Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TEACHING FACTORY

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL KONSENTRASI DIGITAL MARKETING


COMMUNICATION
SAMPANG 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat dan
rahmat karuniaNya. Kami team pengembang program teaching factory di SMK Negeri 1
Sampang telah menyusun proposal program pelaksanaan teaching factory. Proposal program
pelaksanaan teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang merupakan perwujudan harapan
kami agar program itu bisa dilaksanakan di sekolah kami, sehingga harapan kami kepada
pihak yang berkompeten dan berwewenang dengan program tersebut mohon perkenannya
dapat menyetujui dan mengabulkan proposal ini.
Tim pengembang program pelaksanaan teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang
menyampaikan banyak terimakasih atas segala perhatian, bantuan, dan persetujuannya
terhadap SMK Negeri 1 Sampang untuk dapat melaksanakan program teaching factory,
ungkapan terimakasih ditujukan kepada yang terhormat:
1. Direktur PSMK di Senayan Jakarta
2. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur
3. Rumah Kelir
4. Semua pihak yang telah mendukung kami

Proposal program pelaksanaan teaching factory yang kami susun merupakan


informasi awal, gambaran pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang,
sehingga dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mendapat persetujuan
dari pihak yang terkait. Atas perkenannya semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat memberikan
kebaikan kepada kita. Amin.

Sampang, 26 Februari 2024


Kepala SMK Negeri 1 Sampang

Rahmawati , S.Pd., M.Si.


PROFIL SEKOLAH

A. Deskripsi Umum
Nama unit kerja : SMK Negeri 1 Sampang
Tanggal berdiri : 1997
Alamat : Jl. Suhada No 11 A
E-mail : smkn1sampangofficial@gmail.com
Jenis kerja : Teaching factory
Program Keahlian : Desain Komunikasi Visual
Riwayat Unit Kerja
Teaching factory merupakan perpaduan konsep pembelajaran berbasis kompetensi dan
berbasis produksi, terutama di bidang jasa. SMK Negeri 1 Sampang merupakan lembaga
pelaksana program teaching factory khususnya di Program Keahlian Desain Komunikasi
Visual.

B. Visi dan Misi Program Keahlian


1. Visi
“Menjadi Spektrum Keahlian yang modern dalam keilmuan Desain Komunikasi
Visual Konsentrasi Digital Marketing Communication dalam menghadapi industri di
masa mendatang.”
2. Misi
a. Menyelenggarakan Pendidikan Desain Komunikasi Visual Konsentrasi Digital
Marketing Communication berbasis kreatifitas dan teknologi yang berorientasi
pada perkembangan zaman;
b. Berperan aktif menghasikan sumber daya manusia yang kompeten dan inovatif
dibidang industri kreatif dan teknologi sesuai kebutuhan Industri
c. Menghasilkan lulusan yang unggul dalam teknologi dengan mengutamakan
kecerdasan dan karakter

C. Struktur Organisasi
Uraian Tugas Organisasi Pengelola Pengembangan Pembelajaran Teaching
Factory (Pengelola Tefa) adalah sebagai berikut:
1. Penanggung Jawab
Mengkoordinasikan, mengendalikan dan menerbitkan Surat Keputusan
Pengelola Pengembangan Pembelajaran Teaching Factory (Pengelola Tefa) di SMK
sebagai pendukung tugas pokok dan fungsi Sekolah.
Tugas:
a. Menerbitkan Peraturan Kepala Sekolah tentang Pengelola Tefa di sekolah.
b. Menentukan Sistem Tata Kelola teaching factory yang diberlakukan di sekolah.
c. Menunjuk Tim Pengelola Tefa sekolah.
d. Melakukan pengendalian atas semua kegiatan teaching factory sekolah.

2. Ketua
Tanggung Jawab:
a. Memastkan proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran jadwal blok pada
mata pelajaran produktif berjalan dengan efektif dan efisien.
b. Melakukan pengendalian teknis pada semua kegiatan pengelolaan Tefa sekolah.

