Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA 1
PEMBELAHAN MITOSIS

Semester :
Genap 2019/2020

Oleh:
Alpin Abdulah S
A1D019008

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2020
A. Tujuan

Tujuan acara praktikum ini adalah untuk mengetahui perilaku kromosom pada
pembelahan mitosis.

B. Analisis Data Pelaporan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Mitosis


Gambar Keterangan
1. Nama Fase: Profase
Ciri-ciri:
- Benang kromatin memendek dan
menebal membentuk kromatid
- Kromatid berpasangan membentuk
kromosom
- Membran nukleus dan nukleolus
menghilang
- Benang spindel mulai mengatur
menyerupai pancaran
2. Nama Fase: Metafase
Ciri-ciri:
- Benang spindel terlihat semakin jelas
- Kromosom berada di daerah ekuator
sel
- Pada setiap sentromer ada 2 kinetokor
yang masing-masing dikaitkan
dengan benang spindel

3. Nama Fase: Anafase


Ciri-ciri:
- Benang spindel memendek
- Kromatid menuju kutub yang
berlawanan

4. Nama Fase: Telofase


Ciri-ciri:
- Kromatid telah sampai di kutub
berlawanan
- Kromatid menipis dan memanjang
menjadi kromatin
- Kumpulan kromatin membentuk anak
inti
- Terbentuk membran nukleus di luar
anak inti
5. Nama Fase: Sitokinesis
Ciri-ciri:
- Sitoplasma terbagi menjadi dua

C. Pembahasan

Mitosis adalah periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik
tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis
terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Fase
mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan
mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster
dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga
kedua sel anak menjadi terpisah.
Pembelahan mitosis dibagi menjadi lima tahap, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Profase adalah proses awal pembelahan mitosis yang
ditandai dengan memendek dan menebalnya kromosom dan meleburnya inti.
Metafase adalah fase terbentuknya benang spindel. Benang spindel berperan
dalam pemisahan sister chromatid. Metafase dicirikan dengan berjajarnya
kromosom pada bidang equator sel. Anafase adalah proses pemisahan sister
chromatid yang dilakukan saat semua kromosom telah bergerak ke tengah sel dan
benang spindel dari tiap kutub menarik sentromer. Telofase adalah proses
penyusunan membran inti baru pada kromosom anak dan menghilangnya benang
spindel (Hartl & Jones, 2005).
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan
titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses
mitosis terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat
perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan
terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat
telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah. Dengan mitosis terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk hidup. Tujuan
pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada kedua sel
anaknya. Pewarisan sifat induk kepada kedua sel anaknya terjadi secara bertahap
fase demi fase (Abidin, 2014).
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti
oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini
menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang sama, serta bertujuan untuk mempertahankan pasangan
kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut. Proses
mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang
hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang) (Novel
et al, 2010). Tahapan mitosis menurut Jusuf (2008) antara lain :
1. Profase, Pada tahap ini terjadi kondensasi kromosom yang sebelumnya telah
digandakan pada interfase atau periode S. Kondensasi kromosom berlangsung
melalui proses penggulungan DNA sehingga terjadi penebalan dan
pemendekan ukuran kromosom sehingga pada akhir proses penggulungan
kromosom menjadi lebih pendek dan tebal; tiap kromosom terpisah satu sama
lain. Bentuk seperti ini akan mempermudah pergerakan kromosom dalam
pembelahan sel. Profase dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu awal, tengah, dan
akhir. Profase awal ditandai dengan mulai tampaknya serat-serat kromatin.
Pada profase tengah sudah terlihat pemisahan kromosom yang satu dengan
yang lain, kromosom sudah mempunyai bentuk yang tebal dan pendek.
Proses penggulungan DNA akan berjalan terus dan pada tahap profase akhir,
kromosom akan mempunyai ketebalan serta pemendekan maksimum. Oleh
karena kromosom telah digandakan pada periode S maka pada profase akhir
terlihat semua kromosom sudah menjadi dua kali lipat. Masing-masing
kromosom anak masih disatukan pada satu titik yang disebut sentromer.
Kedua kromosom anakan yang masih disatukan oleh sentromer disebut
kromatid
2. Metafase, ditandai dengan lenyapnya membran inti, kemudian muncul serat-
serat halus dari dua kutub yang berlawanan. Serat tersebut akan menempel
pada sentromer dan menarik kromosom ke arah dua kutub yang berlawanan.
Daya tarik yang seimbang menyebabkan kromosom akan terletak pada bidang
yang terdapat di tengah sel. Bidang imajinasi tersebut dinamakan bidang
ekuator dan posisi kromosom pada bidang ekuator merupakan ciri tahap
metafase. Metafase merupakan tahap yang paling cocok untuk studi
kromosom karena akibat posisinya yang terbesar menyebabkan jumlah
kromosom dapat dihitung dengan tepat, dan bentuk kromosom dapat
dipelajari dengan seksama.
3. Anafase, daya tarik benang-benang akan menyebabkan kedua kromatid anak
akan terlepas dari ikatan sentromer, menjadi dua kromosom baru. Kedua
kromosom baru itu akan bermigrasi ke dua kutub yang berlawanan.
4. Telofase Pada tahap akhir ini, kromosom-kromosom baru sudah terpisah dan
berkumpul pada kutub yang berbeda. Kemudian, membran inti akan muncul
membungkus dua kelompok kromosom yang sudah terpisah itu dalam dua
inti baru. Setelah terbentuk dua inti, kemudian akan terjadi pemisahan
sitoplasma, dengan pembentukan dinding yang memisahkan kedua inti
menjadi dua sel baru. Dengan terbentuknya dua sel baru maka berakhirlah
periode mitosis dan sel kembali ke tahap interfase atau lebih tepatnya masuk
ke periode G1. Pada periode ini sel akan membesar sampai mencapai ukuran
sel dewasa.

