Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

URAIAN KERJA

(capsicum annum)

4.1 PENYIAPAN BENIH

Penyiapan benih adalah menyiapkan benih bermutu sebagai bakal calon tanaman.
Tujuannya adalah menjamin benih yang ditanam jelas varietas daya kecambah lebih dari 90% serta
bentuk dan ukurannya seragam.

4.2 Teknik penyemaian benih

Hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi persemaian antara lain:

a.tanah tidak mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yang merugikan

b.lokasi mendapat penyinaran cahaya matahari yang cukup

c.dekat dengan sumber air

Penyemaian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a.Penyemaian di bedengan

Sebelum bedengan dibuat,lahan diolah sedalam 30 cm lalu dibuat bedengan selebar 110-120 cm
memanjang dari arah utara ke selatan. Setelah itu naungi dengan plastik,atau daun-daunan setinggi
1,25-1,50 mm penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu disebaar merata di atas bedengan
atau disebar di dalam barisan sedalam 0,2-1,0 cm setelah dua minggu setelah semai naungan bibit
dibuka.

b.Penanaman langsung

Yaitu dengan menanam benih langsung ke lahan ,kelebihannya adalah waktu,biaya dan tenaga lebih
hemat,tetapi kelemahannya adalah perawatan yang lebih intensif.

4.3 Pemeliharaan pembibitan/penyemaian

a. Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang di anggap mengganggu pertumbuhan bibit,
penanggulangannya dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput/gulma lainnya yang tumbuh
disela-sela tanaman pokok.

b.Dilakukan pemupukan dengan pupuk phonska dengan takaran 0,5 gram/tanaman dan
penyemprotan pestisida.
c.Hama yang menyerang biji yang belum tumbuh dan tanaman muda adalah semut,siput,ulat pucuk
dan cendawan sedangkan penyakit adalah penyakit layu. Pencegahan dan pemberantasa digunakan
insektisida dan fungisida seperti sidamec dan sidazeb.

4.4 Pemindahan bibit

Pemindahan bibit dilakukan bila bibit telah mempunyai perakaran yang kuat.bibit dari benih/biji siap
ditanam setelah berumur 4 minggu atau telah berdaun 5-6 helai,Pemindahan bibit dilakukan dengan
cara bibit dicabut dengan hati-hati agar tidak merusak akar,pengambilan bibit dilakukan dengan
cara batang bibit dijepit antara antara telunjuk dan jari tengah,kemudian dicabut perlahan hingga
bibit keluar.

4.5 Pengolahan Tanah Dan Pembuatan Bedengan

Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Setelah
pengolahan tanah kemudian dibuat bedengan dengan lebar,80-100 cm,tinggi 35 cm, panjang
disesuaikan dengan keadaan lahan dan jarak antar bedengan atau parit antar bedengan 40 cm
dengan kedalaman 30 cm .

4.6 Pemupukan Dasar

Bedengan siap tanam diberi pupuk dasar berupa pupuk postall,phonska,dan urea masing-masing
250 kg/ha.

4.7 Teknik penanaman

Penentuan pola tanam tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan varietas
tanaman dengan jarak tanam 50 – 60 cm.

4.8 Pembuatan Lubang Tanaman

lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam sedalam cangkul atau dengan ukuran garis tangan
20-25 cm sedalam 10-15 cm.

4.9 Penanaman

a. Waktu tanam yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00-10.00 atau sore hari antara pukul
15.00-17.00,karena pengaruh sinar matahari dan temperaur tidak terlalu tinggi

b.pilih bibit yang segar dan sehat (tidak terserang penyakit atau hama)

c.bibit segera ditanam pada lubang dengan memberi tanah halus sedikit demi sedikit dan tekan
perlahan agar benih berdiri tegak.
4.10 Pengajiran

Setelah dilakukan penanaman,langsung tanaman cabai di beri ajir berupa bambu dengan
panjang sekitar 0,5 m dan lebar 5 cm.bersamaan dengan pengajiran dilakukan pengikatan dengan
menggunakan tali plastik dengan panjang 20 cm. Tujuan dari pengajiran dan pengikatan supaya
tanaman tidak rebah jika ada angin besar atau menjaga supaya tanaman tumbuh lurus tidak
berbelok-belok.

