3 Pembahasan
Tanaman jahe dalam pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh iklim. Jahe sangat
membutuhkan curah hujan yang tinggi. Tanaman membutuhkan air yang mencukupi apabila
tidak tercukupi maka tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan data curah hujan
dari stasiun cipendeuy Perum Jasa Tirta 2 (lampiran 7) dengan analisis curah hujan menurut
Oldeman (1980) menyebutkan bahwa daerah percobaan memiliki tipe iklim E (daerah yang
terlalu kering, hanya dapat ditanami satu kali tanam tanaman palawija itupun kalau ada atau
tidaknya hujan turun. Rukmana (2000) menyatakan bahwa untuk tumbuh dan berproduksi secara
optimal, tanaman jahe membutuhkan curah hujan tinggi, yaitu antara 2500 – 4000 mm/tahun
(Bulan Basah).
Hasil dari analisis statistik pemberian arang sekam dengan dosis yang berbeda
berpengaruh terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun dan
jumlah anakan. Akan tetapi untuk variabel – variabel bobot rimpang per tanaman dan bobot
rimpang per plot memberikan penampilan yang paling baik. Hal tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut : pemberian arang sekam dengan dosis 2,5 kg yang ditambahkan kedalam tanah
dapat memperbaiki struktur fisik, kimia, biologi, menyuburkan tanah, mempengauhi jasad renik
yang hidupdalam tanah, menambah unsur hara dan meningkatkan porositas atau membuang air
yang berlebihan sehingga tanah menjadi gembur dan daya pegang air meningkat yang sangat
mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman. Tanah yang kandungan C-organik tinggi unsur hara
dapat tersedia bagi tanaman, sehingga pemupukan lebih efisien. Hasil penelitian menunjukan
bahwa penggunaan pupuk organik berupa arang sekam dapat memperbaiki sifat-sifat tanah,
disamping mengurangi penggunaan pupuk N, P, dan K juga dapat meningkatkan efisiennya serta
memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan hasil panen sawi (Gustia, 2013).
Bahan organik yang berupa arang sekam dalam proses mineralisasi di daerah akar
tanaman akan melepaskan unsur hara bagi tanaman seperti Karbon (zat arang), Hidrogen,
Karbon (zat arang) yang terdapat pada arang sekam dengan kandungan 1,33 %
merupakan komponen utama pembentuk seluruh zat organik seperti karbohidrat, protein,
minyak, lignin, fenol, cellulose, klorofil, enzim, vitamin, dan hormon sehingga dapat membentuk
figur fisik tanaman berikut jaringan dan organ-organ serta senyawa – senyawa organik pada
Unsur hidrogen yang terdapat pada arang sekam dengan kandungan kimia 1,54 %
dimanfaatkan oleh tanaman dalam bentuk H2O (air) untuk memacu pembentukan jaringan dan
organ – organ tanaman serta senyawa-senyawa organik yang penting dalam proses fotosintesis
atau asimilasi C.
Oksigen yang terdapat pada arang sekam sekitar 33,64 % berperan penting dalam
memacu terbentuknya figur fisik tanaman berikut jaringan dan organ – organ tanaman serta
senyawa-senyawa organik yang pada akhirnya akan berpengaruh pada tinggi tanaman, panjang
daun, lebar daun, jumlah daun, jumlah anakan, bobot rimpang pertanaman dan bobot rimpang
per plot.
Unsur hara yang terkandung dalam arang sekam terutama silika (SiO2) dengan
kandungan 16,98 % dapat menekan serangan hama dan penyakit sehingga memacu laju
fotosintesis atau asimilasi C dan pada akhirnya rimpang jahe per tanaman maupun per plot
bertambah berat.
Sri Setyati Harjadi (2002), menjelaskan bahwa karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis akan digunakan dalam proses - proses penting dalam fase vegetatif dan generatif
yakni pembelahan sel, perpanjangan sel dan pembentukan jaringan, yang pada akhirnya akan
Menurut Harmono dan Andoko (2005), untuk mendapatkan hasil yang optimal tanaman
jahe menghendaki tanah yang subur, gembur,dan berdrainase baik. Tanah gembur memudahkan
perakaran menembus dan menyerap unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanah yang
berdrainase baik bisa mencegah lahan menjadi becek dan genangan air, sehingga akar jahe yang