Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan taufik hidayah,
rahmat serta karuniaNya.Kami team pengembang program teaching factory di SMK dr.
Soebandi, Kabupaten Jember telah menyusun proposal program pelaksanaan teaching
factory.
Proposal program pelaksanaan teaching factory di SMK dr. Soebandi merupakan
perwujudan harapan kami agar program itu bisa dilaksanakan di sekolah kami, sehingga
harapan kami kepada pihak yang berkompeten dan berwewenang dengan program
tersebut mohon perkenannya dapat menyetujui dan mengabulkan proposal ini.
Patut kiranya team pengembang program pelaksanaan teaching factory di SMK
dr. Soebandi menyampaikan banyak terimakasih atas segala perhatian, bantuan, dan
persetujuannya terhadap SMK dr. Soebandi untuk dapat melaksanakan program teaching
factory, ungkapan terimakasih ditujukan kepada yang terhormat:
1. Direktur PSMK di Senayan Jakarta
2. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur di Surabaya
3. Kepala Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan Wilayah 5
4. Semua pihak yang telah mendukung kami
Proposal program pelaksanaan teaching factory yang kami susun merupakan
informasi awal, gambaran pelaksanaan program teaching factory di SMK dr. Soebandi
Jember, sehingga dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mendapat
persetujuan dari pihak yang terkait. Atas perkenannya semoga Allah SWT dapat
memberikan kebaikan kepada kita. Amin.

Jember, 9 Februari 2019

Penyusun
PROFIL

A. Deskripsi Umum
Nama unit kerja : SMK dr. Soebandi Jember
Tanggal berdiri : 3 Februari 2009 sesuai dengan akte notaris Syaiful Maarif,
SH nomor 05, SK Menteri Kehakiman dan Hak Azasi
Manusia RI. Nomor C-488.HT.03.01-2001 Tanggal 16
November 2001
Alamat : Jl. Raya K.H. Zainal Arifin No: 71 Desa Karangwangi,
Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, Provinsi
Jawa Barat
E-mail :smkhemaz@gmail.com
Jenis kerja : Teaching factory
Produk : Bidang barang dan jasa

B. Riwayat Unit Kerja


Teaching factory merupakan perpaduan konsep pembelajaran berbasis
kompetensi dan berbasis produksi (barang dan jasa). SMK dr. Soebandi
Kabupaten Jember merupakan lembaga pelaksana program teaching factory
khususnya di bidang produk masker, produk sabun cuci piring, Handwash,
sedangkan dalam bidang jasa yaitu melayani pemeriksaan gula darah, asam urat,
kolesterol, dan terapi tradisional bekam.

C. Visi dan Misi Unit Kerja


1. Visi
“Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan mampu bersaing di
dunia kerja didasari akhlak yang mulia”
2. Misi
Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan dengan prinsip
mengembangkan kemampuan secara profesionalisme, memiliki optimalisasi
kerja sama dengan industri dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan, yang
berdaya saing lebih optimal.

D. Struktur Organisasi

E. Jenis Usaha yang Dikelola


Teaching factory SMK dr. Soebandi Jember bergerak di bidang barang dan jasa
yakni:
1. Barang:
a. Masker komedo
b. sabun cuci piring
c. hand wash

2. Jasa kesehatan
a. Tensi darah
b. Bekam
c. Cek guladarah
d. Cek kolesterol
e. Cek asam urat
Hal itu disesuaikan dengan kompetensi keahlian/jurusan yang ada di SMK dr.
Soebandi Jember.

