan menumbuk
akar atau batang tuba tersebut, kemudian direndam dalam air selama satu malam. Air
rendaman tersebut disemprotkan pada tanaman. Selain itu, pengendalian secara organik
juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan agensia hayati, misalnya dengan aplikasi
bakteri Bacillus thuringiensis.

Source :
http://infohamapenyakittumbuhan.blogspot.com/2012/03/plutella-xylostella-l-ulat-kubis.html
http://www.tanijogonegoro.com/2013/10/ulat-kubis-Plutella-xylostella.html
http://www.gerbangpertanian.com/2010/08/hama-ulat-daun-kubis-plutella.html

4 | Materi Diskusi Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman Kelas D_Ade Intan Christian 12968

Anda mungkin juga menyukai