Anda di halaman 1dari 18

PROJECT TEACHING FACTORY BUDIDAYA TANAMAN MELON SECARA

HIDROPONIK DENGAN SISTEM DUTCH BUCKET

Oleh :
TARYADI, S.P
HENDRA, S.P
RIZKY WIDIASTUTI, S.P
SRI RAHMIWATI

PESERTA DIKLAT UPSKILLING & RESKILLING GURU PRODUKTIF


ANGKATAN 1
AGRIBISNIS TANAMAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
VOKASI PERTANIAN (BBPPMPV PERTANIAN) CIANJUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-
Nya Proposal project based learning dengan judul Budidaya Tanaman Melon Secara
Hidroponik Dengan Sistem Dutch Bucket ini dapat terselesaikan.
Model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis proyek
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan nyata sebagai inti
pembelajaran. Dalam pembelajaran project based learning peserta diklat akan melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi lainnya untuk
menghasilkan berbagai bentuk belajar yang beragam. Project based learning merupakan
salah satu model pembelajaran yang paling kuat, karena akan meningkatkan kompetensi
peserta diklat secara holistik, baik dari sikap, pengetahuan, maupun keterampilan, melalui
pendekatan kontekstual yang dekat dengan pekerjaan nyata di lapangan.
Proposal Project Based Learning ini merupakan proposal project yang akan
dilaksanakan di BBPPMPV Pertanian Cianjur.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan banyak membantu
dalam penyusunan proposal ini.
Proposal ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan maupun isi, untuk itu saran dan kritik diperlukan untuk perbaikan selanjutnya.

Cianjur, 20 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan dan Sasaran ............................................................................... 2

BAB II GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN PROYEK/TEACHING


FACTORY .................................................................................................. 6
A. Perencanaan Produksi ........................................................................... 6
B. Pemilihan proses produksi ..................................................................... 7
C. Pemanfaatan Hasil ................................................................................. 8
D. Uraian Dampak dari Kegiatan ................................................................ 9

BAB III IMPLEMENTASI PROYEK/TEACHING FACTORY .................................... 10


A. Perencanaan Kegiatan .......................................................................... 10
B. Persiapan Alat dan Bahan ..................................................................... 11
C. Proses Produksi ..................................................................................... 12
D. Kontrol Kualitas ...................................................................................... 13
E. Pemasaran Produk ................................................................................ 14

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN ...................................................... 15


A. Anggaran Biaya...................................................................................... 16
B. Jadwal Pelaksanaan .............................................................................. 16
LAMPIRAN ............................................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menengah kejuruan berupaya untuk mengembangkan kemampuan


peserta didik dengan menekankan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi,
pengembangan sikap kewirausahaan, serta pengembangan kepribadian professional,
sehingga peserta didiknya siap bekerja di Dunia Usaha, dunia industri, dan dunia kerja.
Guru atau pendidik sebagai tenaga pofesional memiliki peran penting dan
strategis dalam proses pemebelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk
mengembangkan potensi peserta didik. Tugas dan kewajiban guru adalah mengelola
pembelajaran dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, termasuk melakukan
evaluasi agar terorganisasi dengan baik.
Berdasarkan UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 10 ayat 1
menyatakan bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi
standar kompetensi guru mencakup 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang dibuktikan
dengan sertifikat pendidik.
Kompetensi professional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhdap struktur
dan metodologi keilmuannya.
Guru SMK terus menerus mengupayakan agar kompetensi profesioanalnya dapat
mengikuti perkembangan teknologi dan pemanfaatannya di dunia kerja. Dengan
demikian, Pendidikan yang dikelolanya akan relevan dan memenuhi kebutuhan dunia
usaha, dunia industri, dan dunia kerja.
Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek
nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang,
tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang
dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron,
2011).
Model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis proyek
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan nyata sebagai inti
pembelajaran. Dalam pembelajaran project based learning peserta didik akan melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi lainnya untuk
menghasilkan berbagai bentuk belajar yang beragam. Project based learning merupakan
salah satu model pembelajaran yang paling kuat, karena akan meningkatkan kompetensi
siswa secara holistik, baik dari sikap, pengetahuan, maupun keterampilan, melalui
pendekatan kontekstual yang dekat dengan pekerjaan nyata di lapangan.
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work,
keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi
tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).
Pada proposal project based learning ini penulis mengambil project Budidaya
Tanaman Melon Secara Hidroponik Dengan Sistem Dutch Bucket

B. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan
1. Meningkatnya kompetensi profesional terkait teknis kejuruan di bidang keahlian
tentang budidaya tanaman melon secara hidroponik dengan system dutch bucket,
yang terstandar dan terbarukan sesuai kebutuhan dunia kerja
2. Guru terbiasa dengan iklim dan budaya kerja di dunia kerja serta dapat
mengimbaskan kepada guru dan instruktur lain serta peserta didik sebagai bagian
dari pengembangan soft skill dan karakter
3. Meningkatnya kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode dan pendekatan
pembelajaran yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja dalam
mengimplementasikan kurikulum yang berlaku.
4. Meningkatkan kemampuan kemitraan dan penyelarasan dengan dunia kerja

b. Sasaran dan Hasil yang Diharapkan


1. Dapat memahami kompetensi profesional terkait teknis kejuruan di bidang keahlian,
yang terstandar dan terbarukan sesuai kebutuhan dunia kerja
2. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode dan
pendekatan pembelajaran yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja dalam
mengimplementasikan kurikulum yang berlaku.
3. Pemahaman tentang kekuatan kata-kata dalam membangun pola fikir positif untuk
proses pembelajaran di kelas
4. Dapat meningkatkan kemampuan kemitraan dan penyelarasan dengan dunia kerja
BAB II
GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN PROYEK TEACHING FACTORY

A. Perencanaan Produk
Seorang pendidik harus memahami konsep PjBL dan Teaching Factory (Tefa) agar
dapat mengimplementasi kedua model tersebut untuk memfasilitasi kegiatan
pembelajaran kepada peserta didik. Project Based Learning merupakan kegiatan
Teaching Factory yang real/nyata yang tujuannya adalah produk dan didalamnya terdapat
pembelajaran.
Untuk implementasi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) atau Teaching
Factory (Tefa) dalam mendukung proses pembelajaran dan meningkatkan mutu belajar
peserta diklat / peserta didik dibuat rancangan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu.
Rancangan kegiatan yang ingin dikembangkan adalah “Produk Tanaman Melon
Secara Hidroponik Dengan Sistem Dutch Bucket”.
Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu komoditas buah semusim yang
bernilai ekonomi tinggi. Melon juga menjadi buah yang dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan pasokan buah perkotaan, karena dapat berbuah/ dibudidayakan
sepanjang tahun dengan umur tanaman yang relatif singkat (2-3 bulan) (Direktorat Buah
Dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, 2021).
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 25Juli sampai dengan 10 Oktober
2022. Kegiatan teaching factory ini dilaksanakan di BBPPMPV Pertanian Cianjur pada
green house berukuran 12 m x 8 m dengan populasi 200 tanaman.
Sasaran kegiatan ini adalah peserta peningkatan kompetensi upskilling dan
reskilling guru produktif program keahlian agribisnis tanaman, bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi professional terkait teknis kejuruan, dengan cara
mengembangkan budidaya tanaman melon secara hidroponik menggunakan sistem
dutch bucket.

B. Pemilihan Proses Produksi


Budidaya melon kini tidak hanya dilakukan secara konvensional di lahan terbuka,
tetapi bisa dengan menerapkan sistem pertanian pintar. Salah satunya budidaya melon
secara hidroponik di dalam greenhouse.
Hidroponik menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan yang tidak memiliki lahan
yang cukup luas dan tanah yang subur untuk bercocok tanam. Melalui hidroponik,
keterbatasan tersebut dapat diatasi cukup dengan menyediakan instalasi, air, nutrisi, dan
bibit tanaman. Menanam tanaman dengan cara hidroponik memudahkan dalam budidaya
tanaman. Budidaya hidroponik dapat dilakukan di perkarangan yang sempit dan tidak
membutuhkan banyak ruang dan tempat.
Dalam kegiatan budidaya tanaman melon secara hidroponik ini system yang
digunakan adalah Dutch Bucket. System ini merupakan teknik hidroponik yang menekan
udara dan nutrisi yang disirkulasikan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu,
menggunakan listrik dan pompa yang stabil untuk mensirkulasikan solusi nutrisi ke dalam
media tanam. Aliran nutrisi yang diatur sesuai waktu yang dibutuhkan timer dan agar
nutrisi lebih cepat diserap oleh akar tanaman maka dibutuhkan aerator yang juga bekerja
sebagai penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh tanaman akar.
Media tanam yang bisa digunakan pada Dutch Bucket System adalah cocopeat.
Sistem hidroponik Dutch bucket ini cocok untuk jenis tanaman dengan perakaran dalam
seperti melon. Menanam melon dengan system hidroponik jauh lebih mudah dan aman
dibandingkan menanam dengan menggunakan media tanah.

