Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ALPIN ABDULAH S

NIM : A1D019008

1. Nama
a. Padi
i. Blass
1. Jamur Pyricularia oryzae , P grisea (Magnaporthe grisea)

2. Karakteristik gejala: adanya bercak pada daun, batang dan leher malai,

Pada daun bercak berbentuk jorong dg ujung runcing (belah ketupat),


Bercak besar biasanya bag tengahnya putih keabu-abuan, tepi coklat
pada bercak tua.
ii. Kresek
1. Disebabkan bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae
2. Pada tanaman dewasa daun kuning atau kuning pucat, Daun termuda

kuning menyeluruh atau mempunyai garis kuning yang lebar, Daun

yang lebih tua dapat tdk menunjukkan gejala, Malai steril dan tidak
terisi jika serangan parah

b. Jagung
i. Penyakit bulai
1. Jamur Peronosclerospora spp.
2. Gejala khas penyakit bulai pada tanaman jagung berupa klorotik
memanjang sejajar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang
terserang terhambat, dan pada pagi hari dapat terlihat lapisan
tepung putih dibawah permukaan daun.
ii. Penyakit karat
1. Gejala karena P. polysora
a. kadang-kadang epidermis menutupi urediospora sampai
matang
b. epidermis pecah dan massa spora tampak
c. banyak urediospora pada daun, kadang-kadang pada upih daun
d. pada tingkatan lanjut, bagian daun kering.
2. Gejala karena P. sorghi
a. urediosorus panjang/bulat panjang pada daun
b. epidermis pecah sebagian dan massa spora dibebaskan
penyebab urediniosorus coklat/coklat tua
c. urediospora masak berubah hitam bila teliospora terbentuk

c. Kacang tanah
i. BUSUK PANGKAL BATANG
ii. Jamur Sclerotium rolfsii
iii. Terdapat bercak berwarna coklat muda dengan cincin sepusat berwarna gelap
pada daun dekat tanah. Jamur dapat menyerang pangkal batang, menyebabkan
layu, dan kematian tanaman
d. Kedelai
i. Karat daun
ii. Phakopsora pachyrhizi Syd.
iii. Gejala karat mula-mula tampak pada daun bawah, lalu ke daun lebih muda
2. Panyakit ditularkan pada tumbuhan lain melalui angina, air atau serangga. Serangga dapat
menularkan virus , bankteri dan jamur dan protozoa.
3. Cara mekanis yang dilakukan oleh patogen yaitu dengan cara penetrasi langsung ke
tumbuhan inang. Dalam proses penetrasi ini seringkali dibantu oleh enzim yang
dikeluarkan patogen untuk melunakkan dinding sel. Pada jamur dan tumbuhan tingkat
tinggi parasit, dalam melakukan penetrasi sebelumnya diameter sebagian hifa atau radikel
yang kontak dengan inang tersebut membesar dan membentuk semacam gelembung pipih
yang biasa disebut dengan appresorium yang akhirnya dapat masuk ke dalam lapisan
kutikula dan dinding sel
4. patogen, tanaman inang, dan lingkungan nya
5. .Virus, Ganti dengan bibit berlabel bebas penyakit, Pengendalian vector cvpd,
sanitasi/eradikasi, seperti memangkas ranting yang menunjukkan gejala CVPD,
membongkar tanaman yang terserang CVPD.pemeliharaan/perawatan tanaman secara
optimal seperti pemupukan berimbang, penyiraman, pengendalian gulma dan pengolahan
tanah, pemangkasan pemeliharaan.
Bakteri, Menyemprotkan tanaman menggunakan agrept 20WP atau agrimycin
15/1,5WP, lahan tanaman yang sudah terserang penyakit ditebari kapur, gunakan pupuk
kandang yang telah masak, karena pupuk yang belum masak dapat memacu
perkembangan bakteri melalui kenaikan suhu, kurangi penggunaan pupuk urea,mencabut
tanaman yang sudah terserang penyakit
Jamur,Lakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebunSemprot dengan fungisida,
Menggunakan benih yang sehat dan bebas dari penyakit,Membakar daun-daun sisa
panen,Melakukan rotasi tanaman untuk mengurangi berkembangnya pathogen.

6. Siklus hidup patogen dimulai dari tumbuh sampai menghasilkan alat reproduksi. Siklus
penyakit meliputi perubahan-perubahan patogen di dalam tubuh tanaman dan rangkaian
perubahan tanaman inang serta keberadaan patogen (siklus hidup patogen) di dalamnya
dalam rentang waktu tertentu selama masa pertumbuhan tanaman. Kejadian penting
dalam siklus penyakit meliputi: inokulasi (penularan), penetrasi (masuk tubuh), infeksi
(pemanfaatan nutrien inang), invasi (perluasan serangan ke jaringan lain), penyebaran ke
tempat lain dan pertahanan patogen

7. Apakah peranan gulma terhadap perkembangan penyakit tanaman?

Jawab: Peran Postif Gulma

Gulma bermanfaat dalam:

 Melindungi tanah dari erosi misal Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum, Axonopus
compressus, dan Cynodon dactylon yang menjalar pada permukaan tanah.
 Menyuburkan tanah yaitu :Centrosema pubescens, Pueraria javanica, Calopogonium
mucunoides, dan C. caeruleum.
 Sebagai inang pengganti predator serangga hama atau pathogen seperti Cytorhynus lividipenis
dan Synedrella nudiflora sebagai musuh alami Nilaparvata lugens Coccinela arquata dan
Ludwigia hyssopifolia musuh alami N. Lugens
 d. Parasitoid serangga hama misal : Diadegma eucerophaga pada Vernonia cinerea musuh
alami Plutella xylostella à kubis Platigaster oryzae pada Ageratum conyzoides musuh alami
Orseolea oryzae (penggerek padi)
 Sebagai tanaman penghalang : Tagetes patula à Meloidogyne hapla
 Sebagai Trap Crop:
I. Tripsacum laxum à Platylenchus loosi pada teh.
II. Titonia diversifolia à Regidophorus lignosus pada Flemingia congesta.

8. Jelaskan tentang siklus penyakit (salah 1 penyakit2 di atas)

Jawab: Pada penyakit blas, terdapat siklus penyakit yaitu sebagai berikut:
 Dimulai dengan penularan melalui konidium yang terbawa angin.
 Utamanya konidium dibentuk dan dipencarkan pada waktu malam, siang, atau sehabis turun
hujan.
 Pelepasan konidium jika RH di atas 90% dan secara eksplosif.
 Penetrasi utamanya secara langsung dengan menembus kutikula, walaupun juga bisa melalui
stomata.
 Konidium (spora aseksual) menginfeksi tanaman pada kondisi RH tinggi.
 Selanjutnya berkecambah dengan cepat membentuk tabung kecambah.
 Ujung dari tabung kecambah kemudian membesar lalu membentuk apresorium.
 Selanjutnya melakukan penetrasi ke dalam kutikula tanaman dengan menggunakan tabung
infeksi dan masuk ke dalam sel epidermis.
 Setelah masuk ke dalam sel, hifa membengkak dan mengisi sel dalam waktu 24jam.
 Penetrasi sel tetangga dalam 48 jam.
 Koloni kemudian tumbuh pesat.
 Sekitar 5 hari setelah inokulasi, gejala yang terlihat pertama infeksi dapat diamati.
 Konidum biasanya dirilis pada malam atau dini hari.
 Pembentukan konidium mencapai 3-8 hari puncak setelah munculnya lesi dan dapat terus
selama dua puluh hari. Penyebaran inokulum terutama melalui udara.

Anda mungkin juga menyukai