Tugas:
a. Melakukan kegiatan perencanaan pembelajaran jadwal blok untuk mendukung
pelaksanaan teaching factory sekolah.
b. Melakukan pengendalian pada pelaksanaan pembelajaran jadwal blok.
c. Melakukan pengendalian dan pengaawasan selama pelaksanaan pembelajaran
jadwal blok di Paket Keahlian.
d. Melakukan evaluasi pada pelaksanaan pembelajaran jadwal blok di paket
keahlian.
e. Melakukan pengendalian pada surat masuk dan surat keluar.
f. Melakukan pengendalian dan pengawasan pada proses produksi.
g. Melakukan pengendalian pada keluar dan masuk keuangan teaching factory.
h. Melakukan pengendalian pada keluar dan masuk barang hasil produksi kegiatan
teaching factory.
i. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam upaya
melaksanakan fungsi dan tugas teaching factory.

3. Sekretaris Tanggung Jawab:


Bertanggung jawab pada kelancaran proses administrasi pelaksanaan
pembelajaran teaching factory di sekolah.
Tugas:
a. Mengedalikan surat masuk dan surat keluar.
b. Membuat inventarisasi barang.
c. Membuat laporan realisasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran teaching factory
per 3 (tiga) bulan.

4. Bendahara Tanggung Jawab:


Bertanggung jawab atas pengendalian sistem keuangan pada kegiatan
pembelajaran teaching factory.
Tugas:
a. Melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran keuangan pada kegiatan
pembelajaran teaching factory sekolah.
b. Menyusun laporan keuangan kepada kepala sekolah dan komite sekolah.

5. Ketua dan Wakil Ketua Unit Produksi Tanggung Jawab:


Bertanggung jawab pada kegiatan operasional pembelajaran teaching factory
di Paket Keahlian.
Tugas:
a. Membantu kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran jadwal blok
untuk mendukung pelaksanaan teaching factory sekolah.
b. Merancang prosedur operasi standar kegiatan produksi.
c. Merancang distribusi kerja pembelajaran teaching factory.
d. Melakukan kegiatan produksi barang/jasa pada pembelajaran teaching factory.
e. Mendistribusikan barang/jasa yang dihasilkan melalui pembelajaran teaching
factory.
f. Melakukan pengawasan mutu (quality control) terhadap barang dan atau jasa
yang dihasilkan melalui pembelajaran teaching factory.
g. Membuat laporan kegiatan produksi hasil pembelajaran teaching factory setiap 3
(tiga) bulan.

6. Guru Produktif
Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab atas proses produksi yang ditugaskan oleh Ketua Unit
Produksi.
Tugas:
a. Membantu Ketua Unit Produksi pada kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran jadwal blok untuk mendukung pelaksanaan teaching factory
sekolah.
b. Membantu Ketua Unit Produksi untuk merealisasikan produksi melalui
pembelajaran teaching factory.
c. Melakukan pencatatan kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan.

7. Guru Tamu
Guru tamu adalah tenaga ahli yang berasal dari DUDI atau institusi profesi
lainnya.
Tugas:
a. Sebagai agent of change dalam transfer teknologi produksi yang berkaitan dengan
produk lingkup teaching factory.
b. Mendampingi guru produktif/instruktur dalam penerapan standar dan prosedur
kerja industri di SMK, serta standar hasil produk (barang/jasa).
c. Mendampingi guru produktif sebagai supervisor untuk kontrol proses dan kualitas
selama pelaksanaan produksi.

D. Lingkungan Usaha
Di SMK Negeri 1 Sampang jenis usaha yang ditonjolkan yakni di bidang DMC
memiliki peluang yang sangat bagus. Jasa usaha di bidang DMC sangat berpeluang
dalam menjawab kebutuhan baik perorangan maupun instansi dalam bidang marketing.

