Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat dan
rahmat karuniaNya. Kami team pengembang program teaching factory di SMK Negeri 1
Sampang telah menyusun proposal program pelaksanaan teaching factory. Proposal program
pelaksanaan teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang merupakan perwujudan harapan
kami agar program itu bisa dilaksanakan di sekolah kami, sehingga harapan kami kepada
pihak yang berkompeten dan berwewenang dengan program tersebut mohon perkenannya
dapat menyetujui dan mengabulkan proposal ini.
Tim pengembang program pelaksanaan teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang
menyampaikan banyak terimakasih atas segala perhatian, bantuan, dan persetujuannya
terhadap SMK Negeri 1 Sampang untuk dapat melaksanakan program teaching factory,
ungkapan terimakasih ditujukan kepada yang terhormat:
1. Direktur PSMK di Senayan Jakarta
2. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur
3. Rumah Kelir
4. Semua pihak yang telah mendukung kami
A. Deskripsi Umum
Nama unit kerja : SMK Negeri 1 Sampang
Tanggal berdiri : 1997
Alamat : Jl. Suhada No 11 A
E-mail : smkn1sampangofficial@gmail.com
Jenis kerja : Teaching factory
Program Keahlian : Desain Komunikasi Visual
Riwayat Unit Kerja
Teaching factory merupakan perpaduan konsep pembelajaran berbasis kompetensi dan
berbasis produksi, terutama di bidang jasa. SMK Negeri 1 Sampang merupakan lembaga
pelaksana program teaching factory khususnya di Program Keahlian Desain Komunikasi
Visual.
C. Struktur Organisasi
Uraian Tugas Organisasi Pengelola Pengembangan Pembelajaran Teaching
Factory (Pengelola Tefa) adalah sebagai berikut:
1. Penanggung Jawab
Mengkoordinasikan, mengendalikan dan menerbitkan Surat Keputusan
Pengelola Pengembangan Pembelajaran Teaching Factory (Pengelola Tefa) di SMK
sebagai pendukung tugas pokok dan fungsi Sekolah.
Tugas:
a. Menerbitkan Peraturan Kepala Sekolah tentang Pengelola Tefa di sekolah.
b. Menentukan Sistem Tata Kelola teaching factory yang diberlakukan di sekolah.
c. Menunjuk Tim Pengelola Tefa sekolah.
d. Melakukan pengendalian atas semua kegiatan teaching factory sekolah.
2. Ketua
Tanggung Jawab:
a. Memastkan proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran jadwal blok pada
mata pelajaran produktif berjalan dengan efektif dan efisien.
b. Melakukan pengendalian teknis pada semua kegiatan pengelolaan Tefa sekolah.
Tugas:
a. Melakukan kegiatan perencanaan pembelajaran jadwal blok untuk mendukung
pelaksanaan teaching factory sekolah.
b. Melakukan pengendalian pada pelaksanaan pembelajaran jadwal blok.
c. Melakukan pengendalian dan pengaawasan selama pelaksanaan pembelajaran
jadwal blok di Paket Keahlian.
d. Melakukan evaluasi pada pelaksanaan pembelajaran jadwal blok di paket
keahlian.
e. Melakukan pengendalian pada surat masuk dan surat keluar.
f. Melakukan pengendalian dan pengawasan pada proses produksi.
g. Melakukan pengendalian pada keluar dan masuk keuangan teaching factory.
h. Melakukan pengendalian pada keluar dan masuk barang hasil produksi kegiatan
teaching factory.
i. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam upaya
melaksanakan fungsi dan tugas teaching factory.
6. Guru Produktif
Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab atas proses produksi yang ditugaskan oleh Ketua Unit
Produksi.
Tugas:
a. Membantu Ketua Unit Produksi pada kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran jadwal blok untuk mendukung pelaksanaan teaching factory
sekolah.
b. Membantu Ketua Unit Produksi untuk merealisasikan produksi melalui
pembelajaran teaching factory.
c. Melakukan pencatatan kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan.