F. Lingkungan Usaha
Di SMK dr. Soebandi jenis usaha yang ditonjolkan yakni di bidang produk
barang dan jasa dengan pemikiran bahwa bidang tersebut memiliki peluang yang
sangat bagus. Usaha di bidang barang seperti masker komedo sangat penting
dikala siswa menghadapi permasalahan dengan kulit. Dalam hal ini memiliki
peluang karena SMK dr. soebandi dikelilingi oleh sekolah-sekolah SMP, MTS,
SMA, SMK dan perguruan tinggi. Apalagi peluang konsumen dalam mengatasi
masalah komedo sangat banyak dibutuhkan.
Selain itu, bidang produk sabun cuci piring dan cuci tangan juga memiliki
peluang yang bagus. Bisa diketahui sabun cuci piring dan cuci tangan sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari, karena SMK dr. soebandi dikelilingi tempat
makan yang mereka selalu membutuhkan sabun cuci piring.
Bidang jasa yang kami tawarkan termasuk dalam jasa pelayanan kesehatan
yang aman, murah dan berpeluang tinggi. Seiring dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan akan menunjang
berjalannyan usaha jasa pemeriksaan yang kami sediakan. Sedangkan jasa
pelayanan kesehatan terapi bekam juga memiliki peluang yang sangat bagus hal
ini berhubungan manfaat terapi bekam yang dapat menyembuhkan berbagai
macam penyakit dan cocok untuk meredakan rasa pegal dan capek- capek, usaha
ini sangat menjanjikan karena mayoritas masyarakat di daerah sekitar SMK dr.
Soebandi yang berkerja sebagai petani dan di sekitar SMK dr Soebandi juga
terdapat proses pembangunan yang mengundang pekerja kuli bangunan dari
berbagai daerah dimana pekerjaan tersebut sangat menguras tenaga dan
menimbulkan rasa pegal dan capek.

G. Kondisi Pasar
SMK dr. soebandi Jember berada di wilayah Kecamatan patrang. Hampir
dipastikan sedikit kompetitor -kompetitor yang bergerak di bidang usaha yang
sama. Dengan ini kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku
di pasaran.

H. Rencana Pemasaran
Berbagai jenis usaha produk SMK dr. soebandi Jember dengan usaha barang
dan jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah
pemasarannya dengan membuat brosur, spanduk, website, online shop, door to
door ke instansi-instansi lain, ke masyarakat, bazar, ikut serta dalam suatu event-
event keramaian dan akan mendirikan stand.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan dengan
permasalahan yang serius yaitu tidak terserapnya lulusan SMK oleh industri.
Dalam UU No. 20 tahun 2003, bab 2, pasal 3 sudah dirumuskan bahwa
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Merujuk pada fungsi pendidikan di atas, maka peningkatan keahlian
sumber daya manusia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin global. Pendidikan merupakan ujung tombak
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pendidikan harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan
kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang
tepat agar yang dihasilkan benar-benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing
dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahan SMK adalah lembaga
pendidikan yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan
kompeten di bidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk
bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatan sumber daya manusia (skill/keahlian)
harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan SMK dapat berakibat produktivitas tenaga
kerja menengah yang terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan
dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit.
Banyak faktor yang menjadi penyebab baik internal maupun eksternal,
diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya biaya
pendidikan, kurangnya kinerja guru, dan rendahnya kualitas guru.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat SMK tidak siap
dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas, seharusnya SMK dalam
pelaksanaan pendidikannya mengutamakan pendidikan skill para siswanya. Untuk
mencapai hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan lulusan yang benar-benar
profesional, memiliki etos kerja, disiplin, dan berkarakter. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai adalah pendidikan yang
berorientasi pada dunia industri. Oleh karena itu SMK harus bisa mencari satu
model pembelajaran yang tepat, dan sesuai dengan harapan dunia industri. Salah
satu model pembelajaran yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory
dalam proses belajar di SMK.
Program teaching factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran
yang sudah ada yaitu, competensi based training (CBT), dan production based
training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau
keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan
standar bekerja yang sesungguhnya. Untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan tuntutan dunia industri (pasar/konsumen). Teaching factory merupakan
model pembelajaran yang berorientasi kepada bisnis dan produksi. Aplikasi
program teaching factory adalah dengan cara memadukan konsep bisnis dan
pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya
pada kompetensi pembuatan masker komedo dan sabun cuci piring melalui
kegiatan praktikum yang dikerjakan oleh siswa.
Sebagai perwujudan nyata/implementasi dari program teaching factory
SMK Dr. Soebandi Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur menerapkan konsep
teaching factory dalam kegiatan pembelajaran sekolah.
Dalam penyelanggaraan kegiatan teaching factory melibatkan guru dan
siswa. Program teaching factory merupakan langkah positif yang ditawarkan oleh
pihak SMK dr. Soebandi Jember kepada siswa dan orangtua/wali murid untuk
mengembangkan jiwa enterprener, dengan harapan siswa lulusan SMK dr.
soebandi Jember dapat langsung masuk dunia kerja.

