0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan4 halaman
Hama ulat daun kubis Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya. Adapun klasifikasi dari P. xylostella yaitu Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Lepidoptera, Family : Plutellidae, Genus : Plutella, Spesies : P. xylostella.
Hama ulat daun kubis Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya. Adapun klasifikasi dari P. xylostella yaitu Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Lepidoptera, Family : Plutellidae, Genus : Plutella, Spesies : P. xylostella.
Hama ulat daun kubis Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya. Adapun klasifikasi dari P. xylostella yaitu Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Lepidoptera, Family : Plutellidae, Genus : Plutella, Spesies : P. xylostella.
Oleh : Ade Intan Christian A. Plutella xylostella L. Hama ulat daun kubis Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya. Adapun klasifikasi dari P. xylostella yaitu Kingdom : Animalia, ilum : Arthropoda, Kelas : !nse"ta, #rdo : Lepidoptera, amily : Plutellidae, $enus : Plutella, %pesies : P. xylostella. B. Bioekologi Hama ulat daun kubis dilaporkan berasal dari daerah &editerranean di 'ropa %elatan, yang merupakan sumber berbagai jenis brasika. Hama ini tersebar luas di areal yang ditanami brasika, mulai dari daerah Amerika (tara dan %elatan, Afrika, )hina, !ndia, *epang, Asia +enggara termasuk !ndonesia, %elandia ,aru, dan Australia. +elur ke"il bulat atau o-al ukuran .,/ 0 .,1 mm, ber2arna kuning, diletakkan se"ara tunggal atau berkelompok di ba2ah daun kubis. 3amun, di laboratorium bila ngengat (de2asa) betina dihadapkan pada tanaman muda maka mereka bertelur pada bagian batang. %tadium telur antara 14/ hari. Lar-a (ulat) terdiri dari 5 instar, ber2arna hijau, lin"ah, dan bila tersentuh lar-a akan menjatuhkan diri.. Lar-a instar pertama setelah keluar dari telur segera menggerek masuk ke dalam daging daun. !nstar berikutnya baru keluar dari daun dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan, perkembangan lar-a dari instar !4!6 selama 1478 9478 94/8 dan 94:. hari. Lar-a atau ulat mempunyai pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh men"apai :.4 :9 mm. Prepupa berlangsung selama lebih kurang 95 jam, setelah itu memasuki stadium pupa. Panjang pupa ber-ariasi sekitar 5,;47,. mm dan lama umur pupa ;4:; hari. %erangga de2asa berupa ngengat (kupu4kupu) berukuran ke"il, berbentuk ramping, ber2arna "oklat4kelabu, panjangnya <:,9; "m, sayap depan bagian dorsal memiliki "orak khas yaitu tigam titik kuning seperti berlian, sehingga hama ini terkenal dengan nama ngengat punggung berlian (diamondba"k moth). 3ama lain dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis ("abbage moth). Aktif pada malam hari (no"turnal), dapat berpindah4pindah dari satu tanaman ke 1 | Materi Diskusi Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman Kelas D_Ade Intan Christian 12968 tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan angin. %iklus hidup berlangsung sekitar 941 minggu mulai dari telur hingga menjadi de2asa. C. e!ala %tadium yang membahayakan adalah lar-a (ulat) karena menyerang permukaan daun dan melubangi daging daun (epidermis). $ejala serangan yang khas adalah daun berlubang4lubang seperti jendela yang menera2ang dan tinggal urat4urat daunnya saja. Akibat serangan hama ini, kehilangan hasil dapat men"apai ;=>4:..>, terutama di musim kemarau Lar-a pada instar pertama yang baru menetas akan menggerek dan masuk ke dalam jaringan daun, akibatnya jaringan daun akan kehilangan isinya, dan hanya tersisa jaringan epidermis saja. *aringan daun yang telah dimakan akan menunjukkan gejala ber"ak4ber"ak putih. %erangan lar-a pada instar berikutnya dilakukan dari bagian luar, daun tampak berlubang4lubang serta luka4luka. *ika merasa teran"am, ulat akan menjatuhkan diri ke tanah dan mengeluarkan benang kelamat untuk menyelamatkan diri. %ehingga ulat ini sangat sulit terkena kabut semprot saat petani melakukan penyemprotan pestisida. %erangan parah di areal pertanaman terjadi pada saat kondisi suhu dan kelembaban tinggi. Pada kondisi tersebut, imago akan terangsang untuk berbiak, sehingga serangan berpotensi menimbulkan serangan berat. *ika terjadi kondisi serangan berat, petani akan kesulitan untuk mengendalikannya, sehingga resiko kerugian akan semakin besar. ?. Tanaman Inang !ndonesia pada umumnya dan khususnya di *a2a tanaman kubis dan brasika lain banyak diusahakan di daerah pedesaan di dataran tinggi, meskipun di beberapa tempat diusahakan di dataran rendah. %elama pertumbuhannya, kubis mengalami berbagai gangguan hama tanaman terutama kerusakan tanaman oleh ulat kubis.%elain menyerang tanaman kubis, hama P. xylostella juga ditemukan menyerang berbagai jenis tanaman yang masih termasuk famili ,rassi"a"eae ()ru"iferae) seperti: kale, radish, turnip, brussels sprouts, "aisin, petsai, brokoli, "auliflo2er, kohl rabi, mustard dan kanola. +anaman brasika liar seperti misalnya ,. elongata, ,. fruti"ulosa, @oripa sp. dan lainnya juga menjadi inang ulat kubis. 2 | Materi Diskusi Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman Kelas D_Ade Intan Christian 12968 ". Teknik Pengendalian Pengendalian ulat kubis dapat dilakukan dengan "ara mekanis, kimia2i dengan insektisida kimia sintetik selektif maupun insektisida nabati, pola ber"o"ok tanam (tumpangsari, rotasi, irigasi, penanaman yang bersih), penggunaan tanaman tahan, pemakaian feromon, pengendalian hayati menggunakan predator, parasitoid (misalnya dengan Diadegma semiclausum Helen, Cotesia plutellae Kurdj., dll.), patogen (misalnya pemakaian bakteri B. thuringiensis, jamur Beauveria bassiana, dsb.) serta aplikasi program PH+. )ara pengendalian ulat kubis : :. Kultur +eknik &elakukan pergiliran tanaman yang bukan famili brassi"a"eae, tumpang sari tanaman kubis dengan tomat, daun ba2ang dan jagung, serta penanaman tanaman perangkap seperti @ape di sekeliling kebun. Pengendalian dengan "ara kultur teknis bertujuan untuk memutus siklus hidup ulat kubis (Plutella xylostella). ,iasanya "ara ini dilakukan dengan penggiliran tanaman, pembalikan tanah lokasi pertanaman, dan pengeringan lahan. &usim tanam. Lebih baik untuk menanam kubis dan brassi"a lain pada musim hujan, karena populasi hama tersebut dapat dihambat oleh "urah hujan. 9. Monitoring %elama menanam kubis petani perlu melakukan pemantauanAmonitoring hama dengan melakukan pengamatan mingguan. Apabila hama men"apai : ulatA:. tanaman (Ambang 'konomi B A') atau lebih, maka dapat dilakukan dengan menyemprot tanaman menggunakan insektisida kimia selektif atau bioinsektisida, untuk menekan agar hama kembali berada di ba2ah A' yang tidak merugikan se"ara ekonomi. 1. Pengendalian Hayati &elepaskan musuh alami berupa predator (Paederus sp, Harpalus sp.) atau parasitoid ()otesia plutella, ?iadegma eu"erophaga, dan ?. semi"lausum), dan patogen (,a"illus thuringiensis, ,eau-eria bassiana) yang bila diaplikasikan dapat menekan populasi dan serangannya. 5. &ekanis &embuat perangkap ngengat berupa se0 feromon sintesis yang disebut ugratus (ngu yang dipasang di sekitar kebun kubis. 3 | Materi Diskusi Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman Kelas D_Ade Intan Christian 12968 Pengendalian dengan "ara mekanis dilakukan dengan memusnahkan ulat, serangga de2asa, maupun telur yang menempel pada tanaman. +anaman yang terserang parah juga harus dimusnahkan. ,uat perangkap dengan memasang alat yang bisa mengeluarkan "ahaya, misalnya menggunakan obor. 3engat Plutella xylostella tertarik dengan "ahaya pada malam hari. ;. Kimia2i Aplikasi ini dilaksanakan setelah hama tersebut men"apai atau mele2ati ambang ekonomi, dengan memilih insektisida kimia selektif yang efektif tetapi mudah terurai seperti ?ipel CP, ,a"tospeine CP, lorba" ), atau penyemprotan insektisida biologi berbahan aktif ,a"illus thuringiensis. /. Pengendalian #rganik (ntuk mengendalikan ulat se"ara organik, dapat digunakan beberapa pestisida organik, misalnya dengan memanfaatkan akar atau batan tanaman tuba, umbi gadung, maupun daun nimba. &isalnya, jika menggunakan akar batang tuba, "aranya dengan menumbuk akar atau batang tuba tersebut, kemudian direndam dalam air selama satu malam. Air rendaman tersebut disemprotkan pada tanaman. %elain itu, pengendalian se"ara organik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan agensia hayati, misalnya dengan aplikasi bakteri Bacillus thuringiensis. %our"e : http:AAinfohamapenyakittumbuhan.blogspot."omA9.:9A.1Aplutella40ylostella4l4ulat4kubis.html http:AA222.tanijogonegoro."omA9.:1A:.Aulat4kubis4Plutella40ylostella.html http:AA222.gerbangpertanian."omA9.:.A.=Ahama4ulat4daun4kubis4plutella.html | Materi Diskusi Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman Kelas D_Ade Intan Christian 12968