Anda di halaman 1dari 3

Matapelajaran : Agribisnis Tanaman Sayuran

Kelas : XI ATPH

Pertemuan :3

A. Pembuatan Bedengan
1. Pengertian bedengan
Kata bedengan berasal dari bahasa Inggris “bed” yang berarti tempat tidur,
dalam hal ini tentu saja tempat tidur tanaman, sehingga dapat diartikan bedengan
adalah sebagai tempat tumbuhnya tanaman.
Perhitungan panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran atau kondisi
lahan. Pertimbangan ketinggian bedengan adalah :
- Lahan mudah tergenang atau tidak.
Apabila lahan rentan genangan, maka bedengan dapat dibuat lebih tinggi, atau
saluran drainase diperlebar namun konsekuensinya luas lahan untuk
pertanaman menjadi berkurang.
- Sistem irigasi lahan (apakah lahan digenangi secara berkala atau tidak)
Khusus untuk lahan yang digenangi secara berkala, agar memudahkan
penggenangan maka bedengan dibuat tidak terlalu tinggi. Penggenangan ini
bertujuan mengendalikan hama yang bersembunyi dalam tanah, misalnya pada
budidaya tanaman sayuran yang berumbi.
2. Arah Bedengan
Penentuan arah bedengan tergantung dari pertimbangan pembuatnya. Jika
pertimbangannya adalah cahaya matahari, maka timur-barat lebih baik karena
sinar akan masuk ke sela-sela tanaman sepanjang hari. Namun arah ini tidak
mutlak bila ada faktor lingkungan lain yang sulit untuk diabaikan. Pada kondisi
tertentu, utara-selatan jadi pilihan karena pertimbangan arah angin. Tanaman
lebih kokoh terhadap terpaan angin pada arah ini jika dibandingkan dengan arah
timur-barat. Jika kita menanam secara tumpang sari maka sebaiknya arah
bedengan adalah timur-barat agar distribusi cahaya merata ke semua tanaman
sepanjang hari.
Kemiringan lahan juga menentukan arah bedengan dan bukan lagi utara-
selatan atau timur-barat. Pada daerah dengan potensi erosi tinggi, bedengan
dibuat melintang terhadap kemiringan. Tetapi, pada daerah yang didominasi
tanah berpasir, petani membuat arah bedengan sejajar dengan kemiringan lahan
dengan pertimbangan bahwa tingkat erosi sangat rendah sehingga bisa
diabaikan.
3. Petakan bedengan
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran
petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm. Lebar
bedengan bayam satu meter dan tinggi 20-30 cm sedangkan panjangnya
mengikuti kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. Sebaiknya bedengan
membujur dari timur-barat untuk mendapatkan pencahayaan yang maksimal.
4. Fungsi Bedengan
a. Sebagai media tumbuh untuk penanaman jenis tanaman budidaya
b. Untuk mencegah tanaman dari serangan hama dan penyakit
c. Untuk menjaga kelembaban, pH, suhu dan juga ketercukupan air tanah
d. Supaya akar tanaman lebih kokoh dengan porsi bedengan yang serasi
dengan ukuran morfologi tanaman
e. Mempermudah dalam irigasi lahan.
f. Mempermudah petani dalam pemantauan tanaman, dalam hal perawatan,
termasuk dalam hal penyiraman, penyiangan dan juga proses pemanenan
tanaman.
B. Pengertian Drainase
Kata drainase berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang berarti pembuangan
air sehingga saluran drainase dapat diartikan sebagai saluran pembuanagn air,
dalam hal ini saluran pembuangan
1. Tujuan pembuatan saluran drainase
Tujuan utama pembuatan saluran drainase adalah untuk mencegah
genangan dengan mengalirkan air aliran permukaan, sehingga kekuatan air
mengalir tidak merusak tanah, tanaman, dan/atau bangunan konservasi lainnya.
Di areal rawan longsor, pembuatan saluran drainase ditujukan untuk
mengurangi laju infiltrasi dan perkolasi, sehingga tanah tidak terlalu jenuh air,
sebagai faktor utama pemicu terjadinya longsor.

Gambar 3.6 gambar pembuatan saluran drainase

Bentuk saluran drainase, khususnya di lahan usahatani dapat dibedakan


menjadi:
1) saluran pengelak
2) saluran teras
3) saluran pembuangan air.
Pemeliharaan saluran drainase dilakukan dengan pendalaman saluran-saluran
pembuangan air yang telah dangkal, biasanya dilakukan bersama-sama
dengan pengendalian gulma.

Anda mungkin juga menyukai