Anda di halaman 1dari 17

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGEMASAN KOPI BUBUK DI TEACHING FACTORY (TEFA)


PENGOLAHAN KOPI
LABORATORIUM PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PERTANIAN
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

2021

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JL. Mastrip PO BOX 164 Jember
Telp. (0331) 333532-34
Jember 68101
NOMOR SOP PK LAB PHTP – PPK 001

TGL 19 JULI 2021


PEMBUATAN
TGL REVISI -

TGL EFEKTIF 19 JULI 2021


POLITEKNIK NEGERI JEMBER DISAHKAN DIREKTUR,
TEACHING FACTORY (TEFA) OLEH
PENGOLAHAN KOPI
LABORATORIUM PENGOLAHAN HASIL
TANAMAN PERTANIAN Saiful Anwar, S.TP., M.P
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN NIP 196912251997021005
NAMA SOP PENGEMASAN KOPI BUBUK
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen 1. Memahami konsep pengemasan kopi bubuk
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan 2. Memahami cara kerja alat-alat pengemasan kopi bubuk secara
umum
3. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang
3. Mengimplementasikan pada mata kuliah Pengolahan Produk Hilir
Label dan Iklan Pangan Kopi dan Desain dan Teknologi Pengemasan
4. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
329/Menkes/PerXII/76 tentang Produksi dan Peredaran
Pangan
6. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor : HK 03.1.23.07.11.6664
Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan
7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor : HK 00.05.55.6497 Tahun
2007 tentang Bahan Kemasan Pangan
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1. SOP Pengemasan Kopi Bubuk PUSLITKOKA 1. APD (jas laboratorium, hair cap, sarung tangan karet, masker, alas
kaki)
2. Kemasan aluminium foil (standing pouch)
3. Continous sealer
4. Timbangan digital kapasitas 3 kg
5. Sekop stainless
6. Sendok stainless

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Disimpan sebagai data elektronik dan manual
DOKUMEN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGEMASAN KOPI BUBUK DI TEACHING FACTORY (TEFA)
PENGOLAHAN KOPI
LABORATORIUM PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PERTANIAN
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENGEMASAN KOPI BUBUK
DI TEACHING FACTORY (TEFA)
PENGOLAHAN KOPI
LABORATORIUM PENGOLAHAN HASIL
TANAMAN PERTANIAN
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

Revisi : 0 Tgl : 19 JULI 2021

TANDA
STATUS NAMA / JABATAN
TANGAN
Hatmiyarni Tri Handayani, S.TP., M.Sc
Disusun Oleh
Dosen-Asisten Ahli
Jurusan Produksi Pertanian
Ir. Titien Fatimah, M.P
Diketahui Oleh Kepala Laboratorium Pengolahan Hasil Tanaman
Pertanian
Ditinjau Oleh Ir. Michael Joko Wibowo, MT.
Kepala Pusat Pengembangan Pembelajaran Dan
Penjaminan Mutu
Disetujui Oleh Saiful Anwar, S.TP., MP.
Direktur
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk menjaga kualitas (rasa, warna, dan aroma) kopi bubuk dan
mudah didistribusikan kepada konsumen.

2. RUANG LINGKUP

Civitas akademika Politeknik Negeri Jember (Dosen dan PLP/Teknisi) dan


masyarakat umum.

3. DEFINISI
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan,
dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
2. Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau
metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan.
3. Kopi bubuk adalah biji kopi yang disangrai (roasted) kemudian digiling dengan
atau tanpa penambahan bahan lain dalam kadar tertentu tanpa mengurangi rasa
dan aromanya serta tidak membahayakan kesehatan.
4. Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau
membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun
tidak.
5. Bahan kontak pangan adalah bahan kemasan pangan yang dimaksudkan untuk
bersentuhan dengan pangan.
6. Aluminium foil adalah lembaran AL dengan ketebalan kurang dari 0,006 yang tidak
dapat tembus cahaya dan dapat memberikan luas permukaan yang besar.
7. Label pangan yang selanjutnya disebut label adalah setiap keterangan mengenai
pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain
yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau
merupakan bagian kemasan pangan.
8. Continous sealer adalah alat pengemas yang digunakan untuk merapatkan
kemasan agar produk dapat terjaga kualitasnya.
9. Timbangan digital adalah perangkat pengukuran yang digunakan untuk mengukur
berat atau massa suatu benda dengan penggunaan yang lebih mudah.

