MengetahuiMengetahui
Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan, Kepala Sekolah,
Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah,
PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY
SMK AL - ISLAM KUDUS
TAHUN 2019
Mengetahui
Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan taufik hidayah,
rahmat serta karuniaNya. Kami team pengembang program teaching factory di SMK
Al – Islam Kudus telah menyusun proposal program pelaksanaan teaching factory.
Proposal program pelaksanaan teaching factory di SMK Al – Islam Kudus
merupakan perwujudan harapan kami agar program itu bisa dilaksanakan di sekolah
kami, sehingga harapan kami kepada pihak yang berkompeten dan berwewenang
dengan program tersebut mohon perkenannya dapat menyetujui dan mengabulkan
proposal ini.
Patut kiranya team pengembang program pelaksanaan teaching factory di
SMK Al – Islam Kudus menyampaikan banyak terimakasih atas segala perhatian,
bantuan, dan persetujuannya terhadap SMK Al – Islam Kudus untuk dapat
melaksanakan program teaching factory.
Kepala Sekolah,
A. Deskripsi Umum
Nama unit kerja : SMK Al – Islam Kudus
E-mail : smkalislamkudus@yahoo.co.id
B. Unit Kerja
Teaching factory merupakan perpaduan konsep pembelajaran berbasis kompetensi
dan berbasis produksi, terutama di bidang :
1. Bidang jasa kesehatan
2. bidang jasa produk pengolahan Hasil Pertanian
Misi
Melaksanakan pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup ( life skill ).
1. Mendidik generasi penerus agar menjadi orang yang professional dan produktif,
inovatif di bidang farmasi.
3. Mengembangkan sikap mandiri dalam hidup untuk mencapai sejahtera lahir dan
batin.
4. Membangun manusia yang taat beribadah sesuai dengan syariat islam yang benar.
5. Menumbuhkan sikap akhlakul karimah dalam perilaku hidup sehari – hari.
6. Mengupayakan perlindungan, pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup.
D. Jenis Usaha yang Dikelola
F. Lingkungan Usaha
Di SMK Al – Islam Kudus jenis usaha yang ditonjolkan yakni di bidang Bidang jasa
kesehatan, bidang produk pengolahan Hasil Pertanian. Dalam hal ini memiliki peluang
karena SMK Al – Islam Kudus terletak dekat dengan pusat kota (alun alun) kabupaten
kudus apalagi peluang Bidang jasa kesehatan, bidang produk pengolahan Hasil
Pertanian masyarakat sekitar sangat membutuhkan.
G. Kondisi Pasar
SMK Al – Islam Kudus berada di wilayah pusat kota Kudus Kecamatan Kota banyaklah
kompetitor-kompetitor yang bergerak di bidang usaha yang sama. Tetapi kami
menyiasatinya dengan inovasi yang berbeda dari produk-produk yang sudah ada.
Dengan ini kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku di pasaran.
H. Rencana Pemasaran
Berbagai jenis usaha produk SMK Al – Islam Kudus dengan usaha barang dan jasa
yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah pemasarannya
dengan membuat brosur, spanduk, website, online shop, door to door ke instansi-
instansi lain, ke masyarakat, serta dalam suatu event-event dengan mendirikan stand
di tempat keramaian seperti Car Free Day (CFD).
YAYASAN PERGURUAN AL – ISLAM KUDUS
SMK AL – ISLAM KUDUS
PROGRAM KEAHLIAN :
FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS
AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Kampus : Jalan KH. Moh. Arwani, Rt. 03/ 02 Singocandi Kudus Telp. (0291) 4101505
Email : smkalislamkudus@yahoo.co.id Website : www.smkalislamkudus.com
NSS: 322031902021 NPSN : 20353265
PROFIL
SMK AL - ISLAM KUDUS
A. DATA SEKOLAH
a. Nama SMK : SMK AL – ISLAM KUDUS
b. NSS/ NPSN : 322031902021 / 20353265
c. Nomor SK Pendirian : 010/SK/Al-Islam/I/2009
d. Izin Operasional Disdikpora : Nomor : 421.5/1444/2009
e. Status : Swasta
f. Kode Sekolah : 219
g. Kompetensi yang dibuka : 1. Farmasi Klinis dan Komunitas
2. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP)
h. Akreditasi : B (8,8)
i. Tahun Berdiri : 2009
j. PBM : Pagi
k. Alamat Sekolah : Jalan KH. Moh. Arwani, Rt. 03/02 Desa Singocandi
Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus
l. No. Telepon : (0291) 4101505
m. Kabupaten / Kota : Kudus
n. Nomor Rekening Sekolah : 0038-01-000655-30-7
o. NPWP Sekolah : 66.951.797.1-506.000
p. Website : www.smkalislamkudus.com
q. E-mail : smkalislamkudus@yahoo.co.id
B. DATA KEPEMILIKAN TANAH
1. Nama Yayasan : YAYASAN PERGURUAN AL - ISLAM KUDUS
Alamat Yayasan : Jalan Veteran No. 8 Kudus
2. Kepemilikan Tanah : Yayasan Perguruan Al – Islam Kudus
a. Status Tanah : Hibah / Wakaf
b. Luas Tanah : 3.640 m2
3. Status Bangunan Milik : YP. Al - Islam Kudus untuk SMK Al – Islam Kudus
4. Luas Seluruh Bangunan : 1.380 m2
0038-01
C. DATA KEPALA SEKOLAH
a. Nama Kepala Sekolah : Drs. NOOR AKHLIS, M.Pd.
b. Tempat, tanggal lahir : Kudus, 30 November 1963
c. Alamat : Ds. Krandon, Rt.05/ 01 Kota Kudus
d. Pendidikan Terakhir : S2, Teknologi Pendidikan
e. No. HP / WA : 081 228 775 95KUDUS
1. Farmasi 81 3 58 2 66 2 205 7
2. APHP 35 1 29 1 18 1 82 3
Jumlah 287 10
A. Latar Belakang
Pada saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan dengan permasalahan
yang serius yaitu tidak terserapnya lulusan SMK oleh industri. Dalam UU No. 20 tahun
2003, bab 2, pasal 3 sudah dirumuskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Merujuk pada fungsi pendidikan di atas, maka peningkatan keahlian sumber
daya manusia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan
zaman yang semakin global. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas. Upaya
pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang
dihasilkan benar-benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahan SMK adalah lembaga pendidikan yang
berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten di bidangnya
harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena
itu peningkatan sumber daya manusia (skill/keahlian) harus menjadi prioritas utama
dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan SMK dapat berakibat produktivitas tenaga kerja
menengah yang terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia
industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Banyak faktor
yang menjadi penyebab baik internal maupun eksternal, diantaranya adalah kurangnya
sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya biaya pendidikan, kurangnya kinerja
guru, dan rendahnya kualitas guru.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat SMK tidak siap dalam
menghasilkan lulusan yang berkualita, seharusnya SMK dalam pelaksanaan
pendidikannya mengutamakan pendidikan skill para siswanya. Untuk mencapai hal
tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang
berorientasi pada peningkatan lulusan yang benar-benar profesional, memiliki etos
kerja, disiplin, dan berkarakter. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pendidikan
yang paling sesuai adalah pendidikan yang berorientasi pada dunia industri. Oleh
karena itu SMK harus bisa mencari satu model pembelajaran yang tepat, dan sesuai
dengan harapan dunia industri. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah
dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK.
Program teaching factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang
sudah ada yaitu, competensi based training (CBT), dan production based training
(PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill)
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang
sesungguhnya. Untuk menghasilkan produk yang sesuaidengan tuntutan dunia industri
(pasar/konsumen). Teaching factory merupakan model pembelajaran yang berorientasi
kepada bisnis dan produksi.
Sebagai perwujudan nyata/implementasi dari program teaching factory SMK Al –
Islam Kudus Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah menerapkan konsep teaching
factory dalam kegiatan pemebelajaran sekolah.
C. Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan program teaching factory di SMK SMK Al – Islam Kudus,
mengaplikasikan kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara seimbang
sehingga siswa memiliki bekal pengetahuan dan skill yang memadai untuk
menghadapi dunia kerja yang semakin ketat persaingannya. Bidang-bidang kegiatan
teaching factory di SMK SMK Al – Islam Kudus adalah sebagai berikut:
1. Bidang Jasa Kesehatan
Bidang Jasa Kesehatan yang akan dilaksanakan di SMK Al – Islam Kudus adalah
penyedia jasa kesehatan yang menyediakan obat obat yang diperlukan
masyarakat dalam hal ini Apotek.
2. Bidang Produksi Pengolahan Hasil Pertanian
Bidang bisnis jasa yang dilaksanakan di SMK SMK Al – Islam Kudus yang
berkaitan dengan program keahlian tata kecantikan seperti, produk makanan dan
minuman kesehatan (Syrup Jahe merah, Syrup Jahe, Temulawak, Kunir Asem,
Minuman instan, dll.
C. Team Pelaksana
1. Susunan team pengembang program teachimg factory SMK SMK Al – Islam
Kudus adalah sebagai berikut:
a. Pelindung/penasihat : Drs. Eko Handoko
(Ketua Yayasan Hemaz)
b. Penaggung jawab : Drs. Noor Akhlis, M.Pd.
(Kepala SMK Hemaz)
c. Ketua : Noor Cholis, S. Pd.I
(Waka Bidang Kurikulum)
d. Sekretaris : Rakhmi Hidayati, S. Farm.,Apt.(Guru)
A. Mekanisme/Strategi pelaksanaan
1. Manajemen
Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory di SMK Al –
Islam Kudus membentuk team pengembang program teaching factory dengan
susunan sebagaimana pada bab I.
Team ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan program
teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi ke beberapa
sekolah yang telah melaksanakan program itu. Setelah mendapatkan beberapa
informasi dan penjelasan team menyusun proposal permohonan untuk
mendapatkan program teaching factory.
Selanjutnya sebagai langkah persiapan pelaksanaan program teaching factory
team bekerja mengadakan sosialisasi kepada jajaran dewan guru, para siswa dan
orangtua/wali murid. Melalui tahapan sosialisasi diharapkan semua steak holder
mendapatkan pemahaman tentang pengertian teaching factory, manfaat teaching
factory dan bagaimana sistem pengelolaannya. Diharapkan dengan tahap
sosialisasi ini mereka memiliki motivasi bahwa teaching factory sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK Hemaz, dengan demikian
semua steak holder secara bersama-sama termotivasi untuk dapat melaksanakan
program teaching factory.
Tahapan selanjutnya setelah team melaksanakan kegiatan sosialisasi langkah
berikutnya team menyusun perencanaan-perencanaan pelaksanaan program
teaching factory yang menyentuh untuk kepentingan guru dan kepentingan
siswa. Hal itu perlu dilaksanakan karena teaching factory merupakan model
pembelajaran yang pada prinsipnya perpaduan antara competensi based training
(CBT) dan production based training (PBT). Dengan demikian untuk semua guru
mata pelajaran diharapkan mengintegrasikan teaching factory pada perencanaan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran
dapat saling mendukung dan menunjang bahwa teaching factory merupakan
pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi
siswa khususnya pada kompetensi skill.
Bagi guru-guru produktif penekanan pembelajarannya siswa harus lebih banyak
mendapatkan alokasi waktu untuk kegiatan praktik, karena esensi program
teaching factory berada pada intensitas dan kapasitas siswa melakukan praktek
baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri. Dengan demikian
siswa betul-betul dibentuk dan dilatih segi kompetensi skillnya, etos kerjanya,
disiplin kerja, budaya kerja. Secara intensif kegiatan itu dilakukan dan berulang
sehingga kualitas lulusan sesuai dengan harapan dunia industri sehingga
lulusannya akan mudah diserap oleh dunia kerja.
Selama pelaksanaan program teaching factory agar tidak menyimpang dari
indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory perlu ada pengawasan.
Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan oleh ketua team pengembang
untuk mengukur sudah seberapa banyak pelaksanaan program teaching factory
telah dicapai, dan berapa banyak pula program teaching factory yang belum
dilaksanakan. Evaluasi ini dengan tujuan berapa persen tingkat ketercapaian
tujuan program teaching factory yang telah dilaksanakan, selanjutnya untuk
mengetahui kendala-kendala yang muncul selama kegiatan berlangsung. Sebagai
tindak lanjut kegiatan evaluasi perlu ada kajian prediksi serta solusi terhadap
kendala-kendala yang menghambat terlaksananya program teaching factory
sehingga pada beberapa waktu yang akan datang program teaching factory di
SMK Al – Islam Kudus dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan target yang
telah ditetapkan.
Kegiatan pelaksanaan program teaching factory di SMK Al – Islam Kudus
selanjutnya team pengembang membuat laporan, sebagai bentuk pertanggung
jawaban karena program ini adalah program yang diamanatkan oleh direktorat
PSMK kepada SMK Al – Islam Kudus.
2. Tempat praktik siswa
Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di SMK Hemaz, telah
diadakan MOU (Memorandum of Understanding) dengan beberapa mitra dunia
industri sebagaimana tersebut dalam mitra usaha/industri pada halaman sebelumnya.
3. Pola pembelajaran
Teaching factory merupakan salah satu model pembelajaran sehingga seluruh guru
dan siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus merujuk dan mengaju kepada
indikator-indikator teaching factory sebagai model pembelajaran. Intinya bahwa
model pembelajaran teaching factory guru bersama siswa harus bisa memadukan
model pembelajaran secara serasi antara competensi based training (CBT) dan
production based training (PBT). Para siswa setelah mendapat pembekalan dari guru-
gurunya tentang pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya para siswa diharapkan
mampu mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas melalui kegiatan praktik di
tempat-tempat praktik mitra dunia industri. Pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung di sekolah struktur kurikulum dunia industri dipadukan struktur
kurikulum sekolah sehingga tujuan-tujuan pembelajaran akan lebih luas, instruktur
dari dunia industri berkolaborasi dengan para guru untuk menyampaikan dalam
pembelajaran tentang struktur kurikulum industri sehingga para siswa mendapat
bekal yang cukup karena mereka setelah mendapat bimbingan pelatihan dari
instruktur dunia industri, yang pada akhirnya pada saat siswa melaksankan praktik di
lapangan mereka tidak lagi merasa asing dengan dunia industri. Sistem pelaksanaan
praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas dan konkret artinya setiap siswa
secara individu harus bisa menghasilkan baik berupa barang produksi maupun jasa.
Itulah yang menjadi tolok ukur bahwa teaching factory berhasil ataukah tidak dicapai
oleh setiap siswa.
4. Pemasaran
Sebagai tindak lanjut kegiatan teaching factory, karena siswa menghasilkan produk
barang atau jasa dan produknya itu sudah diupayakan sedemikian rupa untuk
mencapai standar mutu dunia industri yang sesuai dengan harapan konsumen. Hasil
karya siswa berupa barang produk dan kompetensi skill siswa yang telah mereka
miliki perlu dipasarkan agar bisa sampai ke tangan konsumen atau pelanggan dengan
cara sebagai berikut:
a. Brosur
b. Spanduk
c. Website
d. Online shop
e. Door to door ke instansi-instansi lain dan ke masyarakat
f. Fashion show
g. Bazar
h. Ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan stand
3. Sosialisasi program
TEFA kepada guru,
siswa
4. Kegiatan pelatihan
program TEFA
5. Pelaksanaan program
TEFA
6. Evaluasi program TEFA
7. Tindak lanjut evaluasi
programTEFA
8. Pelaporan kegiatan
program TEFA
BAB III
EVALUASI PELAKSANAAN
Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan program teaching factory di SMK Al – Islam Kudus kegiatannya
dimulai dari observasi, penyusunan proposal, sosialisasi, pelaksanaan program,
evaluasi pelaksanaan. Pada kegiatan evaluasi pelaksanaan diperlukan alat ukur yang
relevan sebagai barometer tingkat ketercapaian program. Pada saat melaksanakan
evaluasi diperlukan beberapa indikator yang terdiri dari:
1. Pada saat orientasi dan observasi program sebagai indikatornya berapa banyak
informasi yang didapat tentang pelaksanaan program teaching factory
2. Pada saat penyusunan proposal harus merujuk kepada juknis pembuatan proposal
program teaching factory
3. Pada saat pelaksanaan program teaching factory, kegiatan awal yang dilakukan
penyusunan perencanaan sebagai indikatornya lengkap tidaknya substansi
program pelaksanaan
4. Pada saat implementasi yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai indikatornya
diantaranya rencana pelaksanaan pelajaran yang dibuat guru, lembar observasi
kunjungan kelas. Sehingga kesimpulannya apakah guru telah membuat rencana
dan pelaksanaannya sudah ataukah belum mengintegrasikan program teaching
factory
5. Yang berkaitan dengan siswa indikator tingkat keberhasilannya diukur dengan
kompetensi yang mereka capai
6. Yang berkaitan dengan hasil produk apakah secara kuantitas mencapai target atau
tidak. Secara kualitas apakah produknya emmenuhi standar kebutuhan konsumen
atau tidak
7. Yang berkaitan dengan produk jasa sebagai indikatornya banyak sedikitnya
konsumen yang menggunakan jasa para siswa sesuai dengan program keahliannya
masing-masing.
