Anda di halaman 1dari 57

DATA HAMA

1. PENGGEREK BATANG (Ostrinia furnacalis)

Deskripsi

Instar larva pertama hama ini memakan daun muda dekat pangkal lingkaran daun. Kemudian
larva instar lanjut membuat terowongan pada batang sorgum.

Pengendalian Hayati

Nama : Jamur Metarrhizium anisopliae


Mekanisme Kerja : dengan Perlakuan jamur metarrhizium
Cara aplikasi : dengan cara di semprot pada tanaman sorgum
Dosis : konsentrasi 10^8 konidia/ml

Hama penggerek batang dapat dihilangkan dengan memasukan musuh alami seperti
parasitoids Trichogramma sp. cukup efektif mengendalikan penggerek batang sorgum. Selain
itu, beberapa parasitoid yang telah diketahui cukup baik antara lain Cotesia flavipes, C.
chilonis, Bracon onulei, dan Sturmiopsis inferens dapat diintroduksi pada daerah yang
terserang hama batang penggerek.
Pengendalian Kimiawi

Penggunaan insektisida yang berbahan aktif monokrotofos, triazofos, diklhrofos, dan


karbofuran Penggunaan Insektisida dianjurkan apabila telah ditemukan 1 kelompok telur per
30 tanaman. Insektisida cair atau semprotan hanya efektif saat masih fase telur dan larva
instrar I sampai III sebelum larva masuk ke dalam batang. Sementara pengendalian dengan
menggunakan insektisida granul yang bersifat sistemik yang dapat dilakukan melalui pucuk
daun atau akar dapat mengendalikan semua stadium penggerek batang.

Kultur teknis/Pola tanam

Hama penggerek batang dapat dimusnahkan dengan menghilangkan semua sisa batang
sorgum dan residu tanaman yang pernag ditanam pada tanah perkebunan. Untuk mencegah
terjadinya serangan hama penggerek batang diperlukan tanaman tahan. Genotipe ICSA 467,
ICSA 473, dan ICSB 464 tahan terhadap hama penggerek batang. Genotipe ini dapat
digunakan sebagai sumber ketahanan yang dapat disilangkan dengan varietas yang umum
digunakan. Waktu tanam yang baik untuk menghindari serangan penggerek batang adalah
penanaman pada awal musim hujan paling lambat empat minggu sesudah mulai musim
hujan. Kultur teknis berupa tumpangsari sorgum dengan kedelai atau kacang tanah akan
mengurangi serangan dan kerusakan hama ini. Hasil penelitian Nafus dan Schreiner, (1987)
menunjukkan bahwa 40-70% larva berada pada bunga jantan, sehingga pemotongan sebagian
bunga jantan (setelah selesai penyerbukan) (4 dari 6 baris) akan sangat mengurangi serangan
penggerek batang.

Sumber : A.M. Adnan – Balai Penelitian Tanaman Serealia (Teknologi Penanganan


Hama Utama Tanaman Jagung) Prosiding Seminar Nasional Serelia-2009 ISBN : 978-
979-8940-27-9

2. ULAT GRAYAK (Spodoptera frugiperda)

Deskripsi

Hama ini menyerang titik tumbuh tanaman yang dapat mengakibatkan kegagalan
pembentukan pucuk/daun muda tanaman.

Pengendalian Hayati

Penggunaan cendawan Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan


Metarhizium anisopliae. Penggunaan virus NPV (Nuclear Polyhedrosis Virus). Penggunaan
nematoda dari famili Mermithidae dan Steinernematidae. Penggunaan bakteri Bacillus
thuringensis.
Pengendalian Kimiawi

Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman Pangan (1984) menganjurkan aplikasi insektisida


jika sudah ditemukan dua ekor larva/m2. Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif
adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril

Kultur teknis/Pola tanam


Oleh karena serangga ini membentuk pupa dalam tanah, maka pengolahan tanah yang baik
dan pembakaran sisa tanaman/gulma dapat menurunkan populasi pada pertanaman
berikutnya.