Pembelahan mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang mampu


menghasilkan 2 sel anakan yang serupa secara genetis. Artinya, kedua sel anakan
yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama dengan induknya.
Hampir semua makhluk hidup mengalami proses mitosis yang sama, kecuali pada
prokariot (makhluk hidup yang tidak memiliki inti sejati) seperti bakteri, virus dan
ganggang biru. Siklus mitosis dari sebuah sel dapat dibedakan atas dua stadium,
yaitu interfase (stadium istirahat) dan mitosis (stadium pembelahan).

Interfase adalah periode antara pembelahan yang satu dengan yang


berikutnya dalam siklus pembelahan sel. Periode ini terjadi bila suatu sel molekul
DNA yang berada dalam inti akan mengadakan replikasi atau membuat turunan
seperti dirinya sendiri. Membran inti berhubungan dengan rangka dalam dari
sitoplasma, di mana terdapat granula berwarna kelam dan disebut ribosom.
Ribosom ini kaya akan asam ribonukleotida (ARN) dan mempunyai peranan
penting dalam sintesis protein. Di dalam nukleus interfase, dapat dibedakan 2
komponen utama, yaitu karyolimf (cairan inti yang tampak jernih tak berwarna
dan kolloidal) dan nukleolus (inti dari nukleus). Sisanya terdiri dari kromatin,
berupa benang-benang halus yang tersusun atas asam deoksiribonukleat (ADN)
dan protein sehingga membentuk nukleoprotein. Di dalam sitoplasma, tampak
adanya mitokondria, yaitu organel di mana berlangsung pernafasan dari sel.
Stadium interfase dibedakan atas beberapa fase: 1. G1: secara spesifik, pada tahap
G¬1 ukuran sel bertambah besar akibat pertumbuhan sel. 2. S: Pada tahap S,
terjadi duplikasi kromosom dan sintesis DNA (replikasi DNA). Kromosom yang
semula tunggal akhirnya berubah menjadi ganda. 3. G2: Pada tahap G2, sel
tumbuh sempurna sebagai persiapan untuk pembelahan sel. Pada fase ini, ADN
cepat sekali bertambah kompleks dengan protein kromosom dan pembentukan
ARN (asam ribonukleat) serta protein berlangsung. Mitosis dibedakan atas
beberapa fase, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.

