Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN

Oleh: Firgilius Pawo Pande

Marselina Beku Bene

Helena Faustina Loko

David Roga Sianus Seda Laki

1. Penyiapan Lahan
a) Sanitasi Lahan
Sanitasi lahan adalah kegiatan pembersihan gulma yang tumbuh pada lahan yang
akan dibudidaya. Dalam melakukan sanitasi lahan, dibutuhkan peralatan seperti
parang dan sabit.
b) Pengolahan Tanah Pertama
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak menggunakan traktor dan dicangkul
dengan kedalaman 30-50 cm.

a) Pengolahan Tanah Pertama


Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak menggunakan traktor dan dicangkul dengan
kedalaman 30-50 cm.

a) Pengolahan Tanah Pertama


Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak menggunakan traktor dan dicangkul
dengan kedalaman 30-50 cm.

a) Pengolahan Tanah Pertama


Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak menggunakan traktor dan dicangkul dengan
kedalaman 30-50 cm.. Panjang bedengan 42 m, lebar 90 cm, tinggi 25 cm. Disamping
bedengan dibuat saluran drainase antar bedengan dengan lebar 30 cm, kedalaman drainase 25
cm.

e) Pemasangan Selang Irigasi


Pemasangn selang irigasi dilakukan dengan cara memasukkan ujung utama pada lubang
konektor yang berada pada pipa sekaligus pembenahan konektor yang rusak.

1
2. Pembibitan
a) Pemilihan benih
Benih yang akan disemai dipilih atau dibeli ditoko pertanian terbaik.
b) Perlakuan Benih
Perlakuan benih dilakukan dengan perendaman selama semalaman (1x12 jam) yaitu dengan
cara benih tomat direndam dalam wadah yang berisi air hangat (suam-suam kuku).
Selanjutnya dilakukan pemeraman benih selama 2x24 jam, dengan menggunakan wadah
kardus, kertas HVS dan handuk.

a) Menyiapkan Media Semai


Media semai merupakan campuran dari berbagai bahan seperti tanah, bokashi, dan arang
sekam. Dengan perbandingan 1:1:1. persemaian yang digunakan berupa bedengan dengan
ukuran panjang 4 m, lebar 80 cm dan tinggi 25 cm.

a) Penyemaian benih
Sebelum penyemaian benih dilakukan pengendalian pencegahan penyakit yaitu dengan
menaburkan Antracol diatas bedengan, penyemprotan larutan wong agro dengan dosis 150 ml
dilarutkan dalam air sebanyak 16 liter.
Penyemaian benih tomat dilakukan dengan pembuatan larikan terlebih dahulu, kemudian
menaburkan pasir diatas bedengan persemaian (untuk meningkatkan aerasi tanah), selanjutnya
menaburkan abu dapur untuk mengatasi semut, lalu dilakukan penyemprotan lagi dengan
wong agro selembab mungkin, Benih disiram setiap pagi pukul 06.00, dan sore pukul 16.00.

a) Penyiapan media penyapihan bibit


Media dibuat dalam bentuk sosis, dengan campuran media petroganik, topsoil, dan arang
sekam dan dimasukan dalam plastik es, lalu direndam kemudian dipotong sepanjang 7 cm.
c) Penyapihan Bibit
Proses penyapihan bibit melalui beberapa tahapan:
a. Bibit dicungkil satu persatu menggunakan kayu kecil
b. Pencungkilan dilakukan dengan hati-hati agar bibit tidak patah ataupun putus
akarnya
c. Media sosis dilubangi, lalu masukan bibit dan padatkan medianya.
d) Pemeliharaan Bibit
Pemeliharaan pembibitan meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian organisme
pengganggu tanaman

2
3. Penanaman Tanaman Tomat
a) Penentuan jarak tanam
Pengaturan jarak tanam berpengaruh terhadap keadaan iklim mikro disekitar tanaman dan
penerimaan cahaya matahari oleh tanaman. Jarak tanam yang ideal adalah 60cm x 60cm.
Lubang tanam digali menggunakan soled dengan kedalaman 10 cm.
a) Seleksi Bibit
bibit yang telah berumur 2-3 minggu setelah tanam atau memiliki 2-4 helai daun, dalam
keadaan sehat dan normal.
a) Penanaman Bibit
Penanaman bibit yaitu kegiatan pemindahan bibit dari wadah penyapihan ke lahan
(bedengan) tempat penanaman.

1. Pemeliharaan
Kegiatan merawat tanaman umumnya meliputi pengairan tanaman, penyulaman,
pengendalian organisme pengganggu tanaman (gulma, hama dan penyakit), pemupukan
susulan, pembumbunan, pemangkasan tanaman, dan pemasangan turus / lanjaran.
a) Pengendalian hama dan penyakit
Hama penting pada tanaman tomat adalah kutu daun (Aphids), ulat penggerek buah dan
trips. Beberapa hama pembawa (vector) penyakit seperti aphids, tungau, dan trips
merupakan vector penyakit keriting mozaik yang disebabkan oleh virus. Kutu kebul
merupakan vector penyakit keriting kuning (begomovirus). Kegiatan pencegahan dan
pengendalian rutin hama ini sangat penting.

1) Hama
a) Ulat penggerak buah (Helicoverpa armigera Hubner)
¯ Gejala: Buah tomat yang terserang ulat buah berlubang. Jika buah
dibelah, didalamnya terdapat ulat. Ulat buah menyerang buah tomat
dengan cara melubangi dinding buah tomat. Umumnya instar pertama
ulat buah menyerang buah yang masih hijau. Pada musim hujan,
serangan ulat buah akan terkontaminasi oleh cendawan, sehingga
buah yang terserang akan membusuk.
¯ Cara pengendalian: Sanitasi lahan, dapat pula menggunakan insektisida,
klenset.
¯

3
b) Hama Kutu Daun Aphids (Myzus persicae Sulz.)
¯ Gejala serangan: Daun menjadi keriput, berwarna kekuningan, terpuntir
sehingga pertumbuhan tanaman terlabat (kerdil), bahkan tanaman
menjadi layu dan mati.
¯ Cara Pengendalian: Tidak menanam tomat secara bertahap pada
lokasi yang sangat berdekatan untuk jangka waktu lama, perlu
dilakukan pergiliran tanaman atau pengosongan areal (bera)
penanaman lebih kurang satu bulan untuk memutus siklus hama.
¯ Cara pencegahan: Gunakan insektisida secara teratur, sesuai dosis
anjuran. Insektisida yang dapat digunakan diantaranya adalah klenset.
2) Penyakit
a) Penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum (E.F.Smith)
¯ Gejala: Pada tanaman yang tua: layu pertama biasanya terjadi pada
daun-daun tanaman yang terletak dibagian bawah tanaman, tetapi
pada tanaman mudah gejala layu mulai nampak pada daun-daun
atas dari tanaman. Setelah beberapa hari, gejala kelayuan diikuti oleh
layu yang tiba-tiba dan layu permanen dari seluruh daun tanaman,
tetapi
¯ daun tetap hijau atau disertai dengan sedikit menguning, jaringang
pembulu dari batang bagian bawah akar dan akar menjadi
kecoklatan. Apabila batang atau akar tersebut dipotong melintang dan
dicelupkan kedalam air jernih akan terlihat mengeluarkan cairan
keruh yang merupakan koloni bakteri .
¯ Cara pengendalian: Pupuk kandang yang digunakan telah
terdekomposisi dengan baik, drainase lahan diatur sedemikian rupa
agar air hujan tidak mengenang, penggunaan pupuk berkadar N tinggi
seperti urea perluh dikuragi, tanaman yang menunjukan gejala layu
segera dicabut agar tidak menular ketanaman lain. Tanah dilubang
tanam dari tanaman yang sakit dibuang. Tanaman sakit dan tanah
tersebut disiram bakterisida agrept, lakukan pergiliran tanaman yang
bukan tanaman inang layu bakteri dan penggunaan varietas tahan,

4
jika serangan sudah berat maka lubang tanam disiram dengan
larutan fungisida ventra 75 wc.
b) Bintil Akar (Meloidogyne spp.)
¯Gejala: Pertumbuhan tanaman terhambat dan daun layu. Pada cuaca
kering, gejala lebih jelas pada akarnya, yaitu timbul bisul atau puru
yang memanjang atau bulat pada akar utama dan cabang atau bintil
akar.
¯ Pengendalian: Pergiliran tanaman non inang, mencabut dengan
segera tanaman terserang, dan menggunakan insektisida dan
nematisida. Insektisida yang dapa digunakan adaah isektisida
sistemik, misalnya furadan 3G.
b) Pemasangan Turus / Lanjaran
Pengajiran adalah kegiatan memberikan penopang atau penguat agar tanaman
dapat tegak dengan baik. Pemberian ajir pada tomat dilakukan seawal mungkin agar
perakaran tidak terganggu (biasanya 5 HST), dapat juga bersamaan dengan penanaman.
Ajir (turus) dapat berupa bambu yang dibela berukuran lebar 5 cm, tebal 2 cm, dan
panjang 120-200 cm, tergantung kesuburan tanaman.

a) Pemangkasan Tanaman (Pemangkasan Tunas Wiwilan)


Pemangkasan adalah pembuangan tunas air cabang yang tidak diperlukan. Ketika
tanaman sudah berumur 15-20 HST

1. Pemanenan
Penentuan Cara Panen :Cara panen buah tomat yang baik menggunakan tangan. Panen
pertama dilakukan pada umur 70-75 hari.
a) Pemanenan
Pemanenan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengambil hasil dari tanaman tomat
yang dibudidaya, yang mempunyai nilai jual ekonominya. Penanganan hasil meliputi
pengumpulan, pembersihan, sortasi, grading, pengemasan, dan pengangkutan.

pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan seorang pengusaha, agar barang yang
dijual cepat laku / habis.