Sumber : A.M. Adnan – Balai Penelitian Tanaman Serealia (Teknologi Penanganan


Hama Utama Tanaman Jagung) Prosiding Seminar Nasional Serelia-2009 ISBN : 978-
979-8940-27-9

3. ULAT PENGGEREK POLONG (Helicoverpa armigera)

Deskripsi

Hama ini menggerek biji sorgum. Hama ini menggerek biji dan mengakibatkan sisa bekas
gerekan tampak berkapur.

Pengendalian Hayati

Penggunaan musuh alami Trichogramma spp(sangat kecil, berukuran mikroskopis).


Penggunaan bakteri Bacillus thuringensis dan virus Helicoverpa armigera Nuclear
Polyhedrosis Virus (HaNPV). Selain itu, Musuh alami yang digunakan sebagai pengendali
hayati dan cukup efektif mengendalikan Helicoverpa armigera adalah virus Helicoverpa
armigera, Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV). menginfeksi larva. Parasit, Microplitis
demolitor. yang merupakan parasit pada larva muda. Cendwan, Metarhizium
anisopliae.menginfeksi larva. Bakteri, Bacillus thuringensis.

Pengendalian Kimiawi

Bahan aktif Sipermetrin dalam penggolongan IRAC (Insecticide Resistance Action


Committee) termasuk golongan 3A Piretroid. Golongan piretroid merupakan racun kontak
dan lambung yang bekerja pada sistem saraf serangga dan mengganggu fungsi neuron oleh
interaksi dengan saluran natrium.

PETUNJUK PENGGUNAAN:
- Gunakan air lapang biasa yang tidak mengandung lumpur dan kotoran lainnya. Bila perlu
siapkan air satu malam sebelum penyemperotan agar lumpur dan kotoran lainnya mengendap.
- Waktu aplikasi paling bagus pagi hari sebelum jam 9 atau sore hari setelah jam 4.
- Lakukan penyemperotan pada waktu cuaca cerah dan diperkirakan hujan tidak turun dalam
waktu 4-6 jam setelah penyemperotan. atau bisa juga ditambahkan perekat pada musim hujan
agar tidak mudah tersapu oleh air.
- Gunakan dosis dan volume semperot yang dianjurkan.

Selain itu, Pengendalian larva H. armigera dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida
Decis setelah terbentuknya biji sorgum dan diteruskan 1-2 minggu setelah biji mengeras.
Insektisida ini tidak menimbulkan fitotoksik pada tanaman jika digunakan sesuai petunjuk.
SIDAMETHRIN 50 EC mudah larut dalam air dan tidak menyumbat sprayer.

Kultur teknis/Pola tanam

Kultur teknis. Pengelolaan tanah yang baik akan merusak pupa yang terbentuk dalam tanah
dan dapat mengurangi populasi H. armigera berikutnya. Kimiawi. Pengendalian larva H.
armigera dapat dengan penyemprotan insektisida Decis setelah terbentuknya biji sorgum dan
diteruskan 1-2 minggu setelah biji mengeras

Sumber : A.M. Adnan – Balai Penelitian Tanaman Serealia (Teknologi Penanganan


Hama Utama Tanaman Jagung) Prosiding Seminar Nasional Serelia-2009 ISBN : 978-
979-8940-27-9

4. KUTU DAUN (Aphidoidea)

Deskripsi

Hama ini membentuk koloni yang dapat terlihat pada bagian tengah lingkaran daun, batang,
atau malai. Hama ini menghisap cairan tanaman dan menghasilkan ekskresi berupa embun
madu,

Pengendalian Hayati

Penggunaan parasitoid Aphelinus maidis dan Lysiphlebus mirzai (Famili: Braconidae).


Pemanfaatan Coccinella sp. Dan Micraspis sp sebagai predator.
Pengendalian Kimiawi

Penggunaan insektisida kontak dan sistemik. Penggunaan insektisida granular. Penggunaan


insektisida malathion. Penggunaan insektisida dimethoate dan methyl dimeton.

