Oleh
Kelompok 8
S. Bherliana Maharani M.S
1314121162
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN
Di dalam tanah terdapat berbagai jenis biota tanah, antara lain mikroba (bakteri,
fungi, aktinomycetes, mikroflora, dan protozoa) serta fauna tanah. Masing-masing
biota tanah mempunyai fungsi yang khusus. Dalam kaitannya dengan tanaman,
mikroba sangat berperan dalam membantu pertumbuhan tanaman melalui
penyediaan hara (mikroba penambat N, pelarut P), membantu penyerapan hara
(cendawan mikoriza arbuskula), memacu pertumbuhan tanaman (penghasil
hormon), dan pengendalian hama penyakit (penghasil antibiotik) (Suin, 1997).
Pada beberapa dekade yang lalu fauna tanah selalu diabaikan, tetapi pada
belakangan ini fauna tanah banyak mendapatkan perhatian para peneliti. Hal ini
disebabkan fauna tanah ternyata sangat banyak kontribusinya terhadap struktur
tanah dan pembentuk humus. Beberapa grup fauna tanah yang banyak menghuni
yaitu seperti cacing tanah, nematoda, mesofauna, dan mikrofauna. Beberapa
mesofauna yang penting bagi tanah adalah dari kelompok Collembola dan “perut
bumi” karena semua mikroorganisme menguntungkan ada diperut cacing tanah.
Karenanya, cacing tanah berperan penting dalam mempercepat proses pelapukan
bahan organik sisa (Sutedjo, 1996).
Menurut Arif (2001) Respirasi tanah merupakan suatu proses yang terjadi karena
adanya kehidupan mikroba yang melakukan aktifitas hidup dan berkembangbiak
dalam suatu massa tanah. Mikroba dalam setiap aktifitasnya membutuhkan O2
atau mengeluarkan CO2 yang dijadikan dasar untuk pengukuran respirasi tanah.
Laju respirasi maksimum terjadi setelah beberapa hari atau beberapa minggu
populasi maksimum mikroba dalam tanah, karena banyaknya populasi mikroba
mempengaruhi keluaran CO2 atau O2 yang dibutuhkan mikroba. Oleh karena itu,
pengukuran respirasi tanah lebih mencerminkan aktifitas metabolik mikroba
daripada jumlah, tipe, atau perkembangan mikroba tanah.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini yaitu toples plastik, 2
buah tempat rol film, timbangan, selotipe, tempat titrasi, 100 gram tanah lembab,
KOH, aquades, penolptalin, HCl, dan metil orange.
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Ulangan
No Tanah U1 (ml) U2 (ml)
PP MO X PP MO X
1 Blanko 7,4 1,8 4,6 - - -
2 Kontrol 2,7 5 3,85 2,7 5,2 3,95
3 Alang-alang 1,5 6,5 4 1,5 7 4,25
4 Hutan 1 0,6 0,8 1 2 1,5
5 Tercemar 1 1,1 1,05 0,7 1,5 1,1
6 Kontrol 2,5 5,5 4 2 5,7 3,85
7 Alang-alang 3,6 4 3,8 3,9 5,4 4,65
8 Hutan 1 0,5 0,75 0,9 1,6 1,25
9 Tercemar 1,2 6 3,6 0,6 1,1 0,85
3.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini setiap kelompok mendapatkan jenis tanah dan perlakuan
yang berbeda-beda. Sampel tanah yang digunakan dalam kelompok ini adalah dari
jenis tanah tercemar (cucian piring), yang diambil pada lapisan tanah 0-20 cm.
Hal ini karena pada lapisan tersebut masih terdapat bahan organik yang digunakan
organisme tanah sebagai makanannya. Setelah itu sampel tanah tersebut
diinkubasi selama seminggu dengan prosedur yang telah dijelaskan pada cara
kerja praktikum. Tanah diinkubasi dalam kondisi kedap udara sehingga tidak
terjadi pertukaran gas dari dalam toples keluar toples. Setelah diinkubasi, toples
tersebut dibuka. Secara visual terjadi penambahan volume KOH dan pengurangan
volume H2O, yang berarti terjadi peningkatan CO2 oleh larutan KOH.
Untuk jenis tanah alang-alang merupakan nilai tertinggi untuk menghasilkan CO2
(respirasi tanah tertinggi). Tanah tersebut memiliki populasi mikroorganisme yang
banyak dan memiliki sumber energi yang tinggi, aerasi yang baik, serta bahan
organik yang mencukupi. Untuk jenis tanah hutan adalah yang paling rendah
menghasilkan CO2 (respirasi tanah terendah). Hal ini disebabkan karena sumber
energi bagi mikroorganisme sedikit sehingga populasi mikroorganisme yang
hidup pun sangat sedikit.
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Konsentrasi CO2 didalam tanah (respirasi tanah) sangat dipengaruhi oleh
jumlah mikroorganisme yang berada didalam tana tersebut.
2. Jumlah CO2 yang dihasilkan oleh tanah dari aktifitas mikroorganisme
dipengaruhi oleh faktor seperti bahan organik, kelembaban, aerasi, dan sumber
energi.
3. Jenis tanah tercemar dengan perlakuan kompos memiliki CO2 sebesar 6,17 mg
untuk ulangan 1, dan 1, 45 mg untuk ulangan 2.
4. Pengukuran respirasi mempunyai korelasi yang baik dengan variabel aktifitas
mikroorganisme tanah seperti kandungan bahan organik, transformasi nitrogen
atau fosfor, pH, dan rata-rata jumlah mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA