Deskripsi
Instar larva pertama hama ini memakan daun muda dekat pangkal lingkaran daun. Kemudian
larva instar lanjut membuat terowongan pada batang sorgum.
Pengendalian Hayati
Hama penggerek batang dapat dihilangkan dengan memasukan musuh alami seperti
parasitoids Trichogramma sp. cukup efektif mengendalikan penggerek batang sorgum. Selain
itu, beberapa parasitoid yang telah diketahui cukup baik antara lain Cotesia flavipes, C.
chilonis, Bracon onulei, dan Sturmiopsis inferens dapat diintroduksi pada daerah yang
terserang hama batang penggerek.
Pengendalian Kimiawi
Hama penggerek batang dapat dimusnahkan dengan menghilangkan semua sisa batang
sorgum dan residu tanaman yang pernag ditanam pada tanah perkebunan. Untuk mencegah
terjadinya serangan hama penggerek batang diperlukan tanaman tahan. Genotipe ICSA 467,
ICSA 473, dan ICSB 464 tahan terhadap hama penggerek batang. Genotipe ini dapat
digunakan sebagai sumber ketahanan yang dapat disilangkan dengan varietas yang umum
digunakan. Waktu tanam yang baik untuk menghindari serangan penggerek batang adalah
penanaman pada awal musim hujan paling lambat empat minggu sesudah mulai musim
hujan. Kultur teknis berupa tumpangsari sorgum dengan kedelai atau kacang tanah akan
mengurangi serangan dan kerusakan hama ini. Hasil penelitian Nafus dan Schreiner, (1987)
menunjukkan bahwa 40-70% larva berada pada bunga jantan, sehingga pemotongan sebagian
bunga jantan (setelah selesai penyerbukan) (4 dari 6 baris) akan sangat mengurangi serangan
penggerek batang.
Deskripsi
Hama ini menyerang titik tumbuh tanaman yang dapat mengakibatkan kegagalan
pembentukan pucuk/daun muda tanaman.
Pengendalian Hayati
Deskripsi
Hama ini menggerek biji sorgum. Hama ini menggerek biji dan mengakibatkan sisa bekas
gerekan tampak berkapur.
Pengendalian Hayati
Pengendalian Kimiawi
PETUNJUK PENGGUNAAN:
- Gunakan air lapang biasa yang tidak mengandung lumpur dan kotoran lainnya. Bila perlu
siapkan air satu malam sebelum penyemperotan agar lumpur dan kotoran lainnya mengendap.
- Waktu aplikasi paling bagus pagi hari sebelum jam 9 atau sore hari setelah jam 4.
- Lakukan penyemperotan pada waktu cuaca cerah dan diperkirakan hujan tidak turun dalam
waktu 4-6 jam setelah penyemperotan. atau bisa juga ditambahkan perekat pada musim hujan
agar tidak mudah tersapu oleh air.
- Gunakan dosis dan volume semperot yang dianjurkan.
Selain itu, Pengendalian larva H. armigera dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida
Decis setelah terbentuknya biji sorgum dan diteruskan 1-2 minggu setelah biji mengeras.
Insektisida ini tidak menimbulkan fitotoksik pada tanaman jika digunakan sesuai petunjuk.
SIDAMETHRIN 50 EC mudah larut dalam air dan tidak menyumbat sprayer.
Kultur teknis. Pengelolaan tanah yang baik akan merusak pupa yang terbentuk dalam tanah
dan dapat mengurangi populasi H. armigera berikutnya. Kimiawi. Pengendalian larva H.
armigera dapat dengan penyemprotan insektisida Decis setelah terbentuknya biji sorgum dan
diteruskan 1-2 minggu setelah biji mengeras
Deskripsi
Hama ini membentuk koloni yang dapat terlihat pada bagian tengah lingkaran daun, batang,
atau malai. Hama ini menghisap cairan tanaman dan menghasilkan ekskresi berupa embun
madu,
Pengendalian Hayati
Trujillo dan Altieri (1990) menyarankan polikultur karena dengan polikultur akan
meningkatkan predasi dari predator kutu daun dibandingkan dengan monokultur.
Deskripsi
Hama ini membentuk koloni yang dapat terlihat pada bagian tengah lingkaran daun, batang,
atau malai. Hama ini menghisap sari tanaman dan menghasilkan ekskresi berupa embun
madu,
Pengendalian Hayati
Pengendalian Kimiawi
Penggunaan A.odorata 5% yang sebaiknya pada fase nimfa yang cenderung mengumpul
sehingga mudah dikendalikan.
Kultur teknis/Pola tanam
a. tanam serempak,
Tanam serempak dimaksudkan agar tersedianya makanan bagi hama menjadi lebih pendek
dan suatu saat akan menjadi periode tidak ada pertanaman sehingga perkembangan populasi
hama dapat terputus. Penanaman tanaman secara serempak dilakukan pada areal yang seluas-
luasnya dalam waktu 10 hari
Pergiliran tanaman bertujuan untuk memutuskan daur hidup suatu hama dengan mencegah
tersedianya makanan, tempat untuk hidup, dan berkembang biak
Sanitasi bertujuan untuk menghilangkan sumber serangan yaitu inang alternatif dengan
melakukan pembersihan lahan dari tanaman/sisa tanaman terserang, pembersihan pematang,
serta tempattempat yang merupakan tempat bertelur, tempat makan, dan tempat
persembunyian hama.
menciptakan keadaan agar populasi hama yang akan dikendalikan mengumpul atau
terkonsentrasi pada area terbatas dan tidak mencapai pertanaman utama sehingga mudah
untuk dikendalikan
Kultur teknis. Melakukan monitoring di sekitar pertanaman, mungkin ada tanaman lain yang
dapat digunakan sebagai perangkap seperti Crotalaria sp. Penanaman serempak akan
mengurangi perkembangan kepik hijau. Biologis. Parasit Trichopoda pennipes dan
Trichopoda pilipes cukup berhasil mengendalikan kepik hijau di Hawaii. Lalat ini
meletakkan telur pada kepik hijau dewasa, larva akan masuk ke tubuh kepik hijau, makan di
dalam dan mematikan kepik hijau. Semut Pheidole megacephala dilaporkan dapat memangsa
telur dan nimfa muda kepik hijau (Maie and Martin 2007). Kimiawi. Pengendalian dengan
insektisida sebaiknya pada fase nimfa yang cenderung mengumpul sehingga mudah
dikendalikan.
Sumber : Marida Santi Yudha Ika Bayu dan Wedanimbi Tengkano dengan judul
ENDEMIK KEPIK HIJAU PUCAT, Piezodorus hybneri Gmelin (HEMIPTERA:
PENTATOMIDAE) DAN PENGENDALIANNYA BULETIN PALAWIJA NO. 28,
2014
6. BELALANG (Caelifera)
Deskripsi
Hama ini cenderung untuk membentuk kelompok dan suka berpindah-pindah sehingga dalam
waktu yang singkat hama ini dapat menyebar pada areal yang luas. Hama ini memakan daun
tanaman sorgum sehingga mengakibatkan daun menjadi bolong.
Pengendalian Hayati
Pengendalian Kimiawi
mengatur pola tanam dengan tanaman alternatif yang tidak disukai dan kurang disukai
belalang dengan penanaman tumpang sari atau diversifikasi Pada areal yang sudah terserang
belalang dan musim tanam belum terlambat, diupayakan segera diadakan penanaman
kembali dengan tanaman yang tidak disukai belalang seperti, kedelai, kacang hijau, ubi kayu,
ubi jalar, kacang panjang, tomat, atau dengan alternatif lain yaitu tanaman yang kurang
disukai belalang seperti kacang tanah, petsai, kubis, sawi atau lainnya.
Deskripsi
Hama ini menghisap cairan pada tanaman. Akibat dari serangan hama ini membuat warna
daun dan batang tanaman berubah menjadi kuning.