10. Alat pelindung diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian
atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.

4. PERSYARATAN PENGEMASAN
1. Bahan Kemasan
Bahan kemasan yang digunakan harus bersih, tidak mencemari produk yang
dikemas, terbuat dari bahan yang baik (food grade) dan memenuhi persyaratan
bagi produk pangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kemasan yang
digunakan adalah aluminium foil (standing pouch).
2. Teknik Pengemasan
Produk dikemas dengan cepat, cermat, saniter, dan higienis. Pengemasan
dilakukan dalam kondisi bahan sudah dingin yang dapat mencegah terjadinya
kontaminasi. Alat yang digunakan adalah continous sealer.
3. Pelabelan
Setiap kemasan produk yang akan diperdagangkan diberi label sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

5. REFERENSI
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
2. Undang – undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
4. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004
tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 329/Menkes/PerXII/76
tentang Produksi dan Peredaran Pangan.
6. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor : HK 03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan
Pangan.
7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor : HK 00.05.55.6497 Tahun 2007 tentang Bahan Kemasan Pangan.
8. SOP Pengemasan Kopi Bubuk Puslitkoka.

6. PENANGGUNG JAWAB
1. Kepala Laboratorium
2. PLP/Teknisi

7. URAIAN PROSEDUR KERJA


1. Kopi bubuk yang sudah dingin dipindahkan ke box kontainer pengemas (Form 1).
Serahkan kepada dosen sebagai validator.
2. Masukkan kopi bubuk sesuai bobot yang telah ditetapkan ke dalam kemasan
aluminium foil berlabel menggunakan sekop dan sendok stainless.
3. Timbang sesuai ketentuan (165 gram dan 250 gram).
4. Tutup kemasan dengan rapi.
5. Periksa jaringan listrik PLN pada tegangan 220 Volt.
6. Hubungkan kabel power dengan arus PLN.
7. Tekan tombol ON pada tombol pemanas, tombol pendingin, dan tombol penggerak
roda secara bersamaan.
8. Atur level pemanas pada suhu 200ºC.
9. Tunggu sampai lampu indikator berwarna merah pada level pemanas, proses
penutupan kemasan dapat dimulai.
10. Mencatat jumlah packing (Form 1). Serahkan kepada dosen sebagai validator.
11. Lakukan pengecekan ulang kemasan terhadap cacat kemasan.
11.a. Jika mengalami kebocoran kemasan, lakukan penggantian kemasan dengan
menimbang ulang kopi bubuk dan mengemas kembali.
11.b. Melakukan pelaporan dengan menulis di form reject kemasan (Form 2).
Serahkan kepada dosen sebagai validator
12. Setelah selesai melakukan pengemasan, matikan tombol OFF pada tombol
pemanas, tombol pendingin, dan tombol penggerak roda dan putuskan hubungan
kabel PLN.
13. Lakukan penyimpanan produk (maksimal pada suhu ruang).
13.a. Melakukan uji mutu produk setiap 1 bulan sekali (Form 3). Serahkan kepada
dosen sebagai validator.
13.b. Melakukan pengisian di form reject produk yang mengalami perubahan
selama penyimpanan (Form 4). Serahkan kepada dosen sebagai validator.

8. LAMPIRAN
1. Diagram Alir Prosedur Pengemasan Kopi Bubuk Menggunakan Continous Sealer
2. Form 1 Grinding dan Packing Kopi Bubuk
3. Form 2 Reject Kemasan
4. Form 3 Pengkajian Mutu Produk
5. Form 4 Reject Produk
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI Dokumen :
POLITEKNIK NEGERI JEMBER Revisi :0

