GENETIKA TUMBUHAN
ACARA 4
PERSILANGAN MONOHIBRID
Semester :
Genap 2019/2020
Oleh :
Alpin Abdulah S
A1D019008
B. Analisis Data
X2 tabel: 3,84
Kesimpulan : X2 hitung (1,111) < X2 tabel (3,84) H0 diterima, H1 ditolak
sehingga hasil signifikan atau sesuai perbandingan.
C. Pembahasan
Persilangan monohibrid atau monohibridisasi adalah persilangan antara dua
spesies dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid termasuk dalam Hukum
Mendel I atau dengan kata lain Hukum Segregasi. Hukum ini berbunyi “pada
waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasi ke
dalam masing-masing gamet yang terbentuk”. Mendel pertama kali mengetahui
sifat monohibrid pada saat melakukan penyilangan pada kacang ercis (Pisum
sativum). Sehingga sampai saat ini masih berlaku Hukum Mendel I (Yatim, 1986).
Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda,
memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua untuk
diturunkan kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan
Hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses
pembentukan sel gamet dapat berpisah secara bebas. Hukum Mendel I juga
disebut Hukum Segregasi (Welsh, 1991).
Persilangan monohibrid tentu saja melibatkan materi genetik yang terdapat
dalam sel seperti kromoson, gen, alel, lokus, fenotip dan genotip. Materi genetik
tersebut tersusun sehingga dapat membentuk atau menentukan sifat dari suatu
makhluk hidup. Kromosom merupakan bagian inti sel yang berbentuk benang.
Ketika terjadi pembelahan sel, kromosom berubah menjadi batang-batang pendek
dan tebal, berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan atau gen. Sifat keturunan
yang dapat kita amati (warna, bentuk, ukuran) dinamakan fenotip. Sifat dasar
yang tak tampak dan tetap (artinya tidak berubah-ubah karena lingkungan) pada
suatu individu dinamakan genotip (TT, Tt, tt). Genotip dan lingkungan dapat
menetapkan fenotip atau dengan lain perkataan fenotip merupakan resultante dari
genotip dan lingkungan, maka dua genotip yang sama dapat menunjukkan fenotip
yang berlainan (Suryo, 2008).
hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi menyatakan
bahwa pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan
disegresikan kedalam dua anakan. Kacang ercis (Pisum sativum) merupakan
tanaman yang digunakan Mendel sebagai pembuktian sifat monohibrid. Peristiwa
tersebut maka persilangan monohibrid dapat dikatakan memiliki hubungan
dengan hukum Mendel I. Menurut Wijayanto (2013) Persilangan monohibrid
merupakan persilangan dengan satu sifat beda. Hukum pertama Mendel, hukum
pemisahan atau hukum segregasi menyatakan pada waktu berlangsung
pembentukan gamet, setiap pasang gen akan disegregasi ke dalam masing-masing
gamet yang terbentuk.
Hukum Mendel I (hukum segregasi), yaitu alel memisah (segregasi) satu
dari yang lain selama pembentukan gamet dan diwariskan secara rambang
kedalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar segregasi satu pasang
alel terletak pada lokus yang sama dari kromosom homolog. Kromosom homolog
inemisah secara bebas pada anafase I dari meiosis dan tersebar ke dalam gamet-
gamet yang berbeda (Crowder, 1990).
Persilangan monohibrid adalah dasar untuk ilmu genetika Mendel.
Informasi terkait yang berhubungan dengan pemisahan genetik seperti yang
muncul dalam kombinasi monohibrid. Persilangan semacam itu dapat terjadi
dalam semua kelompok organisme utama yang bereproduksi secara seksual
(Campbell, 2010). Menurut Cahyono (2010), persilangan monohibrid adalah
persilangan sederhana yang hanya memperhatikan satu sifat beda.
Pemanfaatan persilangan monohibrid salah satunya adalah untuk
menciptakan suatu tanaman dengan satu sifat unggul, selain itu dengan
persilangan monohibrid, kita dapat mengetahui genotip tetua dari tanaman yang
kita silangkan. Kegiatan penyilangan tanaman bertujuan untuk menyilangkan atau
menggabungkan satu atau beberapa sifat baik yang diinginkan ke dalam satu
genotipe baru, memperluas keragaman genetik, dan menguji potensi tetua atau
memanfaatkan vigor hibrida (Dewi, 2016).
Menurut Campbell (2000) menyatakan manfaat persilangan monohibrid
untuk bidang pertanian adalah untuk menghasilkan varietas yang baru daari
persilangan, dapat menyeleksi sifatsifat baik sehingga menghasilkan keturunan
yang lebih baik dari induknya, dapat meningkatkan produktivvitas pertanian yang
menggunakkan varietas hasil persilangan, meningkatkan mutu produk pertanian
dan dapat mensejahterakan para petani dengan mendapat keuntungan yang besar.
Manfaat persilangan monohibrid pada bidang pertanian antara lain para
ilmuwan berhasil menyilangkan berbagai jenis padi. Pada akhirnya ditemukan
bibit pada yang memiliki sifat unggul berdaya hasil tinggi, umur pendek dan
rasanya enak. Ditemukan pula bibit kelapa hibrida hingga jagung hibrida yang
berdaya hasil tinggi, hinggi dapat menjadi hasil pertanian dan perkebunan yang
nilainya dapat bersaing di pasar internasional (Goodenough, 1984).
Penggunaan benih padi pada uji persilangan monohibrid memiliki kelebihan
tertentu. Kelebihan dalam menggunakan benih padi yaitu karena padi mudah
tumbuh dalam keadaan berbagai kondisi lingkungan, perbedaan sifat pada
tanaman dapat terlihat jelas melalui terlihatnya perbedaan warna hipokotil
sehingga akan mudah untuk diamati, terdapat dua warna berbeda pada hipokotil
padi yaitu ungu dan hijau, jangka panen tanaman padi tergolong lebih cepat
sehingga akan mengefisienkan waktu dalam mengamati perbedaan hasil antara
dua sifat tanaman padi yang berbeda, dan padi merupakan salah satu kebutuhan
pokok masyarakat di Indonesia sehingga mudah untuk didapat (Ainiyah et al.,
2016). Hasil yang didapatkan pada pratikum yaitu X2 hitung (1,111) lebih kecil
dari X2 tabel (3,84) sehingga H0 diterima, H1 ditolak sehingga hasil signifikan atau
sesuai perbandingan. Dari hasil persilangan tersebut diharapkan menghasilkan
suatu populasi dengan variabilitas genetik yang luas sehingga seleksi dapat
dilakukan dengan bebas dan dapat memberikan kemajuan genetik yang
diharapkan.
D. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S, Z., & Yuningsih, N. 2008. Pengaruh formulasi sukrosa dan sirup
glukosa terhadap sifat kimia dan sensori permen susu kedelai. Jurnal
Teknologi Industri & Hasil Pertaniani, 20 (1) : 37.
Barmawi, M. 2007. Pola segregasi dan heritabilitas sifat ketahanan kedelai
terhadap cowpea mild mottle virus populasi wilis x mlg2521. Jurnal HPT
Tropika. 7 (1): 48-52.