Anda di halaman 1dari 10

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ialah survey bersifat analitik menggunakan metode

penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian cross sectional

dimaksudkan bahwa pengambilan dan analisis data antara variabel bebas atau

variabel independen yakni faktor risiko kejadian hipertensi dengan variabel terikat

atau variabel dependen yakni kejadian hipertensi pada kelompok umur 18-45

tahun dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sitada-tada

Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan April 2018-Agustus 2019.

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi atau dalam penelitian ini adalah masyarakat yang

berusia 18-45 tahun dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sitada-tada

Kecamatan Sipoholon Kabupten Tapanuli Utara yang berdasarkan data dari profil

Puskesmas Sitada-tada berjumlah 753 orang.

Sampel. Sampel pada penelitian ini masyarakat yang berusia 18-45 tahun

dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sitada-tada Kecamatan Sipoholon

Kabupten Tapanuli Utara dengan bersedia diwawancarai langsung oleh peneliti

untuk mengisi kuesioner penelitian. Besar sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

27
28

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Tingkat signifikan (10% = 0,1)

Perhitungan Besar Sampel :

n = 87,9

n = 88 Responden

Jumlah sampel dalam penelitian ialah sebanyak 88 orang responden.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Purposive Sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil 1 (satu)

desa dari 7 (tujuh) desa yang terletak di wilayah kerja Puskesmas Sitada-sitada

Kecamatan Sipaholon untuk menentukan lokasi dilakukannnya penelitian. Peneliti

memilih desa yang letaknya paling dekat dengan Puskesmas Sitada-tada guna

mempermudah askes dan mobilitas pada saat dilakukannya penelitian di lapangan.


29

Peneliti menemui secara langsung responden penelitian yang sesuai dengan

kriteria sampai terpenuhi jumlah responden yang ditetapkan. Adapun kriteria

inklusi dan ekslusi dari responden penelitian dalam penelitian ini ialah:

1. Kriteria inklusi

a. Responden berusia 18-45 tahun yang tinggal di wilayah lokasi

penelitian

b. Bersedia untuk diwawancarai sebagai responden penelitian.

2. Kriteria eksklusi

a. Penduduk yang berada di wilayah terpencil pada lokasi penelitian,

sehingga sulit dijangkau untuk diwawancarai oleh peneliti.

b. Penduduk yang tidak berada di tempat/rumah di lokasi penelitian pada

saat dilaksanakannya penelitian.

Peneliti menemui responden secara insidental di lokasi penelitian, dimana

apabila peneliti menemukan penduduk di lokasi penelitian sesuai dengan kriteria

yang ditentukan dan bersedia menjadi responden penelitian, maka penduduk

tersebut dijadikan responden penelitian, hal ini dilakukan guna mempermudah

peneliti untuk mendapatkan responden penelitian.

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Variabel penelitian. Variabel independen atau variabel bebas dalam

penelitian ini ialah faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah yang meliputi

umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga menderita hipertensi, serta faktor

risiko hipertensi yang dapat diubah yang meliputi kegemukan/obesitas, konsumsi

makanan asin, perilaku merokok, konsumsi alkohol dan konsumsi makanan


30

berlemak, sedangkan variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini

kejadian hipertensi pada kelompok umur 18-45 tahun di wilayah kerja Puskesmas

Sitada-tada Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

Definisi operasional, kategori, cara pengukuran dan skala. Pengukuran

dilakukan pada setiap variabel penelitian. Cara ukur, alat ukur, skala ukur, dan

katagori masing-masing variabel penelitian diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 3
Definisi Operasional, Kategori, Cara Pengukuran dan Skala
Cara
Variabel Defenisi Operasional Kategori Skala
Pengukuran
Umur Umur responden saat Disesuaikan Ditanyakan Ordinal
ini, terhitung dari dengan hasil pada saat
tanggl terkhir penelitian wawancara
responden berulang dengan
tahun responden
Jenis Identitas gender dari 1) Laki-laki Observasi pada Nominal
kelamin responden penelitian 2) Perempuan saat wawancara
Riwayat Riwayat keluarga 1) Ada Ditanyakan Nominal
keluarga responden yang riwayat pada saat
menderita pernah menderita 2) Tidak ada wawancara
hipertensi hipertensi riwayat dengan
responden
Kegemuk Suatu keadaan dimana 1) Obesitas, Tinggi badan Ordinal
an/ terjadi penimbunan jika IMT Diukur dengan
obesitas lemak yang berlebihan > 25 kg/m2 Menggunakan
didalam jaringan 2) Tidak alat ukur
tubuh, yang obesitas, microtoise
diketahui dari jika IMT sedangkan
pengukuran tinggi ≤25 kg/m2 berat badan
badan dan berat (Depkes RI, menggunakan
badan. Hasil 2006) timbangan
penghitungan berat digital.
badan dalam kilogram
dibagi kuadrat dari
tinggi badan dalam
meter; IMT = BB
(kg) / TB (m2).
31

Tabel 4
Definisi Operasional, Kategori, Cara Pengukuran dan Skala
Defenisi Cara
Variabel Kategori Skala
Operasional Pengukuran
Perilaku Kebiasaan 1) Perokok aktif, Ditanyakan Ordinal
merokok responden yaitu pada saat
dalam responden wawancara
menghisap yang merokok dengan
rokok. dengan responden,
langsung ditekankan
menghisap pada saat
asap dari sebelum
batang rokok, terdiagnosis
dengan kriteria hipertensi.
perokok ringan
(1-10 batang/
hari), perokok
sedang (11-20
batang/hari),
dan perokok
berat (>20
batang/har)
(WHO, 2013).
2) Perokok pasif,
jika responden
menghirup
asap rokok
namun tidak
langsung dari
batang rokok,
tertapi karena
ada orang lain
yang merokok
disekitarnya
3) Tidak
merokok, yaitu
responden
tidak memiliki
kebiasaan
merokok dan
32

tidak ada
orang lain
yang merokok
disekitarnya
(WHO, 2013)

Tabel 5
Definisi Operasional, Kategori, Cara Pengukuran dan Skala
Defenisi Cara
Variabel Kategori Skala
Operasional Pengukuran
Kebiasaan 1) Tinggi, jika Ditanyakan
responden mengonsumi pada
dalam >10 gram responden
mengonsumsi alkohol (hasil menggunakan
minuman yang konversi dari formulir food
mengandng ml) setiap recall 24 jam
alkohol yang hari. & food
Konsumsi dinilai 2) Rendah, jika frequency
Ordinal
alkohol berdasarkan mengonsumi serta
pola konsumsi <10 gram dianalisis
responden alkohol (hasil menggunakan
konversi dari aplikasi
ml) setiap nutrisurvey.
hari.
(Kemenkes
RI, 2012).
Kebiasaan 3) Tinggi, jika Ditanyakan
responden mengonsumi pada
dalam >5 gram responden
mengonsumsi natrium setiap menggunakan
makanan asin hari. formulir food
Konsumsi yang dinilai 4) Rendah, jika recall 24 jam
makanan berdasarkan mengonsumsi & food Ordinal
asin pola makan <5 gram frequency
responden natrium setiap serta
terhadap hari dianalisis
makanan yang (Kemenkes menggunakan
mengandung RI, 2012). aplikasi
natrium nutrisurvey.
Konsumsi Kebiasaan 1) Tinggi, jika Ditanyakan Ordinal
makanan responden mengonsumi pada
berlemak dalam >67 gram responden
mengonsumsi lemak setiap menggunakan
makanan asin hari. formulir food
yang dinilai 2) Rendah, jika recall 24 jam
berdasarkan mengonsumsi & food
33

pola makan <67 gram frequency


responden lemak setiap serta
terhadap hari dianalisis
makanan yang (Kemenkes menggunakan
mengandung RI, 2012). aplikasi
lemak nutrisurvey.
Tabel 6
Definisi Operasional, Kategori, Cara Pengukuran dan Skala
Defenisi Cara
Variabel Kategori Skala
Operasional Pengukuran
Kejadian Hasil 1) Hipertensi, Diukur
hipertensi pegukuran jika tekanan menggunakan
tekanan darah darah sistolik alat pengukur
responden pada ≥140 mmHg tekanan darah
saat penelitian. dan atau (sfigmomano
Dinyatakan tekanan darah meter) yang
hipertensi diastolik ≥90 dilakukan
apabila tekanan mmHg. oleh petugas
sistolik ≥ 2) Tidak kesehatan Ordinal
140 mmHg dan hipertensi, Puskesmas
atau tekanan jika tekanan Sitada-tada
diastolik ≥ 90 darah sistolik yang
mmHg pada <140 mmHg membantu
saat dilakukan dan atau peneliti
pengukuran tekanan darah ketika
tekanan darah dastolik <90 melakukan
mmHg. penelitian

Metode Pengumpulan Data

Data primer. Untuk memperoleh data primer yang diperlukan, teknik

yang digunakan adalah pengisian kuesioner melalui wawancara langsung kepada

responden. Pengukuran obesitas menggunakan timbangan digital untuk mengukur

berat badan dan microtoise untuk mengukur tinggi badan responden. Pengukuran

tekanan darah meggunakan sfigmomamometer yang dilakukan oleh petugas

kesehatan dari Puskesmas Sitada-tada Kecamatan Sipoholon yang membantu

peneliti pada saat melakukan penelitian.


34

Data sekunder. Data sekunder merupakan data-data yang mendukung,

menjelaskan serta mempunyai hubungan yang erat dengan bahan primer. Data

sekunder dalam penelitian ini berasal dari data tertulis meliputi : buku-buku, arsip,

jurnal ilmiah dan kepustakaan, dokumentasi serta buku-buku atau karya tulis yang

memiliki hubungan yang rekevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Data

sekunder diperoleh dari profil kesehatan Provinsi Sumtera Utara, profil kesehatan

Kabupaten Tapanuli Utara, profil kesehatan Puskesmas Sitada-tada, dan profil

Kecamatan Sipoholon yang memuat situasi kependudukan dsera data lainnya yang

relevan dengan tujuan dan permasalahan penelitian.

Metode Pengolahan dan Analisa Data

Metode pengolahan data. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya

diolah dengan tahapan sebagai berikut :

1. Editing (Pemeriksaan Data)

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau

terdapat keluhan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara atau

menanyakan kembali jawaban pengisian kuesioner kepada responden.

2. Coding (Pemberian Kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya

kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.

3. Scoring (Pemberian Skors)

Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan oleh

peneliti terhadap isian kuisinoner yang diisi oleh responden, pemberian skors
35

terhadap isian kuesioner dilakukan untuk menyesuiakan dengan statistik uji

yang akan dipakai dalam penelitian.

4. Entry (Memasukkan Data)

Data yang akan dimasukkan yakni jawaban-jawaban dari masing-masing

pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode” (angka atau

huruf) yang dimasukkan dalam program atau software statistik komputer.

Dalam penelitian ini program statisitik komputer yang dipakai ialah program

SPSS (Statistical Product and Service Solution).

5. Cleaning (Pembersihan Data)

Cleaning atau pembersihan data yang artinya semua data dari setiap sumber

data yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi kembali.

Metode analisis data. Metode analisis data yang digunkan dalam penelitian

ini yaitu:

1. Analisa univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-

variabel penelitian baik independen maupun dependen dalam bentuk distribusi

frekuensi dan hitungan persentasenya.

2. Analisa bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada tidaknya

hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi pada kelompok

umur 18-45 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sitada-tada Kecamatan


36

Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara menggunakan analisis uji statistik Chi-

Square pada tingkat kepercayaan 95% dengan asumsi bahwa data yang

dianalisis berupa data kategorik dengan ketentuan:

a. Jika nilai p<0,05 maka hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada

hubungan hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi

pada kelompok umur 18-45 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sitada-tada

Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

b. Jika nilai p>0,05 maka hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi

pada kelompok umur 18-45 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sitada-tada

Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

Anda mungkin juga menyukai