C. Pemanfaatan Hasil
Melalui pelaksanaan pengembangan Produk Tanaman Melon Secara Hidroponik
Dengan Sistem Dutch Bucket diharapkan agar hasil kegiatan dapat memberikan manfaat
bagi peserta diklat yang nantinya akan menjadi bekal bagi guru produktif untuk
meningkatkan kompetensi peserta didiknya sesuai dengan standar industri.
Hasil dari pengembangan produk tersebut adalah :
1. Pembelajaran bagi peserta diklat / peserta didik sebagai bekal untuk meningkatnya
kompetensi profesional, terkait teknis kejuruan sesuai bidang keahlian yang
terstandar, dan terbarukan sesuai kebutuhan Dunia Kerja
2. Hasil produk berupa buah melon yang dapat dikonsumsi sendiri tentunya memiliki
kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh.
3. Hasil produk berupa buah melon dapat dipasarkan apabila telah memenuhi syarat
tingkat kemanisan yang diinginkan sehingga dapat memperoleh pendapatan dari
penjualan yang dilakukan.

D. Uraian Dampak Dari Kegiatan


Kegiatan budidya tanaman melon secara hidroponik ini diharapkan dapat
memberikan dampak positif bagi peserta diklat maupun peserta didik. Dampak positif
yang diharapkan adalah perubahan karakter peningkatan soft skill dan meningkatkan
kompetensi keahlian sesuai dengan standar DUDI.
Pelaksanaan Pengembangan model Pembelajaran Teaching Factory memerlukan
upaya yang sungguh-sunguh serta terus menerus berusaha untuk mentansfomasikan
budaya, standar, posedur, dan kinerja pembelajaran menjadi memiliki performance
seperti yang terjadi dan diterapkan di DUDI.
BAB III
IMPLEMENTASI PROYEK/TEACHING FACTORY

A. Perencanaan Kegiatan
Rencana pelaksanaan kegiatan proyek ini tanggal 25 Juli sampai dengan 10
Oktober 2022 di BBPPMPV Pertanian.

B. Persiapan Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut:
No Nama Alat & Bahan Spesifikasi
1 Timer Digital timer
2 Selang PE 8 mm
3 Pipa input PVC 3/4"
4 Pipa output PVC 3”
5 Stik drip 8 mm
6 Tandon 500 liter
7 Pompa air SWE-180 E
8 Bucket 8 liter
9 pH meter Digital pH
10 TDS meter Digital pH
11 Gelas Ukur kaca
12 Nampan Plastik 20x30 mm
13 Handsprayer 1 liter
14 Benih melon Rock melon
15 Cocopeat Siap pakai
16 Kompos Siap pakai
17 Nutrisi AB mix Siap pakai
18 Kertas Buram Siap pakai

C. Proses Produksi
1. Pembuatan instalasi
Perakitan instalasi hidroponik di minggu ke 3 bulan Juli, membutuhkan waktu sekitar
satu minggu. Instalasi hidroponik bucket dengan instalasi drip irrigation. Prinsipnya
larutan nutrisi dari tandon dipompa ke instalasi dengan pompa celup/sible menuju
bucket dan sisa nutrisi yang tidak terserap tanaman mengalir kembali ke tandon
lewat pipa outlet.

2. Persemaian
Sebelum melakukan penanaman, benih melon dikecambahkan terlebih
dahulu. Benih melon direndam ke dalam air hangat kuku selama 30 menit untuk
mematahkan dormansi benih, kemudain disimpan di atas kertas buram yang sudah
dibasahi (kertas buram yang digunakan sebanyak 3 lembar untuk lapisan bawah
dan 2 lapis di lapisan atas/penutup). Setelah berkecambah (24-48 jam), benih
melon dipindahkan pot semai yang berisi media tanam cocopeat dan kompos
dengan perbandingan 1:1 sampai berumur 7-14 HSS. Pemeliharaan selama
persemaian dengan penyiraman dengan air bersih dan pengamatan terhadap HPT.

3. Penanaman
Jika kondisi bibit sudah muncul 2 daun sejati maka bibit siap untuk dipindah tanam.
Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari bibit stres. Sebelum
dipindah tanam, media di pot semai disiram dengan air bersih agar media tidak
pecah saat pindah tanam. Bibit melon yang akan dipindah tanam dengan cara pot
semai dibalik, ditekan sehingga media beserta bibit mudah untuk dikeluarkan dan
tidak hancur. Kemudian bibit dipindah ke dutch bucket. Selama 3 HST penyiraman
hanya menggunakan air bersih sebanyak 250 ml/tanaman.

