Anda di halaman 1dari 27

Pengembangan Produk Kreatif dan Kewir

PROPOSAL

SMK NEGERI 1 SAMPANG


Jl. Suhada 11 A
Kec. Sampang Kab. Sampang
8/3/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan taufik hidayah,
rahmat serta karuniaNya. Kami team pengembang di SMK Negeri 1 Sampang
Kabupaten Sampang telah menyusun proposal program pelaksanaan Teaching
Factory.
Proposal program pelaksanaan Teaching Factory di SMK Negeri 1
Sampang merupakan perwujudan harapan kami agar program ini bisa dilaksanakan
di sekolah kami, sehingga harapan kami kepada pihak yang berkompeten dan
berwenang dengan program tersebut mohon perkenannya dapat menyetujui dan
mengabulkan proposal ini.
Patut kiranya team pengembang program pelaksanaan Teaching Factory di
SMK Negeri 1 Sampang menyampaikan banyak terimakasih atas segala perhatian,
bantuan, dan persetujuannya terhadap SMK Negeri 1 Sampang untuk dapat
melaksanakan program Teaching Factory, ungkapan terimakasih ditujukan kepada
yang terhormat:
1. Direktur PSMK di Senayan Jakarta
2. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat di Bandung
3. Kepala Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan Wilayah 5
4. Semua pihak yang telah mendukung kami
Proposal program pelaksanaan Teaching Factory yang kami susun
merupakan informasi awal, gambaran pelaksanaan program Teaching Factory di
SMK Negeri 1 Sampang, sehingga dengan harapan dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk mendapat persetujuan dari pihak yang terkait. Atas
diperkenannya semoga Allah SWT dapat memberikan kebaikan kepada kita. Amin.

Sampang, 03 Agustus 2020

Penyusun
PROFIL

A. Deskripsi Umum

Nama unit kerja : SMK Negeri 1 Sampang


Tanggal berdiri : 29 Januari 1998
Alamat : Jl. Suhada 11A Kelurahan Dalpenang
Kecamatan Sampan, Kabupaten Sampang
Provinsi Jawa Timur
E-mail : smkn1_sampang@yahoo.com
Jenis kerja : Teaching Factory
Produk : Produk herbal

B. Riwayat Unit Kerja


Teaching Factory adalah model pembelajaran bagi peserta didik yang
berbasis industry dalam rangka pembuatan suatu produk yang nantinya akan
dikembalikan lagi pada industri mitra atau bisa juga dijual dan didistribusikan
melalui unit produksi jurusan.
SMK Negeri 1 Sampang merupakan lembaga pelaksana program
Teaching Factory, khususnya di kompetensi keahlian Farmasi Klinis dan
Komunitas yang bergerak dalam bidang produksi “Obat, jamu dan kosmetik
herbal ”

C. Visi dan Misi Unit Kerja


1. Visi
“Terwujudnya kualitas lulusan pendidikan menengah kejuruan yang
Profesional, Berbudaya, menguasai IPTEK, dan mampu bersaing di
dunia kerja berdasarkan IMTAQ”
2. Misi
1. Meningkatkan kompetensi guru dan peserta didik
2. Mendorong terciptanya budaya mutu di sekolah
3. Menyiapkan wahana kreatifitas dan inovasi peserta didik dan
guru, sarana pengembangan entrepreneurship di sekolah
4. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
keperluan pembangunan.
5. Membekali lulusan dengan keahlian Profesi sebagai faktor
keunggulan.
6. Menghasilkan lulusan yang mampu mandiri sehingga dapat
mengembangkan kualitas dirinya secara berkelanjutan.
7. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa
pendidikan menengah kejuruan.
8. Mengembangkan kerjasama dengan Dunia Usaha / Dunia Industri
untuk peningkatan kualitas dan pemasaran kelulusan.
9. Meningkatkan kepedulian dan peran masyarakat dalam
membangun pendidikan menengah kejuruan.
10. Meningkatkan Relevansi program dan sarana / Prasarana
pendidikan menengah kejuruan agar dapat menyesuaikan dengan
perkembangan IPTEK dan pasar kerja.