4.11 Pemeliharaan

Proses pemeliharaan sangat menentukan hasil produksi yang diproduksi baik secara kualitas maupun
kuantitas. Oleh karena itu proses pemeliharaan di perlukan sebaik mungkin.

Proses pemeliharaan pada budidaya tanaman cabai merah adalah :

4.12 Penyulaman

Penyulaman sangat penting dan harus selalu dilakukan,disini kami melakukan penyulaman dalam
waktu dua minggu setelah tanam penyulaman bertujuan untuk mengganti bibit-bibit yang gagal
tumbuh.

4.13 pemupukan susulan

pemupukan susulan 1 dilakukan dengan phonska pertanaman dengan ukuran sekitar sekepal
tangan dengan jarak sekitar 5 cm dari tanaman untuk mendorong pertumbuhan,pada umur sekitar 2
minggu pemupukan kedua dilakukan pada umur 3-4 minggu,bila pertumbuhan belum optimal dapat
dilakukan pemupukan lagi pada umur 6 minggu

4.14 Penyiangan

adalah suatu kegiatan pembersihan lahan/bedengan yang di Tanami tanaman cabai merah yang di
penuhi oleh gulma, cara penyiangan adalah mencabut gulma dengan alat bantu Tangan atau parang.
Lingkungan pada tanaman cabai merah yang banyak tumbuh gulma atau tanaman pengganggu
sangat tidak mendukung terhadap pertumbuhan cabai. Oleh karena itu, penyiangan dilakukan juga
sekitar lubang tanam agar tidak terjadi perebutan dalam memperoleh unsur hara.

4.15 Waktu penyemprotan pestisida

Untuk pencegahan penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau secara rutin
seminggu dua kali dengan dosis ringan penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan dosis
tepat,agar hama dapat segera ditanggulangi Jenis pestisida yang digunakan berupa fungisida dan
insektsida.

4.16 Pemeliharaan lain

a.menghindari pelukaan pada tanaman karena luka pada tanaman merupakan,salah satu jalan yang
efektif dalam penularan penyakit dan sangat di sukai hama.

b.dalam pemupukan pupuk tidak boleh mengenai tanaman dan harus selalu diikuti dengan
penyiraman

4.17 Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk menjaga kualitas tanaman tetap optimal, serta memproleh hasil yang di inginkan, maka
tanaman sebisa mungkin bebas dari hama dan penyakit. Sehingga perlu mengenali dan melakukan
pengendalian secara tepat dan cepat. Prinsip perlindungan tanaman dari organisme pengganggu
tanaman ( OPT ) ini di lakukan secara terpadu.

Beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai merah antara lain :

a. Hama ulat

Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat jenis ini
memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada
tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang
daun.

Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa sp. dan Spodoptera
exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik yang masih hijau maupun merah.

Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang yang terik, ulat
bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari
penyemprotan.

Pengendalian teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai berkeliaran. Pengambilan
ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serempak. Bisa juga dipasang perangkap imago
hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar
bedengan, parit atau lubang-lubang mulsa.

Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis obat yang
digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat malam hari.
b. Hama tungau

Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan
tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai juga menyerang tanaman tanaman singkong.

Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke bagian kebawah
seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk terhambat.
Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati.

Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong
pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk
mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong.
Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau.

Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida, bukan
dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan serangga (insek)
yang berkaki empat.

c. Hama kutu daun

Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus persicae. Kutu daun
menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi kering dan permukaan daun
keriting.

Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung. Kutu ini bisa
menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning kehijaun yang mengundang
semut dan mengundang datangnya cendawan yang menimbulkan jelaga hitam pada permukaan
daun.

Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari juga
penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang panjang. Menjaga kebersihan
kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif menekan perkembangan kutu daun.

Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron.
Penyempotan paling efektif dilakukan pada sore hari.

d. Hama lalat buah

Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan kerontokan buah. Buah
cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah. Pada buah yang terserang apabila di
belah terdapat larva lalat. Bila tidak dibersihkan, larva pada buah cabe yang rontok akan menjadi
pupa di dalam tanah, sehingga siklus serangan akan terus berulang.

Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok, kemudian musnahkan dengan
cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat tidak menjadi pupa yang bisa bersemayam di
dalam tanah. Lalat buah biasa juga menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang,
jeruk, dll. Jadi hindari membudidayakan tanaman cabe berdekatan dengan kebun buah.

Pengendalian kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan menggunakan atraktan yang
mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut pada kapas dan masukkan pada botol bekas
air mineral. Pemasangan perangkap bisa dilakukan setelah umur tanaman cabe satu bulan. Bila
serangan parah, semprot dengan insektisida pada pagi hari, ketika daun masih berembun dan lalat
belum berkeliaran.

e. Hama trips (Thrips)

Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-
bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan
mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai
pembawa virus dan mudah sekali menyebar.

Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik.
Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu,
rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini.

Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang
berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.

Penyakit tanaman cabe

a. Bercak daun

Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici.
Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun.
Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini
biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.

Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama
vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe.

Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen.
Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab.
Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara
dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.

b. Patek atau antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides.


Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada
fase dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering.
Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar.Penyakit ini bisa terbawa dari benih
atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen.
Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan
fungisida.ataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai
masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan Penyakit layu merupakan penyakit yang
cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe.

c. virus kuning ( gemini virus )

penyebab serangan penyakit gemini virus adalah helai daun mengalami vein clearing di mulai dari
daun pucuk berkembang menjadi warna kuning jelas.

Pengendalian melakukan sanitasi lingkungan,pemupukan tambahan untuk meningkatkan daya tahan


tanaman sehingga tanaman tetap berproduksi walaupun terserang virus kuning.

4.18 Panen

Panen merupakan kegiatan terakhir dari seluruh rangkaian pemeliharaan yang baik. Pada umumnya
cabai merah dapat di panen pada umur 75-85 hst.dan untuk dataran tinggi 4-5 bulan hst,dengan
interval 3-7 hari,pemanenan dapat dilakukan dengan cara memetik pangkal buah dengan tangan

Adapun ciri ciri buah siap panen yaitu;

1.ada yang dipanen masih hijau

2.ada yang dipanen masih merah

3.bentuk buah memanjang(10 cm)

4.diameter buah sedang(1,5cm)

5.permukaan buah halus dan mengkilap

4.19 Pasca panen

a.pengumpulan

setelah dipetik,cabai dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari
langsung agar proses respirasi berkurang sehingga didapatkan cabai yang tinggi kualitas dan
kuantitasnya pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar.

b.penyortiran dan penggolongan

penyortiran bertujuan memisahkan cabai baik dan bermutu dari yang kurang baik atau rusak
seperti retak ,lecet dan kerusakan lainnya.
c.pengemasan dan pengangkutan

pengemasan dilakukan dengan plastik polyethylene dan dalam pengangkutan kemasan perlu
dimasukkan ke dalam kotak atau peti kayu field boxes dengan kapasitas 25-30 kg/peti.

4.20 Hasil yang dicapai

4.20.1 Analisa usaha tani

Komoditi : cabai merah (capsicum annum)

Luas lahan : 2500 M2

Jarak tanam : 50X60 CM

Efesiensi lahan : 75%

2500 m2
: ×75 %
50 ×60
: 6250 Tanaman
Penyulaman : 10% ×6250
: 625
T.Kebutuhan : 6250 + 625
: 6875
1. Input variabel
Keterangan Volume Satuan Harga Jumlah (RP)

Benih cabai 2 Paket 150.000 RP 300.000


Pupuk kandang 1000 Kg 500 RP 500.000
ayam
Pupuk kandang 50 Kg 500 RP 250.000
domba
NPK Ponska Kg
NPK
Super grow buah 1 botol 40.000 RP 40.000
Biohay 5 liter 50.000 RP 250.000
Kalsium 5 kg 10.000 RP 25.000
Sidakron 0,8 ml 7.500 RP 75.000
Top siput 1 ml 25.000 RP 25.000
Lanet 2 gram 65.000 RP 130.000
Abasel 0,8 ml 40.000 RP 320.000
Metajeb 0,75 kg 9.000 RP 67.500
Antracol 0,5 kg 17.000 RP 85.000
Sulticop 1 gram 95.000 RP 95.000
topsim 1 ml 90.000 RP 90.000
Heksa 1 ml 35.000 RP 35.000
Perekat 2 liter 30.000 RP 60.000
mulsa 2 roll 650.000 RP 1.300.000
Ajir 4000 batang 200 RP 800.000
fitting 1.000 batang 50 RP 50.000
Tali bell 1 golong 35.000 RP 35.000
Tali rapia 1 golong 35.000 RP 35.000
Jumlah =Rp 4.567.500

 Upah Tenaga Kerja

No Kegiatan Analisa Upah


1 Penyemanyan benih 4HKP×1 Hari ×Rp60.000 Rp 240.000
2 Sanitasi green 4HKP×3Hari×Rp60.000 Rp 720.000
3 Penanaman 4HKP×4Hari×Rp60.000 Rp 960.000
4 Pewiwilan 4HKP×1Hari×Rp60.000 Rp 240.000
5 Panen 4HKP×1Hari×Rp60.000 Rp 240.000
6 Pengandalian opt 4HKP×1Hari×Rp60.000 Rp 240.000
TOTAL Rp 2.640.000
TOTAL INPUT VARIABEL
=Sarana produksi + Hari orang kerja
=Rp4.567.500 + Rp2.640.000
=Rp7.207.500

2 input tetap
Biaya sewa lahan

Luas lahan = 2500


Lama produksi = 6 bulan
biaya = 500.000 /ha/tahun
luaslahan LP
biaya sewa lahan ¿ X X harga sewa lahan/tahun
10.000 12

25.00 6
= X X Rp500.000
10.000 12

= 0,25 X 0,5 X 500.000

=Rp.62.500

Penyusutan Alat Produksi


a Hand Sprayer 1 Unit @,-/Unit
NB =Rp600.000
NS =NB X 10%
= Rp 600.000 x 0,1
= 60.000
JUE = 5 tahun
NB−NS
Penyusutan =LP ×
JUE