4. Pemeliharaan
a. Pemberian nutrisi
Drip irrigation system dengan dosis 250 ml/tanaman/interval pemberian dengan
kisaran ppm sebagai berikut :
1. Minggu I: 700 ppm
2. Minggu II: 1000 ppm
3. Minggu III: 1500
4. Minggu IV: 2000 ppm
5. Minggu V: 2300-2500 ppm stabil sampai akhir.
Umur 3 hari sampai 2 minggu 3 x siram perhari dengan dosis 250
ml/tanaman. Umur minggu ke 3 sampai 5 minggu,naik menjadi 4x/ hari 250
ml/tanaman. Umur 5 minggu sampai panen 5x/hari 250 ml/tanaman.
b. Pewiwilan
Pewiwilan adalah kegiatan membuang cabang-cabang sekunder yang tumbuh
di sela-sela ketiak daun tanaman melon. Hal ini bertujuan agar tanaman
menjadi lebih optimal karena nutrisi tanaman akan terpusat pada cabang utama
yang akan menghasilkan buah. Pewiwilan dilakukan pada umur 7 HST.
Pewiwilan dilakukan mulai cabang pertama dari bawah sampai cabang ke 6.
Cabang yang dipelihara untuk produksi buah adalah cabang 7 – 11.

c. Polinasi
Polinasi bunga melon yang berada di dalam greenhouse harus dibantu oleh
manusia. Penyerbukan bunga melon idealnya dilakukan pada pagi hari
sebelum pukul 10.00 karena saat itu bunga betina sedang mekar penuh.
Langkah – langkah polinasi :
1. Pilihlah bunga jantan yang sudah mekar, sedangkan untk bunga betina
dipilih yang sudah mekar dan bakal buahnya sudah menonjol di bawah
kelopak bunga.
2. Buang seluruh mahkota bunga jantan secara hati – hati agar tidak ada
mahkota yang menghalangi benang sari
3. Tempelkan kepala sari ke putik yang berada di bunga betina sehingga
serbuk sarinya menempel di kepala putik
4. Jika polinasi berhasil, satu minggu kemudian akan muncul bakal buah yang
akan membesar dan mahkota bunga betina akan mengering

d. Topping
Topping adalah penghentian pertumbuhan vegetatif dengan cara pemangkasan
pucuk pada tanaman melon. Topping dilakukan agar nutrisi terserap pada buah
pertama sehingga mempercepat pertumbuhan buah. Topping dilakukan pada
batang utama di atas daun ke 25. Pada umur 45 HST setelah buah keluar net
dilakukan perempelan daun dibawah buah, disisakan 1-2 daun di bawah buah.

e. Seleksi Buah
Seleksi buah dilakukan agar buah bisa besar secara maksimal. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan saat seleksi buah melon adalah sebagai berikut :
1. Seleksi buah dilakukan saat buah sebesar pingpong atau berusia 35 – 38
HST
2. Pilihlah bakal buah yang terbaik dari segi bentuk dan kesehatan buah.
Bentuk buah normal bulat atau lonjong, tidak berkerut dan tidak muncul
bercak pada permukaan buah
3. Seleksi bakal buah yang muncul di atas minimal cabang ke 7 sampai
cabang ke 11.
4. Seleksi dilakukan dengan membuang buah yang tidak sesuai dengan
ketentuan di atas.

f. Pengendalian 0PT
Pengendalian OPT dilakukan pada saat 1 minggu setelah tanam sampai
menjelang panen. Diantaranya dengan melakukan sanitasi membuang gulma di
sekitar media tanam dan menjaga kebersihan greenhouse. Dilakukan
pemantauan terhadap tanaman dari kemungkinan terserang hama

5. Panen
Panen dilakukan pada umur 70 HST dengan ciri-ciri tangkai buah mengering, warna
kulit buah sudah merata, Net/jaring buah sudah terbentuk merata hingga pangkal
batang buah. Cara panen buah dengan memotong tangkai buah menyisakan 2-5
cm, bentuk tangkai yang tersisa menyerupai huruf huruf T.

D. Kontrol Kualitas
Setelah dipanen, buah melon dikumpulkan, dibersihkan dari kotoran yang
menempel kemudian dilakukan sortasi dan grading. Untuk mengukur tingkat
kemanisan buah digunakan refraktometer pada buah yang menjadi sampel.