D. Jenis Usaha yang Dikelola


Teaching Factory SMK Negeri 1 SMK Sampang, khususnya
Kompetensi Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas bergerak dibidang
produksi “Obat, Jamu dan Kosmetik Herbal”

E. Lingkungan Usaha
SMK Negeri 1 Sampang khususnya Kompetensi Keahlian Farmasi
Klinis dan Komunitas bergerak dibidang produksi “Obat, Jamu dan Kosmetik
Herbal” yakni minuman Pokak, minuman Sinom, granulasi jahe, granulasi
kencur, granulasi kunyit, granulasi temulawak, lipbalm herbal, Minyak
Aroma therapy, dan Lulur Rempah.
Hal ini didasarkan pada antusiasme masyarakat terhadap Obat-obatan
herbal khususnya di daerah Madura sangat tinggi. Selain itu herbal dipercaya
dapat menjadi solusi menjaga kesehatan, kecantikan dan kebugaran baik di
Madura sendiri maupun di luar Madura bahkan diluar negeri. Hal ini
dibuktikan dengan tingginya permintaan akan Obat-obatan herbal

F. Kondisi Pasar
SMK Negeri 1 Sampang berada diwilayah Kecamatan Sampang
Kabupaten Sampang yang termasuk pada daerah 3T (Terluar, Tertinggal dan
Terpencil), banyak SDM Kabupaten Sampang yang mencari kerja, bahkan
meninggalkan Sampang untuk mencari kehidupan yang lebih layak.
Perluasan lapangan kerja sangat diperlukan sehingga dapat
mendongkrak perekonomian Kabupaten Sampang, salah satu upaya yang bisa
dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran Teaching Factory.
Selain meningkatkan Lapangan pekerjaan dengan berwirausaha,
peserta didik juga diajak untuk meningkatkan potensi daerah, dimana di
Sampang sendiri, hanya satu perusahaan yang memproduksi Ramuan
Madura.

G. Rencana Pemasaran
Produk herbal dari SMKN 1 Sampang khususnya kompetensi keahlian
farmasi klinis dan komunitas dengan merk “Nafas SMEKNESA” akan
dipasarkan dengan system keagenan, membuat brosur, spanduk, website,
online shop, door to door ke instansi-instansi lain, ke masyarakat, bazar, ikut
serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan stand.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan dengan
permasalahan yang serius yaitu tidak terserapnya lulusan SMK oleh industri.
Dalam UU No. 20 tahun 2003, bab 2, pasal 3 sudah dirumuskan bahwa
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Merujuk pada fungsi pendidikan di atas, maka peningkatan keahlian
sumber daya manusia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin global. Pendidikan merupakan ujung
tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak
yang terlibat dalam proses pendidikan harus berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus
terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar-benar
bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga
pendidikan yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan
kompeten di bidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri
untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatan sumber daya manusia
(skill/keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan
kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan SMK dapat berakibat produktivitas tenaga
kerja menengah yang terampil di dunia industri semakin terpuruk.
Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang
terserap juga sedikit. Banyak faktor yang menjadi penyebab baik internal
maupun eksternal, diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana
pendidikan, kurangnya biaya pendidikan, kurangnya kinerja guru, dan
rendahnya kualitas guru.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat SMK tidak
siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas, seharusnya SMK dalam
pelaksanaan pendidikannya mengutamakan pendidikan skill para siswanya.
Untuk mencapai hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan
sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan lulusan yang benar-
benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin, dan berkarakter. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai adalah
pendidikan yang berorientasi pada dunia industri. Oleh karena itu SMK harus
bisa mencari satu model pembelajaran yang tepat, dan sesuai dengan harapan
dunia industri. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah dengan
menerapkan Teaching Factory dalam proses belajar di SMK.
Program Teaching Factory(TEFA) merupakan perpaduan
pembelajaran yang sudah ada yaitu, competensi based training (CBT), dan
production based training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses
keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya. Untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan dunia industri
(pasar/konsumen). Teaching Factory merupakan model pembelajaran yang
berorientasi kepada bisnis dan produksi. Aplikasi program Teaching Factory
adalah dengan cara memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan
sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan. Konsep pembelajaran
berbasis Teaching Factory menekankan pendidikan yang lebih demand
oriented, membekali para peserta didik dengan karakter kewirausahaan
(technopreneurhip) dan melibatkan Dunia Usaha/Industri sebagai mitra
utama. Melalui pola Teaching Factory, optimalisasi kerjasama pendidikan
dengan industry berdampak pada proses pembelajaran yang semakin
berorientasi pada kebutuhan industry. Kerjasama (partnership) yang
dibangun secara sistematis dan berdasarkan win-win solution menjadikan
Teachig Factory sebagai penghubung antara dunia pendidikan dengan Dunia
Usaha/Industri yang akan mendorong terjadinya transfer teknologi guna
meningkatkan kualitas guru dan softskill bagi peserta didik.
Sebagai perwujudan nyata/implementasi dari program Teaching
Factory SMK Negeri 1 Sampang menerapkan konsep Teaching Factory
dalam kegiatan pemebelajaran sekolah. Untuk mendukung program ini SMK
Negeri 1 Sampang bermitra dengan “Ramuan Madura Sari”
Dalam penyelanggaraan kegiatan Teaching Factory melibatkan guru
dan siswa. Melalui metode ini siswa dan guru mendapat pengalamn langsung
karena didampingi oleh instruktur yang sudah berpengalamn dari pihak
industri.
Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang
ditawarkan oleh pihak SMK Negeri 1 Sampang kepada siswa dan
orangtua/wali murid untuk mengembangkan jiwa enterprener, dengan
harapan siswa lulusan SMK Negeri 1 Sampang dapat langsung masuk dunia
kerja.