Kultur teknis/Pola tanam

Trujillo dan Altieri (1990) menyarankan polikultur karena dengan polikultur akan
meningkatkan predasi dari predator kutu daun dibandingkan dengan monokultur.

Sumber : A.M. Adnan – Balai Penelitian Tanaman Serealia (Teknologi Penanganan


Hama Utama Tanaman Jagung) Prosiding Seminar Nasional Serelia-2009 ISBN : 978-
979-8940-27-9

5. KEPIK HIJAU PENGHISAP MALAI (Nezara viridula)

Deskripsi

Hama ini membentuk koloni yang dapat terlihat pada bagian tengah lingkaran daun, batang,
atau malai. Hama ini menghisap sari tanaman dan menghasilkan ekskresi berupa embun
madu,

Pengendalian Hayati

Penggunaan musuh alami laba-laba(Araneidae) dan semut merah(Formicidae).

Penggunaan bioinsektisida Lecanicillium lecanii

Penggunaan Parasit Trichopoda pennipes dan Trichopoda pilipes cukup berhasil


mengendalikan kepik hijau di Hawaii. Lalat ini meletakkan telur pada kepik hijau dewasa,
larva akan masuk ke tubuh kepik hijau, makan di dalam dan mematikan kepik hijau. Semut
Pheidole megacephala dilaporkan dapat memangsa telur dan nimfa muda kepik hijau.

Pengendalian Kimiawi

Penggunaan A.odorata 5% yang sebaiknya pada fase nimfa yang cenderung mengumpul
sehingga mudah dikendalikan.
Kultur teknis/Pola tanam

a. tanam serempak,

Tanam serempak dimaksudkan agar tersedianya makanan bagi hama menjadi lebih pendek
dan suatu saat akan menjadi periode tidak ada pertanaman sehingga perkembangan populasi
hama dapat terputus. Penanaman tanaman secara serempak dilakukan pada areal yang seluas-
luasnya dalam waktu 10 hari

b. pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang,

Pergiliran tanaman bertujuan untuk memutuskan daur hidup suatu hama dengan mencegah
tersedianya makanan, tempat untuk hidup, dan berkembang biak

d. sanitasi selektif terhadap tanaman inang,

Sanitasi bertujuan untuk menghilangkan sumber serangan yaitu inang alternatif dengan
melakukan pembersihan lahan dari tanaman/sisa tanaman terserang, pembersihan pematang,
serta tempattempat yang merupakan tempat bertelur, tempat makan, dan tempat
persembunyian hama.

e. penanaman tanaman perangkap

menciptakan keadaan agar populasi hama yang akan dikendalikan mengumpul atau
terkonsentrasi pada area terbatas dan tidak mencapai pertanaman utama sehingga mudah
untuk dikendalikan

Kultur teknis. Melakukan monitoring di sekitar pertanaman, mungkin ada tanaman lain yang
dapat digunakan sebagai perangkap seperti Crotalaria sp. Penanaman serempak akan
mengurangi perkembangan kepik hijau. Biologis. Parasit Trichopoda pennipes dan
Trichopoda pilipes cukup berhasil mengendalikan kepik hijau di Hawaii. Lalat ini
meletakkan telur pada kepik hijau dewasa, larva akan masuk ke tubuh kepik hijau, makan di
dalam dan mematikan kepik hijau. Semut Pheidole megacephala dilaporkan dapat memangsa
telur dan nimfa muda kepik hijau (Maie and Martin 2007). Kimiawi. Pengendalian dengan
insektisida sebaiknya pada fase nimfa yang cenderung mengumpul sehingga mudah
dikendalikan.

Sumber : Marida Santi Yudha Ika Bayu dan Wedanimbi Tengkano dengan judul
ENDEMIK KEPIK HIJAU PUCAT, Piezodorus hybneri Gmelin (HEMIPTERA:
PENTATOMIDAE) DAN PENGENDALIANNYA BULETIN PALAWIJA NO. 28,
2014

6. BELALANG (Caelifera)

Deskripsi

Hama ini cenderung untuk membentuk kelompok dan suka berpindah-pindah sehingga dalam
waktu yang singkat hama ini dapat menyebar pada areal yang luas. Hama ini memakan daun
tanaman sorgum sehingga mengakibatkan daun menjadi bolong.