Profase begitu fase G2 berakhir, maka dimulailah profase. Pada tahap


profase, terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma. Di dalam nukleus,
benang-benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom.
Kromosom tersebut dapat diamatidi bawah mikroskop cahaya. Tiap lengan
kromosom, berduplikasi membentuk dua kromatid (kromatid kembar) yang terikat
pada sentromer. Selama profase, nukleolus dan membran nukleus menghilang.
Mendekati akhir profase, terbentuklah spindel (gelendong pembelahan yang
terdiri atas mikrotubula dan protein). Dengan berakhirnya profase, kromosom-
kromosom yang dobel dan memanjang itu menempatkan diri di bidang ekuator
dari sel. Kromosom sudah mengganda, kemudian memadat Membran inti mulai
rusak menjadi bagian bagian kecil (fragmen)
Mitosis terjadi pada organisme eukariot. Pembelahan sel secara mitosis
terjadi pada jaringan somatik. Dalam pembelahan mitosis ini, satu sel membelah
menjadi dua sel yang sama persis. Pembelahan mitosis terdiri atas pembelahan inti
dan pembelahan sitoplasma. Pembelahan mitosis ini di awali dengan pembelahan
inti. Oleh karena itu, bila kita melihat kumpulan sel yang sedang membelah,
mungkin kita akan menemukan satu atau beberapa sel yang mempunyai dua inti.
Hal ini berarti sel telah selesai melakukan pembelahan inti tetapi belum
melakukan penbelahan sitoplasma (Pai, 1992).
Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan
dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi
ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua
sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola
sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk
aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua
kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek tersebut
bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat memanjang dari
sentromer (Campbell et al. 1999).
Metafase. Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-
masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor.
Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk
keping metafase (metaphasic plate) (Campbell et al. 1999).
Anafase. Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan
masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom
ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-masing (Campbell et al. 1999).
Telofase. Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing,
mulainya telofase. Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai,
terpulas kuat dengan pewarna histologi (Campbell et al. 1999).
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom
tidak terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan
karakteristik dari interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua
anak inti (Campbell et al. 1999).
Sitokinesis. Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan
membran sel dan lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi
dua sel anak. Sitokinesis terjadi karena dibantu oleh protein aktin dan myosin
(Campbell et al. 1999).

D. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum “Pembelahan Mitosis” yaitu, diperolehnya


perilaku kromosom pada pembelahan sel atau pembelahan mitosis yang terjadi
dalam 4 fase pembelahan, diantaranya :
1. Profase: benang kromatin memendek dan menebal membentuk kromatid,
kromatid berpasangan membentuk kromosom, membran nukleus dan
nukleolus menghilang, benang spindel mulai mengatur menyerupai pancaran.
2. Metafase: benang spindel terlihat semakin jelas, kromosom berada di daerah
ekuator sel, pada setiap sentromer ada 2 kinetokor yang masing-masing
dikaitkan dengan benang spindel.
3. Anafase: benang spindel memendek dan kromatid menuju kutub yang
berlawanan.
4. Telofase: kromatid telah sampai di kutub berlawanan, kromatid menipis dan
memanjang menjadi kromatin, kumpulan kromatin membentuk anak inti,
terbentuk membran nukleus di luar anak inti.

E. Daftar Pustaka
Abidin, A.Z. 2014. Studi Mitosis Bawang untuk Pembuatan Media Pembelajaran.
Preparat Mitosis. Jurnal BioEdu. Vol. 3. No. 3.

Campbell, Reece and Mitchell L. 1999. Biologi. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Hartl, D. L. & E. W. Jones. 2005. Genetics: Analysis of genes and genomes. 6th
ed. Jones and Bartlett Publishers Inc., Massachusetts.

Jusuf, M. 2008. Biologi dan Reproduksi Sel. Unisersitas Terbuka, Jakarta.

Kause, M. 2014. Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang
Merah (Allium cepa L.) dengan Mikroskop Binokuler. Fakultas Biologi,
Universitas Kristen Satya Wacana.

Pai, A.C. 1992. Dasar-dasar Genetika Edisi kedua (Penerjemah: M. Apandi).


Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai