Anda di halaman 1dari 8

Nama : Feby Triana

Nim : 203020401042
Kelas :A

1. Sebutkan hama-hama penting pada tanaman kopi, coklat dan kelapa sawit serta cara
pengendaliannya.
Jawaban :
a. Kopi
(1) Serangga Hama PBKo (Hypothenemus Hampei) cara pengendaliannya adalah dengan
cara menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) terutama dengan menggunakan
perangkap serangga
(2) Nematoda Endoparasit cara pengendaliannya adalah dengan menggunakan cara kimiawi
yaitu dengan fumigasi media bibit menggunakan fumigant pra tanam, pengendalian di
pertanaman dengan cara penggunaan jenis kopi yang tahan terhadap nematoda parasit cara
kultur teknis ; pembukaan lubang tanam rotasi dan pembuatan parit barier
(3) Hypothenemus Hampei, Pengendalian dapat dilakukan dengan cara menggunakan
parasitoid Cephalonomia Stephanoderis
(4) Kutu Dompolan, pengendaliannya adalah dengan cara biologis yaitu melepas parasit
Anagyrus grenii dan berbagai predator lain, secara kimia dapat dilakukan dengan cara
menyemprotkan insektisida antara lain Anthio 330 EC
(5) Kutu Lamtoro,  Pengendalianya dapat dilakukan dengan cara terpadu cara biologis dapat
dilakukan dengan cara melepaskan musuh alaminya seperti parasit leptomastix nyamuk
diplesis, sementara pengendalian secara kimia adalah dengan cara penyemprotan insektisida
seperti Bassa 500 EC dan Sevi 85 g, setelah disemprot pucuk tanaman yang terserang
dipangkas dan dibakar
(6) Kutu Hijau, Pengendalian, dilakukan dengan cara memanfaatkan predator serangga
seperti Orchus janthinus (sejenis kumbang kecil pemakan serangga) dan laba-laba. Namun
upaya pengendalian terpenting adalah dengan cara pemeliharaan tanaman dari gulma
terutama sekitar tajuk tanaman. jangan sekali-sekali menggunakan pestisida kimia karena
dapat mengganngu keseimbangan biologis di areal kebun.
b. Coklat
(1). Ulat Kilan (Hyposidea infixaria) Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara
menyemprotan insektisida.
(2). Ulat Jaran (Dasychira inclusa) Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan
melepaskan predator alami ulat ini yaitu Apanteles mendosa dan Carcelia spp atau juga dapat
dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida kimia.
(3). Kutu Putih (Pseudococcus Lilacinus) Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara
memangkas bagian yang terserang hama lalu membakarnya, bisa juga dengan melepaskan
predator alaminya seperti Scymus sp, semut hitam atau parasit Coccophagus preudococci,
atau bisa juga dengan menyemprotkan bahan kimia.
(4). Kakao Mot atau Lalat Buah (Acrocercops cranerella) Pengendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan sanitasi kebun, menyelumbungi buah dengan plastik atau
yang lainnya dengan bagian bawah terbuka, melepaskan predator alami hama ini seperti
semut hitam dan juga jamur antagonis Beauveria bassiana dengan cara di semprotkan.
(5). Pengerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella) Pengendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan pemangkasan, mengatur waktu panen, melakukan
penyelumbungan buah, atau juga dapat menyemprotkan insektisida.
(6). Kepik Penghisap Buah (Helopeltis spp) Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan
cara menyemprotkan insektisida, melepaskan predator alaminya yaitu semut hitam.
c. Kelapa Sawit
(1). Kumbang Badak (Oryctes rhinoceros L.) Pengendalian dimulai sejak persiapan lahan
untuk penanaman baru atau peremajaan yang dilakukan dengan cara :
- Menanam tanaman penutup tanah (kacangan) dengan baik, khususnya rumpukan batang
harus tertutup 100%.