BAB IV
5
ANALISIS USAHA
A. Biaya
Total
No Uraian Jumlah Satuan Harga(Rp) (Rp)
A Biaya Tetap
1 Pipa Irigasi Pvc 1 1/4 4 Buah 40.000 160.000
2 Selang Irigasi Tetes(Drip) 400 Meter 1.500 600.000
3 Konektor 56 Buah 12.000 672.000
4 L Bow 1 Buah 7.000 7.000
5 T Bow 1 Buah 10.000 10.000
6 Stop Kran 1 Buah 20.000 20.000
7 Dop Pipa Pvc 1 Buah 7.000 7.000
8 Gembor 2 Buah 30.000 60.000
9 Sekop 1 Buah 25.000 25.000
10 Ember 2 Buah 15.000 30.000
11 Hand Sprayer 1 Buah 600.000 600.000
Total Biaya Tetap 2.453.000
B Biaya Tidak Tetap
1 Sewa Lahan 3 Bulan 100.000 300.000
2 Persiapan Lahan
Pembajakan 4 Are 12.000 48.000
Rotary 4 Are 5.000 20.000
Sewa Alat(Traktor) 1 Jam 50.000 50.000
3 Persemaian
b. Benih 1 Bungkus 180.000 180.000
Fungisida Antracol 1 Bugkus 25.000 25.000
Insektisida(Furadan) 1 Bungkus 30.000 30.000
4 Penanaman
Pemberian Pupuk
Dasar(Bokasi) 50 Kg 2.500 125.000
5 Pemeliheraan
Bambu Ajir 1.100 Batang 750 825.000
Tali Ajir 1 Rol 75.000 75.000
6 Pemasaran Hasil
Sewa Kendaraan 1 Hari 50.000 50.000
7 Tenaga Kerja Tetap 3 Bulan 50.000 150.000
Biaya Penyusutan Peralatan
(10%)
8 Poltry 15 Buah 3000 45.000
Total Biaya Tidak Tetap 1.773.000

B. Total Biaya

6
=BT + BTT
=2.453.000+1.773.000
=4.226.000

C. Pendapatan
Produksi rata – rata per pohon 2 kg, per pohon 2,222 kg dikali dengan harga 5.000
per kg = 11.110.000
Keuntungan = Pendapatan dikurangi dengan biaya produksi
=11.110.000 – 4.226.000
= 6.884.000
D. Menghitung rasio kelayakan usaha
Nilai B/C Ratio
= B/C =Keuntungan
Total biaya
=6.884.000
4.226.000
=1,6
Biaya Penyusutan
JUE =Pipa irigasi jangka usia ekonomis =4 tahun =40.000
Selang irigasi tetes joangka usia ekonomis =4 tahun =1.500
Konektor jangka usia ekonomis =3 tahun = 224.000
Hand sprayer jangka usia ekonomis = 5 tahun =120.000
Penyusutan :
NB-NS / T /12
Pipa irigasi=160.000-40.000 / 8 =15.000
Selang irigasi= 600.000 -1.500 / 8= 74.8125
Konektor =672.000-224.000 / 6 = 74,7
Hand sprayer = 600.000 -120.000 /10 = 48.000
BEP yunit total = 212.512,5
BEP = Biaya tetap / Biaya variabel
=2.453.000 / 1.773.000

7
Biaya input= produksi rata rata = 2 kg per pohon di kali 5.000
Input=biaya tetap + biaya variabel
Imput=2.453.000+6.884.000= 4.226.000
Produksi rata-rata per pohon 2 kg per pohon 2.222 kg dikali dengan harga 5.000 per kg
11.110.000
Kentungan =pendapatan dikurang biaya produksi 11.110.000 – 4.884.000= 6.884.000
Rasio = B/C
=6.884.000 / 4.226.000 = 1,6

E. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis diatas: Budidaya tomat dapat dijelaskan bahwa budidaya
tomat di Yayasan Sa’o Mere dengan luas bidang lahan 4 are memperoleh biaya output
sebesar 4 226.000 untuk 1.111 tanaman mempunyai produksi rata-rata 2 kg pertanaman dan
mendapatkan keuntungan 6.884.000 tanaman. =Rasio keuntungan sebesar 1,6. Maka dari itu
budidaya tomat ini terus diusahakan karena mendapatkan keuntungannya lebih dari 1.

Anda mungkin juga menyukai