BAB IV
PENUTUP
Program teaching factory di SMK Al – Islam Kudus yang dimulai dari kegiatan orientasi
dan observasi pembuatan proposal, penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi sesungguhnya ada beberapa harapan yang ingin dicapai diantaranya:
1. Guru dan siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep teaching
factory
2. Dengan adanya program teaching factory diharapkan sarana dan prasarana
pendidikan akan lebih lengkap
3. Melalui kegiatan program teaching factory diharapkan kompetensi guru lebih
profesional lagi, kompetensi dan skill para siswa lebih meningkat
4. Diharapkan meningkatnya kualitas para siswa untuk memproduksi barang atau
jasa
5. Sehingga lulusan dari SMK Hemaz setelah melaksanakan program teaching
factory dapat diserap semaksimal mungkin di dunia kerja
6. Dengan program teaching factory di SMK Al – Islam Kudus dengan pihak dunia
industri lebih meningkat kembali
7. Harapan berikutnya lapangan pekerjaan dan pasar kerja bagi lulusan SMK Al –
Islam Kudus peluangnya lebih luas
8. Pada akhirnya tujuan yang final para siswa mampu bersaing di era global.
LAMPIRAN
1. Rincian anggaran biaya pelaksanaan program teaching factory di SMK Al – Islam Kudus
Harga Harga total
No Kegiatan Volume Satuan satuan (Rp) (Rp)
1. Observasi dan orientasi:
Transportasi 3 Kali 100.000,- 300.000,-
2. Penyusunan proposal:
ATK 2 Paket 50.000,- 100.000,-
Fotocopy 150 Lb 200,- 30.000,-
Jilid 5 Buah 10.000,- 50.000,-
3. Sosialisasi:
Undangan 350 Lb 1.000,- 350.000,-
Konsumsi (snack) 350 Bks 7.500,- 2.625.000,-
4. Workshop penyusunan RPP:
Pedoman penyusunan RPP 30 Set 25.000,- 750.000,-
ATK 30 Paket 50.000,- 1.500.000,-
Konsumsi (snack) 40 Bks 7.500,- 300.000,-
Transportasi pemateri 1 Kali 100.000,- 100.000,-
Honor pemateri 1 Kali 400.000,- 400.000,-
5. Workshop model pembelajaran TEFA:
Pedoman model pembelajaran
TEFA 30 set 25.000,- 750.000,-
ATK 30 Paket 50.000,- 1.500.000,-
4
Konsumsi (snack) 0 Bks 7.500,- 300.000,-
Transportasi pemateri 1 Kali 100.000,- 100.000,-
Honor pemateri 1 Kali 400.000,- 400.000,-
DAFTAR LAMPIRAN :
1. Profil Sekolah
2. Sertifikat Akreditasi Sekolah
3. Akta Pendirian Sekolah
4. Akta Yayasan
5. Ijin Operasional Sekolah
6. SK Pendirian Sekolah dari Yayasan
7. NPWP Sekolah
8. SK Kepala Sekolah
9. Surat Ijin Pembukaan Program Keahlian APHP
10. Surat Keterangan Domisili Sekolah
11. Dokumen Pendukung Lainnya