- Menanam Koro Benguk (Mucuna sp.)
- Pemberantasan / Pengendalian secara manual dan kimia
a. Cara Manual Mengeluarkan dan mengumpulkan kumbang. Tindakan pengendalian ini
harus dilakukan sedini mungkin. Oryctes dikeluarkan dengan menggunakan kawat yang
berbentuk panah. b. Cara Kimiawi Mempergunakan insektisida seperti marshall, diazinon,
dengan mempergunakan dosis satu sendok makan. Insektisida tersebut dituangkan ke atas
pupus daun kelapa sawit.
(2). Ulat Api (Thosea asigna van Eecke.)
1. Secara Fisik Pengutipan ulat atau handpicking yang dilakukan pada tanaman muda umur 1
– 3 tahun, apabila luas areal yang mengalami serangan mencapai 25 ha. Pengutipan ulat dapat
dimulai apabila pada pemeriksaan global banyak ulat yang ditemukan 3 – 5 ekor/pelepah.
2. Secara Biologi Dilakukan dengan menggunakan insektisida biologi yang siap pakai seperti:
Bactospeine PO, Dipel WP, Thuricide HP yang mengandung bakteri Basillus thuringiensis
dan Turnera subulata (Bunga Pukul Delapan)
3. Secara Kimiawi Dengan cara fogging (pengasapan) yang menggunakan alat berupa
fulsfog, yang biasanya menggunakan campuran insektisida (Decis 25 EC) dan solar dengan
dosis 2000 cc insektisidan dan 3000 cc solar untuk fulsfog K 10 Bio dengan kapasitas tangki
5000 cc.
(3). Tikus (Rattus tiomanicus, R.argentiveter, R.exulans)
a. Manual Membongkar sarang tikus, menangkap dan membunuh dengan gropyokan,
memasang perangkap tikus yang dipasang di dalam sarang atau jalur yang biasa dilalui tikus,
pemasangan alat pelindung (rat guard). Alat pelindung dipasang di daerah serangan terutama
tanaman kelapa sawit yang baru di tanam sampai dengan umur 1 tahun.
b. Kimiawi Bila serangan tikus lebih dari 5% tapi kurang dari 20% pokok terserang, berikan
satu umpan/pokok di piringan yang menghadap pasar panen. Pemberian umpan adalah 50%
dari jumlah pokok, yaitu pada setiap pokok pada baris yang berselang seling. Bila serangan
tikus lebih dari 20%, pemberian umpan adalah 100% dari jumlah pokok. Sensus dilakukan
setiap 3 hari sekali.
c. Biologi Pengendalian secara biologi/hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan Tyto
alba (burung hantu). Burung hantu sebagai pemakan tikus, aktif pada malam hari dan hal ini
sangat cocok dengan tikus yang juga aktif menyerang pada malam hari.
(4). Babi (Sus barbatus)
- Membuat pagar individu, kemudian dililit dengan kawat duri
- Memasang kawat berduri atau pagar beraliran listrik setinggi minimal 1,5 meter
- Membuat parit isolasi/parit batas sedalam 2 m dan lebar 3 m di sekeliling kebun ( untuk
ditanah mineral )
- Membuat parit isolasi/parit batas lebar 5-6 m ( untuk didaerah lahan gambut)
- Menyarungi tanaman kelapa sawit secara individu dengan seng.
2. Jelaskan Teknik Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman secara Terpadu
khususnya Tumbuhan Pengganggu (Gulma)
Jawaban: Teknik Pengendalian Gulma Secara Terpadu dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Gulma ditebas dengan parang kemudian dihamparkan di lahan sebagai mulsa. Sekitar 2-3
minggu gulma yang sedang tumbuh aktif disemprot dengan herbisida sistemik, seperti
glifosat dengan takaran 4-6 liter per hektar. Setelah 2-4 minggu kemudian, lahan ditanami
padi dalam barisan. Upaya penyiangan dilakukan dengan menggunakan herbisida pasca-
tumbuh, seperti 2,4-D amina dengan takaran 1,5 liter per hektar yang diaplikasikan pada
umur 2-3 minggu setelah tanam padi.
2. Gulma ditebas dengan parang kemudian dilakukan pengolahan tanah. Selanjutnya
dilakukan penanaman padi dan penyiangan menggunakan herbisida pra-tumbuh, seperti
Oxadiazon dengan takaran 2 liter per hektar. Penyiangan dilakukan secara manual satu kali
pada umur 35 hari setelah tanam padi.

- Penyemprot Punggung
Alat penyemprot herbisida yang paling banyak digunakan adalah alat penyemprot punggung.
Alat ini terdiri dari bagian-bagian yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu.
- Nosel
Nosel yang tepat untuk aplikasi herbisida adalah nosel polijet yang memenuhi pola semprot
berbentuk kipas. Nosel tersebut di bagi atas 4 macam warna, yaitu merah, biru, hijau, dan
kuning yang masing-masing menghasilkan lebar semprot optimum yang berbeda, sehingga
pemakaiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Jangan menggunakan nosel kembang dan nosel kerucut karena tidak memberikan hasil
semprotan yang baik.
- Kalibrasi alat semprot (sprayer)
Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk luasan areal
tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan penyemprotan yang
gunanya adalah:
- Menghindari pemborosan herbisida
- Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan Herbisida
- Memperkecilpencemaran lingkungan.
3. Jelaskan Teknik Pengelolaan Penyakit Tanaman Berdasarkan Fase Pertumbuhan
Tanaman dan Ekosistem Pertanian.
Jawaban : Beberapa tindakan yang memodifikasi dan atau memanipulasi lingkungan tempat
tumbuh adalah meliputi:
- Membuat tanaman campuran yaitu dengan mengatur komposisi, jarak tanaman, dan
pemilihan jenis campuran sehingga dapat dihasilkan tanaman yang tahan terhadap
penyakit;
- Mengatur jarak tanam dari tegakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan keadaan
yang merugikan terhadap kehidupan patogen;
- Melakukan penjarangan atau pemotongan/pemangkasan tanaman yang sakit atau
terancam sakit agar dapat menghasilkan kondisi tanaman yang tidak disenangi
pathogen misalnya mengurangi kelembaban di bawah tajuk sehingga dapat
menghambat infeksi patogen;
- Mengatur naungan terutama pada naungan persemaian agar intensitas sinar matahari
masuk dan kelembaban udarapun dapat diatur, hingga patogen tidak menyukainya;
- Pergiliran tanaman yaitu dilakukan dengan mengadakan pergiliran jenis tanaman
sehingga patogen yang ada pada suatu waktu tertentu akan hilang inangnya hingga
patogenpun ikut mati, tertekan, atau tereliminasi;
- Mengatur drainase atau aliran air seperti selokan/parit dan saluran irigasi sehingga
maka kelembaban udara yang relatif tinggi sebagai akibat genangan air dapat
dihindari; hal ini akan mengurangi serangan patogen.
4. Pengelolaan Beberapa Penyakit Penting Berdasarkan Komoditas Tanaman
Perkebunan ((Kelapa Sawit, Karet dan Kopi)
Jawaban :
a. Kelapa Sawit
(1) Penyakit busuk pangkal batang
Pengendalian penyakit ini dengan cara melakukan sanitasi lingkungan dengan cara
membersihkan area lahan kelapa sawit yang sebelumnya terinfeksi penyakit busuk pangkal
batang dan membakar tunggul-tunggul kelapa sawit yang terinfeksi jamur Ganoderma.
(2) Penyakit Akar
Pengendalian penyakit akar dengan cara melakukan budidaya tanaman yang baik mulai dari
pemilihan benih yang sehat agar tanaman sawit tumbuh dengan baik di persemaian,
pemberian naungan pada musim kemarau, pemberian air yang cukup dan memusnahkan
bibit-bibit sakit yang bergejala lanjut dan mengisolasi bibit sakit lainnya pada satu bedeng
yang berjauhan ± 20 m dari bibit sehat.
(3) Nematoda Rhadinaphelencus cocophilus
Pengendalian penyakit ini dengan cara memberantas sumber infeksi yaitu membongkar dan
membakar tanaman mati yang terserang nematoda.
b. Karet
(1) Pengendalian penyakit jamur akar putih diarahkan kepada pencegahan pertambahan
tanaman terserang. Cara pencegahan penyakit jamur akar putih adalah:
- Ringan :Benang jamur berwarna putih baru menempel di permukaan akar atau kulit
akar mulai membusuk karena serangan jamur.
- Berat : kulit dan kayu akar sudah membusuk karena serangan jamur.
- Satu meter di sekitar tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa akar dan tunggul
tanaman lainnya. Sisa akar dan tunggul ini harus dibongkar dan dibakar supaya tidak
menjadi sumber penyakit.
- Menanam tanaman penutup tanah minimal satu tahun lebih awal dari penanaman
karet. Tanaman yang dianjurkan adalah jenis kacang-kacangan seperti Calopogonium
muconoides atau C. caeruleum, Centrosema pubescens, Pueraria javanica. Jenis
tanaman ini dapat membantu aktivitas mikroba untuk mempercepat pembusukan sisa-
sisa akar dan tunggul tanaman sehingga dapat menekan perkembangan jamur
penyebab penyakit. Sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi biakan jamur
Trichoderma harzianum yang telah dicampur dengan kompos sebanyak 200 gram per
lubang tanam (1 kg T. harzianum dicampur dengan 50 kg kompos/pupuk kandang).
Tanam bibit tanaman yang sehat bebas dari jamur akar putih. Pada radius 30-100 cm
di sekeliling tanaman (seluas tajuk tanaman) dilakukan penaburan 100-150 gram
serbuk belerang yang dibenamkan ke dalam tanah dengan menggunakan garpu.
Kegiatan ini diulang setiap 6 sampai 12 bulan sampai tanaman karet berumur 6 tahun.
Sebagai pengganti belerang dapat digunakan pupuk Ammonium Sulfat (ZA) sesuai
dosis anjuran dengan cara ditaburkan di sekitar tanaman. Diantara tanaman karet tidak
dianjurkan ditanami tanaman sela yang merupakan inang jamur penyebab penyakit
seperti ubi jalar, ubi kayu dan sebagainya.
(2) Pengendalian penyakit gugur daun Corynespora:
 Tidak menanam klon yang peka terhadap penyakit gugur daun Corynespora di daerah
yang sering terserang penyakit gugur daun Corynespora
 Pemberian pupuk nitrogen dengan dosis yang tinggi (dua kali dosis anjuran) pada
tanaman yang terserang ketika daun-daun baru mulai terbentuk.
 Klon yang peka pucuknya diokulasi dengan klon yang tahan untuk mendapatkan klon
bary yang lebih tahan terhadap penyakit ini.
 Penyakit ini bisa ditekan penyebabnya dengan bahan kimia Mankozeb dan Tridemorf
untuk tanaman yang belum menghasilkan.
(3) Penyakit Daun Colletotrichum Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan
menjaga agar areal pembibitan tidak terlalu lembab; menanam klon karet tahan, sebaiknya
tiap klon jangan ditanam lebih dari 200 ha; dan pemupukan yang cukup.
c. Kopi
(1) Karat Daun (Hemileia vastatrix)
- Penggunaan varietas tahan. Beberapa klon kopi yang tahan terhadap penyakit karat
daun sudah ditemukan di antaranya S795 dan USDA762.
- Kultur teknis meliputi: penyiangan, pemupukan, pemangkasan, dan pengelolaan
naungan. Pengendalian dengan kultur teknis jika dilakukan dengan benar dapat
menurunkan intensitas serangan karat daun.
- Fungisida nabati yang sudah dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit karat daun
adalah ekstrak biji mahoni dengan konsentrasi 0,1–0,2% efektif menekan penyakit
karat daun.
- Fungisida kimia yang digunakan untuk pengendalian karat daun biasanya berbahan
aktif tembaga, seperti tembaga oksida, tembaga khlorida, tembaga hidroksida, atau
tembaga sulfat yang ibuat bubur bordo. Tembaga efektif dalam mengendalikan karat
daun kopi, namun aplikasinya lebih baik sebelum terjadinya infeksi pada daun atau
disebut dengan tindakan preventif.
(2) Bercak Daun (Cercospora coffeicola)
- Pengendalian dengan fungisida kimia, misalnya fungisida mancozeb seperti Dhitane
dan Delsene.
- Kelembapan dikurangi dengan mengurangi penyiraman, menjarangkan atap penaung
sehingga sinar matahari dapat langsung masuk.
- Sanitasi dengan menggunting daun yang sakit kemudian dibakar atau dibenamkam di
dalam tanah.
(3) Mati Pucuk
- Cabang-cabang atau batang-batang yang menunjukkan gejala penyakit segera
dipotong atau digergaji dan pemotongan dilakukan sampai pada kayu yang sehat.
Bagian-bagian yang dipotong ini dibakar atau dipendam cukup dalam.
- Di daerah-daerah yang banyak terinfeksi penyakit mati pucuk dianjurkan untuk
membuat pohon-pohon kopi yang berbatang 3 atau 4.
- Di kebun-kebun yang terinfeksi mati pucuk, sebaiknya bibit di
persemaian disemprot dengan fungisida tembaga.
(4) Penyakit Rebah Batang (Rhizoctonia solani)
- Mengurangi kelembapan di pembibitan melalui penebaran benih yang tidak terlalu
rapat, diusahakan mendapatkan cahaya matahari secepat mungkin, dan diatur
frekuensi penyiraman.
- Memilih tanah pembibitan yang bebas dari jamur patogen R. solani.
- Aplikasi Trichoderma sp. dengan dosis 200 g/tanaman pada media pembibitan.
- Tanaman yang terinfeksi segera dikeluarkan dari kebun dan
dibakar.
- Menyemprot pembibitan dengan Delsene Mx 200 0,2%, Dithane M45 0,2% atau
Cupravit OB 21,03% formulasi.
5. Berikan salah satu contoh teknik Pengendalian Hama Terpadu.
Jawaban : Pengendalian alami dan pengendalian hayati
Tanaman sayuran pada umumnya berumur pendek dan ditanam sebagai bagian dari rotasi
tanaman padi atau rotasi di antara tanaman sayuran lain. Kondisi ini seringkali tidak mampu
memberikan kemanfaatan yang maksimum bagi musuh alami untuk bekerja mengendalikan
hama yang biasanya datang terlebih dulu dan berkembang dengan cepat. Oleh karena itu,
penyediaan tanaman refugia dapat membantu proses konservasi musuh alami saat terjadi
transisi dari tanaman satu dengan tanaman lain dengan menyediakan habitat tempat hidup dan
sumber pakan.
6. Menurut saudara apakah tanaman yang terserang Hama atau Penyakit selalu
dikendalikan dengan pestisida sintetik, kalau Ya atau tidak jelaskan.
Jawaban : Tidak, karena pestisida alami memiliki keunggulan , antara lain: Bahan bakunya
tersedia di alam sehingga harganya murah. Hal ini dapat mengatasi kesulitan ketersediaan
dan mahalnya harga pestisida sintetis/kimiawi. Mudah terurai (biodegradable) di alam,
sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).

Anda mungkin juga menyukai