Pengendalian Hayati
1. Penggunaan agensi hayati Metharizium anisopleae dan jamur Beuveria sp, Verticillium.
2. Pengendalian menggunakan musuh alami/ predator (paedorus fuscifes, laba-laba,
cooccinella sp, Ophionea nigrofasciata dll). Untuk memanfaatkan predator ini kita harus
melakukan pengamatan minimal 1 minggu 1 kali dan gunakan insektisida yang selektif
untuk menghindari terbunuhnya musuh alami tersebut.
Pengendalian Kimiawi
1. Genangi persemaian, selama sehari, sampai hanya ujung bibit saja yang terlihat.
2. Sapu persemaian dengan jaring untuk menghilangkan wereng (tapi tidak telurnya),
terutama dari persemaian kering. Pada kepadatan wereng yang tinggi, penyapuan tidak akan
dapat menghilangkan wereng dalam jumlah banyak dari bagian basal tanaman.
Sumber : http://pertanian.magelangkota.go.id/
8. BURUNG (Aves)
Deskripsi
Hama ini menyerang biji sorgum. Hama ini sulit untuk dikendalikan dan kerusakan akibat
serangan hama ini dapat mencapai 100%.
Pengendalian
- Pemasangan jaring/paranet pada waktu tanaman membentuk malai muda hingga panen,
namun biayanya cukup tinggi
- Penanaman varietas tahan burung, sorgum dengan warna biji coklat tidak disukai burung.
Berdasarkan pengalaman petani umumnya padi yang dipanen pada akhir bulan maret sampai
april dimusim tanam rendeng dan panen pada bulan september dimusim gadu itu relatif
kurang dari serangan hama burung. Sehingga sebaiknya petani menanam padi dengan
serentak dan menyesuaikan masa panenya pada bulan tersebut.
Pada umumnya burung pipit tidak menyukai warna-warna yang mencolok, seperti warna
kuning. Oleh karena itu, petani bisa menghalau serangan hama ini dengan menanam bunga
matahari atau bunga tahi ayam. Bunga tersebut dapat ditanam di pematang sawah sebagai
pembatas (border). Dengan begitu, burung akan enggan mendekat ke tanaman padi.
Benda-benda mengilap
Sama seperti warna mencolok, burung pipit juga tidak suka dengan benda-benda yang
mengilap. Oleh karena itu, hama burung bisa diusir dengan menggunakan benda-benda yang
mengilap, seperti plastik atau bekas piringan cakram (CD audio/video).
Biasanya, petani menancapkan kayu setiap 5 meter atau disesuaikan dengan kondisi lokasi.
Pada kayu tersebut akan diikatkan plastik mengilap yang akan memantulkan sinar matahari
yang datang. Sayangnya, cara ini memiliki kelemahan, yakni saat cuaca mendung, pagi, dan
sore hari plastik tidak bisa memantulkan cahaya matahari.
Jaring perangkap
Pengendalian hama burung dapat dilakukan dengan menggunakan jaring khusus untuk
menangkap burung, petani biasanya menggunakan jaring bekas menangkap ikan. Jaring
tersebut ditancapkan pada beberapa kayu atau bambu di pematang sawah. Namun, cara ini
membutuhkan biaya yang besar karena petani membutuhkan banyak jaring untuk melindungi
lahan sawah yang cukup besar.
Jengkol
Aroma jengkol yang tidak disukai oleh burung pipit dimanfaatkan oleh petani untuk
mengusir hama tersebut. Cara penggunaannya cukup mudah, petani akan merendam jengkol
selama beberapa hari hingga air rendamannya mengeluarkan aroma jengkol yang menyengat.
Setelah itu, air rendaman jengkol tersebut akan dimasukkan ke botol, kemudian botol
tersebut diletakkan di beberapa sudut sawah atau disemprot ke tanaman padi.
Sumber : https://fpp.umko.ac.id/
4. PENGGEREK
BATANG
5. PENGGEREK
POLONG
5. TELUR
6. ULAT GRAYAK
\
7. WERENG
8. KEPIK HIJAU