B. Maksud dan Tujuan


Implementasi program teaching factory di SMK dr. soebandi Jember merupakan
kegiatan pembelajaran dimana para siswa secara langsung melakukan kegiatan
produksi baik berupa barang maupun jasa di dalam lingkungan sekolah. Barang
atau jasa yang dihasilkan memiliki kualitas sehingga memiliki nilai jual dan
diterima oleh masyarakat atau konsumen.
Adapun yang menjadi tujuan program teaching factory di SMK dr. soebandi
Jember adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi lulusan
2. Meningkatkan jiwa interprenership lulusan
3. Menghasilkan produk barang atau jasa yang memiliki nilai tambah
4. Meningkatkan sumber pendapatan sekolah

C. Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan program teaching factory di SMK dr. soebandi Jember,
mengaplikasikan kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara seimbang
sehingga siswa memiliki bekal pengetahuan dan skill yang memadai untuk
menghadapi dunia kerja yang semakin ketat persaingannya. Bidang-bidang
kegiatan teaching factory di SMK dr. soebandi Jember adalah sebagai berikut:
1. Bidang produk kecantikan
Bidang produk kecantikan yang akan dilaksanakan di SMK dr. soebandi
Jember adalah membuat masker komedo dan memasarkan.
2. Bidang produk rumah tangga
Bidang produk rumah tangga yang dilaksanakan di SMK dr. soebandi adalah
pembuatan sabun cuci piring, sabun cuci tangan dan juga sabun mandi, yang
berkaitan dengan program keahlian analisis pengujian laboratorium.
3. Bidang kesehatan

D. Team Pelaksana
1. Susunan team pengembang program teachimg factory SMK dr. soebandi
adalah sebagai berikut:
a. Pelindung/penasihat :
(Ketua Yayasan SMK dr. soebandi Jember)
b. Penaggung jawab :
(Kepala SMK dr. soebandi Jember)
c. Ketua :
(Waka Bidang Kurikulum)
d. Sekretaris :
(Guru)
e. Bendahara :
(Guru)
f. Bidang bisnis produk :
(Guru)
g. Bidang bisnis kesehatan :
()
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Mekanisme/Strategi pelaksanaan
1. Manajemen
Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory di
SMK dr. soebandi Jember membentuk team pengembang program
teaching factory dengan susunan sebagai berikut:
a. Pelindung/penasihat :
(Ketua Yayasan dr. soebandi Jember)
b. Penaggung jawab :
(Kepala SMK dr. soebandi Jember)
c. Ketua :
(Waka Bidang Kurikulum)
d. Sekretaris :
(Guru)
e. Bendahara :
(Guru)
f. Bidang bisnis produk :
(Guru)
g. Bidang bisnis jasa kesehatan:
()
Team ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan
program teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi
ke beberapa sekolah yang telah melaksanakan program itu. Setelah
mendapatkan beberapa informasi dan penjelasan team menyusun proposal
permohonan untuk mendapatkan program teaching factory.
Selanjutnya sebagai langkah persiapan pelaksanaan program teaching
factory team bekerja mengadakan sosialisasi kepada jajaran dewan guru,
para siswa dan orangtua/wali murid. Melalui tahapan sosialisasi
diharapkan semua steak holder mendapatkan pemahaman tentang
pengertian teaching factory, manfaat teaching factory dan bagaimana
sistem pengelolaannya. Diharapkan dengan tahap sosialisasi ini mereka
memiliki motivasi bahwa teaching factory sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas lulusan SMK dr. soebandi Jember, dengan
demikian semua steak holder secara bersama-sama termotivasi untuk
dapat melaksanakan program teaching factory.
Tahapan selanjutnya setelah team melaksanakan kegiatan
sosialisasi langkah berikutnya team menyusun perencanaan-perencanaan
pelaksanaan program teaching factory yang menyentuh untuk kepentingan
guru dan kepentingan siswa. Hal itu perlu dilaksanakan karena teaching
factory merupakan model pembelajaran yang pada prinsipnya perpaduan
antara competensi based training (CBT) dan production based training
(PBT). Dengan demikian untuk semua guru mata pelajaran diharapkan
mengintegrasikan teaching factory pada perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran dapat saling
mendukung dan menunjang bahwa teaching factory merupakan
pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas
kompetensi siswa khususnya pada kompetensi skill. Bagi guru-guru
produktif penekanan pembelajarannya siswa harus lebih banyak
mendapatkan alokasi waktu untuk kegiatan praktik, karena esensi program
teaching factory berada pada intensitas dan kapasitas siswa melakukan
praktek baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri.
Dengan demikian siswa betul-betul dibentuk dan dilatih segi kompetensi
skillnya, etos kerjanya, disiplin kerja, budaya kerja. Secara intensif
kegiatan itu dilakukan dan berulang sehingga kualitas lulusan sesuai
dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya akan mudah diserap
oleh dunia kerja.
Selama pelaksanaan program teaching factory agar tidak
menyimpang dari indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory
perlu ada pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan
oleh ketua team pengembang untuk mengukur sudah seberapa banyak
pelaksanaan program teaching factory telah dicapai, dan berapa banyak
pula program teaching factory yang belum dilaksanakan. Evaluasi ini
dengan tujuan berapa persen tingkat ketercapaian tujuan program teaching
factory yang telah dilaksanakan, selanjutnya untuk mengetahui kendala-
kendala yang muncul selama kegiatan berlangsung. Sebagai tindak lanjut
kegiatan evaluasi perlu ada kajian prediksi serta solusi terhadap kendala-
kendala yang menghambat terlaksananya program teaching factory
sehingga pada beberapa waktu yang akan datang program teaching factory
di SMK dr. soebandi Jember dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan
target yang telah ditetapkan.
Kegiatan pelaksanaan program teaching factory di SMK dr.
soebandi Jember selanjutnya team pengembang membuat laporan, sebagai
bentuk pertanggung jawaban karena program ini adalah program yang
diamanatkan oleh direktorat PSMK kepada SMK dr. soebandi Jember.
2. Tempat praktik siswa
Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di SMK
dr. soebandi Jember, menggunakan laboratorium produksi.
3. Pola pembelajaran
Teaching factory merupakan salah satu model pembelajaran
sehingga seluruh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus
merujuk dan mengaju kepada indikator-indikator teaching factory sebagai
model pembelajaran. Intinya bahwa model pembelajaran teaching factory
guru bersama siswa harus bisa memadukan model pembelajaran secara
serasi antara competensi based training (CBT) dan production based
training (PBT). Para siswa setelah mendapat pembekalan dari guru-
gurunya tentang pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya para siswa
diharapkan mampu mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas
melalui kegiatan praktik di tempat-tempat praktik mitra dunia industri.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah struktur
kurikulum dunia industri dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga
tujuan-tujuan pembelajaran akan lebih luas, instruktur dari dunia industri
berkolaborasi dengan para guru untuk menyampaikan dalam pembelajaran
tentang struktur kurikulum industri sehingga para siswa mendapat bekal
yang cukup karena mereka setelah mendapat bimbingan pelatihan dari
instruktur dunia industri, yang pada akhirnya pada saat siswa melaksankan
praktik di lapangan mereka tidak lagi merasa asing dengan dunia industri.
Sistem pelaksanaan praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas
dan konkret artinya setiap siswa secara individu harus bisa menghasilkan
baik berupa barang produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok ukur
bahwa teaching factory berhasil ataukah tidak dicapai oleh setiap siswa.
4. Pemasaran
Sebagai tindak lanjut kegiatan teaching factory, karena siswa
menghasilkan produk barang atau jasa dan produknya itu sudah
diupayakan sedemikian rupa untuk mencapai standar mutu dunia industri
yang sesuai dengan harapan konsumen. Hasil karya siswa berupa barang
produk dan kompetensi skill siswa yang telah mereka miliki perlu
dipasarkan agar bisa sampai ke tangan konsumen atau pelanggan dengan
cara sebagai berikut:
a. Brosur
b. Spanduk
c. Website
d. Online shop
e. Door to door ke instansi-instansi lain dan ke masyarakat
f. Bazar
g. Ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan
stand
5. Produk dan jasa
Program teaching factory pada prinsipnya menghasilkan lulusan
yang berkompetensi skill, sehingga para siswa dituntut oleh program itu
untuk mampu membuat salah satu produk atau mampu memberikan jasa
pelayanan kepada para pelanggan sesuai dengan program keahliannya
masing-masing. Program teaching factory di SMK dr. soebandi Jember
lebih diarahkan kepada usaha bidang perdagangan dan bidang jasa untuk
lebih jelasnya seperti terurai dibawah ini:
1. Barang:
a. Masker komedo
b. sabun cuci piring
c. hand wash

