Anda di halaman 1dari 5

Matapelajaran : Agribisnis Tanaman Pangan

Kelas : XI ATPH
Pertemuan :3

E. Pemeliharaan
1. Penyulaman
Sebagaimana pada tanaman lain, penyulaman tanaman pada ubi jalar bertujuan
untuk mempertahankan populasi seperti yang diharapkan. Penyulaman dilakukan
dengan mengganti bibit yang mati atau tumbuh abnormal dengan bibit baru.
Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari
tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyula man
sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dan pembubunan tanaman biasanya dilakukan pada umur 1 bulan
setelah tanam, kemudian diulang kembali saat tanaman berumur 2 bulan. Cara
penyiangan dan pembumbunan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
a) Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-hati agar
tidak merusak akar tanaman ubi jalar.
b) Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng g u lu d a n ,
k e m u d ia n t a n a h n y a diturunkan ke dalam saluran antar guludan.
c) Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan pengairan
hingga tanah cukup basah.
3. Pembalikan batang
Pembalikan batang merupakan salah satu bentuk kegiatan pengelolaan tanaman ubi jalar
yang mempunyai banyak tujuan. Tujuan dimaksud adalah
a) Untuk sanitasi kebun.
b) Mencegah terbentuknya akar adventif.
c) Memperlancar laju fotosintesis tanaman
Pembalikan batang (penertiban akar) pada prinsipnya memiliki tujuan utama yaitu untuk
menghasilkan umbi yang besar dan berkualitas. Pembalikan batang dilakukan dengan cara
menarik batang tanaman agar akar yang tumbuh pada ruas-ruas batang tidak membesar
menjadi umbi. Dengan demikian pembentukan umbi akan terkonsentrasi pada sekitar
pangkal batang dan akan menghasilkan umbi yang besar dan berkualitas. Jika akar pada
ruas-ruas batang dibiarkan terus tumbuh maka akan menbentuk umbi yang banyak tetapi
berukuran kecil.
4. Pemupukan
Unsur hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup tinggi, yaitu
terdiri dari 70 kg N (± 156 kg UREA), 20 kg P2O5 (±42 kg TSP), dan 110 kg K2O (±
220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15 ton ubi basah. Pemupukan bertujuan
menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen, menambah kesuburan tanah,
dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Dosis pupuk yang tepat harus
berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman di daerah setempat. Dosis pupuk yang
dianjurkan secara umum adalah 45-90kg N/ha (100-200 kg UREA/ha) ditambah 25 kg
P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (±100 kg KCl/ha).
Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal.
Pemupukan dengan sistem larikan mula- mula buat larikan (alur) kecil di sepanjang
guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian sebarkan
pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan tanah.
5. Pengendalian hama, penyakit dan gulma
1. Kumbang Penggerek Ubi Jalar (Cylas sp)
Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh ketiga spesies cylas formicarius,
C. puncticollis, dan C. brunneus adalah sama. Kumbang dewasa penggerek ubi jalar
memakan epidermis pangkal batang dan daun serta memakan bagian permukaan luar
dari umbi sehingga menyebabkan terbentuknya lubang pada umbi. Larva yang
berkembang didalam umbi membuat lubang gerekan dan menyebabkan kerusakan yang
signifikan. Akibat aktivitas larva pada saat membuat lubang gerekan
mengakibatkan terbentuknya serbuk / tepung pada rongga bekas gerekan didalam
umbi. Umbi yang rusak menghasilkan senyawa beracun (senyawa terpene)
sehingga mengakibatkan umbi tersebut tidak dapat dikonsumsi meskipun
kandungan senyawa terpene pada umbi kadarnya rendah dan tingkat kerusakan
fisiknya pun relatif ringan. Gejala kerusakan yang timbul pada pangkal batang yaitu
terjadinya malformasi, penebalan, dan adanya peretakan pada bagian dalam jaringan
yang terserang. Kumbang cylas merupakan hama penting pada tanaman ubi jalar
diseluruh dunia, terutama di daerah-daerah yang beriklim kering. Dengan kata lain,
kumbang cylas merupakan hama utama pada ubi jalar.