E. Kondisi Pasar
SMK Negeri 1 Sampang akan fokus dengan menempatkan pasar internal yang
setiap tahunnya sekolah selalu melaksanakan kegiatan penerimaan peserta didik baru
PPDB dan Gebyar P5. Dalam kegiatan PPDB dan Gebyar P5 selalu membutuhkan media
dan sarana untuk melakukan promosi. teaching factory SMK Negeri 1 Sampang berusaha
menangkap kondisi dan peluang yang ada untuk menghasilkan produk – produk yang
dibutuhkan untuk promosi. Tim teaching factory SMK Negeri 1 Sampang sangat optimis
dapat menangkap peluang kebutuhan pasar tersebut. Produk-produk yang akan
ditawarkan antara lain pembuatan kartu nama, nametag, brosur, poster, flyer, e-flyer,
banner, x-banner, rool up-banner, stamp, foto studio dan video profil TK/Sekolah.
Dengan ini kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku di pasaran
khusunya menjawab kebutuhan di internal yayasan terlebih dahulu.

F. Rencana Pemasaran
Berbagai jenis usaha produk SMK Negeri 1 Sampang akan dijadikan satu dalam
sebuah KATALOG dan di promosikan melalui berbagai macam cara antara lain melalui
brosur, spanduk, website, online shop, door to door ke instansi - instansi lain, ke
masyarakat, bazar, ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan
stand.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan dengan permasalahan
yang serius yaitu tidak terserapnya lulusan SMK oleh industri. Dalam UU No. 20 tahun
2003, bab 2, pasal 3 sudah dirumuskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai kompetensi baik dan berkarakter.
Merujuk pada fungsi pendidikan di atas, maka peningkatan keahlian sumber
daya manusia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan
zaman yang semakin global. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan
harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas. Upaya pengembangan
tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar-benar
bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahan SMK adalah lembaga pendidikan
yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten di bidangnya
harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu
peningkatan sumber daya manusia (skill/keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam
rangka meningkatkan kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan SMK dapat berakibat produktivitas tenaga kerja
menengah yang terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia
industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Banyak faktor
yang menjadi penyebab baik internal maupun eksternal, diantaranya adalah kurangnya
sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya biaya pendidikan, kurangnya kinerja guru,
dan rendahnya kualitas guru.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat SMK tidak siap dalam
menghasilkan lulusan yang berkualita, seharusnya SMK dalam pelaksanaan
pendidikannya mengutamakan pendidikan skill para siswanya. Untuk mencapai hal
tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang
berorientasi pada peningkatan lulusan yang benar-benar profesional, memiliki etos
kerja, disiplin, dan berkarakter. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pendidikan
yang paling sesuai adalah pendidikan yang berorientasi pada dunia industri. Oleh
karena itu SMK harus bisa mencari satu model pembelajaran yang tepat, dan sesuai
dengan harapan dunia industri. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah
dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK.
Program teaching factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang
sudah ada yaitu, competensi based training (CBT), dan production based training
(PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill)
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang
sesungguhnya. Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan dunia industri
(pasar/konsumen). Teaching factory merupakan model pembelajaran yang berorientasi
kepada bisnis dan produksi. Aplikasi program teaching factory adalah dengan cara
memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian
yang relevan, misalnya pada kompetensi tata kecantikan kulit melalui kegiatan
perawatan rambut dan wajah, rias pengantin yang dikerjakan oleh siswa.
Dalam penyelanggaraan kegiatan teaching factory melibatkan guru dan siswa.
Melalui metode ini siswa dan guru mendapat pengalaman langsung karena didampingi
oleh instruktur yang sudah berpengalaman dari pihak industri melalui program guru
tamu.
Program teaching factory merupakan langkah positif yang ditawarkan oleh
pihak SMK Negeri 1 Sampang kepada siswa dan orangtua/wali murid untuk
mengembangkan jiwa entrepreneur, dengan harapan siswa lulusan SMK Negeri 1
Sampang dapat langsung masuk dunia kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan


Implementasi program teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang merupakan
kegiatan pembelajaran dimana para siswa secara langsung melakukan kegiatan
produksi baik berupa barang maupun jasa di dalam lingkungan sekolah. Barang atau
jasa yang dihasilkan memiliki kualitas sehingga memiliki nilai jual dan diterima oleh
masyarakat atau konsumen.
Adapun yang menjadi tujuan program teaching factory di SMK Negeri 1
Sampang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi lulusan
2. Meningkatkan jiwa entrepreneurship lulusan
3. Menghasilkan produk barang atau jasa yang memiliki nilai tambah
4. Meningkatkan sumber pendapatan sekolah
5. Meningkatkan kerja sama dengan industri atau dunia bisnis yang relevan