7. Guru Tamu
Guru tamu adalah tenaga ahli yang berasal dari DUDI atau institusi profesi
lainnya.
Tugas:
a. Sebagai agent of change dalam transfer teknologi produksi yang berkaitan dengan
produk lingkup teaching factory.
b. Mendampingi guru produktif/instruktur dalam penerapan standar dan prosedur
kerja industri di SMK, serta standar hasil produk (barang/jasa).
c. Mendampingi guru produktif sebagai supervisor untuk kontrol proses dan kualitas
selama pelaksanaan produksi.
D. Lingkungan Usaha
Di SMK Negeri 1 Sampang jenis usaha yang ditonjolkan yakni di bidang DMC
memiliki peluang yang sangat bagus. Jasa usaha di bidang DMC sangat berpeluang
dalam menjawab kebutuhan baik perorangan maupun instansi dalam bidang marketing.
E. Kondisi Pasar
SMK Negeri 1 Sampang akan fokus dengan menempatkan pasar internal yang
setiap tahunnya sekolah selalu melaksanakan kegiatan penerimaan peserta didik baru
PPDB dan Gebyar P5. Dalam kegiatan PPDB dan Gebyar P5 selalu membutuhkan media
dan sarana untuk melakukan promosi. teaching factory SMK Negeri 1 Sampang berusaha
menangkap kondisi dan peluang yang ada untuk menghasilkan produk – produk yang
dibutuhkan untuk promosi. Tim teaching factory SMK Negeri 1 Sampang sangat optimis
dapat menangkap peluang kebutuhan pasar tersebut. Produk-produk yang akan
ditawarkan antara lain pembuatan kartu nama, nametag, brosur, poster, flyer, e-flyer,
banner, x-banner, rool up-banner, stamp, foto studio dan video profil TK/Sekolah.
Dengan ini kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku di pasaran
khusunya menjawab kebutuhan di internal yayasan terlebih dahulu.
F. Rencana Pemasaran
Berbagai jenis usaha produk SMK Negeri 1 Sampang akan dijadikan satu dalam
sebuah KATALOG dan di promosikan melalui berbagai macam cara antara lain melalui
brosur, spanduk, website, online shop, door to door ke instansi - instansi lain, ke
masyarakat, bazar, ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan
stand.
BAB I
PENDAHULUAN
Tim ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan program
teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi ke beberapa sekolah
yang telah melaksanakan program tersebut. Setelah mendapatkan beberapa
informasi dan penjelasan tim menyusun proposal permohonan teaching factory.
Dalam proses persiapan pelaksanaan program teaching factory, tim melaksanakan
sosialisasi kepada jajaran dewan guru, para siswa dan orangtua/wali murid. Melalui
tahapan sosialisasi diharapkan semua stakeholder mendapatkan pemahaman
mengenai program teaching factory, manfaat dan bagaimana sistem pengelolaannya.
Diharapkan dengan tahap sosialisasi ini mereka memiliki motivasi bahwa teaching
factory sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK Negeri 1
Sampang. Dengan demikian semua stakeholder secara bersama- sama termotivasi
untuk dapat melaksanakan program teaching factory.
Tahapan selanjutnya setelah tim melaksanakan kegiatan sosialisasi adalah
menyusun perencanaan-perencanaan pelaksanaan program teaching factory yang
mampu menyelaraskan antara materi pembelajaran yang harus diberikan oleh guru
dan hasil akhir berupa pengetahuan dan ketrampilan siswa. Hal ini perlu
dilaksanakan karena teaching factory merupakan model pembelajaran yang pada
prinsipnya perpaduan antara competency based training (CBT) dan production based
training (PBT). Dengan demikian untuk semua guru mata pelajaran diharapkan
mengintegrasikan teaching factory pada perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran dapat saling mendukung dan
menunjang bahwa teaching factory merupakan pendekatan pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa khususnya pada kompetensi
skill. Bagi guru-guru produktif penekanan pembelajarannya siswa harus lebih
banyak mendapatkan alokasi waktu untuk kegiatan praktik, karena esensi program
teaching factory berada pada intensitas dan kapasitas siswa melakukan praktik baik
di lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri. Dengan demikian siswa betul-
betul dibentuk dan dilatih dalam kompetensi skillnya, etos kerja, disiplin dan budaya
kerja. Secara intensif kegiatan itu dilakukan dan berulang sehingga kualitas lulusan
sesuai dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya akan mudah diserap oleh
dunia kerja.
Selama pelaksanaan program teaching factory agar tidak menyimpang dari
indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory perlu ada pengawasan.
Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan oleh ketua tim pengembang untuk
mengukur sejauh mana pelaksanaan program teaching factory telah dicapai, dan
program – program kerja yang belum terlaksana. Evaluasi bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat ketercapaian tujuan program teaching factory
yang telah dilaksanakan, dan untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul
selama kegiatan berlangsung.
Sebagai tindak lanjut kegiatan evaluasi perlu adanya kajian prediksi serta
solusi terhadap kendala-kendala yang menghambat terlaksananya program teaching
factory. Berdasarkan hasil evaluasi maka dapat dilakukan tindak lanjut perbaikan
dalam pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang, sehingga
program ini dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Tahap pelaksanaan program teaching factory selanjutnya adalah membuat
laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bentuk pertanggung jawaban. Laporan
pelaksanaan wajib dibuat sesuai dengan arahan dan panduan direktorat PSMK,
antara lain:
a. Tempat praktik siswa
Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di SMK
Negeri 1 Sampang, telah diadakan MOU (Memorandum of Understanding)
dengan mitra dunia industri yaitu Rumah Kelir. Teaching factory merupakan
salah satu model pembelajaran sehingga seluruh guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajarannya harus merujuk dan mengaju kepada indikator-indikator
teaching factory sebagai model pembelajaran. Intinya bahwa model
pembelajaran teaching factory guru bersama siswa harus bisa memadukan
model pembelajaran secara serasi antara competency based training (CBT) dan
production based training (PBT). Para siswa setelah mendapat pembekalan dari
guru-gurunya tentang pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya para siswa
diharapkan mampu mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas melalui
kegiatan praktik di tempat-tempat praktik mitra dunia industri.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah struktur
kurikulum dunia industri dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga
tujuan-tujuan pembelajaran akan lebih luas, instruktur dari dunia industri
berkolaborasi dengan para guru untuk menyampaikan dalam pembelajaran
tentang struktur kurikulum industri sehingga para siswa mendapat bekal yang
cukup karena mereka setelah mendapat bimbingan pelatihan dari instruktur
dunia industri, yang pada akhirnya pada saat siswa melaksankan praktik di
lapangan mereka tidak lagi merasa asing dengan dunia industri. Sistem
pelaksanaan praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas dan konkret
artinya setiap siswa secara individu harus bisa menghasilkan baik berupa barang
produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok ukur bahwa teaching factory
berhasil ataukah tidak dicapai oleh setiap siswa.
b. Pemasaran
Sebagai tindak lanjut kegiatan teaching factory, karena siswa
menghasilkan produk barang atau jasa dan produknya itu sudah diupayakan
sedemikian rupa untuk mencapai standart mutu dunia industri yang sesuai
dengan harapan konsumen. Hasil karya siswa berupa barang produk dan
kompetensi skill siswa yang telah mereka miliki perlu dipasarkan agar bisa
sampai ke tangan konsumen atau pelanggan hal itu dikemas dalam sebuah
KATALOG yang di promosikan melalui bebrapa cara antara lain sebagai
berikut:
a) Brosur
b) Spanduk
c) Website
d) Online shop
e) Door to door ke instansi-instansi lain dan ke masyarakat
f) Fashion show
g) Bazar
h) Ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan stand
7. Pelaksanaan TEFA
b. Publikasi Penyelenggaraan