Pengendalian Hayati

Penggunaan Metharrizium anisopliae var. acridium, Beauveria bassiana, Enthomophaga sp.


dan Nosuma cocustal.

Pengendalian Kimiawi

Kultur teknis/Pola tanam

mengatur pola tanam dengan tanaman alternatif yang tidak disukai dan kurang disukai
belalang dengan penanaman tumpang sari atau diversifikasi Pada areal yang sudah terserang
belalang dan musim tanam belum terlambat, diupayakan segera diadakan penanaman
kembali dengan tanaman yang tidak disukai belalang seperti, kedelai, kacang hijau, ubi kayu,
ubi jalar, kacang panjang, tomat, atau dengan alternatif lain yaitu tanaman yang kurang
disukai belalang seperti kacang tanah, petsai, kubis, sawi atau lainnya.

Sumber : A.M. Adnan – Balai Penelitian Tanaman Serealia (Teknologi Penanganan


Hama Utama Tanaman Jagung) Prosiding Seminar Nasional Serelia-2009 ISBN : 978-
979-8940-27-9
7. WERENG (Fulgoroidea)

Deskripsi

Hama ini menghisap cairan pada tanaman. Akibat dari serangan hama ini membuat warna
daun dan batang tanaman berubah menjadi kuning.

Pengendalian Hayati

1. Penggunaan agensi hayati Metharizium anisopleae dan jamur Beuveria sp, Verticillium.
2. Pengendalian menggunakan musuh alami/ predator (paedorus fuscifes, laba-laba,
cooccinella sp, Ophionea nigrofasciata dll). Untuk memanfaatkan predator ini kita harus
melakukan pengamatan minimal 1 minggu 1 kali dan gunakan insektisida yang selektif
untuk menghindari terbunuhnya musuh alami tersebut.

Pengendalian Kimiawi

1. Penggunaan insektisida berbahan aktif buprofezin , BPMC, imidakloprid


2. Penggunaan insektisida yang tidak sesuai akan mengganggu keseimbangan alami karena
terbunuhnya musuh alami wereng, menyebabkan resurjensi atau ledakan serangan hama.
Sebelum menggunakan pestisida, hubungi petugas perlindungan tanaman atau penyuluh
untuk mendapatkan saran dan petunjuk. Baca petunjuk yang tertera di label dengan teliti
setiap sebelum pestisida digunakan.

Kultur teknis/Pola tanam

1. Bersihkan gulma dari sawah dan areal sekitarnya.


2. Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya
musuh alami.
3. Gunakan varietas tahan,. Inpari 6, Inpari 13, Inpari 18, Inpari19, Inpari 23
4. Jumlah kritis: Pada kepadatan 1 wereng coklat/ batang atau kurang, masih ada peluang
untuk bertindak guna menekan populasi.
5. Amati wereng di persemaian setiap hari, atau setiap minggu setelah tanam pindah pada
batang dan permukaan air. Periksa kedua sisi persemaian. Pada tanaman yang lebih tua,
pegang tanaman dan rebahkan sedikit dan tepuk dengan pelan dekat bagian basal untuk
melihat kalau ada wereng yang jatuh ke permukaan air.
6. Gunakan perangkap cahaya pada waktu malam ketika terlihat ada gejala serangan
wereng. Jangan tempatkan cahaya dekat persemaian atau sawah.
7. Jarak tanam jajar legowo
8. Pemupukan berimbang

Pengendalian secara mekanik dan fisik:

1. Genangi persemaian, selama sehari, sampai hanya ujung bibit saja yang terlihat.
2. Sapu persemaian dengan jaring untuk menghilangkan wereng (tapi tidak telurnya),
terutama dari persemaian kering. Pada kepadatan wereng yang tinggi, penyapuan tidak akan
dapat menghilangkan wereng dalam jumlah banyak dari bagian basal tanaman.
Sumber : http://pertanian.magelangkota.go.id/

8. BURUNG (Aves)

Deskripsi

Hama ini menyerang biji sorgum. Hama ini sulit untuk dikendalikan dan kerusakan akibat
serangan hama ini dapat mencapai 100%.

Pengendalian

-Pemasangan sungkup kertas pada malai muda hingga panen

- Pemasangan jaring/paranet pada waktu tanaman membentuk malai muda hingga panen,
namun biayanya cukup tinggi

- Penanaman varietas tahan burung, sorgum dengan warna biji coklat tidak disukai burung.

- Pengendalian dengan pestisida, di Afrika digunakan pestisida berbahan aktif methiocarb


untuk mengendalikan hama burung.

Melakukan Penanaman Serentak


Biasanya padi yang ditanam tidak sesuai dengan jadwal penanaman padi lebih rentan
diserang hama burung. Hal ini dikarenakan saat bukan musim panen, burung-burung lebih
sulit mendapatkan makanan, sehingga padi yang ditanam di luar musim menjadi salah satu
sumber makanan yang paling besar bagi mereka.

Berdasarkan pengalaman petani umumnya padi yang dipanen pada akhir bulan maret sampai
april dimusim tanam rendeng dan panen pada bulan september dimusim gadu itu relatif
kurang dari serangan hama burung. Sehingga sebaiknya petani menanam padi dengan
serentak dan menyesuaikan masa panenya pada bulan tersebut.

Menanam tanaman berwarna mencolok

Pada umumnya burung pipit tidak menyukai warna-warna yang mencolok, seperti warna
kuning. Oleh karena itu, petani bisa menghalau serangan hama ini dengan menanam bunga
matahari atau bunga tahi ayam. Bunga tersebut dapat ditanam di pematang sawah sebagai
pembatas (border). Dengan begitu, burung akan enggan mendekat ke tanaman padi.

Benda-benda mengilap

Sama seperti warna mencolok, burung pipit juga tidak suka dengan benda-benda yang
mengilap. Oleh karena itu, hama burung bisa diusir dengan menggunakan benda-benda yang
mengilap, seperti plastik atau bekas piringan cakram (CD audio/video).

Biasanya, petani menancapkan kayu setiap 5 meter atau disesuaikan dengan kondisi lokasi.
Pada kayu tersebut akan diikatkan plastik mengilap yang akan memantulkan sinar matahari
yang datang. Sayangnya, cara ini memiliki kelemahan, yakni saat cuaca mendung, pagi, dan
sore hari plastik tidak bisa memantulkan cahaya matahari.

Jaring perangkap

Pengendalian hama burung dapat dilakukan dengan menggunakan jaring khusus untuk
menangkap burung, petani biasanya menggunakan jaring bekas menangkap ikan. Jaring
tersebut ditancapkan pada beberapa kayu atau bambu di pematang sawah. Namun, cara ini
membutuhkan biaya yang besar karena petani membutuhkan banyak jaring untuk melindungi
lahan sawah yang cukup besar.

Jengkol

Aroma jengkol yang tidak disukai oleh burung pipit dimanfaatkan oleh petani untuk
mengusir hama tersebut. Cara penggunaannya cukup mudah, petani akan merendam jengkol
selama beberapa hari hingga air rendamannya mengeluarkan aroma jengkol yang menyengat.
Setelah itu, air rendaman jengkol tersebut akan dimasukkan ke botol, kemudian botol
tersebut diletakkan di beberapa sudut sawah atau disemprot ke tanaman padi.

Sumber : https://fpp.umko.ac.id/

NO NAMA HAMA FOTO KASUS


1 BELALANG
2. BURUNG
3 KUTU DAUN

4. PENGGEREK
BATANG
5. PENGGEREK
POLONG
5. TELUR
6. ULAT GRAYAK
\
7. WERENG
8. KEPIK HIJAU

Anda mungkin juga menyukai