Anda di halaman 1dari 8

PETUNJUK LAPANGAN

PENGENDALIAN VIRUS GEMINI KUNING


PADA TANAMAN CABAI MERAH
DENGAN CARA MEKANIS

Oleh :
ZAINUL HADI SUKAMTO

DINAS PERTANIAN KAB. LUMAJANG


UPT-BPP KECAMATAN PASRUJAMBE
TAHUN 2016

1
PETUNJUK LAPANGAN

PENGENDALIAN VIRUS GEMINI KUNING


PADA TANAMAN CABAI MERAH DENGAN CARA MEKANIS

I. Latar Belakang

Virus kuning / Gemini Virus pada tanaman cabe merupakan penyakit


tanaman cabe yang sangat sulit diatasi, belum ditemukan hingga detik ini
obat/pestisida kimia yang ampuh untuk mengobati tanaman cabe yang terserang
virus kuning. Virus kuning ini ditularkan oleh kutu kebul yang menghisap daun cabe
yang menularkan virus kuning tersebut. Beberapa hari setelah itu tananan cabe
bergejala daun dan pucuk menguning, pertumbuhan kerdil hingga gagal
berproduksi.

Perlakuan pengendalian secara ramah lingkungan dengan cara mengekstrak


beberapa jenis tumbuhan untuk merangsang pertumbuhan gen resisten yang
tahan/kebal terhadap serangan kutu kebul yang menularkan virus kuning,
merupakan salah satu langkah efektif untuk melindungi tanaman terhadap penyakit
virus kuning ini. Kemudian memberi  agenhayati untuk meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan penyakit.

II. Tujuan
Setelah mengikuti pembelajaran petani terampil melakukan pengendalian virus
gemini kuning pada tanaman cabai merah

III. Waktu dan Tempat


Waktu : 2 jam pelajaran
Tempat : Lahan kelompok tani

IV. Alat dan Bahan


Alat : - Alat sanitasi lingkungan (cangkul, sabit, dll)
- Perangkap Likat Kuning
- Bolpoint dan kertas

Bahan: - Tanaman bunga pukul empat


- Pertanaman cabai

2
V. Langkah Kerja

No Tahapan Uraian Kegiatan Alat Bantu


1. Identifikasi a. Melakukan identifikasi ke
penyakit lahan tanaman yang terserang
virus Gemini kuning.

b. Mengambil contoh tanaman


yang terserang virus kuning
dengan menunjukkan ciri
gejala serangannya

2. Tindakan a. Lakukan Rotasi tanaman,


pencegahan dengan tanaman bukan
sefamili dan dari jenis
cucumber.

b. Lakukan pemasangan
kerodong pada pembibitan

c. Lakukan sanitasi lingkungan


dengan cara membersihkan
gulma atau rumput liar
sebagai inang

3. Tindakan a. Lakukan pemasangan likat


Pengendalian kuning sebanyak 40
perangkap/ha dengan
ketinggian ± 30cm diatas
tanaman

b. Lakukan pemasangan mulsa


perak perak untuk
memantulkan sinar matahari
sehingga hama tidak suka
dengan kondisi tersebut

3
c. Menanam tanaman
barrier/border atau tanaman
perangkap kutu kebul

VI. Informasi Umum

Penyakit bulai atau yang sering disebut dengan Gemini virus adalah Virus kuning
yang dapat menyerang tananaman cabai dengan cara ditularkan. Karena pada virus
kuning tersebut tidak dapat menular dengan cara gesekan daun ataupun udara, tidak
memiliki Gen jantan atau betina, tidak memiliki klorofil.

Maka setelah diketahui bahwa virus tersebut masuk dalam RNA/DNA atau yang
sering disebut dengan kromosom yang penularannya melalui hama kutu kebul. Degan
penjelasan Kutu kebul tersebut menghisap tanaman cabai yang sudah terkena virus
kuning kemudian menghinggap pada tanaman cabai yang masih sehat dan kemudian
mengeluarkan lendir yang masih mengidap virus kuning, kemudian virus tersebut
menyebar didalam tubuh tanaman yang bersamaan dengan cairan yang ada didalam
tubuh tanaman tersebut.Jadi virus tersebut yang berbentuk Gen yang dapat merusak
jaringan pada tanaman yang berupa kromosom atau RNA/DNA, jadi virus kuning tersebut
menghentikan kerjanya Gen kromosom / klorofil tersebut yang berupa asam
amino.Sehingga tanaman tersebut dikuasai oleh Gen virus kuning.

Virus kuning tersebut dapat berkembang dalam waktu yang cukup lama yaitu
sekitar 40-60 hari setelah tanaman ditusuk atau ditulari oleh kutu kebul. Dalam proses
perkembangan virus tersebut pada tanaman yang memakan waktu cukup lama tersebut
dapat langsung berkembang jika tanaman kurang sehat. Maka telah diketahui jika
tanaman sehat maka virus kuning tersebut juga dapat terhambat perkembanganya.

Setelah diketahui bahwa penyakit bulai yang menyerang tanaman cabai bahwa
penyakit tersebut adalah virus yang tidak dapat dikedalikan secara kimia namun ada cara
lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit bulai. Maka dapat
dilakukan:

4
Gejala Penyakit

Tanaman yang terserang virus kuning memiliki ciri daun menggulung, mengecil dan
berwarna kuning, produksi buah menurun bahkan tidak berbuah, bila serangan sejak
tanaman belum berbunga.Serangan virus pada tanaman cabai menunjukkan gejala bercak
kuning di atas permukaan daun, dan perlahan bercak itu meluas hingga seluruh
permukaan daun menguning.Bentuk daun menjadi kecil dari ukuran normal, melengkung
dan kaku. Pada serangan berat, hamparan cabai bisa berubah menjadi kuning, lalu daun
akan rontok.

Penyebab, Penyebar Penyakit, dan Tanaman Inang

Geminivirus merupakan virus tanaman yang banyak menimbulkan kerusakan di


daerah tropik dan sub-tropik. Virus ini diklasifikasikan dalam famili Geminiviridae yang
terbagi dalam 4 genus (Mastrevirus, Curtovirus, Topovirus, dan Begomovirus)

sangat polifag menyerang berbagai jenis tanaman, antara lain tanaman hias,
sayuran, buah-buahan maupun tumbuhan liar atau gulma. Tanaman inang utama kutu
kebul sekitar 67 famili yang terdiri atas 600 spesies tanaman (Asteraceae, Brassicacea,
Cucurbitacea, Solanaceae, dll). Beberapa contoh tanaman budidaya yang menjadi inang
kutu kebul antara lain tomat, cabai, kentang, mentimun, terung, kubis, buncis, selada,
bunga potong Gerbera, ubi jalar, singkong, kedelai, tembakau, lada; dan tanaman liar
yang paling disukai adalah babadotan (Ageratum conyzoides). Serangga vektor dan
tanaman inang ditularkan oleh wereng hijau (Leafhopper), wereng pohon (Treehopper),
kutu kebul (Whitefly, Bemisia tabaci Genn.) ke tanaman. Vektor virus kuning cabai adalah
“whitefly” atau kutu kebul (Bemisia tabaci).

Telur : bentuk lonjong, agak lengkung seperti pisang, panjangnya kira-kira antara 0,2 - 0,3
mm dan diletakkan di permukaan bawah daun. Fase telur 7 hari.Nimfa hanya memiliki
tungkai selama instar pertama dan aktif bergerak, sedangkan instar berikutnya menetap
5
pada bagian tanaman dan tungkainya tereduksi.Nimfa terdiri atas tiga instar. Instar ke - 1
berbentuk bulat telur dan pipih, bertungkai yang berfungsi untuk merangkak . Lama hidup
2 - 6 hari. Pupa berbentuk oval, agak pipih, berwarna hijau ke putih-putihan sampai
kekuning-kuningan.Pupa terdapat pada permukaan bawah daun. Lama hidup 6 hari
Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati karena pada bagian
permukaan bawah daun ditutup lapisan lilin yang bertepung. Lama hidup 20 – 38 hari.
Daerah penyebaran kutu kebul diduga berasal dari Asia.Pada tahun 1938 dilaporkan
menyerang tanaman tembakau di Sumatera Utara, dan pada tahun 1994 dilaporkan
menyerang tanaman cabai di sentra produksi di Pulau Jawa.

Cara pencegahan

1. Semaian bebas virus kuning yaitu dengan cara:

 Pada saat persemaian dilakukan dengan cara ditanam pada polibag satu
persatu benih ditanam pada tiap polibag tidak dilakukan dengan cara disebar
pada lahan persemaian.

 Pemberian rumah sungkup dengan menggunakan kain kasa agar kutu kebul
yang berfungsi sebagai vector tidak dapat masuk dalam persemaian.

 Persemaian dilakukan dibelakang/tritisan rumah yang jauh dari tanaman cabai


karena disekitar rumah tersebut tidak ada kutu kebul sebagai vektor.

2. Sanitasi lingkungan dilakukan sebersih dan serapi mungkin terutama pada rumput
wedusan yang biasa digunaman sebagai pengganti inang virus kuning tersebut,
karena kutu kebul tersebut paling senang terhadap rumput tersebut sebagai
pengganti tanaman inang.
3. Pengaturan jarak tanam dengan serapi mungkin dan tidak terlalu rapat, karena kutu
kebul juga takut terhadap pemangsanya ditempat yang agak terbuka. Maka jarak
tanam dapat diperlebar agar tajuk tanaman tersebut tidak bertumpuk-tumpukan.
4. Meningkatkan stamina tanaman karena tanaman cabai tersebut juga melakukan
perlawanan dengan virus tersebut. Maka agar tanaman cabai tersebut tetap sehat
maka dapat dilakukan dengan cara:

 Pemberian pupuk organic yang lebih banyak.

 Irigasi yang yang baik.

5. Pemberian pagar pada tanaman dengan menggunakan:

 Dengan menggunakan tanaman jagung yang ditanam mengelilingi tanaman


cabai

 Menggunakan tanaman kenikir

6. Pemberian perangkap dengan menggunakan botol yang sudah diberi hormon


perangsang

Pengendalian OPT secara umum

a. Cara Kultur Teknis

6
Pengendalian dengan cara kultur teknis yaitu dengan sanitasi dengan membersihkan
lahan dari gulma dan membakar bagian tanaman yang terserang atau dengan
menanam tanaman perangkap disekeliling pertanaman cabai dengan menanam
tanaman yang lebih tinggi dari tanaman cabai.

b. Secara Kimiawi

Pengendalian hama secara kimiawi merupakan upaya pengendalian pertumbuhan


hama tanaman menggunakan zat kimia pembasmi hama tanaman yaitu pestisida.
Definisi dari pestisida, ‘pest” memiliki arti hama, sedangkan “cide” berarti membunuh,
sering disebut “pest killing agent”.

Penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan


(OPT) sebenarnya telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu seperti penggunaan
bubur Bordeaux, campuran kapur dan belerang, larutan arsenik, ataupun insektisida
alami. Hampir setiap usaha pertanian sejumlah bahan kimia digunakan untuk
memberantas gulma, hama dan penyakit. Sehingga saat ini banyak sekali jenis
pestisida yang digunakan untuk memberantas gangguan hama dan penyakit terhadap
tanaman.

VII. Evaluasi

N Nilai Paraf
UraianKegiatan
o A B C Pelatih

1 Mengidentifikasi gejala virus Gemini kuning

2 Melakukan rotasi tanaman, dengan tanaman


bukan sefamili
3 Melakukan pengrodongan pada pembibitan.
4 Melakukan sanitasi lingkungan dengan cara
membersihkan gulma atau rumput liar.
5 Memasang perangkap likat kuning
6 Menanam tanaman border
NamaPeserta :…………………….

Nilai : Tanggal :…........


A = Terampil (81-100)
B = CukupTerampil (60-79) Pelatih : .............
C = KurangTerampil(< 60) .

7
8

Anda mungkin juga menyukai