B. Maksud dan Tujuan


Implementasi program Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang
merupakan kegiatan pembelajaran dimana para siswa secara langsung
melakukan kegiatan produksi
Adapun yang menjadi tujuan program Teaching Factory di SMK Negeri
1 Sampang adalah sebagai berikut:
1. Membekali lulusan SMK Negeri 1 Sampang khususnya program
keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas agar siap kerja dan menjadi
pelaku wirausaha;
2. Menumbuhkembangkan kreativitas siswa program keahlian program
keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas dalam menghasilkan produk
dan atau layanan jasa sesuai dengan kompetensinya;
3. Membekalkan keterampilan siswa program keahlian Farmasi Klinis
dan Komunitas sesuai yang dibutuhkan dalam dunia kerja;
4. Memperluas cakupan peluang kerja bagi lulusan SMK program
keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas
5. Memfasilitasi siswa memulai usaha (star up) secara mandiri dan atau
berkelompok sesuai dengan program keahlian Farmasi Klinis dan
Komunitas
6. Menanamkan etos dan budaya kerja DUDI pada siswa program
keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas
7. Meningkatkan kerja sama dengan industri atau dunia bisnis yang
relevan
C. Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan program Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang ini akan
mengaplikasikan kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara
seimbang berbasis revolusi industri 4.0., sehingga siswa memiliki bekal
pengetahuan dan skill yang memadai untuk menghadapi dunia kerja yang
semakin ketat persaingannya serta mampu beradaptasi dengan cepat sesuai
perkembangan era revolusi industri 4.0. Rencana pelaksanaan program
Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang yang diusulkan adalah sebagai
berikut:
1. Penyelarasan Kejuruan;
Bersama dengan DUDI serta LSP terkait melaksanakan singkronisasi
kurikulum, perumusan silabus pembelajaran, penyusunan program diklat.
2. Magang di Industri;
Mengirimkan Guru dan Siswa untuk melakukan magang di industri yang
sesuai dengan bidang kerja devisi-devisi yang ada pada unit produksi
3. Pelaksanaan Model Pembelajaran Teaching Factory;
Membentuk Kelas Interpreneur bidang produk kreatif dan internet
marketing yang terintegrasi dengan pendidikan di SMK Negeri 1
Sampang. Siswa yang tergabung dalam komunitas Kelas Interpreneur
inilah yang menjadi ujung tombak pengembangan unit produksi.
4. Melakukan Pembelajaran Industri 4.0;
Pada proses kegiatan Kelas Interpreneur baik pada bidang produk kreatif
maupun bidang internet marketing, seluruh aktifitas pembelajaran
berbasis revolusi industri 4.0. Kegiatan pembelajaran industri 4.0. tidak
hanya sebatas pada konten materi pelajaran saja, namun lebih
menekankan pada pola prilaku pembiasaan dan nilai-nilai bisnis yang ada
didalam revolusi industri 4.0.
5. Alat, Bahan dan Setting Ruang Produksi SMK sesuai Standar Industri;
Untuk dapat memberikan pemenuhan kwalitas produksi yang terstandar,
maka akan dilakukan pengadaan alat dan bahan industri terkini.
Disamping itu juga perlu dilakukan setting ruang produksi yang sesuai
dengan standar yang dipersyaratkan industri.
6. Sosialisasi SMK.
Melaksankan sosialisasi kepada seluruh Siswa, Guru dan Karyawan SMK
negeri 1 Sampang yang berkenan ikut terlibat langsung dalam program
Teaching Factory. Memberikan sosialisasi kepada DUDI dan Instansi
terkait yang berkenan mendukung pelaksanan program Teaching Factory
di SMK Negeri 1 Sampang