2. Jasa kesehatan
a. Tensi darah
b. Bekam
c. Cek gula dara
d. Cek kolesterol
e. Cek asam urat
6. Sumber daya manusia
Program teaching factory di SMK dr. Soebandi Jember dilaksanakan
secara terpadu antara team pengembang program teaching factory, guru-
guru, dan staf TU, untuk lebih jelasnya dibawah ini sumber daya manusia
yang mendukung terlaksananya kegiatan teaching factory:
No Nama Guru bidang studi
1. Eka Prasetyaningsih, S.Si Prod. APL
2. PAI
3. Seni Budaya
4. Penjasorkes
5. Bahasa Inggris
6. Bahasa Indonesia
7. IPA
8. KKPI
9. Kimia
10. Matematika
11. Fisika
12. Seni Budaya
13. PLH
14. PAI
15. Fisika
16. Matematika
17. Matematika
18. IPS
19. PKN
20. B. Inggris & Korea
21. Produktif TKJ
22. Kepala TU
23. KOPSIS

7. Hubungan industri
Program teaching factory di SMK dr. Soebandi jember dalam
pelaksanaannya harus ada hubungan kerja sama dengan industri-industri.
Karena melalui kurikulum industri yang diintegrasikan ke dalam
kurikulum sekolah agar tujuan yang diharapkan oleh program teaching
factory dapat tercapai yaitu lulusan memiliki kompetensi dan skill secara
profesional. Hubungan dengan industri dalam konteks teaching factory
sifatnya mutlak sehingga SMK dr. Soebandi Jember menjalin kemitraan
dengan dunia industri sebagai sarana dan media pembelajaran.
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Matriks rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan program
teaching factory di SMK dr. Soebandi Jember

April Mei Juni


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV
1. Orientasi program teaching
factory
2. Penyusunan proposal
program TEFA
3. Sosialisasi program TEFA
kepada guru, siswa
4. Kegiatan pelatihan
program TEFA
5. Pelaksanaan program
TEFA
6. Evaluasi program TEFA
7. Tindak lanjut evaluasi
program TEFA
8. Pelaporan kegiatan
program TEFA
BAB III
EVALUASI PELAKSANAAN

Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan program teaching factory di SMK dr. Soebandi Jember kegiatannya
dimulai dari observasi, penyusunan proposal, sosialisasi, pelaksanaan program, evaluasi
pelaksanaan. Pada kegiatan evaluasi pelaksanaan diperlukan alat ukur yang relevan
sebagai barometer tingkat ketercapaian program. Pada saat melaksanakan evaluasi
diperlukan beberapa indikator yang terdiri dari:
1. Pada saat orientasi dan observasi program sebagai indikatornya berapa banyak
informasi yang didapat tentang pelaksanaan program teaching factory
2. Pada saat penyusunan proposal harus merujuk kepada juknis pembuatan proposal
program teaching factory
3. Pada saat pelaksanaan program teaching factory, kegiatan awal yang dilakukan
penyusunan perencanaan sebagai indikatornya lengkap tidaknya substansi
program pelaksanaan
4. Pada saat implementasi yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai indikatornya
diantaranya rencana pelaksanaan pelajaran yang dibuat guru, lembar observasi
kunjungan kelas. Sehingga kesimpulannya apakah guru telah membuat rencana
dan pelaksanaannya sudah ataukah belum mengintegrasikan program teaching
factory
5. Yang berkaitan dengan siswa indikator tingkat keberhasilannya diukur dengan
kompetensi yang mereka capai
6. Yang berkaitan dengan hasil produk apakah secara kuantitas mencapai target atau
tidak. Secara kualitas apakah produknya memenuhi standar kebutuhan konsumen
atau tidak
7. Yang berkaitan dengan produk jasa sebagai indikatornya banyak sedikitnya
konsumen yang menggunakan jasa para siswa sesuai dengan program keahliannya
masing-masing

BAB IV
PENUTUP

Program teaching factory di SMK dr. Soebandi jember yang dimulai dari kegiatan
orientasi dan observasi pembuatan proposal, penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi sesungguhnya ada beberapa harapan yang ingin dicapai diantaranya:
1. Guru dan siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep teaching
factory
2. Dengan adanya program teaching factory diharapkan sarana dan prasarana
pendidikan akan lebih lengkap
3. Melalui kegiatan program teaching factory diharapkan kompetensi guru lebih
profesional lagi, kompetensi dan skill para siswa lebih meningkat
4. Diharapkan meningkatnya kualitas para siswa untuk memproduksi barang atau
jasa
5. Sehingga lulusan dari SMK dr. Soebandi jember setelah melaksanakan program
teaching factory dapat diserap semaksimal mungkin di dunia kerja
6. Dengan program teaching factory di SMK dr. Soebandi jember kemitraan dengan
pihak dunia industri lebih meningkat kembali
7. Harapan berikutnya lapangan pekerjaan dan pasar kerja bagi lulusan SMK dr.
Soebandi jember peluangnya lebih luas
8. Pada akhirnya tujuan yang final para siswa mampu bersaing di era global

LAMPIRAN

Rincian anggaran biaya pelaksanaan program teaching factory di SMK dr. Soebandi
jember.
1. Rincian biaya penyusunan
Harga Harga total
No Kegiatan Volume Satuan
satuan (Rp) (Rp)
1. Observasi dan orientasi:
Transportasi 3 Kali 100.000,- 300.000,-
2. Penyusunan proposal:
ATK 2 Paket 50.000,- 100.000,-
Fotocopy 150 Lb 200,- 30.000,-
Jilid 5 Buah 10.000,- 50.000,-
3. Sosialisasi:
Undangan 350 Lb 1.000,- 350.000,-
Konsumsi (snack) 350 Bks 7.500,- 2.625.000,-
4. Workshop penyusunan RPP:
Pedoman penyusunan RPP 30 Set 25.000,- 750.000,-
ATK 30 Paket 50.000,- 1.500.000,-
Konsumsi (snack) 40 Bks 7.500,- 300.000,-
Transportasi pemateri 1 Kali 100.000,- 100.000,-
Honor pemateri 1 Kali 400.000,- 400.000,-
5. Workshop model pembelajaran
TEFA:
Pedoman model pembelajaran TEFA 30 set 25.000,- 750.000,-
ATK 30 Paket 50.000,- 1.500.000,-
Konsumsi (snack) 40 Bks 7.500,- 300.000,-
Transportasi pemateri 1 Kali 100.000,- 100.000,-
Honor pemateri 1 Kali 400.000,- 400.000,-
TOTAL BIAYA YANG DIBUTUHKAN 9.555.000,-