DIAGRAM ALIR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGEMASAN KOPI BUBUK UNTUK PRODUKSI

No Uraian Kegiatan Teknisi/PLP Dosen Mutu Baku Ket

Kelengkapan Waktu Output

1. Kopi bubuk yang APD 5 menit Kopi bubuk 20 kg


sudah dingin yang dingin
dipindahkan ke box siap dikemas
container (Form 1)
pengemas.
Serahkan kepada
dosen sebagai
validator.
2. Masukkan kopi APD, 25 menit Kopi bubuk 20 kg
bubuk sesuai bobot kemasan dalam
yang telah aluminium foil aluminium
ditetapkan ke dalam foil
kemasan aluminium
foil berlabel
menggunakan sekop
dan sendok
stainless
3. Timbang sesuai APD, 20 menit Kopi bubuk 20 kg
dengan ketentuan timbangan dengan berat
(165 gram dan 250 digital, 165 gram
gram) kemasan dan 250
aluminium foil gram
4. Tutup kemasan APD, 10 menit Kemasan 134 kemasan
dengan rapi kemasan telah tertutup
aluminium rapat
foil, continous
sealer
5. Periksa jaringan APD 1 menit Informasi
listrik PLN pada keamanan
tegangan 220 Volt listrik
6. Hubungkan kabel APD 1 menit Informasi
power dengan arus kabel power
PLN sudah
terpasang
7. Tekan tombol ON APD 1 menit Informasi
pada tombol tombol telah
pemanas, tombol ON
pendingin, dan
tombol penggerak
roda secara
bersamaan
8. Atur level pemanas APD 1 menit Alat telah
pada suhu 200ºC panas
9. Tunggu sampai APD 3 menit Indikator
lampu indikator berwarna
berwarna merah merah, alat
pada level siap
pemanas, proses digunakan
pengemasan dapat
dimulai
10. Mencatat jumlah APD 5 menit Kopi bubuk 134 kemasan
packing. Serahkan terkemas
kepada dosen rapi (Form 1)
sebagai validator.
11. Lakukan APD 5 menit Kemasan 134 kemasan
pengecekan ulang mengalami
kemasan terhadap kebocoran
cacat kemasan dan
kemasan
aman dari
kebocoran
11.a Jika mengalami APD 5 menit Mengganti 134 kemasan
kebocoran dengan
kemasan, lakukan kemasan
penggantian dan produk
kemasan dengan kopi bubuk
menimbang ulang yang baru
kopi bubuk dan
mengemas kembali.
11.b Melakukan APD 5 menit Form
pelaporan dengan pelaporan
menulis di form (Form 2)
reject kemasan.
Serahkan kepada
dosen sebagai
validator.
12. Setelah selesai APD 1 menit Pengemasan
melakukan telah
pengemasan, berakhir
matikan tombol OFF
pada tombol
pemanas, tombol
pendingin, dan
tombol penggerak
roda dan putuskan
hubungan kabel
PLN
13. Lakukan APD 10 menit Uji mutu kopi 134 kemasan
penyimpanan bubuk
produk (maksimal
pada suhu ruang)
13.a Melakukan uji mutu APD 5 menit Form Sampel acak
produk setiap 1 pengkajian terhadap sisa
bulan sekali. mutu produk yang belum
Serahkan kepada (Form 3) terdistribusi
dosen sebagai
validator.
13.b Melakukan APD 5 menit Form Reject
pengisian di form Produk
reject produk yang (Form 4)
mengalami
perubahan selama
penyimpanan.
Serahkan kepada
dosen sebagai
validator.
Keterangan :

: mendeskripsikan kegiatan mulai dan berakhir.

: mendeskripsikan proses atau kegiatan eksekusi.

: simbol belah ketupat/decision untuk mendeskripsikan kegiatan


pengambilan keputusan

: mendeskripsikan arah kegiatan (arah proses kegiatan).

: mendeskripsikan hubungan antar simbol yang berbeda halaman


FORM 1. GRINDING DAN PACKING KOPI BUBUK
No. Nama Produk Tanggal Tanggal Biji Kopi Suhu Hasil Keterangan Nama
Grinder Expired Sangrai Kopi Packing dan Paraf
(berat/tgl Sebelum Petugas
sangrai) Packing
(ºC)
FORM 2. REJECT KEMASAN
No. Nama Produk Bahan Tanggal Alasan Solusi Petugas Paraf
Reject Reject Reject
FORM 3. PENGKAJIAN MUTU PRODUK
No. Nama Produk Kode Bentuk Mutu Produk Periode Petugas Paraf
Produk Kemasan
FORM 4. REJECT PRODUK
No. Tanggal Nama Produk Jumlah Masalah Keputusan Petugas Paraf
Reject

Anda mungkin juga menyukai