Anda di halaman 1dari 17

Teaching 

factory  adalah model pembelajaran berbasis produk (barang/jasa) melalui sinergi sekolah dengan industri
untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri. Model pembelajaran tersebut
bertujuan untuk meningkatkan keselarasan proses pengantaran pengembangan keterampilan (skills), pengetahuan
(knowledge) dan sikap (attitude) melalui penyelarasan tematik pada mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif.

Landasan hukum penerapan model pembelajaran teaching factory  adalah:

1. Undang-Undang N 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Indonesia Tahun
2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4301);
2. Peraturan Pemerintah N 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri;
3. Peraturan Pemerintah N 32 Tahun 2013 tentang  Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 No. 71, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 5410);
4. Peraturan Presiden N 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019, khususnya yang terkait dengan pendidikan menengah kejuruan;
5. Instruksi Presiden N 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan N 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pembelajaran.

Mod
el pembelajaran teaching factory  mempunyai 3 (tiga) komponen, yaitu: (i) produk sebagai media pengantar
kompetensi, (ii) Job sheet  yang memuat urutan kerja dan penilaian sesuai dengan prosedur kerja standar industry
serta (iii) pengaturan jadwal belajar yang memungkinkan terjadinya pengantaran softskill  dan hardskill  ke peserta
didik dengan optimal. Setiap kompetensi keahlian di SMK dapat menerapkan teaching factory  melalui 3 komponen
tersebut sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas masing-masing.

Melalui penerapan model pembelajaran teaching factory, akan diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas pengantaran soft skills  dan hard skills  kepada peserta
2. Meningkatnya kolaborasi dengan dunia usaha/dunia industri melalui penyelarasan kurikulum, penyediaan
instruktur, alih pengetahuan/teknologi, pengenalan standar dan budaya
3. Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui interaksi dengan dunia usaha/dunia
4. Terjadinya perubahan paradigma pembelajaran dan budaya kerja di institusi pendidikan dan pelatihan
kejuruhan
Penerapan teaching factory  dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, implementasi dan evaluasi.

Tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan antara lain:

 Sosialisasi, dilakukan kepada semua guru, karyawan, beserta siswa SMKN 1 Malang.
 Pembentukan tim pelaksana teaching factory  SMKN 1 Malang.
 Penyusunan rencana dan ruang lingkup kegiatan teaching factory  SMKN 1 Malang.
 Penyusunan dan pengesahan dokumen perangkat pembelajaran, termasuk komponen utama teaching
factory  yang terdiri dari: produk, jadwal blok, dan job sheet.
Tahap implementasi, kegiatan yang dilakukan antara lain:

 Penerapan model pembelajaran teaching factory.


 Pendampingan dan penguatan pemahaman pemangku kepentingan (stakeholder).
 Monitoring dan pengendalian kegiatan.
Tahap evaluasi, dilakukan:

 Evaluasi penerapan teaching factory;


 Penyusunan laporan hasil evaluasi serta rekomendasi untuk penguatan dan perbaikan selanjutn
Implementasi model pembelajaran teaching factory  melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sekolah.
Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Sekolah, didukung oleh tim pelaksana teaching factory, yang terdiri dari
Wakil Kepala Sekolah (Waka) Kurikulum; Waka Hubungan Humas; Waka Sarana dan Prasarana; Ketua Kompetensi
Keahlian (Bisnis dan Pemasaran, Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Teknik
Audio Video,  Teknik Komputer dan Jaringan, Usaha Perjalanan Wisata, dan Agribisnis); serta tenaga pendidik.

Implementasi Teaching Factory SMKN 1 Malang dilakukan melalui pengembangan Bisnis Center Toko Karisma dengan
melakukan penambahan departemen Fresh yang menyediakan produk buah dan sayur serta kafe dengan konsep
outdoor yang menyediakan minuman kopi, jus buah, minuman cokelat, roti bakar dengan fasilitas free wifi plus
penyewaan tempat karaoke.

Pengembangan pembelajaran Teaching Factory yang lain oleh SMKN 1 Malang, dilaksanakan melalui program Kelas
Industri  Balava yang bekerja sama dengan Hotel Balava Malang untuk semua kompetensi keahlian . Sebagai bentuk
implementasi program tersebut, program keahlian Bisnis dan Pemasaran membuka Teaching Factory Retail yang
bertempat di area bisnis Hotel Balava Malang.

TEFA SMKN 1 MALANG


1 dari 17
 
 
 

TEACHING FACTORY RETAIL SMKN 1 MALANG-BALAVA


Dalam
pengembangan program Teaching Factory, SMKN 1 Malang bekerja sama dengan Hotel Balava Malang dengan
menyelenggarakan Kelas Balava. Kelas Balava adalah kelas industri yang pesertanya berasal dari berbagai kompetensi
keahlian di SMKN 1 Malang, yaitu Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Akuntansi dan Keuangan Lembaga,
Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Teknik Audio Video, Teknik Komputer dan Jaringan, Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, dan Usaha Perjalanan Wisata.

Kelas Balava diselenggarakan dengan mensinkronkan kurikulum Nasional (K-13) dengan materi tentang manajemen
bisnis perhotelan serta Standar Operasional Prosedur  Hotel Balava. Materi disampaikan oleh manajemen Hotel Balava
yang dilaksanakan secara periodik satu minggu sekali pada hari Sabtu bertempat di Hotel Balava atau di SMKN 1
Malang.

Sebagai wujud penyelenggaraan kelas Balava, SMKN 1 Malang diberi kesempatan membuka  Teaching Factory Retail
di Hotel Balava dalam bentuk minimarket untuk program keahlian Bisnis dan Pemasaran. Pihak Hotel Balava
menyediakan ruangan lengkap dengan fasilitas listrik dan air.
Unit Produksi SMK Negeri 1 Cianjur
[wooslider slider_type=”attachments” theme=”business” limit=”10″ thumbnails=”default”]

I. Profil
A. Deskripsi Umum Unit Produksi
Nama Unit Kerja: Unit Produksi

Tanggal Berdiri: 12 Agustus 2016

Alamat Unit Kerja: Jl. Siliwangi No. 41 Cianjur

Jenis Kerja: Unit Produksi

Produk: Barang dan Jasa

Email: Info.teachingfactory@gmail.com

B. Riwayat Unit Kerja


Unit Produksi merupakan perpaduan dari pada konsep pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis produksi (barang dan jasa)

yang dibentuk pada tanggal 12 Agustus 2016

C. Visi dan Misi Unit Kerja


1. Visi

“Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi standar nasional dan berakhlak terpuji”

2. Misi

“Menyelenggarakan diklat dengan prinsip kemampuan dan profesionalisme melalui optimalisasi kerja sama industri dalam rangka

meningkatkan mutu serta daya saing lulusan”

D. Struktur Organisasi
E. Jenis Usaha yang Dikelola
Unit Produksi SMK Negeri 1 Cianjur bergerak di bidang barang dan jasa, yaitu penjualan barang dan jasa. Kami memilih usaha di

bidang ini karena disesuaikan berdasarkan dengan paket keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Cianjur.

II. Kegiatan Pasar dan Pemasaran


A. Lingkungan Usaha
Di SMK Negeri 1 Cianjur jenis usaha dibidang barang dan jasa memiliki peluang yang sangat menjanjikan, karena barang dan jasa

adalah kebutuhan primer manusia, ditambah lagi dengan banyaknya jumlah siswa/i SMK Negeri 1 Cianjur. Oleh karena itu kami

bertekad mengembangkan usaha barang dan jasa karena ditunjang dari banyaknya peluang dalam mengembangkan jenis usaha ini.

B. Kondisi Pasar
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang sudah cukup banyak. Tetapi, kami

menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-produk yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi senyum, salam, sapa, sopan,

santun, cepat, tepat, harga yang ekonomis, dan yang paling penting sehat dan higienis. Dengan ini, kami yakin produk yang kami miliki

mampu bersaing dan laku dipasaran.

C. Rencana Pemasaran
Dengan usaha barang dan jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah pemasarannya dengan membuat

brosur untuk mencari agen yang mau menjualnya, sehingga akan ada banyak yang membantu untuk mengembangkan usaha ini, ikut

serta dalam suatu event-event (bazaar) yang diadakan dengan mendirikan stan.

III. Aspek Produksi


A. Alokasi Usaha
Unit Produksi SMK Negeri 1 Cianjur berlokasi di Jl. Siliwangi No. 41 Cianjur. Dengan daerah pemasaran yaitu disekitar sekolah –

sekolah terkemuka, dan warung-warung yang dekat dengan lokasi usaha tersebut.

B. Proses Waktu Kegiatan Unit Produksi


Dalam melakukan pekerjaan dilakukan dengan rincian sebagai berikut:

Hari : Senin – Sabtu

Waktu : 07:00 – 16:00 WIB

IV. Latar Belakang Unit Produksi SMK Negeri 1


Cianjur
Saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang serius yaitu belum terserapnya secara optimal lulusan

sekolah menengah kejuruan oleh dunia usaha dan dunia industri. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3 sudah

diamanatkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.


Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan

dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Demikian juga halnya dengan pendidikan di Cianjur yang

masih perlu pembenahan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak

yang terlibat dalam proses pendidikan (Pemda, Orang Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan / sekolah) harus berperan aktif dalam

meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang

dihasilkan benar – benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil

dan kompeten dibidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatkan

sumber daya manusia (skill / keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.

Rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan di Cianjur dapat berakibat produktifitas tenaga kerja terampil di dunia industri semakin

terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Faktor-faktor penyebabnya

adalah :

1. Kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga pengelola pendidikan kejuruan semakin terbebani;
2. Belum adanya sumber pembiayaan yang memadai sehingga kebutuhan proses pendidikan di sekolah tidak maksimal;
3. Rekruitmen guru yang terkesan asal “jadi” dan syarat dengan muatan politis sehingga tidak sesuai dengan kompetensi /kualitas yang
dibutuhkan;
4. Kurangnya kepedulian baik pemda, guru, orang maupun masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat lembaga pendidikan kejuruan tidak siap dalam menghasilkan lulusan yang

berkualitas. Seharusnya Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik calon tenaga kerja, keunggulan yang dikembangkan oleh sekolah

menengah kejuruan diutamakan pada keunggulan skill Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mencapai hal tersebut SMK harus

memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan tamatan yang benar-benar profesional,

memiliki etos kerja, disiplin dan tetap menjunjung tinggi serta berakar pada budaya bangsa.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai untuk meningkatkan hal tersebut adalah

pendidikan yang berorentasi pada dunia industri dengan penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang

sesuai dengan kebutuhan industri. Dunia industri yang merupakan sasaran dari proses dan hasil pembelajaran sekolah menengah

kejuruan mempunyai karakter dan nuansa tersendiri. Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan dalam proses pembelajaran harus

bisa membuat pendekatan pembelajaraan yang tepat dan sesuai dengan keinginan dunia industri. Salah satu model pendidikan yang

cocok adalah dengan menerapkan unit produksi dalam proses belajar di SMK.

Unit Produksi adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan

kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif

merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras

dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007).

Program Unit Produksi (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan

Production Based Training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan

dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan

pasar/ konsumen.
Dalam pengertian sederhana, unit produksi adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan produksi. Proses penerapan program unit

produksi adalah dengan memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan,

misalnya : pada kompetensi multimedia melalui kegiatan produksi multimedia maka proses perekaman, editing dan finishing dikerjakan

oleh peserta didik.

Sebagai perwujudan nyata/implementasi UU No. 20 tahun 2003 untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK di Cianjur maka sejak tahun

2016 SMKN 1 Cianjur telah menerapkan konsep unit produksi dalam pembelajaran di sekolah. Untuk mendukung program ini, SMKN 1

Cianjur bermitra dengan PT. Sayap Mas Utama, PT. Paragon, dan PT. sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan Program Unit

Produksi.

Program Unit Produksi merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak SMKN 1 Cianjur kepada siswa dan orang tua murid guna

mengembangkan jiwa enterpreneur, dengan harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu menjadi aset daerah dan

bukan menjadi beban daerah Cianjur.

Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat yang sesungguhnya, untuk itu ada beberapa elemen penting

dalam unit produksi yang perlu dikembangkan yaitu :

1) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan unit produksi adalah kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia

industri. Dengan pengajaran yang berbasis kompetensi pada industri diharapkan siswa siap menghadapi tuntutan kebutuhan dunia

industri.

2) Peserta didik
Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses unit produksi adalah berdasarkan kualitas akademis dan bakat/minat. Siswa dengan

kualitas yang seimbang antara akademis dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk masuk dalam

program ini. Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan untuk mengambil bagian yang termudah.

3) Media belajar
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses unit produksi menggunakan pekerjaan produksi sebagai media untuk proses

pembelajaran. Pekerjaan Produksi dapat berupa industrial order atau standard products. Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh

instruktur sebagai media untuk pengembangan kompetensi melalui fungsi produk, dimensi, toleransi, dan waktu penyelesaian.

4) Perlengkapan dan Peralatan (Toolkit)


Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang maksimal;


2. Investasi untuk kegiatan unit produksi;
3. Manfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa bersamaan dengan penyelesaian pekerjan “Production” pada tingkat
kualitas terbaik;
4. Pengawasan atas peralatan dan perlengapan yang sudah tidak efektif untuk kecepatan dan ketelitian proses produksi.

5) Instruktur/Pengajar
Instruktur / pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademis dan juga memiliki pengalaman industri. Dengan demikian

mereka mampu mentransformasikan pengetahuan dan “know how” sekaligus men”supervisi” proses untuk dapat menyajikan “finished

products on time”.

6) Penilaian Prestasi Belajar


Dalam penilaian prestasi belajar, unit produksi menilai siswa yang berkompeten melalui “penyelesaian produk”. Standar penilaian yang

digunakan harus mengacu kepada pabrik yang mengeluarkan komponen / peralatan.

7) Pengakuan Kompetensi
Unit Produksi menilai kompetensi siswa menggunakan National Competency assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan

observasi pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah badan standar kompetensi nasional. Guna

mendukung program unit produksi maka SMKN 1 Cianjur telah menyiapkan berbagai unsur penunjang diantaranya :

Instruktur/guru yang akan mendampingi kegiatan unit produksi adalah guru-guru SMKN 1 Cianjur yang telah berserifikat sebagai

assesor sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

Berkenaan dengan unit produksi, SMKN 1 Cianjur bersedia bekerjasama dengan SMK-SMK baik negeri maupun swasta di Cianjur

yang berkeinginan mengembangkan unit produksi dalam proses pembelajaran di SMK, semoga melalui unit produksi ini dapat

memberikan bekal siswa SMK supaya mereka dapat menjadi SDM yang berkompeten dalam bidangnya dan pada akhirnya “alumni

SMK” dapat terserap oleh dunia usaha dan industri.

Anda mungkin juga menyukai