Anda di halaman 1dari 3

RADARSEMARANG.

COM – SESUNGGUHNYA pendidikan merupakan


pembudayaan (encultural), suatu proses untuk mentasbihkan seseorang
mampu hidup dalam suatu budaya tertentu. Konsekuensi dari pernyataan
ini, maka praktik pendidikan harus sesuai dengan tuntutan budaya kerja
industri sebagai bagian dari budaya masyarakat. Kebutuhan akan
implementasi program budaya kerja sesuai standar industri dianggap
penting dan genting untuk segera dilaksanakan di sekolah dalam rangka
menyiapkan lulusan yang siap menghadapi ketatnya persaingan dunia
kerja di era global saat ini.

Program budaya kerja industri bertujuan mengimplementasikan standar


sikap kerja tidak hanya sebatas mengerti jelas, tetapi juga memahami
maksud-maksud yang terkandung di setiap sikap kerja antara lain;
keselamatan & keamanan, kualitas, kuantitas, biaya dan manusia.

Sasaran budaya kerja industri di SMK adalah siswa, tenaga pendidik,


tenaga non kependidikan, lingkungan kerja, dan lingkungan belajar.

Jurusan akuntansi yang sampai saat ini masih menjadi jurusan favorit di
SMK Program Bisnis Manajemen, tidak dapat terlepas dari  hubungan
kerjasama dengan dunia usaha/ dunia industri (DU/DI). Keterikatan dari
sisi input/masukan, tentang materi dan bahan ajar yang sesuai tuntutan
DU/DI, dari sisi proses pelaksanaan pembelajaran teori dan praktek serta
praktek kerja industri, dan dari sisi output dalam rangka memasarkan
tamatan yang cakap dan kompeten (hard skill dan soft skill) untuk dapat
diterima dunia kerja.

Konsep program budaya kerja di jurusan akuntansi SMK meliputi


pengembangan soft skill dan hard skill.

Pengembangan soft skill diwujudkan dalam pengembangan budaya


industri di sekolah dimulai dari peningkatan wawasan melalui seminar
atau workshop akuntansi, kemudian diikuti penerapan sikap dalam
kegiatan sehari – hari baik dalam komunikasi / tata pergaulan maupun
dalam kegiatan praktik di laboratorium akuntansi. Melalui cara ini budaya
kerja diharapkan akan terinternalisasi sampai pada tataran afektif dan
psikomotorik peserta didik.

Sedangkan pengembangan hard skill diwujudkan dalam peningkatan


keterampilan dalam menciptakan produk sesuai kompetensi kejuruannya,
di mana produk-produk yang dihasilkan selalu diupayakan memenuhi
standar industri.
Sasaran dari program budaya kerja ini adalah perubahan sikap kerja yang
berdasarkan standar kerja di industri, yakni

1)Work Habit (Kebiasaan kerja),

2) Basic Mentality (Dasar Mental),

3) 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) yaitu proses perubahan sikap


dengan menerapkan penataan dan kebersihan tempat kerja,

4) KYT (K=Kikin=Bahaya, Y=Yoshi=Duga, Training=Latihan) yaitu


tindakan keselamatan dalam bekerja,

5) APD (A=Alat, P=Pelindung; D=Diri) yaitu alat keamanan dalam


bekerja,

6) JI ( Job Instruction ), SOP (Standart Operational Prosedure) yaitu


standar/ pedoman pokok dalam bekerja yang merupakan aturan secara
tertulis untuk menjalankan pekerjaan,

7) QCC (Qualiti Control Circle) atau GKM (Gugus Kendali Mutu) yaitu
sistem pengawasan dan evaluasi dalam kerja,

8) One Sheet Report yaitu kertas kerja sebagai acuan kerja,

9) Horenso (Hokoku=Melapor, Renraku=Menghubungi, Sodan=Meminta


Nasehat), yaitu prosedur kerja dalam setiap pekerjaan yang diberikan
atasan,

10) KAIZEN (KAI= Perubahan, ZEN=Baik), yaitu harapan/ tujuan kerja,


11) Presentation Skill (pelaporan dalam pekerjaan) yaitu penyajian
laporan keuangan sebagai produk akuntansi.

Program Budaya Industri diperlukan karena adanya tuntutan dunia


industri terhadap mutu lulusan SMK yang kompeten baik dari aspek hard
skill maupun soft sklill sehingga situasi industri sudah terpola/
membudaya di lingkungan sekolah.

Program budaya industri terbukti mampu menjawab kebutuhan akan


perlunya suatu program yang menjembatani kesenjangan antar budaya
kerja di industri dengan budaya kerja di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) terhadap standar kerja yang dibutuhkan oleh industri

Artikel ini telah tayang di : https://radarsemarang.com/2018/06/19/172853/menciptakan-budaya-kerja-industri-di-smk/


Copyright © Radar Semarang Digital

Tujuan penerapan budaya kerja di SMK:


 agar siswa SMK memilki budaya kerja sesuai tuntutan IDUKA
 agar siswa memiliki kemampuan beradaptasi terhadap situasi kerja di IDUKA

Tujuan

Tujuan program Penguatan Budaya Kerja Peserta Disik SMK terdiri dari tujuan program dan tujuan pedoman.
1. Tujuan Program
a. Menguatkan budaya kerja siswa dan lulusan SMK yang berakhlak mulia, jujur, disiplin dan kompetitif,
b. Menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berbudaya
Indonesia,
c. Menghadirkan sumberdaya manusia lulusan SMK yang memiliki mental paripurna serta fisik yang kuat,
d. Melahirkan generasi pekerja professional dan pembelajar yang berkepribadian Indonesia.

2. Tujuan Pedoman
a. Memberikan acuan bagi sekolah dalam penyelenggaraan penguatan budaya kerja peserta didik SMK.
b. Memberikan gambaran dan kerangka pikir program pelaksanaan penguatan budaya kerja peserta didik SMK
c. Memberikan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan penguatan budaya kerja peserta didik SMK
d. Memberikan acuan kepada pihak pengelola satuan pendidikan formal untuk mengembangkan budaya kerja yang diperlukan dalam upaya
meningkatkan kualitas lulusan SMK.

Manfaat
Dengan adanya pedoman ini, diharapkan memberikan manfaat secara nyata bagi para pemangku kepentingan SMK, khususnya SMK dalam
menerapkan dan atau mengembangkan struktur program, strategi implementasi serta melaksanakan monitoring dan evaluasi yang berkaitan
dengan penguatan budaya kerja bagi peserta didik SMK.

Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah para pemangku kepentingan SMK seperti sekolah, pemerintah daerah, dunia usaha dan dunia industri,
masyarakat . 

Dasar Hukum
Dasar hukum dan referensi dalam implementasi program Penguatan Budaya
Kerja Peserta Didik SMK adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan
Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2015–2019.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

11. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai