KELOMPOK II :
Adnin Muawiyah (203020401066)
Feby Triana (203020401042)
Merly Valentiasie (203030401106)
Nesa Cristia (203020401040)
Oktariani Cornelia Asi (203020401058)
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum........................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah........................................................................................ 3
2.2. Dampak Sampah.......................................................................... 4
2.3. Pengelolaan Sampah.................................................................... 5
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu Dan Tempat...................................................................... 7
3.2. Bahan dan Alat............................................................................ 7
3.3. Cara Kerja.................................................................................... 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan........................................................................ 9
4.2. Pembahasan................................................................................. 11
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan.................................................................................. 16
5.2. Saran............................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. sp..............................................................................................
11
Gambar 2. sp
12
Gambar 3. sp
13
Gambar 4. ng
14
Gambar 5. ng.
15
iii
2
I. PENDAHULUAN
2
3
penanganan sampah kota adalah masalah biaya operasional yang tinggi dan
semakin sulitnya ruang yang pantas untuk pembuangan. Sebagai akibat biaya
operasional yang tinggi, kebanyakan kota-kota di Indonesia hanya mampu
mengumpulkan dan membuang + 60% dari seluruh produksi sampahnya, dari
60% ini sebagian besar ditangani dan dibuang dengan cara yang tidak saniter,
boros dan mencemari (Daniel et al., 1985). Menurut Standar Sistem Persampahan
Indonesia edisi 1997, yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, sistem
pengangkutan sampah mendominasi 50% dari totalitas biaya persampahan.
Sementara sistem pengumpulan mendominasi sebesar 10 %, serta sistem
pemusnahan akhir dengan teknologi lahan urug saniter sebesar 40 %. Dengan kata
lain, peningkatan efisiensi dan efektifitas sistem pengangkutan sampah, dapat
secara signifikan mereduksi biaya total persampahan. Dengan peningkatan
efisiensi dan efektifitas ini, akan terdapat kelebihan dana secara signifikan, yang
dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja sistem pengumpulan serta sistem
pemusnahan akhir sampah dengan lebih baik (Daniel et al., 1985).
Manfaat mempelajari dampak dan pengelolaan sampah di TPA adalah dapat
mengetahui isu utama yang terdapat di TPA sehingga kita dapat mencegah
dampak yang akan ditimbulkan dengan cara mencari dan melakukan pengelolaan
yang tepat terhadap sampah tersebut.
3
4
2.1. Sampah
Menurut Kamus Penataan Ruang, sampah merupakan sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Dengan kata lain
sampah adalah sisa-sisa kegiatan atau proses dari kegiatan manusia atau alam
yang berbentuk padat dan sudah tidak digunakan lagi serta memiliki dampak
terhadap lingkungan (Pattiasina et al., 2018). Sampah merupakan konsep buatan
dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Sampah adalah suatu bahan yang
terbuang oleh sumber hasil kegiatan manusia maupun alam yang belum memiliki
nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat,
cair, dan gas (Penebar Swadaya, 2008). Menurut WHO, sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Menurut kamus
lingkungan, sampah merupakan bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau
pemakaian, barang rusak atau cacat selama manufaktur, atau materi berlebihan
atau buangan (Setyaningrum, 2015).
Sampah adalah bahan-bahan buangan yang dibuang, baik sengaja maupun
tidak sengaja yang berasal dari proses alam atau hasil kegiatan manusia yang
belum terolah sehingga belum memiliki nilai manfaat. Sampah merupakan salah
satu tempat bersarang dan berkembang biaknya berbagai kuman penyakit. Di
tempat sampah sering terlihat berbagai binatang pembawa kuman, seperti lalat,
semut, dan tikus. Di sisi lain, sampah juga dapat menjadi sumber penghasilan bagi
para pemulung. Sampah-sampah plastik yang mereka kumpulkan dapat
menghasilkan uang untuk menghidupi keluarganya (Suherneti, 2006).
Sampah terbagi atas tiga jenis, yaitu sampah organik (sampah basah), sampah
an-organik (sampah kering), dan limbah khusus.
a. Sampah organik atau sampah basah adalah bahan-bahan buangan yang
berasal dari sisa makhluk hidup, yaitu manusia, tumbuh-tumbuhan, dan
hewan. Sampah jenis ini mudah membusuk dan dapat diuraikan oleh alam.