D. Team Pelaksana
Untuk dapat melaksanakan program Teaching Factory di SMK Negeri 1
Sampang dengan baik maka perlu dibentuk Tim Pelaksana. Disamping itu
juga perlu melibatkan DUDI secara langsung. Adapun tim pelaksanan dan
mitra DUDI program Teaching Factory SMK Negeri 1 Sampang adalah
sebagai berikut:
1. Susunan TimPelaksana program teachimg factory SMK Negeri 1
Sampang adalah sebagai berikut:
a. Penaggung Jawab : Drs. Bachtiar Suprinto (Kepala SMK Negeri 1
Sampang)
b. Ketua : Erlin Ernawati, S.Pd (Ketua Kompetensi Keahlian)
c. Sekretaris : Achmad Kusfandi, M.Pd (WaKa Humas)
d. Bendahara : Sutrisnawati, S.Pd (Guru)
e. Devisi Pemasaran Online : Sholihatun Fajri, S.Pd (Guru)
g. Devisi Pemasaran Offline : Sofia Munfuni, S.Farm., Apt. (Guru)
h. Devisi Produksi: Wijiningsih, S.Si., Apt. (Guru)
i. Devisi Pengembangan : Imamah Jamaliya, S.Pd (WaKa Kurikulum)
j. Devisi Helpdesk : Adim Surya (Laboran)
Mitra dunia usaha dan dunia industri yang terlibat secara langsung
a. Madura Sari (Produsen Jamu)
b. Apotek Rajawali
c. Apotek Trunojoyo
d. Apotek Nafisha
e. Apotek Djoewin
g. Klinik Sukma Wijaya
h. RS Nindhita
i. RSUD dr. Moh. Zyn
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Mekanisme/strategi pelaksanaan
1. Manajemen
Pembentukan tim pelaksana program Teaching Factory merupakan
tahap awal untuk pelaksanaan program Teaching Factory di SMK Negeri 1
Sampang. Tim ini melakukan observasi dan study literature ke beberapa sekolah
yang telah melaksanakan program Teaching Factory guna memperoleh
gambaran dan informasi tentang pelaksanaan program melalui kegiatan tersebut.
Berikutnya,tim menyusun proposal permohonan untuk bantuan program
Teaching Factory berdasarkan beberapa informasi dan penjelasan yang telah
diperoleh sebelumnya.
Langkah selanjutnya adalah sosialisasi kepada jajaran dewan guru,para
siswa dan orangtua/wali murid sebagai langkah persiapan pelaksanaan program
Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang. Materi sosialisasi yang
disampaikan kepada semua stake holder antara lain tentang pemahaman dan
pengertian Teaching Factory, manfaat Teaching Factory dan bagaimana sistem
pengelolaannya. Melalui tahapan ini diharapkan peserta sosialisasi memiliki
pemahaman dan motivasi bahwa Teaching Factory sangat bermanfaat
untukmeningkatkan kualitas lulusan SMK Negeri 1 Sampang. Dengan
diperolehnya informasi yang benar terkait program Teaching Factory
diharapkan semua stake holder secara bersama-sama termotivasi untuk dapat
melaksanakan program Teaching Factory semaksimal mungkin.
Dilatar belakangi bahwa Teaching Factory merupakan model
pembelajaran yang pada prinsipnya merupakan perpaduan antara competensi
based training (CBT) dan production based training (PBT). Oleh karena itu guru
mata pelajaran diharapkan dapat mengintegrasikan Teaching Factory pada
perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajarannya, sehingga seluruh
mata pelajaran bisa saling mendukung dan menunjang. Diharapkan Teaching
Factory menjadi pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
kualitas kompetensi siswa khususnya pada bidang wirausaha berbasis e-
commerce. Untuk mewadahai itu semua, setelah team melaksanakan kegiatan
sosialisasi langkah berikutnya team menyusun perencanaan-perencanaan
pelaksanaan program Teaching Factory yang menyentuh untuk kepentingan
pengembangan pembelajaran siswa.
Penekanan pembelajarannya siswa khususnya untuk matapelajaran
produktif harus lebih banyak mendapatkan alokasi waktu untuk kegiatan praktik
dengan menerapkan nilai-nilai revolusi industri 4.0., karena esensi program
Teaching Factory berada pada intensitas dan kapasitas siswa melakukan
praktek baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri terlebih
industri yang telah menerapkan prinsip revolusi industri 4.0. Dengan demikian
siswa betul-betul dibentuk dan dilatih segi kompetensi
skillnya, etos kerjanya, disiplin kerja, budaya kerja berbasis prinsip revolusi
industri 4.0.
Apabila kegiatan pola pembelajaran Teaching Factory ini dilakukan
berulang secara intensif, maka diharapkan kualitas lulusan sudah sesuai dengan
standar dunia industri yang berdampak positif bagi lulusannya yaitu mudah
diserap oleh dunia kerja. Namun ada yang jauh lebih utama dari pada itu,
dimana lulusan yang mengikuti program teaching factory ini sudah berani
berwirausaha di era revolusi industri 4.0. yaitu melalui e-commerce.
Agar tidak menyimpang dari indikator-indikator capaian kegiatan,
selama pelaksanaan program Teaching Factory perlu adanya pengawasan.
Pengawasan ini dilakukan oleh kepala sekolah dan ketua tim pelaksanaan
Teaching Factory. Hal ini bertujuan untuk mengukur ketercapaian pelaksanaan
program Teaching Factory dan mengevaluasi program Teaching Factory yang
belum terealisasi. Lebih jauh kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui
kendala-kendala yang muncul selama kegiatan berlangsung.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut adalah munculnya
suatu kajian prediksi beserta solusinya terhadap kendala-kendala yang dapat
menghambat terlaksananya program Teaching Factory. Sehingga program
Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang dapat dilaksanakan secara utuh
sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan.
Untuk merangkum semua aktifitas kegiatan pelaksanaan program
Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang, selanjutnya tim pelaksana
membuat laporan, sebagai bentuk pertanggung jawaban SMK Negeri 1
Sampang kepada Direktorat PSMK atas kepercayaan yang telah memberikan
program Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang

2. Tempat Praktik Siswa


a. Madura Sari (Produsen Jamu)
b. Apotek Rajawali
c. Apotek Trunojoyo
d. Apotek Nafisha
e. Apotek Djoewin
f. Klinik Sukma Wijaya
g. RS Nindhita
h. RSUD dr. Moh. Zyn

3. Pola Pembelajaran
Teaching Factory merupakan salah satu model pembelajaran sehingga
seluruh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus merujuk dan
mengacu kepada indikator-indikator Teaching Factory sebagai model
pembelajaran. Intinya bahwa model pembelajaran Teaching Factory guru
bersama siswa harus bisa memadukan model pembelajaran secara serasi antara
competensi based training (CBT) dan production based training (PBT).
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah struktur
kurikulum dunia industri dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga
tujuan-tujuan pembelajaran akan lebih luas, instruktur dari dunia industry
berkolaborasi dengan para guru untuk menyampaikan dalam pembelajaran
tentang struktur kurikulum industri sehingga para siswa mendapat bekalyang
cukup karena mereka setelah mendapat bimbingan pelatihan dari instruktur
dunia industri.
Sistem pelaksanaan praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas
dan konkret artinya setiap siswa secara individu harus bisa menghasilkan baik
berupa barang produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok ukur bahwa
Teaching Factory berhasil ataukah tidak dicapai oleh setiap siswa.
Secara kongkrit langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory di
SMK Negeri 1 Sampang sebagai berikut:
1. Menerima order
Pada langkah belajar ini siswa SMK Negeri 1 Sampang berperan
sebagai penerima order dan berkomunikasi dengan pemberi order
berkaitan dengan pesanan barang dan atau layanan jasa yang
diinginkan. Terjadi komunikasi efektif dan santun serta mencatat
keinginan/keluhan pemberi order.
2. Menganalisis order
Siswa SMK Negeri 1 Sampang berperan sebagai teknisi untuk
melakukan analisis terhadap pesanan pemberi order baik berkaitan
dengan benda produk dan atau layanan jasa sehubungan dengan
gambar detail, spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan dan harga di
bawah supervisi guru yang berperan sebagai supervisor.
3. Menyatakan Kesiapan mengerjakan order
Siswa SMK Negeri 1 Sampang menyatakan kesiapan untuk
melakukan pekerjaan berdasarkan hasil analisis dan kompetensi yang
dimilikinya sehingga menumbuhkan motivasi dan tanggung jawab
serta kemandirian sikap.
4. Mengerjakan order
Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja yang sudah
dihasilkan dari proses analisis order. Siswa SMK Negeri 1 Sampang
sebagai pekerja harus menaati prosedur kerja yang sudah ditentukan.
Dia harus menaati keselamatan kerja dan langkah kerja dengan
sungguh-sunguh untuk menghasilkan benda kerja yang sesuai
spesifikasi yang ditentukan pemesan
5. Mengevaluasi produk
Siswa SMK Negeri 1 Sampang 1melakukan penilaian terhadap
benda kerja dan atau layanan jasa dengan cara membandingkan
parameter benda kerja/layanan jasa yang dihasilkan dengan data
parameter pada spesifikasi order pesanan atau spesifikasi pada
service manual.
6. Menyerahkan order
Siswa SMK Negeri 1 Sampang menyerahkan order baik benda
kerja/layanan jasa setelah yakin semua persyratan spesifikasi order
telah terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi produktif dengan
pelanggan.
Demikian pola pemebelajaran Teaching Factory SMK Negeri 1
Sampang dengan 6 sintak kegiatan dengan masing-masing sintak berbasis
teknologi informasi sebagai implementasi revolusi industri 4.0.