1.3 Rencana Pelaksanaan


Pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang akan
berfokus sebelum kegiatan PPDB di sekolah. Kegiatan teaching factory diharapkan
membantu siswa-siswi dalam menyelaraskan ilmu yang diterima di kelas dan
mengaplikasikannya dalam kegiatan produksi secara seimbang. Dengan kegiatan ini,
maka diharapkan siswa memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan yang memadai
untuk menghadapi dunia kerja yang semakin ketat persaingannya.

1.4 Tim Pelaksana


1. Susunan team pengembang program teachimg factory SMK Negeri 1 Sampang
adalah sebagai berikut:
a) Penanggung Jawab : Rahmawati, S.Pd., M.Si.
b) Ketua : Elisa Kartika Anggraini, M.Pd
c) Sekretaris : Mulyadi Handoko.S.Kom
d) Bendahara : Ach. Mubarok Wardana Sudianto,S.Kom
e) Ketua Unit Produksi : Buwono Tri Wijatmiko,S.Pd
f) Wakil Ketua Unit Produksi : Mifta Febriansyah, S.Kom

2. Mitra dunia usaha dan dunia industri


a) Rumah Kelir
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

2.1 Mekanisme/Strategi pelaksanaan


1. Manajemen
Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory di SMK
Negeri 1 Sampang membentuk team pengembang program teaching factory dengan
susunan sebagai berikut:
a) Penanggung Jawab : Rahmawati, S.Pd., M.Si
b) Ketua : Elisa Kartika Anggraini, M.Pd
c) Sekretaris : Mulyadi Handoko.S.Kom
d) Bendahara : Ach. Mubarok Wardana Sudianto,S.Kom
e) Ketua Unit Produksi : Buwono Tri Wijatmiko,S.Pd
f) Wakil Ketua Unit Produksi : Mifta Febriansyah, S.Kom