6 600.000−60.000
= ×
12 5

= Rp 54.000

N LP NB+ NS
Bunga modal = X X
1000 12 2

12 6 600.000−60.000
= X X
1000 12 2

=Rp 16.200

Jumlah = Penyusutan+Bunga modal

=Rp54.000+Rp16.200,-

=Rp70.200

b. Mulsa 2 Rol @1.300.000/Rol

NB = RP 1.300.000

NS =NB X 10%
=Rp130.000

JUE = 1 tahun
NB−NS
Penyusutan = LP X
1

6 1.300.000+130.000
= X
12 2

=Rp 292.500

N LP NB+ NS
Bunga modal = X X
100 12 2
12 6 1.300.000+130.000
= X X
100 12 2

= Rp35.100

JUMLAH = Penyusutan + bunga modal

=Rp 292.500 +Rp 35.100

= Rp327,600

c Pompa Listrik 1 unit @1.500.000

NB = Rp11.500.000

NS = NB X 10%
=Rp150.000

JUE = 5 tahun

NB−NS
Penyusutan = LP X
JUE

6 1.500.000−150.000
= X
12 5

=Rp135.000

N LP N + NS
Bunga modal = X X
100 12 2

12 6 1.500.000−150.000
= X X
100 12 2

=Rp 49.500

Jumlah = Penyusutan + bunga modal


=Rp135.000 +Rp 49.500
=Rp 184.500
d Torn 1 unit @100.000./unit

NB =Rp100.000

NS = NB X 10%

= Rp10.000

JUE = 10 tahun

NB−NS
Penyusutan = LP X
JUE

6 100.000−10.000
= X
12 10

=Rp45.000

N LP NB+ NS
Buang modal = X X
100 12 2

12 6 100.000+ 10.000
= X X
100 12 2

=Rp550.000

Jumlah = Penyusutan + Bunga modal

= Rp 45.000+Rp550.000

= Rp78.000

Selang 50 m @Rp 250.000,-/m

NB =Rp250.000

NS = NB X 10 %

= Rp25.000

JUE = 3 tahun
NB−NS
Penyusutan = LP X
JUE

6 250.000−25.000
= X
12 3

=Rp 37.500

N LP NB+ NS
Bunga modal = X X
100 12 2

12 6 250.000+25.000
= X X
100 12 2

=Rp 8.250
Jumlah = penyusutan + bunga modal

=Rp 37.500 +Rp 8.250


= 45.750

e Cangkul 4 @ 400.000,-

NB = Rp 400.000

NS = NB X 10%

= Rp40.000

JUE = 6 tahun

NB−NS
Penyusutan = LP X
JUE

6 400.000−40.000
= X
12 6

=Rp30.000
N LP NB+ NS
Bunga modal = X X
100 12 2

12 6 400.000+ 40.000
= X X
100 12 2

= Rp 26.400

Jumlah = penyusutan + bunga modal

= Rp40.000 +Rp26.400

= Rp66.400

f Parang 4 @ 160.000

NB = Rp 160.000

NS =NB X 10%
=16.000

JUE = 2 tahun

NB−NS
Penyusutan = LP X
JUE

6 160.000−16.000
= X
12 2

=Rp 36.000

N LP NB+ NS
Bunga modal = X X
100 12 2

12 6 160.000−16.000
= X X
100 21 2

=Rp 4.320

Jumlah = penyusutan + bunga modal

=Rp 36.000 +Rp 4.320


=Rp 40.320

Total biaya alat produksi : Rp875.570


Input tetap

= sewa lahan + biaya alat produksi

= Rp 500.000 +Rp 875.570

= Rp1.375.570,-

a ) input total

= input variabel + input tetap

=Rp 7.207.500 + 1.375.570

=Rp 8.583.070

b ) output total
Tanaman cabai yang budidayakan dalam luas lahan 2.500 m 2
Dengan jumlah populasi 6.250 tanaman, petani.memperoleh hasil 6.250 kg
Dengan harga jual Rp 25.000,-/kg maka :
Output total = produksi total x harga jual

= 6.250 kg x 25.000,- /kg

= Rp 156.250.000

c )pendapatan pengelola

= output total – input total


=Rp156.250.000 –Rp8.583.070
=Rp147.666.930

output total
d ) O/I Ratio =
input total

Rp 156.250 .000
=
Rp 8.583 .070
=Rp 18

Jadi jika petani menanam modal Rp 1 maka petani menerima Rp 18 dengan keuntungan Rp 17 .

input total
e ) BEP Produksi =
harga jual

Rp 8.583 .070
=
Rp 25.000

= 343 kg

Jadi,jika dalam hasil bududaya cabai petani mendapatkan 343 kg dengan harga jual Rp 25.000
Maka petani mendapatkan keuntungan.

input total
f ) BEP Harga =
total produksi

Rp 8.583 .070
=
6.250 kg

=Rp1.373
Jadi,jika petani mendapatkan hasil 6.250 kg dengan harga jual Rp 25.000 maka petani mendapatkan
keuntungan.

Faktor mendukung dan penghambat

a. Faktor pendukung

1.pemakaian agen hayati yang mengandung gliocladium berpotensi untuk menghambat


pertumbuhan jamur layu fusarium sp.

2.adanya tricoderma mengatasi antraknos.

b. Faktor penghambat

1.Sulitnya air pada musim kemarau

2.Sulitnya pengendalian hama trips yang merusak dan menyerap daun hingga kering lalu
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan menurunkan kualitas dan kuantitas buah.

3.Antraknoas(patek) yang menyebabkan buah tidak layak jual, dan penyebaran nya yang
Sangat cepat.
BAB V

PENUTUP

a.kesimpulan

kesimpulan yang di ambil antara lain sebagai berikut;

1.permasalahn yang di hadapi dalam budidaya cabai adalah


hama lalat buah menurunkan kualitas dan kuantitas hasil produksi
sehingga harus di lakukan pemeliharaan terutama penyemprotan
di lakukan secara intensif.

2.hama lalat buah di kendalikan dengan cara penyemprotan insektisida metin


dengan kontsentrasi 0,25-2 ml/lt.

3.siklus hama lebih cepat pada musim kemarau.


b.saran

1.perlunya di lakukan pencegahan hama penganggu tanaman secara intensif


dengan dosis yang perlukan.

2.memperluas pengetahuan tentang tanaman cabai, serta memelihara tanaman cabai dengan baik
dan benar.

Anda mungkin juga menyukai