1) Pengendalian
Pada saat populasi kumbang cylas tinggi, tidak ada satu pun metode
pengendalian yang dapat memberikan perlindungan memadai terhadap
pertanaman ubi jalar. Integrasi beberapa teknik pengendalian, dengan
penekanan pada pencegahan serangan dari kumbang cylas merupakan
tindakan perlindungan tanaman yang lebih efektif. Pengendalian secara kultur
teknis. Pengendalian secara kultur teknis terhadap kumbang cylas telah
terbukti efektif dan harus menjadi dasar utama dari tindakan pengendalian
yang dilakukan.
2) Pengendalian secara kultur teknis meliputi :
a) Penggunaan bahan tanam (stek batang) yang terbebas dari infestasi kumbang
cylas.
b) Melakukan rotasi tanaman.
c) Membersihkan dan menyingkirkan sisa-sisa tanaman atau umbi sisa panen
sebelumnya yang tertinggal di lapangan (sanitasi).
d) Melakukan penggenangan lapangan selama 24 jam setelah selesai panen.
e) Melakukan penanaman dan pemanenan tepat pada waktunya untuk
menghindari periode kering.
f) Membersihkan dan menyingkirkan inang alternatif, tumbuhan inang liar.
g) Menanam ubi jalar jauh dari daerah sumber serangan kumbang cylas.
h) Pengurugan guludan tanah di sekitar pangkal batang tanaman dan
pengurugan retakan-retakan tanah.
i) Menerapkan sistem pengairan yang cukup untuk mencegah atau mengurangi
tanah retak
3) Perlakuan pada bahan tanam
Perendaman bibit tanaman kedalam larutan beauveria bassiana atau
insektisida (seperti karbofuran atau diazinon) selama 30 menit sebelum
penanaman dapat mengendalikan kumbang cylas untuk periode awal dari
musim tanam
4) Penggunaan klon yang lebih tahan
Klon tahan atau klon yang mempunyai tingkat ketahanan yang tinggi
terhadap kumbang penggerek ubi jalar sampai dengan saat ini belum ada.
Beberapa klon memiliki tingkat ketahanan yang rendah hingga menengah.
Klon lainnya terhindar dari serangan kumbang cylas karena umbi yang
dihasilkannya terletak lebih dalam dari permukaan tanah atau karena varietas
tersebut mempunyai masa panen yang singkat dan dapat dipanen lebih awal.
5) Penggunaan Feromon seks
Feromon spesifik yang dihasilkan oleh kumbang betina untuk menarik
kumbang jantan dari ketiga spesies cylas telah berhasil diidentifikasi.
Feromon lures untuk C. formicarius sudah tersedia secara komersial.
Perangkap feromon digunakan sebagai alat untuk memonitoring dan
memantau keberadaan populasi kumbang cylas. Banyak perangkap hasil
rancangan petani dengan menggunakan bahan lokal efektif untuk menangkap
kumbang cylas. Hasil tangkapan pada perangkap bisa menjadi indikator ada
tidaknya kumbang cylas . J i k a padaperangkap t idak ditemukan kumbang
cylas, itu merupakan indikasi bahwa pertanaman ubi jalar di lapangan aman
dari serangan kumbang cylas.
6) Penggunaan Agensia Hayati
Agensia hayati yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan kumbang
cylas antara lain beauveria bassiana, metarrhizium anisopliae, nematoda
heterorhabditis spp. dansteinernema spp. Jamur entomopatogen tersebut
diatas dapat menginfeksi dan membunuh serangga dewasa (kumbang),
sedangkan nematoda dapat membunuh larva.
7) Penggunaan Predator
Semut, laba-laba, kumbang carabidae dan cocopet merupakan predator-
predator umum yang mempunyai peranan penting sebagai musuh alami
kumbang cylas.