Tim ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan program
teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi ke beberapa sekolah
yang telah melaksanakan program tersebut. Setelah mendapatkan beberapa
informasi dan penjelasan tim menyusun proposal permohonan teaching factory.
Dalam proses persiapan pelaksanaan program teaching factory, tim melaksanakan
sosialisasi kepada jajaran dewan guru, para siswa dan orangtua/wali murid. Melalui
tahapan sosialisasi diharapkan semua stakeholder mendapatkan pemahaman
mengenai program teaching factory, manfaat dan bagaimana sistem pengelolaannya.
Diharapkan dengan tahap sosialisasi ini mereka memiliki motivasi bahwa teaching
factory sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK Negeri 1
Sampang. Dengan demikian semua stakeholder secara bersama- sama termotivasi
untuk dapat melaksanakan program teaching factory.
Tahapan selanjutnya setelah tim melaksanakan kegiatan sosialisasi adalah
menyusun perencanaan-perencanaan pelaksanaan program teaching factory yang
mampu menyelaraskan antara materi pembelajaran yang harus diberikan oleh guru
dan hasil akhir berupa pengetahuan dan ketrampilan siswa. Hal ini perlu
dilaksanakan karena teaching factory merupakan model pembelajaran yang pada
prinsipnya perpaduan antara competency based training (CBT) dan production based
training (PBT). Dengan demikian untuk semua guru mata pelajaran diharapkan
mengintegrasikan teaching factory pada perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran dapat saling mendukung dan
menunjang bahwa teaching factory merupakan pendekatan pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa khususnya pada kompetensi
skill. Bagi guru-guru produktif penekanan pembelajarannya siswa harus lebih
banyak mendapatkan alokasi waktu untuk kegiatan praktik, karena esensi program
teaching factory berada pada intensitas dan kapasitas siswa melakukan praktik baik
di lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri. Dengan demikian siswa betul-
betul dibentuk dan dilatih dalam kompetensi skillnya, etos kerja, disiplin dan budaya
kerja. Secara intensif kegiatan itu dilakukan dan berulang sehingga kualitas lulusan
sesuai dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya akan mudah diserap oleh
dunia kerja.
Selama pelaksanaan program teaching factory agar tidak menyimpang dari
indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory perlu ada pengawasan.
Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan oleh ketua tim pengembang untuk
mengukur sejauh mana pelaksanaan program teaching factory telah dicapai, dan
program – program kerja yang belum terlaksana. Evaluasi bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat ketercapaian tujuan program teaching factory
yang telah dilaksanakan, dan untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul
selama kegiatan berlangsung.
Sebagai tindak lanjut kegiatan evaluasi perlu adanya kajian prediksi serta
solusi terhadap kendala-kendala yang menghambat terlaksananya program teaching
factory. Berdasarkan hasil evaluasi maka dapat dilakukan tindak lanjut perbaikan
dalam pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang, sehingga
program ini dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Tahap pelaksanaan program teaching factory selanjutnya adalah membuat
laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bentuk pertanggung jawaban. Laporan
pelaksanaan wajib dibuat sesuai dengan arahan dan panduan direktorat PSMK,
antara lain:
a. Tempat praktik siswa
Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di SMK
Negeri 1 Sampang, telah diadakan MOU (Memorandum of Understanding)
dengan mitra dunia industri yaitu Rumah Kelir. Teaching factory merupakan
salah satu model pembelajaran sehingga seluruh guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajarannya harus merujuk dan mengaju kepada indikator-indikator
teaching factory sebagai model pembelajaran. Intinya bahwa model
pembelajaran teaching factory guru bersama siswa harus bisa memadukan
model pembelajaran secara serasi antara competency based training (CBT) dan
production based training (PBT). Para siswa setelah mendapat pembekalan dari
guru-gurunya tentang pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya para siswa
diharapkan mampu mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas melalui
kegiatan praktik di tempat-tempat praktik mitra dunia industri.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah struktur
kurikulum dunia industri dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga
tujuan-tujuan pembelajaran akan lebih luas, instruktur dari dunia industri
berkolaborasi dengan para guru untuk menyampaikan dalam pembelajaran
tentang struktur kurikulum industri sehingga para siswa mendapat bekal yang
cukup karena mereka setelah mendapat bimbingan pelatihan dari instruktur
dunia industri, yang pada akhirnya pada saat siswa melaksankan praktik di
lapangan mereka tidak lagi merasa asing dengan dunia industri. Sistem
pelaksanaan praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas dan konkret
artinya setiap siswa secara individu harus bisa menghasilkan baik berupa barang
produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok ukur bahwa teaching factory
berhasil ataukah tidak dicapai oleh setiap siswa.

b. Pemasaran
Sebagai tindak lanjut kegiatan teaching factory, karena siswa
menghasilkan produk barang atau jasa dan produknya itu sudah diupayakan
sedemikian rupa untuk mencapai standart mutu dunia industri yang sesuai
dengan harapan konsumen. Hasil karya siswa berupa barang produk dan
kompetensi skill siswa yang telah mereka miliki perlu dipasarkan agar bisa
sampai ke tangan konsumen atau pelanggan hal itu dikemas dalam sebuah
KATALOG yang di promosikan melalui bebrapa cara antara lain sebagai
berikut:
a) Brosur
b) Spanduk
c) Website
d) Online shop
e) Door to door ke instansi-instansi lain dan ke masyarakat
f) Fashion show
g) Bazar
h) Ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan stand

c. Sumber Daya Manusia


Program teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang dilaksanakan
secara terpadu antara tim pengembang program teaching factory, guru-guru, staf
tata usaha dan instruktur dari dunia industri KHUSUSNYA Rumah Kelir.
d. Hubungan Industri
Program teaching factory di SMK Negeri 1 Sampang dalam
pelaksanaannya mutalk harus ada hubungan kerja sama dengan industri-industri.
Karena melalui kurikulum industri yang diintegrasikan ke dalam kurikulum
sekolah agar tujuan yang diharapkan oleh program teaching factory dapat
tercapai yaitu lulusan memiliki kompetensi dan skill secara profesional.
Hubungan dengan industri dalam konteks teaching factory sifatnya mutlak
sehingga SMK Negeri 1 Sampang menjalin kemitraan dengan dunia industri
sebagai sarana dan media pembelajaran khususnya dengan Sinar Mas.

2.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Matriks rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan program teaching
factory di SMK Negeri 1 Sampang

September Oktober November


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV
Orientasi program teaching
1.
factory
Penyusunan proposal
2.
program TEFA
Sosialisasi program TEFA
3.
kepada guru, siswa
Kegiatan pelatihan program
4.
TEFA

5. Finalisasi Pembuatan Katalog


6. MOU

7. Pelaksanaan TEFA

Pelaporan kegiatan dan


8.
Evaluasi program TEFA

2.3 PRODUK TEACHING FACTORY


2.4 Simulasi Penjadwalan Sistem Blok
Pembelajaran sistem blok SMK Negeri 1 Sampang antara lain sebagai berikut;
BAB III
STRATEGI MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY

Dalam pengembangan strategi pembelajaran teaching factory agar memperhatikan,


antara lain:
1. Pembentukan sikap peserta didik.
a. Peserta didik diarahkan agar memiliki sikap pribadi yang baik secara umum misalnya
disiplin, jujur, tekun, bersih dll, namun juga;
b. Memiliki sikap kerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan keterampilan serta sesuai
dengan persyaratan kerja di 33endidik/dunia kerja.
2. Untuk Pengembangan Pengetahuan dan keterampilan serta penilaian disesuaikan dengan
tahapan pengembangan pelaksanaan teaching factory, sebagai berikut:
BAB IV
RENCANA PEMBIAYAAN

Dalam proses pengembangan kegiatan Teaching Factory di SMK Negeri 1 Sampang


yang akan memilih pasar UMKM, pada tahap rencana pembiayaan menjadi sangatlah
penting, karena disinilah siswa-siswi dan juga pihak sekolah dituntut untuk dapat
menciptakan dan memancing jiwa kewirausahaan dan juga menyiapkan mental siswa dan
siswi dalam hal perencanaan keuangan.
Rincian anggaran biaya pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1
Sampang harus di siapkan dengan baik, agar dalam pelaksanaan dilapangan profesionaliatas
dalam usaha untuk pengembangan teaching factory disekolah dalam berjalan secara
maksimal.
a. Pengembangan Pembelajaran
No Nama Barang Volume Harga Satuan Jumlah Harga
1 Laptop Lenovo Legion core i7 3 Rp28.000.000 Rp84.000.000
2 printer grafir 1 Rp5.000.000 Rp5.000.000
3 printer A3 UV 1 Rp30.000.000 Rp30.000.000
4 printer stiker 1 Rp15.000.000 Rp15.000.000
5 Mesin Cutting 1 Rp8.000.000 Rp8.000.000
Fresssub 5 in 1 tumbler MUG Heat Press
6 1 Rp1.700.000 Rp1.700.000
f270/f320
7 printer epson L8050 1 Rp5.000.000 Rp5.000.000
8 printer DTF A3 1 Rp10.000.000 Rp10.000.000
9 Drone DJI Mavic Mini Combo 1 Rp10.000.000 Rp10.000.000
10 DJI rs3 combo stabilizer 1 Rp10.000.000 Rp10.000.000
11 flash Godox TT 560-II 1 Rp750.000 Rp750.000
12 Camera Miroless Lumix g90 kit 12-60mm 1 Rp17.000.000 Rp17.000.000
13 Mic Saramonic Blink 500B2 1 Rp2.000.000 Rp2.000.000
14 Molding Mesin Press pin 44mm 1 Rp1.550.000 Rp1.550.000
Total Keseluruhan Rp200.000.000

b. Publikasi Penyelenggaraan

c. Penataan ruang produksi atau ruang pamer

Anda mungkin juga menyukai