4. Pemasaran
Salah satu pencapaian tolok ukur keberhasilan pola pemebelajaran
Teaching Factory adalah kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran merupakan
kunci penting dalam merubah perilaku ekonomi bisnis era revolusi industri 4.0.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesuksesan program Teaching Factory
dan pendewasaan pola pikir bisnis Siswa SMK Negeri 1 Sampang
Kegiatan pemasaran yang dilakukan Siswa SMK Negeri 1 Sampang
melalui dua bentuk, yaitu jalur offline dan jalur online. Pemasaran jalur offline
antara lain melalui;
a. Cerita Pelanggan,
b. Display produk,
c. Brosur
d. Spanduk
e. Door to door ke instansi-instansi lain dan ke masyarakat
f. Bazar
g. Ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan
stand
Sedangkan pemasaran jalur online antara lain melalui;
h. Onlineshop / Market place
i. Website
j. Media sosial (Whatsapp, Telegram, Instagram, Facebook, Youtube,
dll)

5. Produk/Jasa
Secara umum kegiatan Teaching Factory akan menghasilkan produk.
Dalam program Teaching Factory SMK Negeri 1 Sampang saat ini yang
difokuskan pada kompetensi keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas,
menghasilkan produk barang yang menitik beratkan pada herbal, jamu dan
kosmetik.
Barang hasil unit produksi Farmasi Klinis dan Komunitas yang telah
diproduksi antara lain; Granulasi Jahe, Granulasi Kencur, Granulasi Kunyit,
Granulasi Temulawak, Granulasi Pokak, Lipbalm herbal, Lulur Rempah,
Minyak Angin Aromatherapy, Permen Jahe, Permen Kencur, Minuman Pokak,
Sinom, Es Krim herbal.

6. Sumberdaya Manusia
SMK Negeri 1 Sampang dalam melaksanakan program Teaching Factory
dilakukan secara terpadu. Sumberdaya manusiayang terlibat langsung sejumlah
167 personil diantaranya adalah:
5 personil tim pelaksana program Teaching Factory,
2 guru PKK,
7 guru kelompok C,
5 staf TU,
2 instruktur dari dunia industri
6 rombel siswa 144 siswa

7. Hubungan Industri
Hubungan kerja sama dengan industri dalam implementasi program
Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang merupakan persyaratan mutlak
yang harus dipenuhi. Hal ini dikarenakan melalui kurikulum industri yang
diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah itulah pencapaian tujuan yang
diharapkan oleh program Teaching Factory akan dapat terwujud.
A. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Matriks rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan program
Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang
Maret April Mei Juni

Kegiatan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Ket


Pendahuluan
1. Observasi Tim
2. Penyusunan proposal Tim
3. Sosialisasi program Tim
Utama
1. Penyelarasan Kejuruan; Guru, DUDI
2. Magang di Industri; Siswa, Guru
3. Pelaksanaan Model Pembelajaran Teaching Siswa, Guru,
Factory; DUDI
Siswa, Guru,
4. Melakukan Pembelajaran Industri 4.0;
DUDI
5. Alat, Bahan dan Setting Bengkel SMK sesuai Tim, Guru
Standar Industri;
6. Sosialisasi SMK. Tim
Monev
1. Monitoring Tim
2. Evaluasi Tim
3. Pelaporan Tim
BAB III
EVALUASI PELAKSANAAN

Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan program Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang
kegiatannya dimulai dari observasi, penyusunan proposal, sosialisasi,
pelaksanaanprogram utama, evaluasi pelaksanaan. Pada kegiatan evaluasi
pelaksanaan diperlukan alat ukur yang relevan sebagai barometer tingkat
ketercapaian program. Pada saat melaksanakan evaluasi diperlukan beberapa
indikator yang terdiri dari:
Kegiatan Indikator Keberhasilan Pelaksana
Pendahuluan
1. Observasi Seberapa banyak informasi yang didapat tentang Tim
pelaksanaan program Teaching Factory
2. Penyusunan proposal Sesuai juknis pembuatan proposal program Teaching Tim
Factory
3. Sosialisasi program Terjadi pemehaman tentang program Tim
Teaching Factory bagi Siswa, Guru, DUDI
Utama
1. Penyelarasan Kejuruan; Adanya silabus yang memuat materi pelajaran yang Guru, DUDI
disuaikan dengan standar DUDI
2. Magang di Industri; Beberapa orang guru dan siswa telah magang di Siswa, Guru
DUDI
3. Pelaksanaan Model Adanya perencanaan pembelajaran Siswa, Guru,
Pembelajaran Teaching DUDI
Terselenggaranya kegiatan pembelajaran berbasis
Factory;
produksi dan pemasaran sesuia kreterian industri
Kompetensi yang dicapai siswa
Hasil produk secara kuantitas mencapai target atau
tidak
Hasil produk secara kualitas sudah memenuhi standar
kebutuhan konsumen
Hasil jasa melihat banyak sedikitnya konsumen yang
menggunakan jasa
4. Melakukan Pembelajaran Adanya perencanaan pembelajaran Siswa, Guru,
Industri 4.0; DUDI
Terselenggaranya kegiatan pembelajaran dengan
aktifitas produksi dan pemasaran berbasis revolusi
industri 4.0.
Adanya pengembangan produk kreatif berbasis
revolusi industri 4.0.
Adanya pemasaran produk berbasis online
5. Alat, Bahan dan Setting Terselenggaranya pengadaan peralatan dan bahan Tim, Guru
Bengkel SMK sesuai yang dibutuhkan dalam program pembelajaran
Standar Industri; Teaching Factory
Terpenuhinya pengaturan bengkel dan ruang praktik
di SMK Negeri 1 Sampang yang memenuhi standar
industry
6. Sosialisasi SMK. Adanya publikasi tentang program Teaching Factory Tim, Siswa,
di SMK Negeri 1 Sampang Guru,
Monev
1. Monitoring Terlaksananya monitoring pelaksanaan Teaching Tim
Factory di SMK Negeri 1 Sampang secara periodik
tiap bulan
2. Evaluasi Terlaksananya evaluasi pelaksanaan Teaching Tim
Factory di SMK Negeri 1 Sampang berdasar hasil
monitoring secara periodik tiap bulan
3. Pelaporan Adanya dokumen pelaporan kegiatan pelaksanaan Tim
Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang
BAB IV
PENUTUP

Program Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang yang dimulai dari


kegiatan orientasi dan observasi pembuatan proposal, penyusunan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sesungguhnya ada beberapa harapan yang ingin dicapai
diantaranya:
1. Guru dan siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep
Teaching Factory
2. Dengan adanya program Teaching Factory diharapkan sarana dan prasarana
pendidikan akan lebih lengkap
3. Melalui kegiatan program Teaching Factory diharapkan kompetensi guru
lebih profesional lagi, kompetensi dan skill para siswa lebih meningkat
4. Diharapkan meningkatnya kualitas para siswa untuk memproduksi barang
atau jasa
5. Sehingga lulusan dari SMK Negeri 1 Sampang setelah melaksanakan
program Teaching Factory dapat diserap semaksimal mungkin di dunia
kerja
6. Dengan program Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang kemitraan
dengan pihak dunia industri lebih meningkat kembali
7. Harapan berikutnya lapangan pekerjaan dan pasar kerja bagi lulusan SMK
Negeri 1 Sampang peluangnya lebih luas
8. Pada akhirnya tujuan yang final para siswa mampu bersaing di era global
LAMPIRAN

