Oleh :
TARYADI, S.P
HENDRA, S.P
RIZKY WIDIASTUTI, S.P
SRI RAHMIWATI
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-
Nya Proposal project based learning dengan judul Budidaya Tanaman Melon Secara
Hidroponik Dengan Sistem Dutch Bucket ini dapat terselesaikan.
Model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis proyek
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan nyata sebagai inti
pembelajaran. Dalam pembelajaran project based learning peserta diklat akan melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi lainnya untuk
menghasilkan berbagai bentuk belajar yang beragam. Project based learning merupakan
salah satu model pembelajaran yang paling kuat, karena akan meningkatkan kompetensi
peserta diklat secara holistik, baik dari sikap, pengetahuan, maupun keterampilan, melalui
pendekatan kontekstual yang dekat dengan pekerjaan nyata di lapangan.
Proposal Project Based Learning ini merupakan proposal project yang akan
dilaksanakan di BBPPMPV Pertanian Cianjur.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan banyak membantu
dalam penyusunan proposal ini.
Proposal ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan maupun isi, untuk itu saran dan kritik diperlukan untuk perbaikan selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. Tujuan
1. Meningkatnya kompetensi profesional terkait teknis kejuruan di bidang keahlian
tentang budidaya tanaman melon secara hidroponik dengan system dutch bucket,
yang terstandar dan terbarukan sesuai kebutuhan dunia kerja
2. Guru terbiasa dengan iklim dan budaya kerja di dunia kerja serta dapat
mengimbaskan kepada guru dan instruktur lain serta peserta didik sebagai bagian
dari pengembangan soft skill dan karakter
3. Meningkatnya kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode dan pendekatan
pembelajaran yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja dalam
mengimplementasikan kurikulum yang berlaku.
4. Meningkatkan kemampuan kemitraan dan penyelarasan dengan dunia kerja
A. Perencanaan Produk
Seorang pendidik harus memahami konsep PjBL dan Teaching Factory (Tefa) agar
dapat mengimplementasi kedua model tersebut untuk memfasilitasi kegiatan
pembelajaran kepada peserta didik. Project Based Learning merupakan kegiatan
Teaching Factory yang real/nyata yang tujuannya adalah produk dan didalamnya terdapat
pembelajaran.
Untuk implementasi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) atau Teaching
Factory (Tefa) dalam mendukung proses pembelajaran dan meningkatkan mutu belajar
peserta diklat / peserta didik dibuat rancangan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu.
Rancangan kegiatan yang ingin dikembangkan adalah “Produk Tanaman Melon
Secara Hidroponik Dengan Sistem Dutch Bucket”.
Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu komoditas buah semusim yang
bernilai ekonomi tinggi. Melon juga menjadi buah yang dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan pasokan buah perkotaan, karena dapat berbuah/ dibudidayakan
sepanjang tahun dengan umur tanaman yang relatif singkat (2-3 bulan) (Direktorat Buah
Dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, 2021).
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 25Juli sampai dengan 10 Oktober
2022. Kegiatan teaching factory ini dilaksanakan di BBPPMPV Pertanian Cianjur pada
green house berukuran 12 m x 8 m dengan populasi 200 tanaman.
Sasaran kegiatan ini adalah peserta peningkatan kompetensi upskilling dan
reskilling guru produktif program keahlian agribisnis tanaman, bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi professional terkait teknis kejuruan, dengan cara
mengembangkan budidaya tanaman melon secara hidroponik menggunakan sistem
dutch bucket.
C. Pemanfaatan Hasil
Melalui pelaksanaan pengembangan Produk Tanaman Melon Secara Hidroponik
Dengan Sistem Dutch Bucket diharapkan agar hasil kegiatan dapat memberikan manfaat
bagi peserta diklat yang nantinya akan menjadi bekal bagi guru produktif untuk
meningkatkan kompetensi peserta didiknya sesuai dengan standar industri.
Hasil dari pengembangan produk tersebut adalah :
1. Pembelajaran bagi peserta diklat / peserta didik sebagai bekal untuk meningkatnya
kompetensi profesional, terkait teknis kejuruan sesuai bidang keahlian yang
terstandar, dan terbarukan sesuai kebutuhan Dunia Kerja
2. Hasil produk berupa buah melon yang dapat dikonsumsi sendiri tentunya memiliki
kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh.
3. Hasil produk berupa buah melon dapat dipasarkan apabila telah memenuhi syarat
tingkat kemanisan yang diinginkan sehingga dapat memperoleh pendapatan dari
penjualan yang dilakukan.
A. Perencanaan Kegiatan
Rencana pelaksanaan kegiatan proyek ini tanggal 25 Juli sampai dengan 10
Oktober 2022 di BBPPMPV Pertanian.
C. Proses Produksi
1. Pembuatan instalasi
Perakitan instalasi hidroponik di minggu ke 3 bulan Juli, membutuhkan waktu sekitar
satu minggu. Instalasi hidroponik bucket dengan instalasi drip irrigation. Prinsipnya
larutan nutrisi dari tandon dipompa ke instalasi dengan pompa celup/sible menuju
bucket dan sisa nutrisi yang tidak terserap tanaman mengalir kembali ke tandon
lewat pipa outlet.
2. Persemaian
Sebelum melakukan penanaman, benih melon dikecambahkan terlebih
dahulu. Benih melon direndam ke dalam air hangat kuku selama 30 menit untuk
mematahkan dormansi benih, kemudain disimpan di atas kertas buram yang sudah
dibasahi (kertas buram yang digunakan sebanyak 3 lembar untuk lapisan bawah
dan 2 lapis di lapisan atas/penutup). Setelah berkecambah (24-48 jam), benih
melon dipindahkan pot semai yang berisi media tanam cocopeat dan kompos
dengan perbandingan 1:1 sampai berumur 7-14 HSS. Pemeliharaan selama
persemaian dengan penyiraman dengan air bersih dan pengamatan terhadap HPT.