2. Rincian biaya pembuatan Masker Komedo


ALAT Volume Jumlah Satuan Total Harga
Timbangan Analitik 1 6.300.000,- 6.300.000,-
Beaker glass 1L 10 110.000,- 1.100.000,-
Sendok porselen 10 25.000,- 250.000,-
Kaca arloji 10 55.000,- 550.000,-
Mesin continuous sealer 1 4.500.000,- 4.500.000,-
Printer 1 1.500.000.- 1.500.000,-
Corong plastic 10 15.000,- 150.000,-
Alat pengiling bahan kering 1 1.800.000 1.800.000,-
TOTAL BIAYA KEBUTUHAN TIDAK HABIS PAKAI Rp. 16.150.000

BAHAN BAKU KEBUTUHAN Harga Satuan TOTAL HARGA


Gelatin 10 kg Rp. 350.000,- Rp. 3.500.000,-
Susu full crame bubuk 5 kg Rp. 60.000,- Rp. 300.000,-
Kertas Stiker 20 pcs Rp. 32.000,- Rp. 640.000,-
Bubuk Coklat 5 kg Rp. 100.000,- Rp. 500.000,-
Bubuk kopi murni 5 kg Rp. 79.000,- Rp. 395.000,-

TOTAL BIAYA KEBUTUHAN BAHAN HABIS PAKAI Rp. 5.335.000,-

3. Rincian biaya pembuatan Sabun Cuci Piring


ALAT Volume Jumlah Satuan Total Harga
Mixer 1 673.000,- 673.000,-
Timba 5L 4 25.000,- 100.000,-
Tong air pakai keran 10 L 4 280.000,- 1.120.000,-
Spatula 10 55.000,- 550.000,-
Timbangan 1 400.000,- 400.000,-
TOTAL BIAYA KEBUTUHAN TIDAK HABIS PAKAI Rp. 2.843.000,-

BAHAN BAKU KEBUTUHAN Harga Satuan TOTAL HARGA


Texapon 50 kg Rp.32 .000,- Rp. 1.600.000,-
Tepol 50kg Rp. 8.000,- Rp. 400.000,-
Kertas Stiker 20 pcs Rp. 32.000,- Rp. 640.000,-
Na2SO4 50 kg Rp. 10.000,- Rp. 500.000,-
CDE 510L Rp. 100.000,- Rp. 1.000.000,-
kamperlan 10 L Rp. 70.000,- Rp. 700.000,-
EDTA 5 kg Rp. 130.000,- Rp. 650.000,-
PG 5L Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-
Ol. citric 3L Rp. 350.000,- Rp. 1.050.000,-
pewarna 4 Varian Rp. 100.000,- Rp. 400.000,-
Botol 5 sak Rp. 80.000,- Rp. 400.000,-
Plastic berdiri 500 pcs Rp. 1900,- Rp. 950.000,-
Dirigen 5 L 25 pcs Rp. 25.000,- Rp. 625.000,-
TOTAL BIAYA KEBUTUHAN BAHAN HABIS PAKAI Rp. 9.165.000,-

4. Rincian biaya pembuatan Sabun Cuci Tangan


ALAT Volume Jumlah Satuan Total Harga
Mixer 1 673.000,- 673.000,-
Timba 5L 4 25.000,- 100.000,-
Tong air pakai keran 10 L 4 280.000,- 1.120.000,-
Spatula 10 55.000,- 550.000,-
Timbangan 1 400.000,- 400.000,-
TOTAL BIAYA KEBUTUHAN TIDAK HABIS PAKAI Rp. 2.843.000,-

BAHAN BAKU KEBUTUHAN Harga Satuan TOTAL HARGA


Texapon 50 kg Rp.32 .000,- Rp. 1.600.000,-
Kertas Stiker 20 pcs Rp. 32.000,- Rp. 640.000,-
Na2SO4 50 kg Rp. 10.000,- Rp. 500.000,-
kamperlan 10 L Rp. 70.000,- Rp. 700.000,-
EDTA 5 kg Rp. 130.000,- Rp. 650.000,-
PG 5L Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-
Ol. citric 3L Rp. 350.000,- Rp. 1.050.000,-
pewarna 4 Varian Rp. 100.000,- Rp. 400.000,-
Botol 100pcs Rp. 7.500,- Rp. 750.000,-
Plastic berdiri 500 pcs Rp. 1900,- Rp. 950.000,-
Dirigen 5 L 25 pcs Rp. 25.000,- Rp. 625.000,-
TOTAL BIAYA KEBUTUHAN BAHAN HABIS PAKAI Rp. 8.115.000,-
5. Rincian biaya pelayanan jasa pemeriksaan.

ALAT Volume Jumlah Satuan Total Harga


Glukotest 3 Rp 400.000,- Rp 1.200.000,-
Urid acid test 3 Rp 400.000,- Rp 1.200,000,-
Colesterol test 3 Rp 500.000,- Rp 1.500.000,-
Meja pemeriksaan 2 Rp 800.000,- Rp 1.600.000,-
Spignomanometer digital 2 Rp 800,000,- Rp 1.600.000,-
Spignomanometer raksa berdiri 2 Rp 1.300.000,- Rp 2.600.000,-
Jas lab 5 Rp 200.000,- Rp 1000.000,-
TOTAL BIAYA KEBUTUHAN TIDAK HABIS PAKAI Rp. 10.700.000,-

BAHAN BAKU KEBUTUHAN Harga Satuan TOTAL HARGA


Stik gula darah 10 box Rp 100.000,- Rp 1.000.000,-
Stik asam urat 10 box Rp 100.000,- Rp 1.000,000,-
Stik kolesterol 30 box Rp 200.000,- Rp. 6.000.000,-
Alkhohol swap 10 box Rp. 15.000,- Rp. 150.000,-
Handscond 10 box Rp. 100.000,- Rp. 1.000.000,-
handscrab 5L Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-
Blood Lanced 10 box Rp. 30.000,- Rp. 300.000,-
Lembar pemeriksaan 10 pak Rp. 50.000,- Rp 500.000,0
TOTAL BIAYA KEBUTUHAN BAHAN HABIS PAKAI Rp. 10.450.000,-
6. Rincian biaya pelayanan jasa terapi tradisional bekam.

ALAT Volume Jumlah Satuan Total Harga


Cuping set 3 Rp 1.000.000,- Rp 3.000.000,-
Pen lancet 3 Rp 200.000,- Rp 600,000,-
Matras 3 Rp 100.000,- Rp 300.000,-
Bad tindakan 2 Rp 2.000.000,- Rp 4.000.000,-
Rak pengering 3 Rp 100.000,- Rp 300.000,-
Infra red 2 Rp 1,500,000,- Rp 3.000.000,-
Hand akupuntur 2 Rp 2.000.000,- Rp 4.000.000,-
PC 2 Rp 2.000.000,- Rp 4.000.000,-
Tangga bad 2 Rp 200.000,- Rp 400.000,-
Timbangan dan tinggi badan 2 Rp 1.000.000,- Rp 2.000.000,-
Selimut 6 Rp 30.000,- Rp 180.000,-
Handuk kecil 6 Rp 15.000,- Rp 90.000,-
Kursi plastik 6 Rp 20.000,- Rp 120.000,-
TOTAL BIAYA KEBUTUHAN TIDAK HABIS PAKAI Rp. 21.990.000,-

BAHAN BAKU KEBUTUHAN Harga Satuan TOTAL HARGA


Blood lanced 10 box Rp 30.000,- Rp 300.000,-
tisue 10 box Rp 100.000,- Rp 1.000,000,-
Ahkhohol 70% 2L Rp 147.000,- Rp. 294.000,-
Kapas gulung 2 Gulung Rp 55.000,- Rp 110.000,-
Alkhohol swap 10 box Rp. 15.000,- Rp. 150.000,-
Handscond 10 box Rp. 100.000,- Rp. 1.000.000,-
TOTAL BIAYA KEBUTUHAN BAHAN HABIS PAKAI Rp. 2.854.000,-

Anda mungkin juga menyukai