RAK Teaching Factory SMK Negeri 1 Sampang


Kompetensi Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas
Tahun Pelajaran 2018-2019

NO
. URAIAN VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH
I. Observasi dan Orientasi
1. Konsumsi Penataan Lab.Farmasi/IPA 5 Orang Rp 25.000,00 Rp 125.000,00
2. Transport Verifikator 5 Orang Rp 150.000,00 Rp 750.000,00

II Penyusunan Proposal
ATK 2 Paket Rp 200.000,00 Rp 400.000,00
Foto copy 150 Lembar Rp 250,00 Rp 37.500,00
Penjilidan 10 Buah Rp 10.000,00 Rp 100.000,00

III Sosialisasi
Undangan 350 Lembar Rp 1.000,00 Rp 350.000,00
Konsumi 350 bungkus Rp 25.000,00 Rp 8.750.000,00

IV Workshop Penyusunan RPP


Pedoman Penyusunan RPP 30 Set Rp 30.000,00 Rp 900.000,00
ATK 30 Set Rp 50.000,00 Rp 1.500.000,00
Konsumsi 40 bungkus Rp 25.000,00 Rp 1.000.000,00
Transport Pemateri 1 Kali Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Honor pemateri 1 Kali Rp 400.000,00 Rp 400.000,00

V Workshop Model Pembelajaran TEFA


Pedoman model Pembelajaran TEFA 30 Set Rp 25.000,00 Rp 750.000,00
ATK 30 Paket Rp 50.000,00 Rp 1.500.000,00
Konsumsi 40 bungkus Rp 25.000,00 Rp 1.000.000,00
Transport Pemateri 1 Kali Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Honor pemateri 1 Kali Rp 400.000,00 Rp 400.000,00

VI ALAT DAN BAHAN


1. Alat
pot lulur 100 gr 1000 Buah Rp 3.000,00 Rp 3.000.000,00
pot lulur 250 gr 1000 Buah Rp 5.000,00 Rp 5.000.000,00
Label 1000 Lembar Rp 15.000,00 Rp 15.000.000,00
pot cover 1000 Lembar Rp 10.000,00 Rp 10.000.000,00
mesin pencampur adonan 1 Buah Rp 7.000.000,00 Rp 7.000.000,00
Rp
mesin penghancur ramuan 1 Buah 15.000.000,00 Rp 15.000.000,00
mesin press las plastik 1 Buah Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000,00
Rp
Mesin Shrink Packaging Penyusut Plastik 1 Buah 20.000.000,00 Rp 20.000.000,00
Rp
Mesin kemasan Sachet Serbuk 1 Buah 70.000.000,00 Rp 70.000.000,00
kemasan sachet alumunium foil 5 Rool Rp 1.000.000,00 Rp 5.000.000,00

2. Bahan
himalayan salt 10 Kg Rp 200.000,00 Rp 2.000.000,00
na benzoate 10 Kg Rp 150.000,00 Rp 1.500.000,00
rempah 500 Sachet Rp 20.000,00 Rp 10.000.000,00
minyak zaitun 10 Liter Rp 200.000,00 Rp 2.000.000,00
Rosa oil 10 Botol Rp 200.000,00 Rp 2.000.000,00
Ocean fresh oil 10 Botol Rp 200.000,00 Rp 2.000.000,00
Lemon oil 10 Botol Rp 200.000,00 Rp 2.000.000,00
Grapeseed oil 10 Liter Rp 200.000,00 Rp 2.000.000,00
VCO 10 Liter Rp 100.000,00 Rp 1.000.000,00
Gula cair 30 Liter Rp 15.000,00 Rp 450.000,00
TEA 20 Kg Rp 60.000,00 Rp 1.200.000,00

TOTAL Rp200.312.500
FOTO PRODUK
“NAFAS SMEKNESA”

Gambar 1. Black Garlic

Gambar 2. Granulasi Jahe


Gambar 3. Granulasi Kencur

Gambar 4. Granulasi pokak


Gambar 5. Granulasi Temulawak

Gambar 6. Granulasi Kunyit


Gambar 7. Lipbalm Herbal

Gambar 8. Minyak Angin Aromatherapy


Gambar 9. Minuman tradisional POKAK

Gambar 10. Minuman Sinom

Anda mungkin juga menyukai