3. Penanaman
Jika kondisi bibit sudah muncul 2 daun sejati maka bibit siap untuk dipindah tanam.
Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari bibit stres. Sebelum
dipindah tanam, media di pot semai disiram dengan air bersih agar media tidak
pecah saat pindah tanam. Bibit melon yang akan dipindah tanam dengan cara pot
semai dibalik, ditekan sehingga media beserta bibit mudah untuk dikeluarkan dan
tidak hancur. Kemudian bibit dipindah ke dutch bucket. Selama 3 HST penyiraman
hanya menggunakan air bersih sebanyak 250 ml/tanaman.
4. Pemeliharaan
a. Pemberian nutrisi
Drip irrigation system dengan dosis 250 ml/tanaman/interval pemberian dengan
kisaran ppm sebagai berikut :
1. Minggu I: 700 ppm
2. Minggu II: 1000 ppm
3. Minggu III: 1500
4. Minggu IV: 2000 ppm
5. Minggu V: 2300-2500 ppm stabil sampai akhir.
Umur 3 hari sampai 2 minggu 3 x siram perhari dengan dosis 250
ml/tanaman. Umur minggu ke 3 sampai 5 minggu,naik menjadi 4x/ hari 250
ml/tanaman. Umur 5 minggu sampai panen 5x/hari 250 ml/tanaman.
b. Pewiwilan
Pewiwilan adalah kegiatan membuang cabang-cabang sekunder yang tumbuh
di sela-sela ketiak daun tanaman melon. Hal ini bertujuan agar tanaman
menjadi lebih optimal karena nutrisi tanaman akan terpusat pada cabang utama
yang akan menghasilkan buah. Pewiwilan dilakukan pada umur 7 HST.
Pewiwilan dilakukan mulai cabang pertama dari bawah sampai cabang ke 6.
Cabang yang dipelihara untuk produksi buah adalah cabang 7 – 11.
c. Polinasi
Polinasi bunga melon yang berada di dalam greenhouse harus dibantu oleh
manusia. Penyerbukan bunga melon idealnya dilakukan pada pagi hari
sebelum pukul 10.00 karena saat itu bunga betina sedang mekar penuh.
Langkah – langkah polinasi :
1. Pilihlah bunga jantan yang sudah mekar, sedangkan untk bunga betina
dipilih yang sudah mekar dan bakal buahnya sudah menonjol di bawah
kelopak bunga.
2. Buang seluruh mahkota bunga jantan secara hati – hati agar tidak ada
mahkota yang menghalangi benang sari
3. Tempelkan kepala sari ke putik yang berada di bunga betina sehingga
serbuk sarinya menempel di kepala putik
4. Jika polinasi berhasil, satu minggu kemudian akan muncul bakal buah yang
akan membesar dan mahkota bunga betina akan mengering
d. Topping
Topping adalah penghentian pertumbuhan vegetatif dengan cara pemangkasan
pucuk pada tanaman melon. Topping dilakukan agar nutrisi terserap pada buah
pertama sehingga mempercepat pertumbuhan buah. Topping dilakukan pada
batang utama di atas daun ke 25. Pada umur 45 HST setelah buah keluar net
dilakukan perempelan daun dibawah buah, disisakan 1-2 daun di bawah buah.
e. Seleksi Buah
Seleksi buah dilakukan agar buah bisa besar secara maksimal. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan saat seleksi buah melon adalah sebagai berikut :
1. Seleksi buah dilakukan saat buah sebesar pingpong atau berusia 35 – 38
HST
2. Pilihlah bakal buah yang terbaik dari segi bentuk dan kesehatan buah.
Bentuk buah normal bulat atau lonjong, tidak berkerut dan tidak muncul
bercak pada permukaan buah
3. Seleksi bakal buah yang muncul di atas minimal cabang ke 7 sampai
cabang ke 11.
4. Seleksi dilakukan dengan membuang buah yang tidak sesuai dengan
ketentuan di atas.
f. Pengendalian 0PT
Pengendalian OPT dilakukan pada saat 1 minggu setelah tanam sampai
menjelang panen. Diantaranya dengan melakukan sanitasi membuang gulma di
sekitar media tanam dan menjaga kebersihan greenhouse. Dilakukan
pemantauan terhadap tanaman dari kemungkinan terserang hama
5. Panen
Panen dilakukan pada umur 70 HST dengan ciri-ciri tangkai buah mengering, warna
kulit buah sudah merata, Net/jaring buah sudah terbentuk merata hingga pangkal
batang buah. Cara panen buah dengan memotong tangkai buah menyisakan 2-5
cm, bentuk tangkai yang tersisa menyerupai huruf huruf T.
D. Kontrol Kualitas
Setelah dipanen, buah melon dikumpulkan, dibersihkan dari kotoran yang
menempel kemudian dilakukan sortasi dan grading. Untuk mengukur tingkat
kemanisan buah digunakan refraktometer pada buah yang menjadi sampel.
E. Pemasaran Produk
Pemasaran buah melon dilakukan melalui media sosial atau e-commerce dan
cara konvensional.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN
A. Biaya
Dalam kegiatan budidaya tanaman melon secara hidroponik, memerlukan Green
house sebagai tempat memasang instalasi hidroponik. Ukuran green house yang
digunakan adalah 12 m x 8 meter, dengan rincian keperluan alat dan bahan sebagai
berikut:
B. Jadwal Pelaksanaan