4
5
Contohnya sampah dari sisa makanan, kotoran hewan, buah busuk, dan
sayuran.
b. Sampah an-organik atau sampah kering adalah bahan- bahan buangan yang
berasal dari hasil industri. Sampah jenis ini sangat sulit diuraikan oleh alam.
Contohnya besi, aluminium, kaca, dan plastik.
c. Limbah khusus adalah bahan-bahan buangan yang berbahaya (beracun dan
mudah me- ledak) yang memerlukan penanganan khusus sebelum dibuang.
Contohnya limbah pabrik, limbah bahan kimia, dan sisa pestisida (Suherneti,
2006).
5
6
6
7
Adapun dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh TPA terhadap
lingkungan:
1) Dampak positif dengan adanya TPA. Misalnya TPA bisa dijadikan lahan
perekonomian yang produktif bagi masyarakat sekitar. Karena dengan adanya
penumpukam sampah anorganik seperti plastik atau barang-barang bekas
yang tidak mudah hancur dan barang-baaramg tersebut dapat membantu
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari- hari.
7
8
2) Adapun disamping dampak positif ada pula dampak negatif yang menghantui
kehidupan maupun lingkungan masyarakat sekitar tpa sepert: a). Kerusakan
infrastruktur; b). Pencemaran lingkungan setempat; c). Pelepasan gas metana;
d). Gangguan sederhana (Oktaviani et al., 2018).
2.3. Pengelolaan Sampah
Menurut (Mohsenizadeh et al., 2020), pengelolaan sampah yang tepat
merupakan salah satu aspek yang penting bagi setiap masyarakat karena akan
berdampak kepada aspek lain seperti aspek sosial, aspek lingkungan dan aspek
ekonomi. Salah satu keuntungan dalam pengelolaan sampah yang berasal dari
rumah yaitu dapat menekan jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari
proses pengangkutan sampah dengan menggunakan transportasi pengangkutan ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Transportasi pengangkutan sampah
merupakan salah satu peran dalam sistem pengelolaan sampah kota yang dapat
menghasilkan emisi gas rumah kaca yang cukup tinggi.
Pengelolaan sampah di Indonesia masih menggunakan paradigma lama, di
mana pengelolaan masih fokus pada pemrosesan akhir, yaitu setelah sampah
dikumpulkan lalu diangkut dan dibuang ke pembuangan akhir. Paradigma seperti
ini akan menyebabkan tumpukan sampah yang seterusnya akan membusuk dan
memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, di antaranya menyebabkan
polusi udara, menjadi sumber penyebaran serangga dan penyakit, dan juga
berpotensi dalam melepaskan gas metan (CH4) yang merupakan salah satu gas
rumah kaca. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran masyarakat untuk
melakukan pengelolaan sampah dengan paradigma baru, di mana sampah
diminimalisasi di hulu hingga dikembalikan ke lingkungan.
Paradigma baru pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang dimaksud
dilakukan dengan cara pembatasan, penggunaan kembali, dan mendaur ulang,
sedangkan penanganan sampah dilakukan dengan cara pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Pengolahan sampah
diharapkan dapat dilakukan pada setiap penanganan sampah. Beberapa
penanganan sampah yang dilakukan di antaranya: sistem 3R (Reduce, Reuse dan
8
9
9
10
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Tabel 2. Matriks Idetifikasi Dampak Potensi
Komponen Kegiatan
No Komponen Lingkungan Prakonstruksi Konstruksi Operasi Pascaoperasi
1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2
A. GEOFISIK-KIMIA
1. Kualitas udara
2. Kebisingan
3. Medan listrik dan medan magnet
4. Stabilitas tanah/Kelerengan
5. Penggunaan tanah/lahan dan ruang
6. Kualitas air permukaan
B. BIOLOGI
1. Flora (Biota Darat)
2. Fauna (Hewan Liar)
3. Biota Perairan
C. SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA
1. Kesempatan kerja
2. Peluang berusaha
3. Pendapatan masyarakat
4. Nilai estetika
5. Harga tanah, bangunan dan tanaman
6. Transportasi dan Lalulintas
7. Persepsi masyarakat
D. KESEHATAN MASYARAKAT
1. Sanitasi Lingkungan
12
2. Gangguan Kesehatan
3. Kecelakaan Kerja & PAK
13
Bagan Alir Pelingkupan
14
15
4.2. Pembahasan
Tempat pembuangan akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah
diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan
sekiitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar
agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. TPA ialah tempat untuk
menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah. TPA dapat
berbentuk tempat pembuangan dalam (dimana pembuangan sampah membawa
sampah di tempat produksi) begitupun tempat yang digunakan oleh produsen.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau yang sekarang disebut Tempat
Pemprosesan Akhir di Kelurahan Bukit Tunggal memiliki jenis pengelolaan
Control landfill. Controll landfill adalah sistem pembuangan dengan meratakan
dan memadatkan sampah yang datang setiap hari menggunakan alat berat.
Sampah dipadatkan menjadi sebuah sel, lalu dilapisi dengan tanah setiap lima hari
atau seminggu sekali. Tujuannya untuk mengurangi bau, perkembangbiakan lalat,
dan keluarnya gas metana (Wardhani, 2018). Selain itu, dibuat juga saluran
pengumpul air lindi (leachate), instansi pengolahannya, pos pengendalian
operasional, fasilitas pengendalian gas metana, serta saluran drainase untuk
mengendalikan air hujan. Pada TPA Bukit Tungal, sampah ditutup menggunakan
biomembran dan terpal karena biaya untuk membeli tanah cukup mahal. Tujuan
pemakaian biomembran dan terpal untuk mengurangi pencemaran udara dan agar
sampah cepat menyusut. Dampak dari kurangnya pengelolaan adalah longsor dan
banjir. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak tersebut maka pengelola TPA
membuat terasering/trap dalam menumpuk sampahnya dan supaya tumpukan
sampah menjadi tertata.
Dalam sehari TPA Bukit Tunggal dapat mengangkut sampah berjumlah
110-120 ton dan mencapai 3 juta ton sebulan. Jenis-jenis sampah di TPA adalah
sampah organik dan anorganik bersumber dari sampah pemerintah, sampah
swasta dan sampah masyarakat. Sampah organik sebagian besar bersumber dari
pasar. Sampah yang dominan adalah sampah anorganik. Sampah anorganik
berupa limbah plastik yang akan dikumpul dan dijual oleh masyarakat. Sedangkan
sampah organik dimanfaatkan untuk dijadikan kompos. Namun sampah organik
15
16
hanya sedikit yang masuk ke TPA sehingga kekurangan bahan untuk membuat
kompos.
Adanya TPA memberikan dampak positif bagi masyarakat. Hampir 99%
masyarakat sekitar TPA Bukit Tunggal menggantungkan perekonomiannya dari
TPA tersebut untuk bekerja dari pagi sampai malam untuk memungut sampah
baik untuk dijual maupun untuk manfaat dan kebutuhan lainnya. Dampak lainnya
yaitu adanya gas metan yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar dalam
memasak dan digunakan untuk tenaga listrik. Adapun dampak sosial dari TPA
yaitu Pemberdayaan Masyarakat bekerjasama dengan Yayasan untuk membuka
Sekolah PAUD dimana sebagian besar muridnya berasal dari anak masyarakat
sekitar yang pekerjaan orang tuanya adalah pemulung.
Tumpukan sampah yang terdapat di TPA sudah pasti menimbulkan bau
yang tidak enak. Bau tersebut yang berasal dari gas metan yang dapat
menyebabkan orang yang menghirup aromanya menjadi pusing dan mual. Jika
gas metan dibiarkan maka akan menimbulkan pemanasan global. Pengelolaan gas
metan dilakukan dengan dibuat pipa penangkap gas metan yang dirancang
sedemikian rupa dan diberi alat tambahan yaitu blower untuk menarik gas metan
karena sudah tidak bisa menarik secara alami lagi. Terdapat dua macam pipa yang
terdapat di TPA Bukit Tunggal yaitu pipa kecil untuk saluran air dan pipa besar
untuk saluran gas metan. Selain bau, tumpukan sampah memiliki dampak yang
buruk bagi kesehatan karena terdapat banyak penyakit dari bakteri dan virus yang
berbahaya. Untuk menghindari dampak tersebut, maka pengelola setempat
melakukan pemeriksaan kesehatan setiap bulan kepada masyarakat mulai dari
pemulung sampai kepada pegawai pengelola TPA.