2. Penggerek Batang Ubi Jalar (Omphisia anastomasalis) Gejala Serangan
Larva membuat lubang dengan cara menggerek bagian dalam batang tanaman ubi jalar
tidak lama setelah larva keluar dari telur dan kadang- kadang menembus leher pangkal
umbi. Akibat aktivitas makan larva menyebabkan terjadinya pembesaran dan lignifikasi
pada pangkal batang dan terbentuknya rongga dimana rongga tersebut diisi dengan
serbuk halus bekas gerekan. Tanaman menjadi layu dan mati. Serangan penggerek
batang pada tahap awal pertumbuhan tanaman ubi jalar dapat menghambat pembentukan
umbi
1) Pengendalian
Penggunaan bahan tanam yang mengandung telur penggerek batang atau
menanam tanaman baru yang berdekatan dengan pertanaman yang sudah
terserang penggerek batang merupakan sarana utama terjadinya penyebaran
hama ini. Perlakuan pada bahan tanam dan pergiliran tanaman mempunyai
arti penting terhadap pengendalian hama ini. Pengurugan pada guludan sering
dipraktekkan untuk mengurangi kerusakan dari serangan kumbang penggerek
ubi jalar. Namun, selain itu ternyata pengurugan pada guludan juga
memberikan kontribusi positif terhadap upaya pengendalian penggerek
batang. Pengurugan pada guludan menjadi efektif karena lubang yang dibuat
oleh larva sebagai jalan keluar untuk serangga dewasa penggerek batang
menjadi tertutupi oleh tanah. Cocopet dan semut dapat menyerang larva
yang masih berkembang d alam batang tanaman ubi jalar.
3. Ulat Grayak Spodoptera eridania, S. exigua, S. Litura
Ulat grayak tersebar luas dan mempunyai banyak tanaman inang. Keberadaan S.
litura terbatas hanya di Asia, Pasifik, dan Australia.
1) Gejala serangan
Larva instar awal memakan epidermis daun. Setelah memasuki instar
ketiga, larva memakan jaringan daun parenkim, dan hanya menyisakan
tulang-tulang daun. Larva instar akhir S. litura sangat rakus dan bahkan bisa
menyerang akar ubi jalar apabila akar ubi jalar tersebut terekspos keluar
tanah.
2) Pengendalian
Membersihkan gulma sebagai inang alternatif harus dilakukan. Di Asia,
Ipomoea reptans (kankung) dan beberapa gulma (Amaranthus sp., Passiflora
foetida, Ageratum sp.) a d a l a h i n a n g a l t e r n a t i f . Mengumpulkan
kelompok telur atau kelompok larva instar awal yang menyerang daun
merupakan cara efektif untuk mengendalikan ulat grayak. Penggunaan
insektisida atau Bacillus thuringiensis dapat dilakukan pada stadia larva instar
awal dimana pada saat tersebut larva hidup secara bergerombol.
4. Kutu Kebul Bemisia tabaci (Homoptera: Aleyrodidae)
Merupakan hama yang menyerang pada bagian daun ubi jalar. Serangga betina B. tabaci
bertelur dibawah daun. Nimfa dari instar pertama sampai dengan instar akhir berwarna
putih kehijauan berbentuk oval, seperti sisik, dan agak berduri. Serangga dewasa
berukuran kecil sekali dan sayapnya berwarna putih ditutupi lapisan lilin yang
bertepung. Periode perkembangan satu generasi B. tabaci memerlukan waktu 3-4
minggu. Bemisia tabaci merupakan hama kosmopolitan dan mempunyai peranan sebagai
vektor penyakit virus Sweet Potato Mild Mottle Virus (SMMV) sehingga sedapat
mungkin pemberantasannya harus dilakukan.
1) Gejala Serangan
Serangan yang terjadi pada populasi tinggi kutu kebul dapat
menyebabkan daun menguning dan nekrosis. Hama ini lebih berperan
sebagai penular virus, terutama virus Sweet Potato Mild Mottle Virus
(SMMV). B. tabaci memiliki kisaran inang yang luas, diantaranya kapas ,
tomat , tembakau, dan ubi kayu.
2) Pengendalian
Langkah-langkah pengendalian biasanya jarang dilakukan dan tidak
diperlukan. Pengendalian kutu kebul bukan merupakan cara yang efektif
untuk mengurangi terjadinya serangan penyakit virus yang mereka tularkan.

Anda mungkin juga menyukai