E. Pemasaran Produk
Pemasaran buah melon dilakukan melalui media sosial atau e-commerce dan
cara konvensional.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

A. Biaya
Dalam kegiatan budidaya tanaman melon secara hidroponik, memerlukan Green
house sebagai tempat memasang instalasi hidroponik. Ukuran green house yang
digunakan adalah 12 m x 8 meter, dengan rincian keperluan alat dan bahan sebagai
berikut:

Tabel 1. Uraian alat dan bahan pembuatan Green house

Uraian Satuan Volume Harga Total


Reng baja ringan Batang 60 39.000 2.340.000
Kanal C baja ringan Batang 74 85.000 6.290.000
Baut Baja Buah 2133 240 511.920
Plastik UV untuk dinding Meter 55 51.500 2.832.500
dan atap
Screen net Meter 47 36.000 1.692.000
Batako Biji 400 2.200 880.000
Pasir M3 2 360.000 720.000
Bor listrik Buah 1 421.000 421.000
Gunting Baja Buah 2 42.000 84.000
Meteran Buah 2 14.000 28.000
Total 15.799.500

Tabel 2. Uraian alat dan bahan pembuatan instalasi dutch bucket

Uraian Satuan Volume Harga Total


Usuk baja ringan Batang 50 68.000 3.400.000
Reng baja ringan Batang 80 30.500 2.440.000
Ember dutch bucket Buah 200 20.000 400.000
Pipa 3” Batang 15 22.000 330.000
Tutup pipa 3” Buah 5 5.400 27.000
Knee 3” Buah 10 4.000 40.000
Pipa 1/2” Batang 25 14.000 350.000
Knee ½” Buah 200 5.400 1.080.000
Stop Kran ½” Buah 5 10.800 54.000
Kain kasa Bungkus 4 50.000 200.000
Selang PE Meter 100 2.000 200.000
Drip dan Nepel Buah 200 1.900 380.000
Seal karet 1/2” Buah 200 500 100.000
Lem Buah 2 10.000 20.000
Hole saw Pcs 1 51.000 51.000
Timer Buah 1 160.000 160.000
Total 9.232.000

Tabel 3. Uraian alat dan bahan system hidroponik dutch bucket

Uraian Satuan Volume Harga Total


Cocopeat Karung 25 17.000 425.000
Nutrisi AB Mix Paket 20 99.000 1.920.000
MKP Kg 3 48.000 144.000
KNO3 Putih Kg 3 42.000 126.000
Benih Melon Sacet 1 399.000 399.000
Fungisida Nimrod Botol 1 68.000 49.000
Insektisida Dursban Botol 1 67.000 20.000
KCL Kg 5 20.000 20.000
Nampan Buah 8 17.000 136.000
Jeregen Buah 2 62.000 124.000
Gelas ukur Buah 1 7.500 7.500
Total 3.370.000
Dari keseluruhan rencana analisis usaha, perhitungan Total semua kebutuhan
yang diperlukan adalah Rp. 28.402.000

B. Jadwal Pelaksanaan

1. Mendesain Perencanaan Proyek


1. Pembuatan instalasi
2. Persiapan media tanam
3. Sterilisasi green house
4. Pra semai
5. Semai
6. Pembuatan nutrisi
7. Pindah tanam
8. Pemberian nutrisi
9. Pengikatan pada tali penyangga
10. Pengendalian hama penyakit
11. Pruning / pewiwilan
12. Polinasi /penyerbukan
13. Seleksi bakal buah
14. Topping
15. Panen
16. Pasca panen
17. pemasaran
18. Analisis usaha
19. Memonitor Kegiatan
20. Menguji hasil
21. Mengevaluasi pengalaman
2. Menyusun jadwal, memonitor peserta didik, menguji hasil, mengevaluasi pengalaman

Kegiatan Juli Agustus September Oktober KETERANGAN


1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan green
house
Pembuatan instalasi
Persiapan media
tanam
Sterilisasi green house Saat sterilisasi green house,
sambil dilakukan tahap berikutnya
yaitu pra semai
Pra semai Pra semai dilaksanakan 1x24 jam
Semai Setelah 14 hari baru pindah
tanam
Pembuatan nutrisi
Pindah tanam
Pemberian nutrisi
Pengikatan pada tali
penyangga
Pengendalian hama
penyakit
Pruning / pewiwilan Dimulai dai 7 hst sampai selesai
Polinasi /penyerbukan
Seleksi bakal buah
Topping
Panen
Pasca panen
pemasaran
Analisis usaha
Memonitor Kegiatan
Menguji hasil Mengecek hasil yang sudah
dilakukan dan menyesuaikan
dengan yang sudah pernah
dilakukan
Mengevaluasi
pengalaman

Anda mungkin juga menyukai