Pemantauan dilakukan terhadap air tanah dengan menguji air sumur kontrol
di laboratorium untuk memastikan air tidak mengalami pencemaran sehingga
tidak dikomplain oleh masyarakat. Untuk mencegah dampak negatif dari
pencemaran sampah, maka pengelola TPA menolak masuknya sampah B3 (Bahan
Berbahaya Beracun), jika terdapat sampah tersebut masuk ke TPA maka akan
dikembalikan ke tempat dimana sampah itu diambil. Untuk meminimalkan
dampak dari sampah, sampah yang ada tidak boleh dibakar karena jika
16
17
17
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sampah menjadi permasalahan yang dapat menimbulkan banyak kerugian.
Sampah sendiri tergolong menjadi sampah industri dan sampah rumah tangga.
Disini ada dampak positif dan dampak negative. Dampak positif dengan adanya
TPA. Misalnya TPA bisa dijadikan lahan perekonomian yang produktif bagi
masyarakat sekitar. Adapun disamping dampak positif ada pula dampak negatif
yang menghantui kehidupan maupun lingkungan masyarakat sekitar TPA sepert:
a). Kerusakan infrastruktur; b). Pencemaran lingkungan setempat; c). Pelepasan
gas metana; d). Gangguan sederhana.
Pengelolaan sampah yang tepat merupakan salah satu aspek yang penting
bagi setiap masyarakat karena akan berdampak kepada aspek lain seperti aspek
sosial, aspek lingkungan dan aspek ekonomi. Ada empat cara mudah dan aman
untuk menangani sampah. Cara ini dikenal dengan sebutan 4R, yaitu reduce
(pengurangan), reuse (pemakaian kembali), recycle (daur ulang), dan recovery
(transformasi).
5.2. Saran
Diharapkan kepada masyarakat agar dapat mengurangi pemakaian plastik,
mengelola sampah dengan berwawasan lingkungan, serta merubah pola produksi
dan konsumsi yang seimbang.
18
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, T. S., et.al., Tehnologi Pemanfaatan Sampah Kota dan Peran Pemulung
Sampah : Suatu Pendekatan Konseptual, PPLH ITB. Bandung, 1985
Otto Soemarwoto, Analisis Dampak Lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 1994, hal. 43
Oktaviani, N., dkk. 2018. Analisis Pengelolaan Dan Dampak Sampah Terhadap
Konsumsi Warga Sekitar Tempat Pembuangan Akhir. Jurisprudentie. Vol.
4 (1) : 83-105.
Pattiasiana, M. K., Tondobala, L., & Lakat, R. S. M. 2018. Analisis Pemilihan
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Berbasis Geography
Information System (GIS) diKota Tomohon. Jurnal Spasial. Vol. 5 (3) :
449-460.
Rahmah, N. A., Sari, N., & Amrina, D. H. 2021. Kajian Dampak Sampah Rumah
Tangga Terhadap Lingkungan dan Perkekonomian Bagi Masyarakat
Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung Berdasarkan Perspektif
Islam. Holistic Journal Of Management Research. Vol. 6 (2) : 42-59.
Rahardyan B. dan Widagdo A.S., 2015. Peningkatan Pengelolaan Persampahan
Perkotaan Melalui Pengembangan Daur Ulang. Materi Lokakarya 2
Pengelolaan Persampaham di Propinsi DKI Jakarta.
Sari, D. A. P., & Ridhani, C. 2022. Pemanfaatan Black Soldier Fly (BSF) Dalam
Pengelolaan Sampah Organik dan Strategi Pemasaran Produk yang di
Hasilkan. Yogyakarta : Deepublish.
Setyaningrum, I. 2015. Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah Oleh
Masyarakat Melalui Bank Sampah. Jurnal Teknik PWK. Vol. 4 (2) : 185-
196.
Syafrudin, 2014. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Prosiding Diskusi
Interaktif Pengelolaan Sampah Perkotaan Secara Terpadu, Program
Magister Ilmu Lingkungan Undip, Semarang.
Suherneti, N., Sujana, A., & Kurniadi, D. 2006. Pendidikan Lingkungan Hidup.
Jakarta : Grasindo.
Suryanti, T. 2014. Bebas Sampah Dari Rumah. Jakarta Selatan : AgroMedia.
Wardhani, DK. 2018. Belajar Zero Waste: Menuju Rumah Minim Sampah.
Jakarta: Pustaka Rumah Main Anak (RMA).
19
LAMPIRAN
20